Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


UPTD KESEHATAN /
PUSKESMAS KARANGASEM II

TIM
EVALUASI KINERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
(K3)

K3
K. DUARA
L. P. ARYANI
FEBRI K.
PROGRAM KERJA
I. PENEYELENGGARAAN SMK3 (SINTEM MANAJEMEN K3)
 PENYUSUNAN KEBIJAKAN K3 DAN PEDOMAN
 PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN INDIKATOR
 PENYEDIAAN DUKUNGAN SUMBER DAYA
 PENYUSUNAN PROSEDUR – PROSEDUR

II. PENERAPAN STANDAR


1. PENERPAN STANDAR KESELAMATAN KERJA
 PENATAAN DAN PEMELIHARAAN RUANG, ALAT KESEHATAN, SARPRAS
 MANAJEMEN TANGGAP DARURAT GEDUNG (PENYUSUNAN PEDOMAN BENCANA DAN SIMULASI)
 MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEBAKARAN GEDUNG (TANGGA, JALUR EVAKUASI,
PENGADAAN APAR, SIMULASI RED CODE)
2. PENERAPAN STANDAR KESEHATAN KERJA
 PENINGKATAN KESEHATAN KERJA
 SOSILISASI PHBS
 PENINJAUAN KEMBALI KELENGKAPAN RUANG ASI
 PENERAPAN GERMAS
 PENCEGAHAN PENYAKIT
 PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO (TERINTEGRASI TIM PPI)
 PENEMUAN DINI (TERINTEGRASI PETUGAS SURVEILENS)
 PEMERIKSAAN BERKALA DAN SCREENING PTM (TERINTEGRASI PROGRAM
PTM DAN KESORGA)
 PENANGANAN PENYAKIT
 PEMULIHAN (PROGRAM KEMBALI BEKERJA
3. PENERAPAN STANDAR KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
 PEMANTAUAN SARANA BANGUNAN
 PENINAJUAN DAN PEMANTAUAN PENYEDIAAN AIR
 PENATAAN TOILET
 PENGELOLAAN LIMBAH
 CUCI TANGAN PAKAI SABUN
 PENGAMANAN PANGAN (TERINTEGRASI PETUGAS GIZI)
 PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINTANG PEMBAWA PENYAKIT (TERINTEGRASI PETUGAS
P2M)

4. PENERAPAN STANDAR ERGONOMI


 UPAYA PENGADAAN DAN PENATAAN SARANA PRASARANA SESUAI STANDAR
 SOSIALISASI ERGONOMI
III. PENILAIAN STANDAR (MONITORING DAN EVALUASI)
IV. PENINGKATAN KINERJA (TINDAK LANJUT)
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN
IDENTIFIKASI MASALAH
MASALAH INDIKATOR (PENERAPAN STANDAR):
HASIL PENILAIAN STANDAR K3.doc
 
* PENERAPAN STANDAR MASIH KURANG (43, 71%)
1. Standar keselamatan kerja
Yang belum terpenuhi :
- Pemasangan peringatan lantai licin, dilarang berlari dalam gedung perkantoran
- Membawa tumpukan barang tinggi dan berat melalui tangga
- Data dan informasi bahan – bahan berbahaya
- Tanda peringatan dan sirene tanda bahaya
- Prosedur penangan gawat darurat belum teruji berkala oleh petugas yang
berkopetensi, melakukan uji coba keadaan darurat tanpa pemberitahuan
- Jumlah dan jarak APAR
- Tangga dan pintu darurat masih salah persepsi
- Sistem dan alat detector peringatan bahaya belum ada
- Pelaksanaan prosedur tanggap darurat belum optimal
- Persyaratan mekanik dan elektrik sesuai Permennaker No. 12 tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja belum sepenuhnya difahami
- Karayawan terlatih P3K bertaraf nasional belum semua terpenuhi
2. Standar kesehatan kerja perkantoran :
 Penyuluhan dalam gedung belum berjalan optimal, pelaksanaan prosedur cuci
tangan, membuang sampah pada tempatnya, kebersihan dan kerapihan
tempat kerja, aktifitas fisik, larangan penggunaan obat terlarang dan minuman
beralkohol, mengkonsumsi keanaekaragama makanan beklum berjalan
optimal
 Penyediaan ruang ASI dan kesemapatan memerah ASI belum berjalan optimal,
belum disosialisasi ke pelanggan baik internal maupun ekstrenal
 Pelaksnaaan aktifitas fisik belum optimal, peregangn di tempat kerja,
pengendalian faktor risiko,
 Penemuan dini kasus penyakit (pemeriksaan pra penempatan, pemeriksaan
berkala, pemeeriksaan khusus, pemeriksaan pra pensiun) belum berjalan
optimal)
 Penanganan penyakit dan cidera akibat kerja belum jelas (jenis penyakit,
pembiayaan), pemulihan kesehtan karyawan setelah sakit dan pengkondisian
pekerja untuk dapat bekerja kembali belum berjalan dengan baik.
3. Standar kesehatan lingkungan kerja perkantoran
• Standar kesehatan lingkungan perkantoran belum berjalan dengan baik :
kajian perkembangan fungsi bangunan di masa depan (areal infeksius
dan non infeksius), estetika gedung (belum dipagar keseluruhan),
keamanan dan keselamatan (penangkal kebakaran dan petir),
aksesibilitas (gudang lantai 2, tanpa lift, belum optimal sosialisasi jalur
evakuasi ke pelanggan ekternal dan sitem peringatan bahaya),
penyediaan air perkantoran belum koordinasi dengan petugas kesling
(pemriksaan sampal, analisis, tindak lanjut), persyaratan toilet belum
dikaji dengan baik, pengelolaan limbah belum optimal, sosialisai CTPS,
pengamanan pangan, pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit.
• Standar lingkungan kerja belum terukur dengan baik sesuai persyaratan :
kebisingan, intensitas cahaya, temperatur, kelembaban, debu, fiber,
OZON, VOCs, CO, formaldehid, biologi, serangga, ventilasi udara
4. Standar Ergonomi Perkantoran
• Belum berjalan dengan baik sesuai persyaratan : luas
tempat kerja, tata letak peralatan, kursi, meja kerja,
koridor, durasi kerja, penanganan beban manual.
IDENTIFIKSI MASALAH PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

