Anda di halaman 1dari 35

G1P0A0 Hamil 39-40 Minggu, Inpartu Kala I Fase Laten

JTH dengan Ketuban Pecah Dini + Cephalopelvic


Disproportion

Saza Perdana Putri


G1A219031

Dosen Pembimbing :
Dr. dr. Herlambang, Sp. OG-KFM
PENDAHULUAN
01 Ketuban pecah dini : pecahnya selaput ketuban yang
terjadi sebelum terjadinya persalinan  infeksi dan
persalinan prematur

02 Ketuban yang pecah sebelum mulainya persalinan < 37


minggu : ketuban pecah dini preterm

03 Disproporsi sefalopelvik : ukuran pelvik yang tidak


proporsional dengan ukuran kepala bayi untuk dilalui bayi
pada proses persalinan  pelvis sempit + kepala bayi
normal / pelvis normal + kepala bayi besar / kombinasi

04 Persalinan CPD pervaginam dapat banyak komplikasi 


sebagian besar sectio caesaria.
2
IDENTITAS PASIEN & SUAMI

Nama : Ny. H Nama : Tn. K

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/ Indonesia


Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kel. Tunas Baru Kec. Sekernan Muaro
Alamat : Kel. Tunas Baru Kec.
Jambi
Sekernan Muaro Jambi MRS : 19 Maret 2021, Pukul 17:50 WIB
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan keluar air- air dari jalan lahir sejak pukul
15:45 wib (± 2jam SMRS).

± 6 jam SMRS, nyeri perut (+), nyeri perut menjalar ke bagian pinggang dan
dirasakan secara terus-menerus, nyeri semakin hebat jika bergerak, dan sedikit
berkurang pada saat beristirahat.

± 2 jam SMRS, pasien mengeluhkan keluar air-air dari jalan lahir, air yang
keluar berbau amis dan merembes terus menerus hingga membasahi pakain
yang dipakainya.
Anamnesis
• Riwayat demam (-), riwayat keputihan (-), mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-),
pandangan kabur (-), BAK dan BAB tidak terdapat keluhan, riwayat minum jamu atau
obat-obatan (-). Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
Pasien rutin memeriksa kehamilan di bidan. Riwayat Ante Natal Care: Pasien ANC rutin
di puskesmas sejak awal kehamilan.

• Pasien juga mengatakan bahwa beberapa hari SMRS, pasien konsul kehamilan ke dokter
Sp.OG, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa panggul pasien sempit
dan disarankan untuk dilakukan tindakan sectio caesarea.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Sosial Ekonomi
Riwayat Hipertensi (-)  Riwayat kebiasaan merokok (-),
Riwayat Diabetes Mellitus (-) mengkonsumsi alkohol dan
Riwayat Asma (-) jamu (-).
Riwayat Penyakit Jantung (-)  Pasien termasuk kedalam sosial
ekonomi menengah
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi (+) Ibu pasien
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat Penyakit Jantung (-)
Riwayat Obstetri
Anak Tahun Umur Tempat Jenis Penolong Penyulit JK BB Kondisi
Ke Sekarang

1 Ini
Riwayat Obstetri
GPA : G1P0A0 Pemeriksaan Fisik
HPHT : 15-06-2020 Keadaan Umum : Baik
TP : 22-03-2021
Kesadaran : Compos Mentis
UK : 39-40 minggu
Menarche : Umur 12 tahun TD : 120/80 mmHg
Siklus haid: teratur 28 hari N : 82x/menit
Lama haid : 7 hari RR : 20x/menit
Dismenorea : Ya Suhu : 36,50C
Riwayat Perkawinan : Os menikah 1x, BB sebelum hamil: 50 kg
sejak 1 tahun yang lalu BB saat hamil : 63 kg
Tinggi Badan :145 cm
- Riwayat Kontrasepsi :-
- Imunisasi TT : 2 kali
- ANC : 4 kali
(puskesmas)
STATUS GENERALISATA

Kepala Mata
Normocephale, rambut Conjungtiva anemis -/-, sklera
hitam tidak mudah dicabut ikterik -/-, reflek cahaya +/+,
pupil isokor
THT Leher
dbn Pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-)

Pulmo Cor
I : Pergerakan dinding dada BJ I-II reguler, murmur (-),
simetris gallop (-)
P : Nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
P : Sonor
A : Vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
STATUS GENERALISATA

Abdomen
Membesar, bising usus (+), hepar dan lien tidak teraba.
striae gravidarum (+), linea nigra (+), sikatrik (-)

Ekstremitas superior Ekstremitas Inferior


akral hangat +/+, edema -/-, akral hangat +/+, edema -/-,
sianosis -/- sianosis -/-
Pemeriksaan abdomen
Leopold I : TFU 33 cm. Teraba bagian yang lunak, besar dan
tidak melenting (bokong)
Leopold II :
Kanan :teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
Kiri : teraba bagian terbesar janin (punggung)
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala).
Leopold IV : Konvergen

