Pembimbing:
dr. Dede Gunawan
Disusun Oleh:
xxxx xxxxx xxxxx
DEPARTEMEN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
LATAR BELAKANG1
Metastasis merupakan kemampuan suatu jaringan tumor yang menempel serta hidup
dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain. Misalnya kanker payudara dapat
bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan.
Struktur paru merupakan tempat yang paling sering terjadi metastasis pada pasien
dengan penyakit keganasan, dan biasanya rongga thoraks merupakan tempat utama terdeteksi
suatu metastasis paru, pada penderita tumor yang banyak memiliki akses pembuluh darah.
Sebagai contoh, tumor tumor yang dapat bermetastasis ke paru antara lain : Ca ginjal,
osteosarcoma, choriocarsinoma, melanoma, teratoma testis, dan Ca tiroid. Kebanyakan,
metastasis paru berasal dari tumor payudara, kolorektal, prostat, bronchial, leher kepala, dan
Ca ginjal.
Adanya metastasis paru merupakan tanda bahwa penyakit yang diderita telah
menjalar, dan membuat prognosis menjadi buruk. Tingkat kematian tergantung kepada
keadaan tumor primernya.
Metastasis paru juga memperlihatkan adanya suatu keganasan dalam suatu penyakit.
Namun, tidak ada kaitannya baik pria maupun wanita, insiden pada keduanya tidak berbeda
terlalu jauh. Insiden terjadinya tumor, meningkat sesuai umur, begitu juga frekuensi
metastasis paru. Bahkan pada anak anak pun dapat kita lihat adanya metastasis paru, seperti
pada wilms tumor.
Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas
langsung menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor
jinak tidak pernah bermetastasis.
Metastasis paru ini umumnya terjadi karena output dari jantung kanan dan system
limfatik yang mengalir melewati pembuluh darah paru. Awalnya fragmen tumor terlepas dari
fokus primernya melalui vena, dan terbawa sebagai emboli tumor ke paru melalui sirkulasi
sistemik. Mayoritas fragmen ini akan tersangkut pada arteri kecil dan arteriol, di mana pada
tempat tersebut, fragmen tumor tersebut dapat berproliferasi dan meluas ke parenkim paru
akhirnya akan membentuk nodul. Biasanya nodul ini terletak pada ruang subpleura maupun
di dasar paru daripada di apeks paru, karena pada bagian bagian basal inilah banyak aliran
darah.
Jarang sekali emboli tumor tetap berada pada daerah interstisial perivaskular, dan
menyebar sepanjang saluran limfatik yang berada di hilus maupun perifer paru. Mekanisme
ini biasanya terjadi pada pasien dengan limfangitis karsinomatosa. Yang kedua, juga jarang
terjadi, mekanisme berlangsung secara retrograde, menyebar dari kelenjar getah bening hilus
melalui saluran limfe.
Nodul pada paru merupakan manifestasi yang paling umum dari neoplasma sekunder
paru. Nodul biasanya terbentuk dari emboli tumor yang tumbuh karena invasi tumor kapiler.
Emboli tumor mengalir melalui vena sistemik dan arteri pulmonalis, dan akhirnya akan
menyangkut di pembuluh darah kecil paru, kemudian menyebar ke seluruh paru. Nodul pada
paru biasanya multiple, sferis dan bervariasi ukurannya. Biasanya metastasis yang terjadi
melalui arteri bronkialis, pembuluh limfe paru, dan aspirasi transbronkial, juga yang
menembus lubang pada pleura jarang terjadi.
Limfangitis karsinomatosis paling sering terjadi disebabkan oleh Ca mammae, paru, usus,
pancreas, maupun prostat. Biasanya hal ini sebagai hasil dari metastasis secara hematogen ke
kapiler kapiler paru, dan juga invasi ke saluran limfe paru perifer. Penyebaran retrograde
dari nodulus di hilus, mediastinal, maupun invasi langsung dari saluran limfe diafragma
sangat jarang terjadi. Metastasis endobronkial, yang jarang terjadi juga berhubungan dengan
tumor mammae, colon dan ginjal seperti juga melanoma dan sarcoma1.
