Anda di halaman 1dari 10

KASUS

PENYALAHGUNAAN KJP
PRESENTED BY :
ROSSA AGUSTIANA W.
M. BUDI KURNIAWAN
MAHENDRA FATUR SYACH
M. NUR ARIFIN
ADE RENDRA
KJP = Kartu Jakarta Pintar
Latar Belakang…

Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan akses bagi
warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam
pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai penuh dari
dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Manfaat dan dampak positif yang diharapkan
dari siswa penerima KJP, antara lain :
 Seluruh warga DKI Jakarta menamatkan pendidikan minimal sampai dengan
jenjang SMA/SMK
 Mutu pendidikan di Provinsi DKI Jakarta meningkat secara signifikan
 Peningkatan pencapaian target Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar
dan menengah
Pelanggaran Etika :

Ada kurang lebih 700 peserta didik merasakan manfaat dari program KJP.
Namun, belakangan dana KJP yang seharusnya digunakan untuk keperluan
sekolah mulai diselewengkan.
Beberapa lapak pedagang dan pemegang KJP mulai berani mencairkan dananya
secara tunai. Ironisnya, dana tersebut malah digunakan untuk keperluan pribadi.
Seharusnya, KJP dimanfaatkan sebaik mungkin bagi banyak pihak, termasuk para
pedagang nakal yang turut memfasilitasi pencairan dana secara tunai. Sehingga,
program yang menjadi nawacita dalam meningkatkan nilai pendidikan lebih
bermutu bisa terwujud.
Tujuan : peningkatan mutu anak didik
yang bersekolah di Jakarta.
Kartu Jakarta Pintar pada dasarnya diperuntukkan pada peserta didik di jenjang
satuan pendidikan sekolah dasar sampai dengan menengah yang secara personal
dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun penghasilan orang tuanya
yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan. Namun,
tanpa adanya pengawasan terhadap pencairan dana yang terdapat pada KJP
tersebut, banyak penyalahgunaan yang terjadi akhir-akhir ini. Dana tersebut
tidak hanya digunakan untuk keperluan sekolah, namun digunakan juga untuk
barang-barang yang tidak berkaitan dengan kebutuhan sekolah.
DAMPAK

Dengan adanya penyalahgunaan dana KJP, maka siswa dengan keterangan tidak
mampu banyak dipertanyakan. Dalam keterangan mereka disebutkan tidak
mampu atau dalam ekonomi menengah kebawah, namun dengan adanya kasus
seperti ini membuat publik berspekulasi lain terhadap para siswa dan ortusis
yang menerima bantuan dana KJP.
ANALISA

 Adanya KJP justru membuat banyak ortusis yang hanya bergantung pada dana
dari pemerintah tersebut.
 KJP seharusnya digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah dengan cara
melakukan transaksi di toko yang memiliki mesin EDC (Electronic Data
Capture) Bank DKI.
 Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan dana KJP sehingga perlu
semacam tools tambahan untuk meminimalisir peyalahgunaan.
 Memperketat system penyaringan siswa yang berlatar belakang kurang mampu
dengan pendataan dari Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan berdasar Surat Keterangan Tidak
Mampu.
ANALISA

 Dibutuhkan adanya tindakan tegas kepada para pelaku penyalahgunaan dana


KJP baik pemegang kartu maupun pihak yang mencairkan dananya.
 Dibutuhkan adanya kesadaran bagi masyarakat untuk meminimalisir
penyalahgunaan bantuan operasional tersebut.
 Dari program Kartu Jakarta Pintar tersebut, masih banyak ortusis dengan
ekonomi memadai mengajukan permohonan kartu KJP tersebut, dikarenakan
terjaminnya biaya kebutuhan sekolah.
Kerangka Pemikiran teoritis

ORTUSIS YANG
BERGANTUNG PADA
DANA PEMERINTAH
KASUS
PENYALAHGUNAAN
KJP
TINDAKAN TEGAS
PADA PELAKU
PENYALAHGUNAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai