Anda di halaman 1dari 40

IKATAN KIMIA

DAN
GEOMETRI MOLEKUL
Oleh : Erny Rohmatus Sa’adah
Unsur-unsur golongan VIIIA di dalam tabel periodik, yaitu unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn disebut

unsur-unsur gas mulia. Unsur-unsur tersebut sulit bereaksi dengan unsur-unsur lain dan terdapat sebagai

unsur-unsur yang bebas di alam (sebagai gas monoatomik), yaitu gas yang molekulnya tersusun dari satu

atom saja.

Hal itu disebabkan karena susunan elektronnya sudah stabil. Susunan elektron atom gas mulia terdiri

atas 8 elektron valensi yang disebut oktet, kecuali helium yang hanya mempunyai 2 elektron valensi

yang disebut duplet.

Atom unsur selain gas mulia cenderung untuk mencapai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia.

Untuk mencapai susunan elektron stabil dapat dilakukan dengan melepas atau menerima elektron dari

satu atom ke atom yang lainnya. Cara lainnya dengan membentuk pasangan elektron yang dipakai
Struktur Lewis

 Lambang titik Lewis terdiri dari lambing unsur dan titik-titik yang setiap titiknya
menggambarkan setiap electron valensi dari atom-atom unsur.
Muatan Formal dan Struktur Lewis

  
Muatan formal suatu atom adalah jumlah electron valensi dalam atom bebas dikurangi jumlah
electron yang dimiliki oleh atom tersebut di dalam struktur Lewis.
 Untuk menentukan jumlah electron atom dalam struktur Lewis, kita gunakan aturan berikut :
1. Semua electron non ikatan dalam atom tersebut dinyatakan milik atom itu
2. Kita membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom lain dan menyatakan separuh electron
ikatannya sebagai milik atom tersebut.

 Konsep muatan formal dapat dilihat melalui contoh molekul ozon


Ikatan Ion
Atom unsur logam, seperti unsur pada golongan IA dan golongan IIA cenderung melepaskan elektron

valensinya untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia. Atom yang cenderung melepaskan elektron

tersebut berubah menjadi ion positif. Unsur-unsur tersebut disebut unsur elektropositif.

Contoh:
+ -

Li Li + 1e
(2,1) (2)

2 -
Atom unsur nonlogam, seperti unsur pada golongan VIA dan VIIA cenderung menerima elektron untuk

mencapai kestabilan seperti atom gas mulia. Atom yang menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Unsur

seperti itu disebut unsur elektronegatif.

2
-
Contoh:

O +2e O
(2,6) (2,8) - -
Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion. Senyawa-senyawa yang

terbentuk disebut senyawa ionik, misalnya: LiF, CaCl2, NaCl, dan AlF3. Ikatan ion ini sangat kuat

sehingga titik didih dan titik leleh senyawa ion relatif tinggi. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan

unsur nonlogam.

Senyawa LiF
Contoh: Senyawa CaCl2
+ 2
-
Li Li  + 1e Ca Ca + 2e

(2,1) (2) - - (2,8,8,2) -


(2,8,8)

Cl-
++ 2
F 1e -F + 1e Cl × 2

(2,7) (2,8) (2,8,7) (2,8,8)

Li + F LiF Ca + 2 Cl CaCl2
Untuk dapat menggambarkan struktur molekul senyawa secara sederhana biasanya digunakan

model elektron dari Lewis. Hasilnya adalah lambang Lewis untuk atom tersebut.

Gabungan lambang Lewis dari kation dan anion senyawa ionik membentuk struktur Lewis untuk

molekul senyawa ionik. Senyawa ionik tersusun atas ion-ion.


Pembentukan senyawa ionik dapat digambarkan dengan perubahan konfigurasi elektron yang

terlibat pada reaksi.

Contoh:

Pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

Atom Na Atom Cl Ion Na + -


Ion Cl
11 proton + 11 elektron 17 proton + 17 elektron 11 proton + 10 elektron
17proton + 18 elektron
Ikatan Kovalen
Lewis mengusulkan bahwa susunan elektron atom gas mulia dapat pula dicapai dengan pembentukan

pasangan elektron yang digunakan secara bersama. Ikatan demikian disebut ikatan kovalen.