PEMBAHASAN
DEFINISI
Keganasan pada paru yang merupakan penyebaran dari proses keganasan di
organ/tempat lain1. Sebagian besar karsinoma paru berasal dari sel-sel di dalam paru; tetapi
karsinoma paru bisa juga berasal dari karsinoma di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke
paru. Karsinoma paru merupakan karsinoma yang paling sering terjadi, baik pada pria
maupun wanita2.
ETIOLOGI :
Pada anak biasa menetap di saluran limfe peribronkhial atau perivaskular yang secara
radiologik memberi gambaran bronkovaskular yang kasar secara dua sisi atau satu sisi
hemitoraks atau gambaran garis garis berdensitas tinggi yang halus seperti rambut.
4. Penyebaran melalui ruang pleura
Misalnya invasi tumor primer ke pleura (misalnya thymoma) ataupun Ca paru.
5. Penyebaran endobronkhial
Dari tumor jalan nafas. Mekanisme metastasis ini jarang terjadi. Penyebaran ini
biasanya terjadi pada pasien dengan Ca bronkhioloalveolar. Namun dapat dilihat juga pada
kanker paru lainnya.3
2.3 Klasifikasi1
2.3.1 Klasifikasi berdasarkan Gambaran Metastase
Noduler milier, coin lession hingga cannon ball (diameter 3-4 cm)/golf ball
(diameter 4-5 cm)
Limfangitis
Efusi pleura
Intra alveolar dan endobronchial
Noduler
Metastasis Milier
Nodul paru merupakan gambaran manifestasi metastasis paru yang umum didapati.
Pada kebanyakan kasus, nodul ini tersebar secara hematogen, sehingga tempat
predominannya berada di dasar paru yang menerima lebih banyak darah daripada lobus atas
paru.
Nodul nodul ini biasanya bertepi jelas dan berbentuk bulat maupun berlobulasi.
Nodul yang berdinding tipis dapat terlihat pada keadaan terdapatnya darah yang mengelilingi
nodul tersebut.
Kavitasi dari metastasis jarang muncul seperti pada tumor primer paru, namun dapat
muncul kira kira pada 5% kasus.kavitasi dapat terlihat sebagai nodul yang sangat kecil.
Namun begitu, struktur kavitas ini berbeda secara histologis. Kavitasi sering terjadi pada Ca
sel skuamosa dan Ca sel transisional, tapi juga bisa terjadi pada adenokarsinoma, sebagian
dari kolon, juga pada sarkoma.1 kavitasi ini juga dapat meningkatkan resiko terjadinya
pneumothoraks.3
Kalsifikasi
pada
metastasis,
sering
terlihat
pada
sarkoma
osteogenik,
Nodul soliter
Metastasis paru yang soliter jarang terjadi, kira kira hanya sebanyak 2 10% dari
seluruh nodul soliter. Lesi primer yang paling sering membuat nodul soliter yaitu Ca kolon,
osteosarkoma, Ca ginjal, testes, maupun Ca mammae. Dan juga melanoma maligna. Ca
kolon, khususnya pada area rectosigmoid, menghasilkan kira kira sepertiga kasus yang
berhubungan dengan metastasis paru yang soliter.2 Harus dipikirkan bahwa banyak pasien
yang menunjukkan suatu nodul soliter pada foto polos dada, memiliki nodul nodul multiple
saat diperiksa dengan CT, dengan 1 nodul dominan.6
Biasanya sulit untuk menghilangkan pemikiran adanya nodul soliter metastasis dari
Ca paru primer pada foto thoraks, maupun CT Scan. Pada HRCT Scan, kira kira 1,5 x dari
nodul nodul metastasis memperlihatkan tepi yang tidak rata. Nodul nodul tersebut dapat
bulat maupun oval, atau dapat pula memiliki batas yang berlobus lobus. Tepi yang ireguler
dengan spikulasi dapat merupakan akibat dari reaksi desmoplastik maupun infiltrasi tumor
pada batas sekitar daerah limfatik maupun bronkovaskular.6
6
2. Nodul multiple
Metastasis noduler biasanya terjadi multiple. biasanya nodul nodul ini bervariasi
besarnya, memperlihatkan episode yang berbeda dari emboli tumor, ataupun tingkat
pertumbuhan yang berbeda. Penampakan ini jarang terjadi pada keadaan penyakit nodular
yang jinak, seperti sarkoidosis. Kadang kadang, semua metastasis berukuran sama. Saat
banyak nodul yang terlihat, mereka biasanya terdistribusi ke seluruh paru. Ketika hanya
sedikit terlihat gmabaran metastasis, maka biasanay tempat predominannya di subpleura.