I. PENEYELENGGARAAN SMK3 (SINTEM MANAJEMEN K3)


 PENYUSUNAN KEBIJAKAN K3 DAN PEDOMAN (TERLAKSANA)
 PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DAN INDIKATOR ((TERLAKSANA)
 PENYEDIAAN DUKUNGAN SUMBER DAYA (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENYUSUNAN PROSEDUR – PROSEDUR (TERLAKSANA, SEBAGIAN)

II. PENERAPAN STANDAR


1. PENERPAN STANDAR KESELAMATAN KERJA
 PENATAAN DAN PEMELIHARAAN RUANG, ALAT KESEHATAN, SARPRAS (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 MANAJEMEN TANGGAP DARURAT GEDUNG (PENYUSUNAN PEDOMAN BENCANA DAN SIMULASI)
(TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEBAKARAN GEDUNG (TANGGA, JALUR EVAKUASI, PENGADAAN APAR,
SIMULASI RED CODE) (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
2. PENERAPAN STANDAR KESEHATAN KERJA
 PENINGKATAN KESEHATAN KERJA (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 SOSILISASI PHBS (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENATAAN RUANG ASI (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENERAPAN GERMAS (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENCEGAHAN PENYAKIT (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO (TERINTEGRASI TIM PPI)
(TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENEMUAN DINI (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENANGANAN PENYAKIT (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PEMULIHAN (PROGRAM KEMBALI BEKERJA (TIDAK TERLAKSANA)
3. PENERAPAN STANDAR KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
 PEMANTAUAN SARANA BANGUNAN (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENINAJUAN DAN PEMANTAUAN PENYEDIAAN AIR (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENATAAN TOILET (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENGELOLAAN LIMBAH (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 CUCI TANGAN PAKAI SABUN (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENGAMANAN PANGAN (TERINTEGRASI PETUGAS GIZI) (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINTANG PEMBAWA PENYAKIT (TERLAKSANA,
SEBAGIAN)

4. PENERAPAN STANDAR ERGONOMI


 UPAYA PENGADAAN DAN PENATAAN SARANA PRASARANA SESUAI STANDAR
(TERLAKSANA, SEBAGIAN)
 SOSIALISASI ERGONOMI (BELUM TERLAKSANA)
III. PENILAIAN STANDAR (MONITORING DAN EVALUASI)
(TERLAKSANA, SEBAGIAN)
IV. PENINGKATAN KINERJA (TINDAK LANJUT) (TERLAKSANA,
SEBAGIAN)
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN (TERLAKSANA, SEBAGIAN)
ANALISIS
SARPRAS DANA SDM
(MATERIAL & (MONEY) (MAN)
MACHINE)) - Kurangnya
- Pemahaman
terhadap
- Kenadala dana dalam peraturan
mendapatkan pemenuhan
dan standar
acuan dan referensi standar, terutama
masih kurang
dalam penetapan jumlah sarpras
- Pemahaman tentang
sasaran dan target cakupan   indikator yang
  ditetapkan
masih kurang

Penerapan standar
kurang (43,71 %)

-Pemahaman
- Definisi operasional indikator
petugas yang
kinerja dan SPM belum tertalu -Keterbatsan waktu dinilai
difahami oleh petugas melangkapi masih
- Kendala dalam penetapan indikator dokumen -kurang
Kurangnya sosialisasi dan bukti
 
koordinasi dalam penilian indikator  
- Metode pngumpulan
- data yang kurang tepat
- Kurang tepatnya
- interpretasi hasil PROSEDUR WAKTU SASARAN
(METODE) (MINUTE) (MARKET)
ANALISIS MASALAH PELAKSANAAN PROGRAM
SARPRAS DANA SDM
(MATERIAL & (MONEY) (MAN)
- Keterbatasan
MACHINE)) - Kurangnya jumlah tenaga
dana untuk dalam satu tim
Kurangnya
pemenuhan - Kurang fahamnya
fasilitas/sarana
sarana tim dalam tugas
untuk
dan fungsi
pemenuhan
- Kurangnya
dokumen
komitmen,
 
motivasi dan
dukungan
(reward)
- Program
 
kerja banyak
yang belum
terlaksana
- Banyaknya kegiatan lain - Sasaran
ssebagai pemegang - Keterbatsan kegaiatan
program dan pelaksana layanan waktu dalam
belum
selain sebagai faham yang
pelaksanaan
anggota tim harus
kegiatan dikerjakan
- Banyaknya kegiatan  
luar gedung sebagai
tim P3K dan PSC  
- Kurangnya PROSEDUR WAKTU SASARAN
koordinasi dan
(METODE) (MINUTE) (MARKET)
kerjasama
 
Analisis Penyebab Masalah

Penyebab masalah hasil penilaian indikator :


• Penyusunan indikator kinerja belum dapat dikonsulkan
• Pemahaman tim masih kurang
• Kurangnya sosialisasi dan koordinasi dalam penilaian indikator
• Be;l
• Metode pengumpulan data yang kurang tepat
• Kurang tepatnya interpretasi hasil pencapain/cakupan
• Pemahanan petugas sasaran yang dinilai kurang
• Keterbasan waktu petugas
Penyebab masalah pelaksanaan program

• Banyaknya kegiatan lain sebagai pemegang program dan pelaksana


layanan selain sebagai anggota tim
• Banyaknya kegiatan luar gedung sebagai tim P3K dan PSC
• Keterbatasan jumlah tenaga dalam satu tim
• Keterbatsan waktu dalam pelaksanaan kegiatan
• Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar tim
• Kurang fahamnya tim dalam tugas dan fungsi
• Kurangnya komitmen, motivasi dan dukungan
• Kurangnya reward terhadap hasil kerja yang sudah dilaksanakan
• Sasaran program kegiatan belum faham akan segala sesuatu yang harus
dikerjakan
RTL
Masalah penilaian indikator
• Meningkatkan sosialisasi dan refreshing mengenai K3
• Konsultasi lebih lanjut ke Dinas Kesehatan atau kepada stakeholder lainnya yang
terkait dan membidangi untuk mendapatkan acuan dan referensi tentang K3
• Meningkatkan pemahaman dengan konsultasi dalam penetapan indikator K3
• Meningkatkan pemahaman terhadap peraturan dan standar dengan lebih banyak
mempelajari peraturan terkait
• Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dalam penilaian indikator kepada petugas
dan sasaran
• Menentukan metode pngumpulan data yang lebih tepat
• Meningkatkan pemahaman dalam melakukan interpretasi hasil pencapain/ cakupaN
Masalah pelaksanaan program
• Penyusunan jadwal yang lebih terencana dengan baik dan pembagian waktu
yang lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan lain ssebagai pemegang
program dan pelaksana layanan selain sebagai anggota tim
• Koordinasi antar anggota tim dan pnysunan jadwal kegiatan luar gedung
sebagai tim P3K dan PSC yang lebih seksama serta pembagian waktu yang
lebih efektif
• Meningkatkan kerjasama tim dan koordinasi serta kolaborasi lintas tim dalam
pelaksanaan kegiatan yang bsa disinkronisasikan dalam mengatas
keterbatasan jumlah tenaga dalam satu tim
• Meningkatkan perencanaan dalam pembagian waktu yang lebih efekti dalam
mengatasi keterbatsan waktu dalam pelaksanaan kegiatan
• Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar tm
• Meningkatkan pemahaman tim dalam tugas dan fungsi dengan sosialisasi
• meningkatkan komitmen, motivasi dan dukungan melalui pembinaan dari
atasan
• Mengupayakan dan meningkatkan reward terhadap hasil kerja
yang sudah dilaksanakan baik materiil maupun spiritual
• Percepatan pengadaan sarana-prasarana dan alkes melalui
pembentukan Tim dan konsultasi tentang pengadaan barang
• Meningkatan kompetensi dan pemahaman petugas melalui :
• Pelathan ATLS dan BTCLS bagi petugas yang belum terlatih
• Pelatihann Perekam Medis bagi petugas yang belum terlatih
• Pelatihan kefarmasian bagi petugas kefarmasian
• Pelatiahan IVA bagi petugas yang belum terlatih
• Pelatihan PONED bagi petugas yang belum terlatih
• Pelatihan EKG
• Pelatihan dan / atau workshop dan K3
SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai