Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEUANGAN I 07

PENGELOLAAN KAS
OLEH:
PROF. DR. LCA. Robin Jonathan, MM., Msi.
Pengelolaan Kas.
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling liquit,
yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi
kewajiban financial perusahaan. Karna sifatnya
liquit, kas memberikan keuntungan yang paling
rendah. Untuk itu masalah dalam pengelolaan kas
adalah penyediaan kas yang memadai, tidak
terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang
terlalu banyak) tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga
akan mengganggu liquiditas perusahaan).
Motif memiliki kas:
J. M. Keynes mengatakan bahwa ada 3 (tiga) motif
untuk memiliki kas: 1. transaksi; 2. berjaga-jaga;
dan 3. spekulasi.
1. Motif transaksi: perusahaan menyediakan kas
untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya.
Baik trasaksi reguler maupun tidak reguler.
2. Motif berjaga-jaga: dimaksudkan untuk
mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang bersifat tidak terduga.
3. Motif spekulasi: dimaksudkan untuk memper-
oleh keuntungan atas investasi kas dalam
bentuk investasi yang paling liquit. Martin et al
(1991) mengatakan bahwa motif spekilasi
merupakan komponen paling kecil dari
preferensi perusahaan akan liquiditas.
Model-Model Manajemen Kas.
1.Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan kas
dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian
persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang
tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam
bentuk kehilangan kesempatan yang meng-untungkan,
dan sebaliknya apabila saldo kas rendah, kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan akan liquiditas. Karna itu
perlu keseimbangan, yaitu:
Q = [(2 oD)/i]½ dimana::
Q = Quantity setiap kali pesan
o = Biaya transaksi
D = Kebutuhan per tahun
i = Biaya simpan per satuan per tahun
Misalkan:
Kebutuhan kas per tahun = 1.200jt Pemakaian per hari
konstan. Biaya transaksi setiap kali mengubah sekuritas
menjadi kas = 50.000 Tingkat bunga yang dimiliki karna
memiliki sekuritas = 12%/th. Berapa jumlah sekuritas yang
harus diubah menjadi kas?
Jumlah sekuritas yang harus diubah menjadi kas adalah:
Q = [(2oD)/i]½ = 31,632jt.
Q = [{(2(50.000)(1.200jt)}0,12]½ = 31,632jt
Ini berarti bahwa perusahaan harus menjual sekuritas
senilai 31,632jt setiap kali saldo kas mencapai nol. Dengan
cara tersebut perusahaan akan meminimumkan biaya
karna kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana
pada sekuritas dan biaya transaksi. Biaya-biaya tersebut
adalah:
Bi. Kehilangan kesempatan = (31,623 jt/2)0.12 = 1,897 juta
Biaya Transaksi = (1,200 jt / 31,623 jt) 50,000 = 1,897 juta
Total biaya menjadi 2(1,897jt) = 3,794jt. Pada saat biaya
minimum terjadi pada saat: Biaya Kehilangan kesempatan =
Biaya transaksi.
Bagaimana bila pemakaian perharinya tidak konstan.
Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas bersifat
acak, perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas
bawah saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas,
perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu kas agar saldo
kas kembali ke jumlah yang diinginkan. Demikian pula
sebaliknya. Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah
sbb. Z= [(3oϭ²)/4i]1/3 dimana:
O = biaya tetap untuk melakukan transaksi
ϭ² = variance arus kas masuk bersih harian.
i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas.
Nilai h (batas atas) yang optimal adalah 3z. Dengan
batas pengawasan tsb, model ini meminimumkan biaya
keseluruhan dari pengeluaran kas. Rerata saldo kas
tidak bisa ditentukan terlebih dahulu, tetapi kira-kira
sebesar (z + h) / 3.
Misalkan:
o = 50,000; ϭ² = (2,3 juta)² dan i = 12%/th atau (0.12/365)/h
Z= [(3oϭ²)/4i]1/3 =
[{3(50,000) (2,3 juta)²}/4(0.12/365)]1/3 = 8,45 juta
Nilai batas atas = 3(Z) = 3(8,45) = 25,35 jt.
Ini berarti pada saat saldo kas mencapai 25,35 jt, perush hrs
merubah 16,90 jt menjadi sekuritas agar saldo kas kembali
pada 8,45 jt. Dan sebaliknya.
System Pengumpulan dan Pembayaran Kas.
Dalam bisnis, pembayaran dilakukan tidak lagi
secara cash (tunai) tetapi dengan cheque. Timbul
situasi dimana pembayaran yang dilakukan tidak
mengurangi saldo kas dan penerima cheque tidak
diikuti dengan penambahan saldo kas. Misalnya: A
membayar kepada B dengan cheque (BG) senilai
100jt pada tanggal 10/10/20. A sebelum membayar,
saldo rekening bank ada 300jt. Setelah membayar,
mestinya saldo rekening di bank berkurang menjadi
200jt. Tetapi bank belum mengurangkan jumlah tsb
sampai cheque tsb dikliringkan. Dengan demikian
saldo giro pada bank masih tetap 300jt.
Selisihnya ini disebut dengan Float.
Jadi Float memungkinkan perusahaan menulis
cheque yang secara keseluruhan jumlahnya lebih
besar dari saldo giro yang dicatat oleh
perusahaan. Kalau rerata waktu yang diperlukan
untuk mengkliringkan cheque itu 2 (dua) hari,
perusahaan bisa menulis cheque pada suatu hari
meskipun saldonya kosong asalkan 2 (dua) hari
kemudian bisa mengisi rekeningnya dengan
jumlah minimal yang diperlukan. Bahkan kadang-
kadang perusahaan melakukan “Juggling” (sulap)
dengan menciptakan float dari beberapa bank
tempat perusahaan menjadi nasabahnya. Atau
sebaliknya.
Karna itu sistem pengumpulan kas bertujuan untuk
mempercepat pemanfaatan kas. Salah satu cara adalah
dengan menggunakan Concentration Banking yaitu dengan
cara melakukan pembayaran atas tagihan melalui bank
terdekat (wilayah terdekat) yang ditunjuk sehingga tidak
memerlukan waktu lama untuk membayarnya.
Misalnya: PT. A mempunyai daerah penjualan yang sangat
menyebar. Para pelanggan biasanya mengirimkan cheque
mereka yang ditarik atas bank lokal. Berdasarkan
kebiasaan tsb, ternyata memerlukan waktu rerata 3 hari
untuk mengkliringkan cheque tsb. Penggunaan
concentration banking memungkinkan memperpendek
priode tsb menjadi 1 hari. Meskipun demikian, penggunaan
sistem baru ini memerlukan biaya per tahun sebesar 2 juta.
Biaya yg ditanggung 12%/th.
Berapa omset penjualan minimal agar
penggunaan sistem tsb dibenarkan.
Biaya = 12%/th, per hari adalah 12/365= 0.0329%
Penghematan dana selama 2 hari = 2 x 0.0329% =
0,0658%. Minimal omset= 2jt/0,0658% = 30,40jt