Jumlah dan ukuran nodul nodul tersebut sangat bervariasi.nodul dapat terlihat
sangat kecil (miliar) dan sangat banyak. Hal seperti ini biasanya dapat kita lihat pada tumor
dengan perdarahan yang baik (seperti Ca tiroid, renal cell Ca, adenokarsinoma, sarkoma) dan
juga dapat memperlihatkan sebaran dari emboli tumor yang masif.2
Limfangitis metastase
Metastasis limfangitis
Meskipun penyebaran dipembuluh limfe dapat disebabkan oleh neoplasma maligna,
namun hal ini biasanya mucul dari tumor yang berasal dari mammae, abdomen, pankreas,
paru, atau prostat. Fenomena ini juga disebabkan oleh Ca paru primer, khususnya small cell
Ca dan adenokarsinoma. Biasanya juga berhubungan dengan pleura.
Gambaran radiologi klasik terdiri dari penebalan septum interlobularis (5 10 mm
atau lebih kecil) dan terdapat corakan bronkovaskular yang ireguler. Gambaran ini mudah
7
dilihat pada lobus bawah pada kedau paru. Komponen nodular dari penyebaran intraparenkim
dapat berhubungan dengan limfangitis karsinomatosis. Hilus dan mediastinal limfadenopati
dapat muncul pada 20 40% pasien, dan efusi pleura dapat timbul pada 30 50% pasien.
Diagnosis dini dari limfangitis karsinomatosis biasanya sulit dilihat dengan temuan foto
thoraks biasa, yang biasanya ditemukan normal pada 30 50% kasus. Namun dapat
didiagnosis secara dini dengan menggunakan HRCT Scanning.
Pleural metastase
Contohnya pada : Ca mammae, Ca gaster dll
Metastase alveolar/pneumonik
2.4 Patofiologi15,16,17,18
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura,
biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
9
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat
badan biasanya menunjukkan adanya metastasis paru.
2.6 Diagnosis
10
2.6.1 Anamnesis
Umumnya pada anamnesis dapat dijumpai dahak berdarah, batuk berdarah, nyeri
dada, sesak napas, lemah, dan penurunan berat badan.8
2.6.2 Pemeriksaan Fisik 9, 10
Sering dijumpai pada pemeriksaan fisik adalah pembengkakan kelenjar getah bening
di atas collarbone, massa di abdomen, suara pernapasan melemah, suara askultasi yang
abnormal, nyeri dada ketika palpasi, expanded veins pada dada, leher, unequal pupils serta
pembengkakan wajah
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium
- Sitologi sputum9
Dahak yang dibatukkan ditampung dan diperiksa untuk
memastikan ada tidaknya cancer cells.
- Pemeriksaan biomarker11
Spesimen dikumpul dari penderita diperiksa untuk menemukan
molecular biologik marker (metastatic marker).
b. Bronkoskopi12
Bronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra
bronkus dengan menggunakan alat bronkoskop. Prosedur diagnostik dengan
bronkoskop ini dapat menilai lebih baik pada mukosa saluran napas; normal,
hiperemis atau lesi infiltrat yang memperlihatkan mukosa yang compang-camping.
Teknik ini juga dapat menilai penyempitan atau obstruksi akibat kompresi dari luar
atau massa intrabronkial/tumor intra bronkus. Prusedur ini juga dapat menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan menilai karina yang terlihat
tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening subkarina atau intra bronkus.
c. Pemeriksaan Radiologi
Beberapa contoh gambaran radiologis Metastasis pada Paru 1
11
12
Limfangitis
payudara
karsinomatosa
dengan
Tension
dari
kanker
pneumotoraks
Unilateral
limphangitis
karsinomatosa
dari
13
Unilateral
limphangitis
karsinomatosa
dari
Karsinoma Prostat
14
menjalani
terapeutik
orkidektomi
bilateral.
Ada beberapa nodul di kedua bidang paru-paru.
Luas kehancuran mulai rusuk pertama yang tepat
dengan hilangnya beberapa korteks lateral.
15
16
Cavitating
metastasis
pada
post
total
17
18
d. CT- Scan
CT Scan menjadi suatu modalitas pilihan untuk mendeteksi metastasis tumor dan
untuk perencanaan pembedahan dan follow up pasien dengan metastasis paru.
Sensitivitasnya lebih tinggi daripada foto thoraks biasa, maupun tomografi linear (yang telah
digantikan dengan CT) dihasilkan dari kurangnya superimposisi dari strukturnya dan
tingginya resolusi kontras dari nodul nodul jaringan lunak di parenkim paru. Sebagian lesi
pada apeks dan basal yang dekat dengan jantung, mediastinum dan pleura dapat tidak terlihat
hanya dengan foto thoraks biasa, namun dengan CT Scan, gambaran tersebut dapat terlihat.
Meskipun CT Scan dapat mendeteksi nodus nodus sebesar 3 mm, dimana pada foto
thoraks biasa jarang dapat mendeteksi nodul yang besarnya < 7 mm namun sensitivitas CT
terbentur dengan spesifisitasnya. Banyak nodul nodul yang terlihat pada CT Scan yaitu
granuloma, dan bukan merupakan sebuah metastasis. Spesifisitas dari CT Scan tergantung
kepada tipe dan stadium dari keganasan primer dan dari tingkat kejadian nodul jinak pada
suatu populasi.
Berbagai hal yang dapat dicurigai sebagai metastasis paru dibandingkan suatu nodul jinak :
1. Lesi yang tidak terkalsifikasi
2. Lesi berbentuk sferis maupun ovoid lebih jarang daripada lesi bentuk linear maupun
ireguler
3. Lesi yang berada dekat dengan pembuluh darah
19
20
peribronkhovaskuler dapat muncul pada HRCT Scan, dan gambaran paru normal pun terlihat
dengan baik.
21
Cavitas metastasis (72 thn,pria) dengan karsinoma sel skuamosa di Bronkus utama kiri.
CT scan paru-paru diperoleh beberapa nodul metastasis di kedua paru-paru. Ada
beberapa cavitas nodul (anak panah) di kedua lobus bawah. Catatan : penebalan
dinding rongga yang tidak teratur.
22
Gambar A
23
Gambar B
Calcified metastasis (44 th,perempuan tua) yang telah menjalani eksisi luas paha kiri
massa, yang terbukti osteosarcoma, 7 tahun sebelumnya. (a) foto polos PA
menunjukkan beberapa pelemahan nodular area di kedua paru-paru. Sebuah fokus
kalsifikasi (panah) dicurigai dalam nodul di lobus atas kiri. (b) Transverse contrastenhanced CT scan diperoleh pada tingkat lengkungan aorta kalsifikasi dengan jelas
menunjukkan (tanda panah) di dalam nodul.
24
Gambar A
Gambar B
25
Gambar A
Gambar B
Endobronchial metastasis (59 thn,laki-laki) dengan carcinoma sel ginjal, dispneu. (a)
Foto toraks proyeksi PA menunjukkan kolaps paru atas kiri (panah) di para hiler (b)
CT scan memperlihatkan masa di endobronkial (panah) di orificium lobus kiri atas
dengan kolaps bronkus lobaris (panah)
26
2.7 Penatalaksanaan
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
i.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun
keluarga.
ii.
Suportif.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.
a.Toraktomi eksplorasi: Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru
atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
b.Pneumonektomi: Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua
lesi bisa diangkat.
c.Lobektomi (pengangkatan lobus paru). Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada
satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur;
tumor jinak tuberkulois.
d.Resesi segmental. Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
e.Resesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit
peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru
berbentuk baji (potongan es).
f.Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris).
2.Radiasi:
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga
sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi
efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
3.Kemoterapi:5,6
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan-kelemahan yang apabila
diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side efek, sebelum memberikan
kemoterapi harus dipertimbangkan:
28
pekerjaan sehari-hari.