Status Obstetri TBJ


HIS
: (33-13) x 155 = 3100 gram
: 2x10’/30”
DJJ : 130 x/i
Pemeriksaan Genitalia eksterna dan interna
Portio : Posisi anterior, tebal, konsistensi
lunak
Pendataran : 30 %
Pembukaan : 1 cm
Ketuban : (+) Merembes
Bagian terbawah/presentasi : -
Penurunan kepala : -
Posisi : sulit dinilai
Laboratorium
Hb
13,9 gr/dl

Hct
GDS : 113 mg/dl
41,6 L%

Leukosit
9,10 x 103

Eritrosit
4,72 x 106

Trombosit
251 x103

12
USG

13
Diagnosis

DIAGNOSIS
G1P0A0 Hamil 39-40 Minggu, Inpartu Kala I
Fase Laten JTH dengan Ketuban Pecah Dini
+ Cephalopelvic Disproportion

14
Tatalaksana

Non Medikamentosa
 Oksigen 2 liter
 Observasi KU,TTV, His, DJJ, dan
kemajuan persalinan
 Sp.OG  Pro SC

Medikamentosa
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr

Tatalaksana Post Partum


IVFD Ringer Lactat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
Inj. Ketorolac 2x30mg
Inj. Asam tranexamat 3x500mg
15
Inj. Metronidazole 3x500mg
DEFINISI KPD

Pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum awitan persalinan, baik aterm maupun
Pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum awitan persalinan, baik aterm maupun
preterm.
preterm.
• KPD saat preterm (KPDP)  usia <37 minggu
• KPD saat preterm (KPDP)  usia <37 minggu
• Disebut juga KPD bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal inpartu yaitu
• Disebut juga KPD bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal inpartu yaitu
bila pembukaan pada primigravida kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
bila pembukaan pada primigravida kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm

KPD memanjang 
KPD memanjang  >> 24
24 jam
jam yang
yang berhubungan
berhubungan dengan
dengan peningkatan
peningkatan risiko
risiko
infeksi
infeksi intra-amnion
intra-amnion atau
atau lebih
lebih dari
dari 12
12 jam
jam sebelum
sebelum waktunya
waktunya persalinan
persalinan
Etiologi & Faktor Risiko
Infeksi traktus urinarius dan Genitalia
 

Infeksi Intrauterin
Etiologi

Faktor Resiko Defisiensi vitamin C

Belum diketahui
secara pasti Faktor umur dan paritas

Faktor lainnya
MANIFESTASI KLINIS

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan


ketuban merembes melalui vagina.

Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau


amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau
menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina sebelum proses


persalinan berlangsung.
Penegakkan Diagnosis
•Penderita merasa basah dari Inspeksi : Pengamatan biasa akan

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
vaginanya atau mengeluarkan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah, dan jumlah airnya
cairan banyak dari jalan lahir masih banyak, pemeriksaan ini akan
• Bau cairan ketuban yang khas makin jelas
• Riwayat demam, trauma, diurut- Inspekulo : langkah pertama untuk
mendiagnosis KPD, cairan yang keluar
urut, minum jamuan, intercourse dari vagina perlu diperiksa : warna, bau,
terakhir, dan riwayat keputihan  dan PH nya,
Faktor Predisposisi VT : Hindari
•Tanda-tanda infeksi Fluksus
Pooling, valsava test
Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan lab
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur urinalisa
Tes Lakmus
Mikroskopis (ferning test).
Dilakukan juga kultur dari swab untuk chlamydia,
gonnorhea, dan stretococcus group B
2. Pemeriksaan USG
Penatalaksanaan

▹ UK <32-34 mgu dirawat selama air ketuban masih keluar atau


Terapi konservatif, bila : sampai air ketuban tidak lagi keluar.
▹ UK 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negative beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
▹ Komplikasi (-) kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam.
▹ Usia gestasi 28-37 minggu - Deksametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
- Jangan memberikan kortikosteroid bila ada infeksi.
▹ Berikan Antibiotik untuk
▹ UK 32-37 minggu, sudah inpartum, tidak ada infeksi
menurunkan morbiditas ibu dan berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi
sesudah 24 jam.
janin ▹ UK 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda
▹ Berikan Kortikosteroid untuk infeksi intrauterine).

kematangan paru janin


Terapi aktif, bila :
▹ Komplikasi (+)

▹ Jika ketuban telah pecah >18 jam, berikan antibiotik profilaksis untuk mengurangi resiko
infeksi

▹ Usia gestasi > 37 minggu atau < 28 minggu

▹ Kematian janin

▹ Indeks tokolitik > 8


Terapi Aktif

Nilai Serviks
▹ Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin

▹ Jika serviks belum matang, matangkan dengan


prostaglandin dan infus oksitosin, atau di lahirkan
dengan seksio sesarea
Cephalopelvic
Disproportion (CPD)
Keadaan yang menggambarkan
ketidak sesuaian antara kepala janin
dan panggul ibu sehingga janin tidak
dapat keluar melalui vagina 
panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya.
Pelvimetri
Pintu Atas Panggul Ruang Tengah Panggul Pintu Bawah Panggul
• diameter AP < 10 cm • Diameter transversa 9 cm • Sudut arkus pubis <80o
• diameter transversa • Diameter transversa + • diameter transversa dan
< 11.5 cm diameter sagitalis posterior diameter sagitalis
• konjugata obstetrik < 13,5 cm posterior < 15 cm  risiko
< 12 cm • Spina menonjol ruptur perineum
• Side wall konvergen
• Ada kesempitan outlet