Cara lain untuk melakukan pembayaran,


perusahaan juga bisa melakukan dengan DRAFT.
Perusahaan bisa menunda pengeluaran kas
karena draft tsb perlu dikonfirmasikan pada
perusahaan sebelum bank membayar. Selama
menunggu konfirmasi tsb perusahaan sebenarnya
menunda pembayaran yg seharusnya dibayarkan.
Misalnya: pembayaran gaji yang dilakukan dengan
cheque yang diterbitkan pada akhir minggu akan
memaksa cheque tsb dapat dicairkan pada awal
minggu depan.
Jadi penundaan pembayaran cheque bisa
dilakukan dengan cara:
1.Penerbitan cheque giro
2.Pemberian cheque diatas waktu kliring.
3.Penerbitan cheque draft (cheque jatuh tempo)
4.Penerbitan cheque pada akhir minggu.
portofolio investasi -> diversifikasi investasi
Misalkan: saldo kas perush = 600 jt. Dana bebas
selama 3 bulan mendatang sebesar 400 juta.
Kalau dana tsb diinvestasikan dengan tingkat
bunga 12%/th, perush akan memperoleh
penghasilan dari investasi tsb sebesar (0.12/12) x
3 x 400jt = 12juta
Dengan demikian, bila terjadi kelebihan Kas dalam
jangka pendek, dapat diinvestasikan dalam
berbagai instrumen keuangan yang liquit tetapi
diharap dapat memberikan keuntungan yang lebih
besar dari pada disimpan dalam bentuk giro.
Contoh soal:
1. Pengeluaran PT A tiap bulannya Rp. 600jt. Kalau kas
tsb dibelikan obligasi BUMN, setiap bulan memperoleh ke-
untungan 1%. Biaya transaksi untuk membeli obligasi
diperkirakan sebesar Rp. 40,000 setiap trasaksi. Berapa
banyak nilai obligasi yang seharusnya dijual kalau diper-
gunakan model persediaan Q = [(2 oD)/i]½
Jawab: Dengan menggunakan model Persediaan,
diperoleh: Q = [{2(40,000)(600jt)}/0,01]½ = 69,282jt.
2. Jika pengeluaran PT. B. setiap harinya bersifat acak,
variance arus kas harian sebesar (Rp. 5jt)2. Kas yang
menganggur dapat diinvestasikan pada obligasi dan
diharapkan memperoleh keuntungan 1,10%/bulan. Biaya
transaksi untuk menjual obligasi ditaksir Rp. 100,000 per
transaksi. Perusahaan menentukan batas bawah Rp. 5jt.
Dengan menerapkan model Miller&Oor Z= [(3oϭ²)/4i]1/3,
berapa batas atas saldo kas? Z=[(3(100,000.5jt2)/{4(0,011/30}]1/3 =
Rp.17,045jt Batas atas (h=3z) = 3(Rp.17,045)= Rp. 51,135jt

Anda mungkin juga menyukai