Dalam hal ini atom-atom nonlogam bergabung dan saling menggunakan sepasang elektron. Elektron

pada senyawa kovalen tidak dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya, tetapi atom-atom tersebut

berbagi elektron untuk membentuk ikatan kovalen.

Atom-atom pada molekul senyawa kovalen pada umumnya membentuk susunan elektron gas mulia

yaitu pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron (oktet) dan khusus untuk atom hidrogen mempunyai 2

elektron (duplet).
Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan sepasang elektron bersama

disebut ikatan kovalen tunggal.

Contoh:

1. Ikatan kovalen dalam molekul H2

Konfigurasi elektron H (1) untuk memperoleh 2 elektron (duplet) pada kulit

terluarnya dibutuhkan 1 elektron lagi.


Masing-masing atom menggunakan pasangan elektron bersama, sehingga masing-masing kulit atom

mempunyai satu pasang elektron yang dipakai secara bersama-sama yang disebut pasangan elektron

terikat. Pasangan elektron tak bersama di sekitar atom dalam struktur Lewis disebut pasangan

elektron bebas. Senyawa kovalen yang terjadi tersusun atas molekul.

2. Ikatan kovalen dalam molekul Cl2

Atom klorin dengan nomor atom 17 mempunyai konfigurasi elektron 2,8,7. Elektron valensi atom Cl

= 7. Untuk memperoleh 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya dibutuhkan 1 elektron.


3. Ikatan kovalen antara atom H dan Cl dalam molekul HCl

Konfigurasi elektron H dan Cl adalah

H (1) memerlukan 1 elektron; Cl (2,8,7) memerlukan 1 elektron.

Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron sehingga 1 atom H akan berpasangan dengan 1 atom Cl.

4. Ikatan kovalen antara atom H dan Cl dalam molekul HCl

Konfigurasi elektron H dan O adalah

H (1) memerlukan 1 elektron; O (2,6) memerlukan 2 elektron.

Satu atom O dapat berikatan dengan 2 atom H.


Ikatan Kovalen Rangkap Dua dan Rangkap
Tiga
Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan dua pasang elektron bersama disebut ikatan kovalen

rangkap dua dan yang menggunakan tiga pasang elektron bersama disebut ikatan kovalen rangkap tiga.

Contoh:

1. Ikatan rangkao dalam molekul O2

Oksigen dengan nomor atom 8 mempunyai susunan elektron (2,6). Untuk mencapai konfigurasi oktet

harus memasangkan 2 elektron.


2. Ikatan rangkao dalam molekul CO2

Atom C dengan nomor atom 6, konfigurasi elektronnya (2,4) memerlukan 4 elektron,

sedangkan oksigen bernomor atom 8, konfigurasi elektronnya (2,6) memerlukan 2

elektron.

3. Ikatan rangkao dalam molekul CO2


Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar

Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Hal tersebut berdasarkan pada

perbedaan keelektroneg-atifan antara atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhati-kan

bentuk molekul senyawa kovalen yang terjadi.

Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang terbentuk dari atom unsur yang mempunyai keelektronegatifan

berbeda, sehingga elektron lebih tertarik ke salah satu atom unsur.

Senyawa kovalen nonpolar adalah senyawa yang terbentuk dari dua atom unsur yang keelektronegatifannya

sama, atau resultan elektronegatifan atom unsur penyusunnya = 0, sehingga kemampuan atom unsur untuk

menarik elektron sama.


1. Molekul Nonpolar

Pada molekul nonpolar elektron tersebar merata sehingga molekul itu tidak bermuatan.

Contoh:

Molekul gas H2

Molekul H2 terdiri atas dua atom yang sama dan mempunyai keelektronegatifan yang sama, sehingga

kemampuan untuk menarik pasangan elektron antara kedua atom hidrogen itu sama kuat. Molekul H2 ini

bersifat nonpolar.

