Anda di halaman 1dari 29

KARAKTERISTIK

INSTRUMEN
PENGUKURAN & JENIS
ERROR

Oleh: Novi Indah Riani, S.Pd., MT


Karakteristik Instrumen Pengukuran

Sifat yang dimiliki alat


ukur yang berhubungan
dengan unjuk kerja,
batasan kerja, serta
Instrumen
kualitas alat ukur guna
Statis
menghasilkan output
yang diharapkan

Instrumen
Dinamis
Karakteristik Pengukuran
Statis
Akurasi

Akurasi dapat didefinisikan dengan seberapa dekat hasil pengukuran


dengan nilai sebenarnya yang diukur.

Presisi
Presisi merupakan sebuah istilah dalam dunia instrumentasi untuk
mendeskripsikan degree of freedom dari instrument mengenai random
error.

Toleransi

Toleransi merupakan istilah yang dapat diartikan dengan besarnya error


maksimum yang dapat diterima dari suatu nilai. Pada kenyataannya
toleransi sering didefinisikan sebagai standard deviasi dari sebuah pabrik
untuk komponen yang dibuatnya dengan nilai tertentu.
Hubungan Akurasi dan Presisi
Range/Daerah Ukur

Range / daerah ukur dapat didefinisikan sebagai pengukuran minimum


dan maksimum yang dapat dilakukan suatu instrument.

Linieritas

Linieritas dapat didefinisikan sebagai nilai pengukuran yang memiliki


deviasi kecil terhadap nilai aslinya.

Sensitivitas

Sensitivitas adalah nilai perubahan dari sebuah hasil pembacaan


instrument apabila diberikan variasi sejumlah input yang berbeda.
Sensitivitas dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara output
dengan input yang diberikan.
Sensitivitas dan Linieritas

Sensitivitas instrument berlaku pada suatu daerah harga input tertentu, yaitu
dinyatakan dalam daerah liniernya.
Sensitivitas instrument dicari dari data
kalibrasi alat dengan input berubah.
Jika output-input linier:
Threshold

Threshold dapat didefinisikan sebagai minimum input yang harus


diberikan pada sebuah instrument untuk bekerja.
Resolusi

Ketika sebuah instrument bekerja melakukan pembacaan terdapat batasn


yang menunjukkan perubahan terkecil yang dapat ditunjukkan oleh
sebuah instrument, Salah satu hal yang mempengaruhi resolusi
pengukuran dari sebuah instrument adalah seberapa kecil skala output
pembacaan dibagi menjadi sub-divisi.

Histerisis

Hysteresis merupakan hasil pengukuran yang berbeda apabila sebuah


input dari pengukuran dilakukan secara naik (increase) dan berkurang
(decrease).
Histerisis
Dead Space

Dead Space merupakan daerah dengan input yang berbeda yang


mempunyai hasil pembacaan sama dengan nol / tidak terdapat perubahan
pembacaan pada instrument.
Karakteristik Pengukuran
Dinamis

perilaku yang ada dari instrument yang menunjukkan perubahan waktu


ketika dilakuakan perubahan masukan dengan waktu ketika output
instrument mencapai respon nilai steady-nya.

Point utama yang harus dipahami dalam prakteknya adalah dimana


bermacam – macam respon yang berbeda dari instrument terjadi ketika
input pengukuran / measurand yang diberikan pada tiap instrument
bervariasi.
Kesalahan dalam Pengukuran

pengukuran merupakan proses yang melibatkan alat ukur,


orang dan benda ukur.

tidak ada pengukuran yang memberikan ketelitian yang


absolut atau selalu tepat
Jenis-jenis Kesalahan (error)
Faktor-faktor yang membuat suatu proses pengukuran menjadi
tidak teliti dan tidak tepat dapat berasal dari berbagai sumber
yaitu :

1. Alat ukur
2. Benda Ukur
3. Posisi Pengukuran
4. Lingkungan
5. Orang (si pengukur)
1. Alat tidak dikalibrasi sebelum digunakan untuk mengukur.
cara mengatasinya adalah dengan melakukan kalibrasi
sebelum alat ukur digunakan.

2. Sensor pada alat ukur yang digunakan kemungkinan sudah


aus. mengganti alat ukur yang sudah rusak dengan alat ukur
baru.
benda ukur yang elastis yang
dapat berubah bentuk atau
deformasi karena mendapatkan
tekanan dari alat ukur.

benda ukur yang kuat tetapi


panjang dan diletakkan pada
tumpuan, akan mengalami
lendutan karena berat beban
sendiri. untuk mengatasi hal itu
biasanya jarak tumpuan ditentukan
sedemikian rupa sehingga
diperoleh kedua ujungnya tetap
sejajar.
kesalahan terjadi karena posisi pengukuran
tidak tegak lurus. Terbentuknya sudut pada
saat pengukuran karena kesalahan posisi
pengukuran disebut kesalahan kosinus dan
sinus.

kesalahan tersebut karena cara memegang


dan meletakkan alat ukur pada benda kerja
kurang tepat. Misalnya posisi ujung sensor
jam ukur, posisi mistar baja, dll
Cahaya dan penerangan yang kurang dapat mengakibatkan kesalahan dalam
membaca skala. Terlalu banyak cahaya pun tidak boleh karena dapat
menyebabkan ruangan menjadi panas.

Debu dapat menyebabkan kesalahan sistematis karena dapat menempel pada


permukaan sensor alat ukur.

Temperatur dan getaran lantai juga dapat mempengaruhi hasil dari


pengukuran.

Temperatur yang dijinkan untuk kondisi pengukuran geometris adalah 20° dan
kelembapan kelembaban 70-75%.
Jika dua orang melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur dan
benda ukur yang sama, dapat dipastikan data hasil pengukuran akan berbeda.

Sumber perbedaan tersebut dapat berasal dari cara mengukur, pengalaman,


keahlian serta kemampuan masing-masing.
Kesalahan pembacaan yang dikenal dengan
nama parallaks, dapat terjadi pada waktu
membaca posisi jarum penunjuk relative
terhadap skala.

Anda mungkin juga menyukai