MYOCARDIAL
INFARCTION (NSTEMI)
Della Rafika Sari| G1A219085
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang Pasien mengatakan bahwa mengalami
semakin memberat sejak + 1 hari SMRS. BAB berwarna hitam ± 1 bulan yang lalu.
Sebelumnya pasien telah mengeluhkan nyeri Pasien mengatakan bahwa pasien rutin
dada sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dada kontrol 1x sebulan dan rutin minum
dirasakan pada dada sebelah kiri yang menjalar obatnya. Nyeri dada pasien juga disertai
ke bahu kiri, lengan kiri, dan punggung seperti dengan mual, muntah dan keringat dingin.
terhimpit beban berat dan menyesakkan Selain nyeri dada pasien juga mengalami
dengan durasi nyeri ± 30 menit. sesak nafas ± 1 minggu yang lalu.
Nyeri hilang timbul dan diperberat ketika Keluhan lainnya seperti kaki bengkak (-),
beraktivitas seperti jalan biasa dengan jarak ± 5 demam (-), BAK dan BAB tidak ada
meter atau naik tangga. Pasien menggunakan keluhan.
obat dibawah lidah untuk mengurangi rasa nyeri
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu, Keluarga, dan Sosial Ekonomi
Ekstremitas inferior
Akral hangat, pitting edema
(-/-), Capilary refill time <2
detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Faal Ginjal (25/7/2021)
Jenis (25/7/2021) Jenis Hasil Normal
Pemeriksaa Hasil Normal Pemerik
n saan
Enzim Jantung
Jenis 25/7/2021 26/7/2021 Normal
Pemeriksaan
CKMB 2,40 6,96 (< 5,1 ng/ml)
High Sensitive 79,8 339,5 (< 2 ng/L: Rule out AMI, 2-99 ng/L: Kemungkinan AMI, ulangi
Troponin I pemerikasaan 2 jam kemudian, ≥100 ng/L: Rule in AMI)
Elektrokardiografi (26/7/2021)
Interpretasi EKG :
• Irama : Sinus Rhytm
• Regularitas : Reguler
• Frekuensi : 86 x/menit
• Axis : Normoaxis
• Gel. P : Normal (0,08 s)
• PR interval : Normal (0,12-0,16 s)
• Kompleks QRS : Normal (0,08 s)
• ST segmen : ST Depresi lead I, aVL, V6
• Gel. T : Inversi pada aVF, III, V5, V6
Kesan : Sinus Rhytm, Normoaksis, HR
86x/ menit, Reguler, Iskemik Inferolateral.
Rontgen Thorax (26/7/2021)
Interpretasi Rontgen Thorax AP
• Trakea : Ditengah
• Cor
• Batas Jantung :
• Kiri : Arcus aorta tampak di kiri atas jantung (ICS 2
LPS)
• Kanan : RA tidak membesar
• Aorta : Elongasi dan dilatasi
• Pinggang Jantung : Dalam batas normal
• Atrium Kanan : Batas Jantung kanan tidak melebihi 1/3
diafragma, sulcus cardiophrenicus kanan tajam
• Atrium Kiri : Tidak ada pembesaran atrium kiri (double
contour (-))
• Ventrikel kanan : Pembesaran (-) apex terangkat dan conus
pulmonalis menonjol (-)
• Ventrikel Kiri : Jantung membesar ke kiri (apeks tertanam di
diafragma)
• CTR > 50%
• Paru : Infiltrat diperihiler kanan dan kiri dan
parakardial kanan. Sudut costophrenicus dan diafragma
normal.
P:
S : Nyeri dada (-), sesak nafas (-)
O2 2 L/menit
O : TD:133/80 mmHg N: 64x/menit T:
Inj. Lansoprazole 4 x 30 mg
36,0 C RR: 18x/menit
Simvastatin PO 1 x 20 mg
Pemeriksaan Jantung : BJ I/II reguler,
ISDN sublingual 5 mg (k/p)
gallop (-) murmur (-)
Ramipril PO 1 x 2,5 mg
Pemeriksaan Paru: vesikuler (+/+), Rhonki
Bisoprolol PO 1 x 2,5 mg
(-/-)
Nitrogliserin 3 x 2,5 mg
Rawat jalan Rencana Tindakan
A : NSTEMI + Anemia
Catheter Jantung + PCI
Cont...
Interpretasi EKG
Diagnosis angina pektoris tidak stabil (APTS) dan infark miokard non
ST elevasi (NSTEMI) ditegakkan atas dasar keluhan angina tipikal yang
dapat disertai dengan perubahan EKG spesifik, dengan atau tanpa
peningkatan marka jantung. Jika marka jantung meningkat, diagnosis
mengarah NSTEMI; jika tidak meningkat, diagnosis mengarah APTS.
ETIOLOGI
Atheroklerosis
Anemia berat
Artritis
Aorta insufisiensi
Ruptur plak
Trombosis dan Agregasi
Trombosit
Vasospasme
Erosi Plak
Patogenesis Sindrom Koroner Akut
Lebih dari 90% SKA terjadi akibat rupture plak aterosklerotik yang diikuti agregasi
platelet dan formasi thrombus intrakoroner.
DIAGNOSIS
Presentasi klinik NSTEMI dan UAP
pada umumnya berupa :
• Angina tipikal yang persisten selama
lebih dari 20 menit. Dialami oleh
sebagian besar pasien (80%).
• Angina awitan baru (de novo) kelas III
klasifikasi The Canadian
Cardiovascular Society. Terdapat
pada 20% pasien.
• Angina stabil yang mengalami
destabilisasi (angina progresif atau
kresendo): menjadi makin sering,
lebih lama, atau menjadi semakin
berat; minimal kelas III klasifikasi
CCS.
• Angina pascainfark-miokard: angina
yang terjadi dalam 2 minggu setelah
infark miokard.
Manifestasi
infark
miokardium
Manajemen NSTE-ACS
Mortalitas (Killip)
Kaji EKG 12 sadapan Algoritma SKA (AHA 2019)
Irama sinus
Infarction (NSTEMI).
TATALAKSAN Tata laksana awal
pada pasien tanpa
A menunggu penunjang
Tirah baring, oksigen
dengan nasal kanul
Faktor risiko yaitu Morfin, Oksigen,
4 L/menit, IVFD
Hipertensi dan riwayat Nitrat, Aspirin yang
Asering 20 tpm, Inj.
merokok sejak muda tidak harus diberikan
Ranitidindan ISDN
semua atau
Sublingual
bersamaan
• O2 2L/menit
• Anti iskemia (bisoprolol 1 x 2,5 mg; nirogliserin 3 x 2,5 mg,
Pada pasien ini
ISDN sublingual (k/p))
tidak diberikan
• ACE Inhibitor (Ramipril 1 x 2,5 mg)
obat anti platelet
• Statin (simvastatin 1 x 40 mg)
dan anti koagulan.
• PPI (Inj. Lansoprazole 4 x 30 mg)
KESIMPULAN
Pasien Tn. A usia 52 nyeri dada kiri tipikal yang semakin memberat sejak 1
hari SMRS anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosis sebagai NSTEMI dengan TIMI Risk 5/7, GRACE Score
116 + Anemia + Hipertensi grade 1.