Anda di halaman 1dari 29

I PUTU GEDE WINDIANA PUTRA

15710313
I MADE DWI KURNIAWAN
15710344

MASS MEDIASTINUM

Mediastinum
merupakan
rongga
imaginer di antara paru kiri dan kanan.
Mediastinum berisi jantung, pembuluh
darah besar, trakea, timus, kelenjar
getah bening dan jaringan ikat.

Anteri
or
Mediastinum

Medial
Posterio
r

Anterior : limfonodus & kelenjar


timus
Media
: jantung, perikardium ,
aorta, dan
cabang-cabang arteri ,
vena
pulmonalis , trakea ,
bronkus, beberapa limfonodus
Posterior :esofagus , aorta
descendens , vena azygos , vena
hemiazygos

TUMOR MEDIASTINUM

Tumor mediastinum adalah tumor yang


terdapat di dalam mediastinum yaitu
rongga di antara paru-paru kanan dan
kiri yang berisi jantung, aorta, dan
arteri besar, pembuluh darah vena
besar, trakea, kelenjar timus, saraf,
jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya.

ETIOLOGI

Etilogi dari tumor mediastinum


belum diketahui namun pada teratoma
sekitar 20% dari tumor sel germinal
nonseminomatous memiliki sindrom
Klinefelter, dan tumor berkembang 10
tahun lebih awal daripada mereka yang
tidak. Limfoma, timoma dan teratoma
adalah jenis yang paling sering
ditemukan.

PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI NEOPLASMA MENURUT SIFAT


BIOLOGISNYA

GEJALA KLINIS
Massa mediastinum bisa ditemukan dalam pasien asimtomatik,
pada foto thorax rutin atau bisa menyebabkan gejala karena efek
mekanik local sekunder terhadap kompresi tumor atau invasi
struktur mediastinum. Gejala sistemik bisa non spesifik atau bisa
membentuk kompleks gejala yang sebenarnya patogmonik untuk
neoplasma spesifik

Keluhan yang biasanya dirasakan adalah :


- Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi
utama.
- Gangguan menelan karena kompresi esophagus.

Vena leher yang mengembang pada sindroma vena cava superior.

Suara serak karena tekanan pada nerves laryngeus inferior.


- Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada
nervus vagus.

PENEGAKAN DIAGNOSIS
1.) Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis pasien dan evaluasi cermat gejala
yang diderita pasien sering akan membantu dalam
melokalisasi tumor dan bisa
menggambarkan
kemungkinan diagnosis histologi. Pemeriksaan fisik
pada pasien dengan tumor dan kista mediastinum
sering menunjukkan gambaran positif.

2.)Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
Foto toraks
Dari foto toraks PA/ lateral sudah dapat
ditentukan lokasi tumor, anterior, medial
atau posterior, tetapi pada kasus dengan
ukuran tumor yang besar sulit ditentukan
lokasi yang pasti.

TOMOGRAFI

Selain dapat menentukan lokasi


tumor, juga dapat mendeteksi
klasifikasi pada lesi, yang sering
ditemukan pada kista dermoid,
tumor tiroid dan kadang-kadang
timoma. Tehnik ini semakin jarang
digunakan

CT-SCAN TORAKS DENGAN KONTRAS

Selain dapat mendeskripsi lokasi


juga dapat mendeskripsi kelainan
tumor secara lebih baik dan dengan
kemungkinan untuk menentukan
perkiraan jenis tumor, misalnya
teratoma dan timoma.

Flouroskopi
Prosedur ini dilakukan untuk melihat kemungkinan
aneurisma aorta.
Ekokardiografi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi pulsasi pada
tumor yang diduga aneurisma.
Angiografi
Teknik ini lebih sensitif untuk mendeteksi aneurisma
dibandingkan flouroskopi dan ekokardiogram.
Esofagografi
Pemeriksaan ini dianjurkan bila ada dugaan invasi atau
penekanan ke esofagus

Pemeriksaan lain
USG, MRI dan Kedokteran Nuklir.
Meski jarang dilakukan, pemeriksaanpemeriksaan terkadang harus
dilakukan untuk beberapa kasus tumor
mediastinum.

Pada diagnosis differensial tumor mediastinum di samping


tumor primer atau kista juga harus dipertimbangkan proses
patologik sekunder. Dalam hal ini penting apakah penderita pada
umur anak atau orang dewasa. Presentase kelainan maligna pada
anak lebih tinggi. Pada orang dewasa, tumor yang sering terdapat
di mediastinum adalah tumor neurogen, kista (bronkhogen,
pericardial atau enterogen), thymoma dan limfoma. Dalam
golongan umur ini harus dikesampingkan kelainan yang berkesan
tumor seperti struma, aneurisma, proses inflamasi atau hernia.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk tumor
mediastinum
yang
jinak
adalah
pembedahan sedangkan untuk tumor
ganas, tindakan berdasarkan jenis sel
kanker.

SYARAT UNTUK TINDAKAN BEDAH

pengukuran toleransi berdasarkan


fungsi paru, yang diukur dengan
spirometri dan jika mungkin dengan
body box. Bila nilai spirometri tidak
sesuai dengan klinis maka harus
dikonfirmasi dengan analis gas darah.
Tekanan O2 arteri dan Saturasi O2
darah arteri harus >90%.

SYARAT UNTUK RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI

Hb > 10 gr%
Leukosit > 4.000/dl
Trombosit > 100.000/dl
Tampilan (performance status) >70
Karnofsky

TUMOR TIMUS

Klasifikasi histologis
Timoma (klasifikasi Muller Hermelink)
Tipe medular
Tipe campuran
Tipe kortikal predominan
Tipe kortikal
Karsinoma timik
Derajat rendah (Low grade)
Derajat tinggi (High grade)
Karsinoma timik dan Oat Cell Carcinoma

STAGING BERDASARKAN SISTEM MASANOKA

Stage 1
: Makroskopik berkapsul, secara
Mikroskopik tidak tampak invasi ke kapsul
Stage II : Invasi secara makroskopik ke jaringan
lemak sekitar pleura mediastinal atau invasi ke
kapsul secara mikroskopik
Stage III : Invasi secara makroskopik ke organ
sekitarnya
Stage IV.A : Penyebaran ke pleura atau perikard
Stage IV.B : Metastasis limfogen atau
hematogen

PENATALAKSANAAN TIMOMA

Stage 1 : Extended thymo thymecthomy (ETT) saja


Stage II : ETT, dilanjutkan dengan radiasi, untuk
radiasi harus diperhatikan batas-batas tumor
seperti terlihat pada CT sebelum pembedahan
Stage III : ETT dan extended resection dilanjutkan
radioterapi dan kemoterapi
Stage IV.A : Debulking dilanjutkan dengan
kemoterapi dan radioterapi
Stage IV.B : Kemoterapi dan radioterapi dilanjutkan
dengan debulking.

PENATALAKSANAAN TIMOMA TIPE MEDULAR


STAGE
Dapat diberikan kemoradioterapi adjuvant 2 siklus
dilanjutkan radiasi 4000 cGy, diikuti debulking dan
kemoterapi siklus berikutnya.
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage IV.B
bersifat paliatif, yaitu kemoterapi dan radioterapi
paliatif.
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage I - II lebih
dahulu dibedah, selanjutnya kemoterapi.
Pada stage III diberikan kemo/radioterapi neoadjuvant.
Pada timoma tipe campuran, penatalaksanaan
disesuaikan dengan tipe histologik yang dominan.

PROGNOSIS

Prognosis tumor mediastinum tergantung pada


jenis tumor dan tata laksana yang diberikan. Secara
umum, tumor jinak mediastinum memiliki prognosis
yang cukup baik terutama pada pasien tanpa gejala.
Prognosis tumor ganas mediastinum bervariasi
tergantung dari hasil diagnostik spesifik, derajat
keparahan penyakit dan faktor komorbid lain pada
pasien. Namun umumnya tumor ganas mediastinum
seperti limfoma, tumor germ sel, timoma memberi
respon yang baik terhadap terapi agresif yang
meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

KESIMPULAN

Mediastinum merupakan rongga imaginer di


antara paru kiri dan kanan. Mediastinum menjadi
bagian penting dari thorax karena berisi jantung,
aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena
besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat,
kelenjar getah bening dan salurannya.
Berdasarkan jenis histologi sel nya tumor
mediastinum dapat dibedakan menjadi tumor
neurogenik, thymic, limfoma, tumor germ sel,
aneurysma, tumor mesenkim, tumor endokrin,
kista.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai