Anda di halaman 1dari 37

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)

Hipertensi
Zevia Adeka Rhamona
G1A219129
Pembimbing : dr. Evi Supriadi, Sp. JP, (K) FIHA
hipertensi merupakan salah satu
PENDAHULUAN
penyebab utama kematian secara
global yakni sekitar 10,4 juta
kematian per tahun di seluruh Hipertensi di Indonesia
dunia terjadi pada kelompok
umur 31-44 tahun
(31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-
64 tahun (55,2%)

Di Indonesia sendiri,
berdasarkan Riskesdas 2018 (
Kemenkes RI, 2018) estimasi sedangkan angka kematian di
jumlah kasus hipertensi di Indonesia akibat penyakit ini
Indonesia sebesar 63.309.620 adalah sebesar 427.218
orang, kematian
02.
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI
Hipertensi adalah kondisi kronis dimana tekanan darah pada dinding arteri meningkat. Sebagian besar
konsensus atau pedoman utama baik dari dalam maupun luar negeri, menyatakan bahwa seseorang akan
dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
≥ 90 mmHg, pada pengukuran di klinik atau fasilitas pelayanan kesehatan
ETIOLOGI

HIPERTENSI
SEKUNDER
5-10% Terdapat kelainan dari organ
lain

HIPERTENSI
90-95% ESENSIAL
Ideopatik, tanpa kelainan
organ, berhubungan dengan
life style
FAKTOR RESIKO
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi

• Umur • Obesitas
• Jenis kelamin • Psikososial
• Genetik • Merokok
• Etnis • Kurang aktivitas fisik
• Alkohol
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
• Garam berlebih
and illustrations • hiperlipidemia
PENEGAKAN DIAGNOSA

Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140


mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg pada pengukuran
di klinik atau fasilitas layanan kesehatan.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
KATEGORI T D S (m m H g ) T D D (m m H g ) KATEGORI T D S (m m H g ) T D D (m m H g )

Optimal <120 dan <80 Normal <130 dan 85

Normal 120-129 dan/atau 80-84 Normal-tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Normal- tinggi 130-139 dan/atau 85-89 H ip e r t e n s i d e r a ja t 1 140-159 dan/atau 90-99

H ip e r t e n s i d e r a ja t 1 140-159 dan/atau 90-99 H ip e r t e n s i d e r a ja t 2 >160 dan/atau >100

H ip e r t e n s i d e r a ja t 2 160-179 dan/atau 100-109 TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik.


Dikutip dari 2020 International Society of Hypertension Global
H ip e r te n s i d e r a ja t 3 >180 dan/atau >110
Hypertension Practice Guidelines.
H ip e r te n s i s is to lik >140 dan <90
te r is o la s i

TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik.


Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
PENEGAKAN
DIAGNOSA
ABPM HBPM
• Memberikan data TD dan frekuensi nadi selama 24 • Menegakkan diagnosis hipertensi, terutama dalam
jam mendeteksi hipertensi jas putih dan hipertensi
• Memberi informasi variabilitas TD terselubung .

• Memberi grafik sirkadian TD, serta efek lingkungan • Memantau tekanan darah, termasuk variabilitas
dan emosi terhadap TD tekanan darah, pada pasien hipertensi yang

• Memberi informasi tentang lonjakan TD fajar mendapat pengobatan maupun tidak.

(morning surge) dan penurunan TD malam hari • Menilai efektivitas pengobatan, penyesuaian dosis,

(night time dipping) kepatuhan pasien dan mendeteksi resistensi obat.

• Konfirmasi pasien dengan hipertensi resisten,


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
dugaan hipertensi
including icons by jas putih,
Flaticon, pasien OSA
and infographics (obstructive
& images by Freepik
and illustrations
sleep apnea), dan
• Evaluasi efek terapi terhadap profil TD 24 jam.
White Coat Masked
Hypertension Hypertension
• Pasien dengan hipertensi jas putih memiliki TD • Hipertensi terselubung merupakan kondisi klinis
klinik inggi, tapi TD normal dengan pengukuran dimana tekanan darah di klinik adalah normal,
HBPM atau ABPM. Hal ini sering terjadi pada tetapi TD meningkat dengan pengukuran
pasien dengan hipertensi derajat 1 di klinik. HBPM atau ABPM.

• Terapi obat rutin tak dianjurkan, namun • Hipertensi terselubung harus diidentifikasi
dibutuhkan intervensi
CREDITS: gaya
This presentation hidup.
template was created by Slidesgo, karena berhubungan dengan risiko penyakit
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations kardiovaskular dan HMOD.
PENEGAKAN
DIAGNOSA
PENILAIAN HOMD (Hypertension Mediated
Organ Damage) Ultrasonografi- Doppler Evaluasi ukuran dan struktur ginjal, evaluasi aneurisma atau
Penapisan Dasar Indikasi dan Interpretasi
EKG 12-sandapan Penapisan LVH dan gangguan kardiak lain, serta aritmia
abdomen dilatasi aorta abdominal, evaluasi kelenjar adrenal (CT/MRI
fibrilasi atrial. jika fasilitas tersedia)
Kriteria EKG LVH: Sebagai indeks kekakuan arteri dan arteriosklerosis:
Sokolow-LyonSV1+RV5 >35 mm, atau R di aVL PWV (pulse wave velocity Tekanan denyut (pada usia tua) >60 mmHg PWV karotis-
≥11 mm;
femoral >10 m/detik
Cornell voltageSV3+RaVL >28 mm (laki-laki), >20 mm
(perempuan) Penapisan terdapatnya penyakit pembuluh darah tungkai
Albuminuria Protein urin kualitatif untuk deteksi kerusakan ginjal ABI (a n k l e - b r a c h i a l (ABI<0,9)
in d e x )
Funduskopi Deteksi retinopati hipertensi, terutama pada hipertensi
Uji fungsi kognitif Evaluasi fungsi kognitif pada pasien dengan gejala
derajat 2-3
Ekokardiografi Deteksi kelainan struktur dan fungsi kardiak, bila berdampak gangguan kognitif
pada tatalaksana Pencitraan otak Evaluasi terdapatnya iskemik atau perdarahan otak, terutama
Ultrasonografi karotis Mengukur intima media thickness dan plak karotis pada pasien dengan riwayat stroke atau penurunan fungsi
kognitif
EVALUASI KLINIS
• Menegakkan diagnosis dan derajat hipertensi
• Menapis kemungkinan penyebab sekunder hipertensi
• Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi (gaya hidup,
obat lain atau riwayat keluarga)
• Identifikasi faktor risiko kardiovaskular yang lain (termasuk gaya hidup dan riwayat keluarga)
• Identifikasi penyakit-penyakit penyerta
• Menentukan ada tidaknya HMOD atau penyakit kardiovaskular, serebrovaskular atau ginjal
yang sudah ada sebelumnya, untuk stratifikasi risiko.
PENILAIAN RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULER
Derajat Tekanan Darah (mmHg)
Faktor Risiko Lain, Normal Tinggi Derajat 1 Derajat 2
HMOD, atau Penyakit TDS 130-139 TDS 140-159 TDS >160
TDD 85-89 TDD 90-99 TDD >100
Tidak ada faktor risiko Risiko rendah Risiko rendah Risiko
lain sedang
1 atau 2 faktor risiko Risiko rendah Risiko sedang Risiko
tinggi
≥3 faktor risiko Risiko Risiko Risiko tinggi Risiko
rendah Sedang tinggi
HMOD, PGK
derajat 3, atau DM tanpa Risiko tinggi Risiko tinggi Risiko tinggi
kerusakan organ

Klasifikasi Risiko Hipertensi Berdasarkan


Derajat Tekanan Darah, Faktor Risiko Kardiovaskular,
HMOD atau Komorbiditas
INDIKASI RUJUKAN KE FKTL

• Pasien dengan kecurigaan hipertensi sekunder


• Pasien muda (<40 tahun) dengan hipertensi derajat 2 keatas (sudah disingkirkan
kemungkinan hipertensi sekunder)
• Pasien dengan hipertensi mendadak dengan riwayat TD normal
• Pasien hipertensi resisten
• Pasien dengan penilaian HMOD lanjutan yang akan mempengaruhi pengobatan
• Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk merasa evaluasi spesialistik diperlukan

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations
TATALAKSANA
Ambang batas tekanan darah untuk inisiasi obat
Alur panduan inisiasi terapi obat sesuai dengan klasifikasi hipertensi
2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
Target tekanan darah klinik
Alur penatalaksaan hipertensi tanpa komplikasi
ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines.
Strategi pengobatan hipertensi dan penyakit arteri coroner
ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines.
Strategi pengobatan hipertensi pada penyakit gagal ginjal kronis
ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines.
Alur inisiasi terapi obat dan target TD dalam 3 bulan

Target penurunan tekanan darah


pasien hipertensi dengan pengukuran
darah di klinik atau tempat praktek

2020 International Society of Hypertension


Global Hypertension Practice Guidelines.