Dapat dikatakan bahwa molekul diatomik (molekul yang terdiri dari dua atom) yang unsurnya sama akan
2. Molekul Polar

Pada molekul polar elektron terkumpul di salah satu unsur pembentuknya.

Contoh:

Molekul HCl

Keelektronegatifan H = 2,1 dan keelektronegatifan Cl = 3,2, sehingga terdapat

perbedaan keelektronegatifan 0,9. Atom Cl mempunyai kemampuan lebih kuat

daripada atom H untuk menarik pasangan elektron bersama, sehingga pasangan

elektron bersama ini cenderung lebih dekat ke atom Cl. Akibatnya dalam molekul

HCl atom klorin lebih bermuatan negatif (δ–) dan atom H lebih bermuatan

positif (δ+).
Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom molekul diatomik, makin polar

molekul itu.

Kepolaran suatu molekul dapat diketahui dari harga momen dipolnya. Momen dipol adalah hasil kali

muatan dan jarak antara kedua muatan tersebut.

µ=q.d

µ = momen dipol dalam satuan D (Debye)

q = muatan dalam satuan s.e.s (satuan elektrostatis)

d = jarak dalam satuan Å (angstrom)


Ikatan Kovalen Koordinat (Ikatan
Dativ)
Amoniak (NH3) dapat bereaksi dengan boron trifluorida (BF3) membentuk senyawa NH3BF3.

Atom N dalam NH3 yang sudah membentuk struktur oktet mempunyai sepasang elektron bebas,

sedangkan atom B dalam BF belum oktet. Atom N dari NH dan atom B dari BF dapat
Atom N dari NH3 disebut atom donor dan atom B dari BF3 disebut atom akseptor. Ikatan yang terbentuk

dari penggunaan bersama pasangan elektron bebas yang berasal dari salah satu atom yang berikatan

disebut ikatan kovalen koordinat atau ikatan dativ atau ikatan semipolar.

Contoh:

+
Ikatan kovalen koordinat dalam ion H3O

Ikatan kovalen koordinat dalam ion SO3


Ikatan Logam
Atom unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Oleh karena itu, banyak ruang yang

kosong pada kulit terluarnya. Hal itu memungkinkan elektron valensi atom unsur logam

dapat bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu ruang ke ruang lainnya dalam atom

yang berlainan.

Perpindahan elektron-elektron tersebut juga disebabkan karena atom logam cenderung

mempunyai energi ionisasi yang lebih kecil daripada atom unsur golongan lain.

Dapat dikatakan bahwa elektron valensi selalu berpindah-pindah dari satu atom ke atom

lainnya. Hal ini menyebabkan atom logam bermuatan positif.


Karena atom logam berubah menjadi ion maka logam merupakan kumpulan ion-ion positif yang

berenang dalam lautan elektron valensi.

Partikel yang bermuatan positif tertarik ke awan

elektron yang bermuatan negatif, begitu juga

sebaliknya.

Tarikan elektrostatis ini mengikat seluruh kristal

sebagai satu kesatuan. Bila diberikan energi, elektron

akan dapat dipindahkan dari satu atom ke atom

lainnya.
Sistem ikatan khas logam itu dikenal sebagai ikatan logam. Ikatan ini sangat kuat dan

sukar untuk diputuskan sehingga titik leleh dan titik didih logam sangat tinggi.

Akibatnya daya hantar panas dan listrik juga sangat tinggi karena elektron-elektron

terluarnya bebas bergerak.

Unsur-unsur logam merupakan

penghantar listrik yang baik.

Bila sebatang logam diberi beda

potensial, akan terjadi arus listrik

tetapi atom-atom tidak berpindah.

Hal itu menunjukkan bahwa


Energi yang diberikan pada logam tidak merusak
elektron-elektron logam sangat ikatan logam yang ada
Geometri Molekul
Geometri molekul adalah geometri di sekitar atom pusat apabila pasangan elektron diganti oleh ikatan

atom-atom atau susunan atom. Geometri molekul dapat ditentukan dengan teori domain elektron dan teori

hibridisasi.

