Anda di halaman 1dari 17

PANDANGAN

METAFISIKA
PADA AGAMA
HIndU TERHADAP
MODRENITAS
Hakikat Pengetahuan Mistik
( Metafisika )
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat
mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh
Metafisika ( Mistik ) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika
membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat
diserap oleh pancaindra.

2
Pencarian Filsafat tentang Dasar
Terdalam dari Agama
Agama membicarakan ide-ide tentang revelasi sebagai suatu sumber kepercayaan,
sementara sistem filsafat berkenaan dengan refleksi rasional manusia. Plotinos berbicara
tentang pandangan-pandangan dunia yang merepresentasi dunia nyata sebagai manifestasi
dari realitas yang Ilahi dan toeri-teori mengenai relasi manusia dengan yang Ilahi (seperti
yang dibicarakan dalam agama-agama). Dengan demikian, dapat diujarkan bahwa agama
sejatinya membicarakan sutau tujuan akhir, realitas terdalam (Ilahi), ultimate concern yang
dalam pembahasan filsafat sebagai kebenaran akhir, aspek prinsipiil (pengada) dari
eksistensi manusia

3
Metafisika dan Agama : Suatu Diskursus
saling Memahami
Hakikat metafisika sebagai pencarian akan dasar terdalam (esensi) dari eksistensi
manusia dikonfrontasikan dengan intisari agama yang berbicara tentang sosok pendasar
sebagai yang tak diasalkan karena bersifat Ilahi, Suci. Lalu, manusia sebagai makhluk
rasional yang bersejarah senantiasa merefleksikan situasinya, Ortega Y Gasset
menyebutnya sebagai sirkumstansi, berpikir tentang totalitas yang dalamnya termaktub
nilai-nilai dan tujuan-tujuan. Tujuan itu merupakan sesuatu yang metafisis. Agama
merangkum nilai-nilai itu dalam konsep organis, adanya spesialisasi, pelembagaan nilai-
nilai kehidupan dengan instrumen-instrumennya yang khas. makna persesuaian metafisika
(transendental) dengan agama. Keduanya sama-sama membicarkan tujuan ultim dari
eksistensi manusia. Metafisika melihatnya secara umum dengan tinjauan rasional akan
sesuatu yang Ideal, sementara agama melihatnya dalam ruang lingkup instrumennya yang
khas sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama itu.

4
Beberapa Pemikiran Kritis atas Relasi
Metafisika dan Agama
Morris Lazerowitz melihat adanya relasi antara metafisika dan agama sejauh agama
sekurang-kurangnya mencakupi kepercayaan dalam suatu realitas Ilahi yang pantas
(supersensible). Seperti yang dikatakannya secara eksplisit bahwametafisika, merupakan
pengganti/ tiruan intelektual yang tinggi bagi agama. Lazerowitz melihat bahwa di balik
pembicaraan filosofis tentang yang supersensible , ada kebohongan mitos agama.
Kebenaran sebagai substitusi agama, seperti Lazerowitz mendeskripsikan metafisika, tidak
sama persis dengan agama. Lazerowits secara lantang berbicara mengenai filsafat
metafisika sebagai suatu “substitusi intelektual” bagi agama. Dengan demikian, pandangn
beberapa teolog radikal yang melihat metafisika sebagai rival dari wahyu Ilahi mendapat
pemaklumannya.

5
Makna Modernitas

Pengertian modernitas berasal dari perkataan “modern” dan makna


umum dari perkataan modern adalah segala sesuatu yang bersangkutan
dengan kehidupan masa kini. Lawan kata modern adalah kuno, yaitu
segala sesuatu yang berurusan dengan masa lampau. Jadi, modernitas
adalah pandangan yang dianut untuk menghadapi masa kini. Selain
sifat pandangan, modernitas juga merupakan sikap hidup yang dianut
dalam menghadapi kehidupan masa kini

6
Karakteristik Masyarakat
Modern
Pertama, masyarakat Kedua, masyarakat Ketiga, masyarakat
modern bercirikan modern ditandai oleh bercirikan perubahan.
indrustrialisasi. kemajuan sains dan Dengan mesin
Dikatakan teknologi (IPTEK) industrialisasi dan
industrialisasi, karena sehingga sering disebut dengan dukungan sains
menjadi tulang sebagai abad modern, dan dan teknologi maju
punggung dan darah dijuluki sebagai “Abad telah melahirkan
daging masyarakat Ilmu Pengetahuan dan perubahan-perubahan
modern. Teknologi (The Age of besar dalam kehidupan
Science and Tecnology)”. umat manusia