Grade 1
: hambatan pada pekerjaan berat, namun masih mampu bekerja kantor ataupun
hanya bisa mengurus perawata dirinya sendiri, tidak dapat melakukan pekerjaan lain.
Grade 3
untuk tiduran.
Grade 4
: sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, hanya dikursi atau tiduran
terus.
Kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara lain keadaan umum baik, skala
Karnofsky diatas > 70, fungsi hati, ginjal dan homeostatik (darah) baik dan masalah finansial
dapat diatasi. Syarat homeostatik yang memenuhi syarat ialah: HB >10 gr%, leukosit >
4000/dl, trombosit > 100000/dl.
29
Kemoterapi Ajuvan
Kemoterapi ialah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker dan
bahkan membunuh sel kanker. Obat-obat anti kanker ini dapat digunakan sebagai terapi
tunggal (active single agent), tetapi sebagian besar berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel-sel yang resisten terhadap
salah satu obat mungkin sensitif
Platinum Based
Kemoterapi merupakan pilihan terapi lini pertama pada hampir 70 sampai 80% pasien
Non-small cell Lung Carcinoma (NSCLC) yang luas (stadium III) atau yang sudah
bermetastase (stadium IV), yang merupakan 80 %-85% dari kasus kanker paru. Standar lini
pertama kemoterapi pada pasien dengan performance status baik (0/1) ialah platinum-based
(Cisplatin atau Carboplatin) yang dikombinasikan dengan generasi ketiga sitotoksik agen
(gemcitabine, vinorelbine, paclitaxel, atau docetaxel).7
Kemoterapi untuk kanker paru minimal berupa regimen yang terdiri
obat anti kanker dan diberikan dengan siklus 21 atau 28 hari setiap siklusnya.
Kemoterapi untuk SCLC (small cell lung cancer) diberikan sampai enam siklus dengan
Cisplatin based regimen, yang diberikan ialah Cisplatin dengan Etoposide, Cisplatin dengan
Irinotecan dimana pada keadaan tertentu Cisplatin dapat digantikan dengan Karboplatin dan
Irinotecan digantikan dengan Docetaxel.
Kemoterapi untuk NSCLC (non-small cell lung cancer) dapat diberikan enam siklus
(pada kasus tertentu dapat diberikan lebih dari 6 siklus) dengan platinum based regimen
yang diberikan sebagai terapi lini pertama adalah; Karboplatin/Cisplatin dengan Etoposide,
Karboplatin/Cisplatin dengan Gemcitabin, Karboplatin/Cisplatin dengan Paklitaksel,
Karboplatin/Cisplatin dengan Doksetaksel
30
KESIMPULAN
1. Metastasis pada paru adalah keganasan pada paru yang merupakan penyebaran dari
proses keganasan di organ/tempat lain.
2. Struktur paru merupakan salah satu tempat yang paling sering terjadi metastasis.
3. Mekanisme penyebaran metastasis paru meliputi penyebaran langsung dari pusat
primer, penyebaran hematogen, penyebaran melalui saluran limfe, penyebaran
melalui ruang pleura, penyebaran endobronkhial.
4. Computed Tomography (CT) scan memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada foto X
Raya dada, dan dapat memperlihatkan nodul nodul yang lebih kecil daripada
teknik lainnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Monica,
NS.
Metastase
Paru.
Available
from:
General
Hospital,
Boston,
MA.
Available
32
9. Canadian
Cancer
Society.
Lung
Metastases.
Available
from:
Wax.
Lung
Cancer
Diagnosis.
Available
from:
Paru.
Available
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22561/3/Chapter%20II.pdf.
from:
[Cited
Oktober 2011]
13. Hasan, Iscac. Lung, Metastasis. [online 2009] [cited 2009 oktober 11]. Available from
: http://emedicine.medscape.com/article/358090-media
14. Carpenito, L. J. 1995. Buku Saku : Diagnosis Keperawatan. Edisi ke-6. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC : Jakarta
16. Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik Prosesproses Penyakit. Jakarta : EGC.
17. Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
18. Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
33
34