09/02/2021 26
• Pelvimetri klinis : Pemeriksaan

Diagnosis panggul luar apakah ukurannya kurang


dari normal
• Pemeriksaan dalam : apakah
promontorium teraba, lalu diukur CD
dan CV, linea ingeminata teraba
seluruhnya atau tidak, spina ischiadica,
dll.
Anamnesis - • Rontgen pelvimetri : ukuran-ukuran
01 PF CV : CO apakah kurang dari normal

• Riwayat kesalahan letak Pemeriksaan


• Partus sebelumnya berlangsung lama, anak Penunjang 02
meninggal, dengan alat-alat dan operasi
• Inspeksi : Ibu kelihatan pendek, ada skoliosis,
kifosis dan sebagainya.
• Palpasi : Kepala tidak masuk PAP atau masih
goyang dan terdapat tanda OSBORN
Tata Laksana
Persalinan percobaan
▹ Partus percobaan dimulai saat penderita dinyatakan inpartu dengan penilaian
kemajuan persalinan dimulai setelah persalinan masuk fase aktif.
▹  Jika tidak ada kemajuan  SC

Seksio Sesarea
▹ Seksio sesarea dilakukan secara elektif : kehamilan cukup bulan karena
kesempitan panggul yang cukup berat atau karena terdapat disproporsi
sefalopelvik yang nyata.
▹ Secara sekunder : setelah persalinan berlangsung selama beberapa waktu 
gagal
ANALISIS KASUS
Teori Kasus
• Berdasarkan teori, diagnosis KPD 90% dapat • Pasien datang ke RSUD Raden
ditegakkan melalui anamnesis  merasa
basah pada jalan lahir atau mengeluarkan Mattaher dengan keluhan keluar
cairan yang banyak berwarna putih jernih, air-air berwarna jernih, berbau
keruh, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit khas dari jalan lahir sejak ± 2 jam
atau sekaligus banyak, secara tiba-tiba dari
jalan lahir + tanda infeksi. Pasien belum SMRS tanpa disertai darah yang
dalam fase persalinan. keluar.
• Disproporsi sefalopelvik merupakan keadaan • Dari inspeksi pasien tampak
yang menggambarkan ketidaksesuaian antara
kepala janin dan panggul ibu sehingga janin pendek, Tinggi badan pasien 145
tidak dapat keluar melalui vagina. cm.
• Inspeksi : Ibu kelihatan pendek, ada skoliosis,
kifosis dan sebagainya.
• Palpasi : Kepala tidak masuk PAP atau masih
goyang dan terdapat tanda OSBORN
Teori Kasus
 Pemeriksaan Inspekulo merupakan  Vaginal Toucher : Portio tebal
langkah pertama untuk mendiagnosis lunak, OUE tampak terbuka, dengan
KPD. Pooling pada cairan amnion dari diameter 1 cm, terlihat cairan ketuban
forniks posterior mendukung diangnosis mengalir (+)
KPD
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

G1P0A0 Hamil 39-40 Minggu, Inpartu Kala I Fase Laten JTH


dengan Ketuban Pecah Dini + Cephalopelvic Disproportion
Teori Kasus
• Rawat di rumah sakit. • Oksigen 2 liter
• Berikan antibiotic
• Pasang akses intravena  IVFD
• Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum Ringer laktat 20 gtt/menit
inpartu, tidak ada infeksi: beri
deksametason, observasi tanda-tanda infeksi • Observasi KU, TTV, His, DJJ
dan kesejahteraan janin. Terminasi pada • Injeksi Ceftriaxone 1x2 gram
kehamilan 37 minggu.
• Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada • indikasi panggul sempit
infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
• Seksio sesarea dilakukan secara elektif pada
kehamilan cukup bulan karena kesempitan
panggul yang cukup berat atau karena
terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata
Ketuban Pecah Dini : pecah ketuban sebelum terjadinya
persalinan pada usia gestasi > 37 minggu.
Ketuban pecah dini premature : pecah ketuban yang
terjadi pada usia kehamilan sebelum 37 minggu  tata
laksana lebih sulit

Kesimpulan Pemantauan janin harus dilakukan setidaknya sekali sehari


 kompresi tali pusat, Tanda-tanda infeksi

Cephalopelvic Disproportion (CPD) : ketidaksesuaian


antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak
dapat keluar melalui vagina  panggul sempit, janin yang
besar ataupun kombinasi keduanya.

09/02/2021
- THANK YOU -

Anda mungkin juga menyukai