Domain elektron adalah daerah gerak elektron di sekitar atom dalam molekul. Setiap pasang elektron

atom pusat dalam molekul yang dipakai untuk membentuk ikatan kovalen (tunggal/rangkap) merupakan

satu domain elektron.

Ada dua jenis domain pasangan elektron yang dikenal, yaitu domain pasangan elektron terikat dan

domain pasangan elektron bebas. Geometri molekul suatu senyawa dapat digambarkan berdasarkan

jumlah domain.
Garis lurus (linear)
Geometri molekul BeF2
180°

F Be F

Di sekitar atom pusat Be terdapat dua domain yang berikatan dengan atom F. Antara

kedua pasang elektron ini terdapat gaya tolak-menolak, sehingga elektron saling

menjauh.
Segitiga datar(trigonal palnar)
Geometri molekul BCl3

Ketiga pasang elektron terikat di sekeliling atom


Cl
pusat. Pasangan elektron tersebut berada sejauh-

jauhnya satu sama lain, sehingga gaya tolak-

menolaknya sekecil mungkin.


B

Cl Cl
120°
Tetrahedral
Geometri molekul CH4

Di sekitar atom pusat C terdapat 4


H
domain. Geometri molekulnya

adalah tetrahedral. Berdasarkan


109,5°
eksperimen dengan sinar X, besar

sudut antara H – C – H adalah


C
H 109,5°.

H H
Piramida segitiga (trigonal piramida
Geometri molekul NH3

Pengaruh pasangan elektron tidak terikat dapat

memperkecil sudut ikatan. Menurut eksperimen

sudut ikatan antara H–N–H adalah 107°.

N
H
H
H

107°
V (sudut)
Geometri molekul H2O

H
O

O H
H

Geometri molekul H2O adalah bentuk V (sudut). Berdasarkan eksperimen, sudut

ikatan antara H–O–H adalah 104,5°.


Trigonal bipiramidal
Geometri molekul PCl5

Cl
90°

Cl

P Cl
90°

Cl

Cl
Oktahedral
Geometri molekul SF5
F 90°

F
S
F

F
Bujursangkar
Geometri molekul XeF4

F F

Xe 90°

F F
Hibridisasi
Pada pembentukan ikatan kovalen, terjadi penyamaan tingkat energi orbital-orbital yang disebut

hibridisasi. Pencampuran orbital-orbital yang berbeda dari atom yang sama membentuk orbital-orbital

baru yang tingkat energinya hampir sama dan bentuknya sama.

Orbital-orbital baru yang terbentuk dari proses hibridisasi disebut orbital hibrida. Dalam hibridisasi

yang bercampur adalah jumlah orbital bukan jumlah elektron.

Orbital hibrida yang terbentuk sama banyak dengan jumlah orbital yang bercampur. Orbital hibrida

yang terbentuk menentukan geometri molekul.


Proses hibridisasi berlangsung dalam tahap-tahap berikut.

1. Elektron mengalami promosi atau perpindahan ke orbital yang tingkat energinya lebih tinggi,

kecuali molekul yang mempunyai pasangan elektron bebas, seperti H2O dan NH3.

2. Orbital-orbital bercampur atau berhibridisasi membentuk orbital hibrida yang ekuivalen.


Contoh:

Proses hibridisasi pembentukan molekul BeCl2 (berilium klorida)

Konfigurasi elektron terluar atom Be sebagai berikut.

Bentuk molekul BeCl3


adalah garis lurus
Contoh:

Proses hibridisasi pembentukan molekul H2O (Air)

Konfigurasi elektron terluar atom O sebagai berikut.

Bentuk molekul H2O adalah


V (sudut
Geometri Molekul dari Orbital Hibrida
Buatlah hibridisasi untuk molekul CH4 !
Jawab :
Atom pusat = C atom yg diikat : H sebanyak 4
Nomer atom = 6
Konfigurasi = 1s2 2s2 2p2
Orbitalnya = sp3
 Buat hibridisasi untuk molekul PF5!
 Atom pusat : P
 Nomor atom = 15
 Konfigurasi = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
 3s1 3p3 3d1
 Orbital hibrida = sp3d

Anda mungkin juga menyukai