7
Respon Agama Hindu Menghadapi
Tantangan Modernitas
Agama juga bisa dipahami secara liberal sebagai hasil interpretasi manusia terhadap
kitab suci. Jadi, respons agama yang dimaksudkan disini adalah pandangan atau reaksi
para tokoh masing-masing agama terhadap kemodernan, kendatipun tidak meninggalkan
pernyataan Kitab Suci. Modernitas adalah keadaan jiwa, yaitu pengharapan akan
kemajuan, kecenderungan untuk tumbuh dan kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan. Pada hakikatnya, pemodernan masyarakat di semua benua, tak memandang
warna kulit, ras atau keyakinan. Walaupun ada yang beranggapan bahwa agama pada
umumnya merupakan penghambat modernisasi. Mungkin bisa dipisahkan, ajaran agama
yang mana, yang tak bisa diubah atau mengikuti perkembangan zaman, apakah yang sacral
atau yang profane, atau memang itu hanya sebagai antipati terhadap sesuatu agama.
Sebaliknya, mungkin juga disebabkan oleh model modernisai barat yang ditawarkan
tersebut hanya berorientasi pada keduniawian semata, sehingga nilai-nilai spiritual
ditinggalkan.

8
Respon Agama Hindu Menghadapi
Tantangan Modernitas
Seakan-akan Barat tetap merupakan model yang tak dapat dihindari. Apa yang
terwujud di Barat, itulah yang dicari Timur Tengah. Kunci untuk memahami mentalitas
mereka ialah penonjolan secara berlebihan pada nilai perubahan, inovasi, kebaruan, dan
kemudahan, yang semuanya merupakan kebaikan yang terunggul dan utama. Demikian pula
sikap merendahkan sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang tua (termasuk orang tua),
masa lalu dan tradisi. Bersama dengan agama-agama lain yang sudah mapan, peradaban dan
kelembagaan agama yang dipersalahkan dan ditolak dengan dalih bahwa suatu aturan yang
diajarkan pada wahyu yang diturunkan berpuluh abad yang lalu, tak mungkin dapat berlaku
dan relevan bagi kehidupan modern. Problem modernisasi tidak hanya dihadapi oleh
golongan tertentu, atau satu agama saja, namun juga dihadapi oleh agama-agama lain, seperti
Yahudi, Kristen dan Islam.

9
Respon Agama Hindu Menghadapi
Tantangan Modernitas
Sesungguhnya seluruh agama besar (yang banyak pengikutnya) telah
menghadapi krisis semenjak lahirnya peradaban baru. Seluruh agama tersebut,
dengan caranya masing-masing, telah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk memecahkan krisis dan untuk menghadapi kehidupan modern beserta
sekularisme yang menyertainya. Abad ke-19 dan ke-20 telah menyaksikan babak
baru (dengan perubahan besar) di dalam agama-agama tersebut. Secara
sederhana, fenomena ini disebabkan, agama-agama tersebut harus memilih di
antara dua pilihan; sejalan dengan zaman modern, atau mati. Dari ungkapan
tersebut, menunjukkan betapa agama dihadapkan kepada delematis dalam
menyikapi kemodernan.

10
Respon Agama Hindu Menghadapi
Tantangan Modernitas
Sesungguhnya, usaha agama untuk mewujudkan kesesuaian dengan peradaban barat
tersebut dan memberikan penyelesaian terhadap problem besar yang sedang dihadapi.
Itulah gerakan pembaruan yang meluas di kalangan agama-agama besar; Yahudi, Kristen
dan Islam. Di dalam pemikiran keagamaan besar, gerakan pembaruan keagamaan dikenal
dengan istilah modernisme. Modernisme, bukan sekadar istilah yang terkait pada masa
tertentu, akan tetapi merupakan istilah khusus. Arti modernisme di dalam agama adalah
seluruh visi (pandangan) di dalam agama yang didasarkan pada keyakinan bahwa dengan
adanya kemajuan ilmiah dan budaya kontemporer (masa kini), maka ajaran-ajaran agama
ortodoks harus ditafsirkan menggunakan pemahaman filsafat dan ilmiah popular. Jadi,
modernisme merupakan gerakan yang berusaha menundukkan prinsip-prinsip agama di
bawah nilai-nilai dan pemahaman peradaban Barat, berikut konsepsi serta visinya dalam
berbagai bidang kehidupan.