Skema umum pemberian


terapi farmakologis pasien
hipertensi
STRATEGI PENGOBATAN HIPERTENSI
BERDASARKAN ISH 2020
Mekanisme kerja Obat antihipertensi ACE- I
Menghambat ACE yg dihasilkan paru
 sehingga angiotensin I tidak akan
diubah menjadi angitensin II  TD ↓
ACE-I

ARB

ARB
Menghambat ikatan dari angiotensin I dengan TD ↓
receptor angiotensin II  TD↓
MEKANISME KERJA OBAT

Pacemaker jantung memiliki ß1receptor yg berikatan dengan Sel otot polos dikelilingi olrh α1 receptor  α1 receptor + nor
noradrenalin dan adrenalin yang menyebabkan menstimulasi pacemaker adrenalin/ adrenalin  menstimulasi kontraksi otot polos 
untuk memacu pemompaan jantung lebih kuat  HR dan TD↑ vasokontriksi  TD ↑

Beta blocker  menghambat kerja ß1receptor  HR dan TD ↓ α1 receptor blocker  menghambat ikatan α1 receptor + nor
adrenalin/ adrenalin  vasodilatasi  TD ↓
Mekanisme kerja Obat antihipertensi

CCB tipe T  masuk Ca kedalam jantung  memompang jantung lebih


cepat  HR dan TD ↑ Menghambat natrium dari reabsorbsi
CCB tipe T  menghambat ca2 yg masuk ke jantung  HR dan TD ↓ menyebabkan natrium dan air dikeluarkan
CCB Tipe L  Masuk ke sel otot polos  vasonkontriksi TD ↑ melalui urin ↑ OU  cairan tubuh ↓  ↓
CCB tipe L  Menghambat ion ca ke dalam sel otot polos  TD ↓
TD
Obat antihipertensi oral
CCB - dihidropiridin Amlodipin 2,5 – 10 1
Kelas Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi per hari
Felodipin 5 – 10 1
Obat-obat Lini Utama
Nifedipin GITS 20 – 60 1
Tiazid atau thiazide-type diuretics Hidroklorothiazid 25 – 50 1
Lercanidipin 10 - 20 1
Indapamide 1,25 – 2,5 1
ACE inhibitor Captopril 12,5 – 150 2 atau 3 CCB – nondihidropiridin Diltiazem SR 180 – 360 2
Enalapril 5 – 40 1 atau 2 Diltiazem CD 100 – 200 1
Lisinopril 10 – 40 1 Verapamil SR 120 – 480 1 atau 2
Perindopril 5 – 10 1
Obat-obat Lini Utama
Ramipril 2,5 – 10 1 atau 2
Alfa-1 bloker Doxazosin 1–8 1
ARB Candesartan 8 – 32 1 35
Eprosartan 600 – 800 1 atau 2 Prazosin 2 – 20 2 atau 3

