Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN PEMERIKSAAN

RADIOLOGI PADA KELENJAR TIMUS


NORMAL DAN KELAINANNYA
Latar Belakang

Timus

Terjadi pada
Terletak di masa pertal Organ
mediastinum dan awal limfopoiesis
kelahiran
Kelainan pada timus terbanyak yang ditemukan
adalah timoma.
Timoma muncul di semua usia.
Kejadian timoma 50% dari tumor mediastinum
anterior
Frekuensinya pada laki-laki dan perempuan
hampir sama (1,2 : 1)
Batasan
kelenjar timus yang normal dan kelainannya serta
gambaran radiologis.
Tujuan
bertujuan menambah wawasan penulis mengenai
kelenjar timus yang normal dan kelinannya serta
gambaran radiologisnya untuk menegakkan
diagnosis.
Metode
Metode penulisan refrat ini berupa tinjauan
pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.
Definisi Kelenjar Timus
suatu organ limfoid simetris bilateral yang
terdiri atas dua lobus berbentuk piramid,
terletak di bagian anterior mediastinum
superior
Fungsi Kelenjar Timus
memperkuat sistem kekebalan tubuh pada masa
kanak-kanak.
Kelenjar timus menghasilkan sel T (timus) pada
dasarnya adalah sel darah putih.
untuk mengendalikan pertumbuhan abnormal
sel.
Mekanisme Kerja Kelenjar Timus
kegiatan timus limfopoiesis (pertumbuhan dan
pematangan limfosit) terjadi selama masa fetal
dan awal masa pasca lahir.
menghasilkan hubungan dengan sel retikuler
epitelial untuk mengetahui antigen asing
mengaktifkan sel T yang mempunyai kemampuan
imunologi atau kekebalan tubuh
Pada orang dewasa timus tetap merupakan
sumber limfosit, terutama bila seseorang
mengalami berkurangnya organ limfoid karena
radiasi.
Timus terus tumbuh pada saat kelahiran hingga
pubertas, dan akan menghilang seiring
bertambahnya usia. Tapi pada orang-orang
tertentu, kelenjar thymus terus tumbuh dan
membesar, bahkan bisa menjadi ganas dan
menyebabkan tumor pada kelenjar thymus
(thymoma).
Makroskopis Kelenjar Timus
Mikroskopis Kelenjar Timus
Pemeriksaan Radiologi pada Kelenjar
Timus Normal

Rontgen toraks
AP menunjukkan
massa jaringan
lunak pada
mediastinum
kanan
Rontgen toraks lateral
menunjukkan massa
jaringan lunak terletak di
mediastinum anterior
tepat di belakang
sternum dengan batas
inferior tajam (panah)
Pada pandangan melintang
dari USG toraks melalui
ruang interkosta
menggunakan transduser
frekuensi tinggi. Thymus (T)
yang normal adalah yang
dipandang sebagai massa
jaringan lunak homogen
dengan mid level echoes yang
terletak secara ventral pada
jantung (H) dan memperluas
ke kedua sisi garis tengah
Timoma
neoplasma epitel dari kelenjar timus
dapat bersifat jinak (non invasif) dan ganas
(invasif)
di semua usia, tetapi biasanya pada usia
pertengahan, umumnya terjadi pada usia dekade
5-6 (70%)
Frekuensinya pada laki-laki dan perempuan
hampir sama (1,2 : 1)
Paling sering ditemukan di mediastinum anterior
Angka kejadian kasus timoma di RS Persahabatan
di Jakarta Timur pada tahun 2000-2007 adalah 21
dari 89 kasus tumor mediastinum.

Etiologi masih belum jelas tetapi dapat


berhubungan dengan sindrom sistemik seperti
Miastenia Gravis, sindrom Cushing, dan lupus
eritematosus.
Klasikasi histopatologi timoma berdasarkan WHO:
Tipe A : Medular, spindle atau oval shape cell thymoma
Tipe B : menunjukkan tampilan dendritik atau epiteloid.
Tipe B1 : predominant kortikal, kaya limfosit,
limfositik, timoma organoid.
Tipe B2 : bersifat kortikal sedang
Tipe B3 : bersifat epithelial skuamosa
Tipe AB : tipe campuran, jika bentuknya kombinasi sel
pada tipe A dan B
Tipe C : karsinoma timik
Gejala dan Tanda Klinis
Sekitar 55% pasien timoma adalah asimptomatik
ditemukan secara tidak sengaja melalui pemeriksaan
rutin foto toraks.
Bila ada gejala dan tanda klinis yang dapat ditemukan,
tergantung dari infiltrasi ke organ sekitarnya
Invasi / Infiltrasi ke Gejala klinis
organ
N. frenikus Kelumpuhan diafragma
N. vagus Batuk
N. laringeus Suara sesak
Vena cava superior Sindroma vena cava
superior
Trakea Sesak
Esofagus Disfagia
Saraf dinding dada Nyeri dinding dada
Pencitraan Radiologi
Modalitas radiologi yang rutin dilakukan adalah foto
toraks dan CT scan.
Menurut brown dkk pada tahun 1980, foto toraks
konvensional posisi PA memiliki sensitivitas yang
tinggi (77%) dalam mendiagnosis timoma, dan akan
meningkat menjadi 94% bila disertai posisi lateral.
Menurut Chen dkk, CT scan memiliki sensitivitas 97%
dalam mendiagnosis timoma →memiliki kelebihan
dalam menggambarkan lokasi tumor, karakteristik
tumor, keterlibatan dengan organ sekitar dan
metastasis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan
media kontras intravena untuk menilai penyangatan
dan perbedaan dengan struktur sekitarnya.
Timoma non invasif
• massa yang bulat / oval berlobulasi
• berbatas tegas
• umumnya asimetrik
• setelah pemberian kontras akan menghasilkan
penyangatan yang homogen

Timoma invasif
• umumnya bertepi irregular dan mengisi kedua
hemitoraks
• menunjukka penyangatan yang heterogen
pasca kontras
Pada foto toraks PA,
tampak pelebaran
mediastinum
terutama di kiri,
berbatas tegas, tak
tampak kalsifikasi,
disertai
pendorongan trakea
ke kanan.
Pada CT scan toraks
→massa padat di
mediastinum
anterior, berdensitas
homogen tanpa
kalsifikasi, batas
tegas. Sebagian trakea
menyempit dan
terdorong ke kanan,
disertai efusi pleura
dan efusi perikard
Pemeriksaan Patologi Anatomi
dilakukan untuk menentukan jenis sel tumor
Pengambilan bahan untuk pemerimkaan sitologi
dilakukan melalui Trans Thoracic Needle Aspiration
(TTNA) dengan tuntunan CT scan
Timoma tipe A, AB, dan B1 memiliki perangai yang
kurang invasif dibandingkan dengan tipe B2, B3, dan
C.
Diagnosis Banding
1. Karsinoma timik
CT Scan →massa berdensitas heterogen akibat
nekrosis atau perdarahan berbatas irregular. Sering
invasi lokal dan metastasis jauh (55-65%)
2. Limfoma Hodgkin
CT Scan →massa padat berlobulasi, berdensitas
homogen atau heterogen, berbatas tidak tegas, bisa
unilateral maupun bilateral.
Paling sering ditemukan pembesaran KGB
mediastinum khususnya paratrakea.
3. Thymic Carcinoid
CT Scan→massa berdensitas heterogen, batas
irregular dan dapat disertai invasi lokal maupun
metastasis jauh.
4. Thymolipoma
CT Scan→ massa berdensitas lemak, berlobulasi.
5. Teratoma
CT Scan→ massa berdensitas heterogen, karena
komposisinya beragam seperti jaringan lunak,
cairan, dan kalsifikasi.
Penatalaksanaan
Stadium I Makroskopis berkapsul (tumor
masih dalam kapsul intak).
Mikroskopis tidak tampak invasi
ke kapsul
Stadium II Makroskopis tumor telah invasi ke
jaringan lemak atau pleura
mediastinum, mikroskopis invasi
hanya sampai ke kapsul
Stadium III Makroskopis tumor telah invasi ke
organ sekitar, pericardium,
pembuluh darah besar, dan paru
Stadium IV A Penyebaran ke pleura atau
pericardium
Stadium IV B Metastasis limfogen dan
hematogen
Stadium I Operasi (Extended Thymoma
Thymectomy = ETT)
Stadium II Operasi (ETT) dilanjutkan
dengan radioterapi
Stadium III Operasi dan Extended
Resection dilanjutkan dengan
radioterapi dan kemoterapi
Stadium IV A De bulking dilanjutkan
dengan kemoterapi dan
radiasi
Stadium IV B Kemoterapi dan radioterapi
dilanjutkan dengan de bulking
Prognosis
Type Histologic Disease-Free
Description Survival at 10
years (%)
A Medullary 100
thymoma
AB Mixed thymoma 100
B1 Pedominantly 83
cortical thymoma
B2 Cortical thymoma 83
B3 Well-differentiated 36
thymic carcinoma
C Thymic Carcinoma 26
Kesimpulan
Kelenjar timus merupakan organ limfoid simetris
bilateral yang terletak di bagian anterior mediastinum
superior, yang mempunyai fungsi sebagai penghasil
sel limfosit (antibodi)
kelenjar timus terletak di dada, yakni dalam lingkup
cakra jantung.
Kelenjar timus mengalami perkembangan dari awal
masa kelahiran dan mengalami penurunan fungsi
pada saat masa pubertas
Timoma merupakan neoplasma epitel dari kelenjar
timus
dapat bersifat jinak dan ganas
dapat muncul di semua usia, tetapi biasanya pada usia
pertengahan
paling sering ditemukan di mediastinum anterior
Frekuensinya pada laki-laki dan perempuan hampir
sama
CT scan merupakan modalitas radiologi yang terpilih
dan memiliki sensitivitas 97% dalam mendiagnosis
timoma

Anda mungkin juga menyukai