11
Respon Agama Hindu
Menghadapi Tantangan
Modernitas
✗ Metafisika disebut sebagai “induk semua ilmu” karena ia
merupakan kunci untuk menelaah pertanyaan paling penting
yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan, yakni berkenaan
dengan hakikat wujud.
Mulla Shadra berpendapat ‘Tuhan sebagai wujud murni’. Hal ini
dibenarkan oleh Suhrawardi bahwa alam merupakan emanasi.
Alam merupakan manifestasi (tajalli). Sedang Plato berpendapat
bahwa cunia yang sebenarnya adalah dunia ide. Dunia ide
adalah sebuah dunia atau pikiran univewrsal (the universal
mind).

12
Respon Agama Hindu
Menghadapi Tantangan

Modernitas
Pembahasannya meliputi hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan akibat,
substansi dan aksiden, yang tetap dan yang berubah, eksistensi dan esensi, keniscayaan
dan kerelatifan, kemungkinan dan ketidakmungkinan, realita, malaikat, pahala, surga,
neraka dan dosa.
Dengan kata lain, pembahasan ontologi biasanya diarahkan pada pendeskripsian tentang
sifat dasar dari wujud, sebagai kategori paling umum yang meliputi bukan hanya wujud
Tuhan, tetapi juga pembagian wujud. Wujud dibagi ke dalam beberapa kategori, yakni
wajib (wajib al-wujud), yaitu wujud yang niscaya ada dan selalu aktual, mustahil
(mumtani’al wujud) yaitu wujud yang mustahil akan ada baik dalam potensi maupun
aktualitas, dan mungkin (mumkin al-wujud), yaitu wujud yang mungkin ada, baik dalam
potensi maupun aktualitas ketika diaktualkan ke dalam realitas nyata.

13
PANDANGAN METAFISIKA
PADA AGAMA HIndU
TERHADAP MODRENITAS

14
Respon Agama Hindu Menghadapi
Tantangan Modernitas
✗ Respon agama Hindu mengahadapi tantangan modernitas, mereka tetap
mengikuti perkembangan zaman namun tidak ada perubahan dalam keagamaan
mereka. dari pemujaan terhadap leluhur dan kekuatan-kekuatan alam semesta
tetap Ajeg, tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi pada struktur luar,
yang meliputi lambang, nabi, buku suci, dan pelaksanaan agama Hindu Bali.
Unsur-unsurnya diambil bukan dari agama Bali melainkan agama Hindu.
Pengambilan unsur-unsur Hindu yang tersimpan di dalam lontar-lontar tampak
jelas sangat dipengaruhi oleh adanya tantangan dari Pancasila terutama Sila
Ketuhanan Yang Mahaesa dan intelektual organik Islam dalam Kementerian
Agama Republik Indonesia.

15
Respon Agama Hindu
Menghadapi Tantangan
Modernitas
✗ Dengan demikian, agama Hindu Bali, yang kemudian dikenal sebagai Hindu dan
selanjutnya Hindu Dharma adalah sebuah artikulasi. Sebagai sebuah artikulasi, kerena itu,
agama Hindu dapat disebut sebagai invented tradition, artinya, agama yang ditemuciptakan,
dibangun, dan diwujudkan secara resmi, dan agama yang muncul dalam waktu relatif
singkat, yang dalam beberapa tahun saja dianggap sebagai agama yang mapan. Sebagai
Invented tradition, agama Hindu bisa adalah agama yang diatur oleh peraturan-peraturan
yang diakui secara tersurat maupun tersirat dan kegiatan yang bersifat ritualistik atau
simbolis, yang bertujuan untuk menanamkan kelakuan-kelakuan kehinduan dan kebalian
dengan cara diulang-ulang, yang secara otomatis mencerminkan kesinambungan masa
lampau di masa kini.58

16
Thanks
!
Ada Pertanyaan?

17

Anda mungkin juga menyukai