Irbesartan 150 – 300 1 Terazosin 1 – 20 1 atau 2


Sentral alfa-1 agonis dan obat Metildopa 250 – 1000 2
Losartan 50 – 100 1 atau 2
sentral lainnya
Olmesartan 20 – 40 1 Klonidin 0,1 – 0,8 2
Telmisartan 20 – 80 1 Direct vasodilator Hidralazin 25 - 200 2 atau 3
Valsartan 80 – 320 1 Minoxidil 5 – 100 1–3
Obat antihipertensi Oral
Obat-obat Lini Kedua
Diuretik loop Furosemid 20 – 80 2
Torsemid 5 – 10 1
Diuretik hemat kalium Amilorid 5 – 10 1 atau 2
Triamteren 50 – 100 1 atau 2
Diuretik antagonis aldosteron Eplerenon 50 – 100 1 atau 2
Spironolakton 25 – 100 1
Beta bloker - kardioselektif Atenolol 25 – 100 1 atau 2
Bisoprolol 2,5 – 10 1
Metoprolol tartrate 100 - 400 2
Beta bloker – kardioselektif dan Nebivolol 5 – 40 1
vasodilator
Beta bloker – non kardioselektif Propanolol IR 160 – 480 2
Propanolol LA 80 – 320 1
Beta bloker – kombinasi reseptor Carvedilol 12,5 – 50 2
alfa dan beta
Kontraindikasi Obat Antihipertensi
Kontraindikasi
Obat Calcium Channel - Setiap bloksinoatrial atau - Konstipasi
Tidak dianjurkan Relatif
Blocker atrioventrikular derajat
Diuretik (tiazid/ - Gout - Sindrom metabolik (Non- Dihidropiridin) tinggi
thiazide- like, misalnya - Intoleransi glukosa
chlorthalidone dan - Kehamilan
- Gangguan ventrikel kiri
indapamide) - Hiperkalsemia berat (fraksi ejeksi
- Hipokalsemia
Beta bloker - Asma - Sindrom metabolik ventrikel kiri<40%)
- Setiap blok sinoatrial atau - Intoleransi glukosa - Bradikardia (denyut
atrioventrikular derajat - Atlit dan individu yang aktif
tinggi secara fisik jantung <60 kali per
- Bradikardi (denyut menit)
jantung <60 kali per
menit) ACE Inhibitor - Kehamilan - Perempuan usia subur tanpa
Calcium Channel - - Takiaritmia - Riwayat angioedema kontrasepsi
Blocker - Gagal jantung (HFrEF kelas III
(Dihidropiridin) atau IV) - Hiperkalemia (kalium
Terdapat edema tungkai
-
- >5,5 meq/L)
- Berat
Calcium Channel - Setiap bloksinoatrial atau - Konstipasi - Stenosis arteri renalis
Blocker atrioventrikular derajat
(Non- Dihidropiridin) tinggi
bilateral
- Gangguan ventrikel kiri Angiotensin Receptor - Kehamilan - Perempuan usia subur tanpa
berat (fraksi ejeksi
ventrikel kiri<40%)
Blocker - Hiperkalemia (kalium kontrasepsi
- Bradikardia (denyut - >5,5 meq/L)
jantung <60 kali per
menit) - Stenosis arteri renalis
bilateral
Efek samping obat antihipertensi
ACE inhibitor Batuk, hyperkalemia
Angiotensin Receptor Blocker Hiperkalemia lebih jarang terjadi dibandingkan
ACEi
Calcium Channel Blocker
Dihidropiridin Edema pedis, sakit kepala
Non-Dihidropiridin Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)

Diuretik Sering berkemih, hiperglikemia, hiperlipidemia,


hiperurisemia, disfungsi seksual
Sentral alfa-agonis Sedasi, mulut kering, rebound hypertension,
disfungsi seksual
Alfa bloker Edema pedis, hipotensi ortostatik, pusing

Beta bloker Lemas, bronkospasme, hiperglikemia, disfungsi


seksual
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGIS
Batasi konsumsi garam

Perubahan pola makan

Mencapai BB ideal

Olahraga teratur

Berhenti merokok
HIPERTENSI RESISTEN
Tekanan darah yang tidak mencapai target TDS <140 mmHg dan/atauTDD <90 mmHg, walaupun sudah
mendapatkan 3 antihipertensi berbeda golongan dengan dosis maksimal, salah satunya adalah diuretik, dan pasien
sudah menjalankan rekomendasi modifikasi gaya hidup.
Catatan:
1. Sudah dikonfirmasi dengan ABPM atau HBPM.
2. Hipertensi resisten palsu dan hipertensi sekunder sudah disingkirkan.
KRISIS HIPERTENSI (HIPERTENSI EMERGENSI DAN URGENSI
Hipertensi emergensi adalah hipertensi derajat 3 dengan HMOD akut. Untuk menurunkan tekanan
darah biasanya memerlukan obat intravena
Gambaran hipertensi emergensi adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi maligna
2. Hipertensi berat dengan kondisi klinis lain, dan memerlukan penurunan tekanan darah segera,
seperti diseksi aorta akut, iskemi miokard akut atau gagal jantung akut.
3. Hipertensi berat mendadak akibat feokromositoma, berakibat kerusakan organ.
4. Ibu hamil dengan hipertensi berat atau preeklampsia.

Hipertensi urgensi merupakan hipertensi berat tanpa bukti klinis keterlibatan organ target. Umumnya
tidak memerlukan rawat inap dan dapat diberikan obat oral
KOMPLIKASI

STROKE INFARK MIOCARD ENSEFAOPATI

GAGAL GINJAL KEJANG HIPERTROFI


VENTRIKEL KIRI
THANKS
!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai