Anda di halaman 1dari 46

Pendahuluan

Sistem Komunikasi Digital

Kholidiyah Masykuroh, S.T., M.T.

Institut Teknologi Telkom Purwokerto


Jl. D.I Panjaitan No 128 Purwokerto, 53147, Jawa Tengah, Indonesia
Blok Sistem Komunikasi Secara Umum

2
Why Digital

3
Illustrates an ideal binary digital pulse propagating along
a transmission line

4
Sifat-sifat Sistem Komunikasi Digital
• Pemancar mengirim • Penerima memutuskan
gelombang – gelombang gelombang mana yang
yang dipilih dari set dalam telah dikirimkan
selang waktu berhingga. berdasarkan sinyal
• Kanal menyebabkan : terima yang terkena
- Cacat (distorsi) noise.
- redaman • Peluang pengambilan
- penambahan noise keputusan salah adalah
pada sinyal yang ukuran penting dalam
dikirimkan kinerja system.

5
Klasifikasi Sinyal
A. Sinyal Deterministik dan Sinyal Random

Sinyal Deterministik Sinyal Random

• adalah sinyal yang keseluruhan • sinyal random mempunyai


nilainya dapat ditentukan pada nilai random atau tidak
setiap waktu, contohnya sinyal diketahui dengan pasti
sinusoidal.
untuk waktu yang diberikan,
• Tidak ada ketidaktentuan harga
sinyal terhadap perubahan waktu.
contohnya noise tegangan
pada penguat.
• Ada derajad ketentuan harga
sinyal sebelum muncul.

6
Klasifikasi Sinyal
B. Sinyal Kontinyu dan Sinyal Diskrit

Sinyal Kontinyu Sinyal Diskrit


• Adalah sebuah sinyal yang
• adalah sinyal yang diperinci/ditetapkan hanya
dirinci/ditetapkan untuk setiap pada nilai tertentu dari
waktu t. waktu t.
Contoh: data sinyal telepon.

7
C. Sinyal Analog dan Sinyal Digital
• Sinyal Analog adalah sinyal yang amplitudonya dapat bernilai berapapun
dalam kisaran waktu kontinyu. Hal ini berarti nilai amplitudo sinyal analog
dapat mempunyai nilai tak terbatas.
• Sinyal digital adalah sinyal yang amplitudonya dapat bernilai dalam jumlah
terbatas.

Sinyal Analog Sinyal Diskrit


Sinyal
  analog memiliki fungsi waktu •   diskrit adalah sinyal yang
Sinyal
terus menerus (kontinyu). Sinyal hanya ada pada waktu diskrit, adalah
terdapat pada sembarang waktu . bilangan bulat dan adalah interval
waktu tetap.

Sinyal dikrit berbentuk pulsa dan


mempunyai besaran 0 dan 1.

8
9
D. Sinyal Periodik dan Non Periodik

Sinyal Periodik

 Sinyal dikatakan periodik pada waktu jika :

 𝑥 ( 𝑡 ) = 𝑥 ( 𝑡 +𝑇 0 ) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 −∞ < 𝑡 < ∞ (1)

  dengan :
= waktu
= periode menunjukan
  durasi dari
sebuah sinyal

Apabila
  nilai berubah-ubah maka sinyal tersebut dinamakan sinyal non-
periodik
Sinyal non-periodik tidak bisa dinyatakan oleh persamaan (1).

10
Contoh bentuk sinyal periodik dan non periodis

A. Sinyal Non Periodik

B. Sinyal Periodik dengan waktu Periode To = 2


11
Sinyal periodis g(t) dapat dihasilkan dari bagian
sinyal g(t) sepanjang waktu satu periode.

12
Blok Sistem Komunikasi Digital (1/2)
  Source Coding → untuk meng-
kompresi data sampai
entropy. Digunakan untuk meng-
kompresi/mengurangi bit.

 Channel Coding → untuk


menaikan rate sampai
kapasitas. Digunakan untuk
deteksi dan koreksi error
(menambah redundant bit).

13
Blok Sistem Komunikasi Digital (2/2)

  Channel → electromagnetic wave, telephone line, dll.


Channel adalah medium untuk mentransmisikan sinyal
dari transmitter ke receiver. Contoh model kanal digital
Binary Symetric Channel (BSC), Binary bursty bit error channel
model, Binary Erasure Channel (BEC), Packet Erasure Channel,
dan Arbitary varying channel

Channel Capasity

mutual information adalah banyaknya informasi yang dapat disalurkan di atas kanal.

14
Basic Digital Communication Transformations

15
Formatting
• Merupakan hal-hal pertama yang perlu dalam sebuah
tahapan proses sinyal (signal processing).
• Mengasuransikan sebuah message (pesan) agar cocok
dengan proses digital (digital processing).
• Format pengiriman adalah dimana sebuah informasi
dari sumber diterjemahkan dahulu dalam bentuk
symbol digital.
• Ketika data dikompresi, maka proses tersebut
dinamanya source coding.

16
Formatting and Transmission of baseband

Proses Pemformatan dan Transmisi Sinyal Baseband

Saluran yang digunakan adalah saluran baseband seperti kabel atau kabel koaksial

Gelombang yang cocok dengan saluran baseband adalah pulsa


17
Formatting Textual Data (Character Coding)

18
Pemformatan Data Teks
Sumber data yang umum digunakan dalam komunikasi digital
adalah karakter atau teks
Karakter di-encode berdasarkan berbagai standar. Contoh : American Standard
Code for Information Interchange (ASCII)
Pemformatan Data Teks

Extended Binary Coded Decimal Interchange Code


(EBCDIC)

Character coding adalah langkah yang mengubah teks menjadi binary digits (bits)
Pesan, Karakter, dan Simbol

• Sebuah pesan text terdiri dari urutan karakter alfanumerik.


•  
• Ketika proses transmisi digital, karakter akan pertama kali diencode dalam
urutan bit yang dinamakan bit stream/baseband signal.
• Gabungan dari bit membentuk sebuah symbol , = bit
• Sebuah system menggunakan sebuah symbol M dinamakan M-ary system.

Contoh :
Jika k=1 maka dinamakan Binary Sistem, ukuran symbol M = 2
Jika k=2, maka dinamakan Quartenary Sistem, ukuran symbol M=4

21
Sampling Theorem
Proses sampling : proses mengubah
sinyal analog menjadi diskrit Sampling Theorem :
(Pencuplikan Sinyal)

Keluaran proses sampling


dinamakan Pulse Amplitude
Modulation (PAM) karena interval
keluaran berturut-turut
Nyquist Criterion
menggambarkan urutan dari pulsa
dengan amplitude yang diperoleh
dari sampel gelombang input.  𝑓 𝑠 ≥2𝑓 𝑚 𝑓  𝑠=1 /𝑇𝑠

Semakin banyak pengambilan Nyquist Criterion adalah kondisi yang


sampel, maka sinyal akan mendekati memungkinkan sinyal analog
sinyal aslinya. direkonstruksi sepenuhnya dari suatu
sinyal diskrit
22
Kuantisasi
•• Proses
  konversi sinyal yang telah dicuplik menjadi sinyal
digital yang diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah digit
tertentu.
• Kuantisasi amplitude : pemetaan sampel-sampel gelombang
dengan amplitude kontinyu ke satu set amplitude berhingga.
• Jumlah level kuantisasi adalah:
,

,
n = bit representasi

23
Signal-to-Noise Ratio untuk Pulsa Kuantisasi

Variance/Daya
noise
terkuantisasi
rata-rata

Daya puncak
sinyal

Daya sinyal
terhadap daya
noise rata-rata

L levels = linear kuantisasi sinyal analog e = kuantisasi error


Vpp = voltage peak-to-peak (tegangan puncak p(e) = probability density function
Vpp = Vp-(-Vp) = 2 Vp
q = kuartil interval (jarak antar level kuantisasi)
24
Kuantisasi Uniform dan Non Uniform

“kuantisasi uniform” “kuantisasi non-uniform”


Interval waktu tetap Interval waktu tidak tetap

25
26
Encoding

27
Baseband Signaling

• Baseband adalah sebuah metode penggunaan media


komunikasi yang frekuensinya dilewatkan melalui
suatu pembawa (carrier) untuk mengalirkan data.
• Sinyal baseband dapat dikirim menggunakan koneksi
kabel atau jaringan nirkabel menuju receiver.
• Generasi untuk bentuk gelombang baseband (untuk
simbol digital) yang ditetapkan oleh formatting.
• Dapat mengambil bentuk dari pulse modulation atau
pulse code modulation.
28
Transmisi Baseband
•• Untuk
  mengirimkan informasi melalui kanal fisik, deretan
(code word) PCM diubah ke bentuk pulsa oleh gelombang
pembawa.

 Tiap gelombang membawa satu symbol ( .


 Tiap simbol yang dikirim merepresentasikan bit dari code
word PCM.
 Istilah gelombang PCM digunakan untuk simbol biner
(ketika =2).
 Istilah modulasi pulsa M-ary digunakan untuk simbol
non biner (ketika >2).

29
PCM Transmission

• Pulse Code modulation (PCM) digunakan ketika sebuah


aliran data biner akan segera dikirimkan.

• Dalam PCM, binary sequence digunakan untuk


mendefinisikan logical level sinyal untuk proses transmisi.
 Sebuah logical level dipetakan dalam bit
( 1 – High, dan 0 – low)
 Sebuah nilai bit akan menentukan apakah suatu level
berubah atau tidak.
Mark : berubah ketika bit nya satu.
Space : berubah ketika bit nya nol.

• Merepresentasikan digit biner dengan pulsa elektrik dalam


sebuah transmisi kanal baseband.
• Gelombang PCM dibedakan dalam 4 grup : Non Return to
Zero, Return to Zero, Phase encoded, dan Multilevel
binary.

30
Gelombang PCM
1. Non Return to Zero (NRZ)
Karakteristiknya saat bit “0” dinyatakan sebagai low signal, sedangkan saat bit “1”
dinyatakan sebagai high signal.

a. Non Return to Zero Unipolar


b. Non Return to Zero bipolar

31
2. Return to Zero (RZ)
Bit 0 dinyatakan sebagai low signal, sedangkan saat bit 1 dinyatakan high signal,
Namun ada proses kembali ke nol.

3. Mancester
1 = transisi dari tinggi ke rendah di pertengahan interval
0 = transisi dari rendah ke tinggi di pertengahan interval

32
4. AMI - Bipolar
0 = tanpa sinyal pada jalur
1 = level positif/negative, alternative untuk satu yang berturut - turut

5. Pseudoternary
1 = tanpa sinyal pada jalur
0 = level positif/negative, alternative untuk nol yang berturut - turut

33
Gelombang PCM
(PCM Waveforms)

Kriteria perbandingan dan Pemilihan Gelombang PCM :


• Karakteristik spectral (rapat spectral dan efisiensi
bandwidth).
• Kemampuan sinkronisasi bit.
• Kemampuan deteksi error.
• Ketahanan terhadap interferensi dan noise.
• Biaya dan kompleksitas implementasi.

34
Spektral dari Gelombang PCM

Komsumsi daya paling besar adalah


Delay modulation karena delay
modulation memakai daya +/- 5W
untuk masing-masing bandwidth, tetapi
juga memiliki efisiensi bandwidth yang
paling besar karena hanya 0.4 Hz untuk
masing-masing symbol.

Sedangkan, gelombang PCM yang memiliki daya paling efisien adalah bi-phase
Dikenal dengan mancester) karena hanya memiliki +/- 1.2 Watt untuk masing-
masing bandwidth, tetapi memiliki bandwidth yang paling besar lebih dari 1Hz
(1.4 Hz) untuk masing-masing symbol.
35
Bits per PCM Word and Bits per Symbol

•   memilih jumlah level atau bit per sampel, tergantung dari


Untuk
berapa banyak kuantisasi distorsi dimana dengan menggunakan
format PCM.

Pertama kita mempunyai perbedaan antara dan


• L adalah jumlah level kuantisasi dalam PCM word.
• adalah jumlah dari bit untuk merepresentasikan level.
• adalah magnitude dari quantization distortion error,
• adalah fraction dari peak-to-peak analog voltage Vpp
(terkorelasi dengan )

36
Lanjutan….

Jika kuantisasi error tidak lebih besar dari q/2, dimana q adalah interval kuartil,
maka kita dapat menuliskan persamaan:

Jadi, jumlah dari bit yang dibutuhkan


untuk merepresentasikan level dengan
toleran di p volt error adalah

37
Contoh :

38
Solusi:

39
Format Frame TDM (1/2)
Contoh format frame PCM – 30, standart E1 = 2,048 Mbps

• 1 Time Slot (TS) = 8 bit


• Terdiri dari 32 TS = 30 kanal suara + 1 sinkronisasi + 1 signalling
- Sinkronisasi : TS 0
- Signaling : TS 16
- Voice : TS 1 -15 dan TS 17 – 31
• Dalam 1 detik terdapat 8000 sampel sehingga :
Bit rate = ( 8 x 8000) x 32 = 2,048 Mbps
40
Format Frame TDM (2/2)
Contoh format frame PCM – 24, standart T1 = 1,544 Mbps

• 1 Time Slot (TS) = 8 bit


• 1 Frame = 24 TS = 24 kanal suara dalam 1 detik terhadap 8000 sampel.
• Tiap frame ditambahkan satu bit frame / sinkronisasi bit (TS 1)
• Signaling diambil pada bit ke-8 tiap TS pada frame ke-6 dan kelipatannya.
• Dalam 1 detik terdapat 8000 sampel sehingga :
Bit rate = ( (24 x 8) +1 ) x 8000 = 1,544 Mbps
41
M-Ary Pulse Modulation
• Kategori Modulasi Pulsa M-Ary :
•  
 PAM (Pulse Amplitude Modulation)
 PPM (Pulse Position Modulation)
 PDM (Pulse Duration Modulation) atau PWM (Pulse Width
Modulation)
• M-Ary PAM adalah suatu pensinyalan multi-level dimana tiap symbol
mempunyai satu harga amplitudo yang berasal dari M level amplitudo
yang tersedia dan merupakan representasi bit dari word PCM.
• M-Ary PAM (M>2) membutuhkan bandwidth lebih sempit daripada PCM
biner.
• PCM biner lebih mudah dideteksi daripada M-ary PAM.

42
Contoh PAM

43
Mathematical Model for Communication
Channel
1. The additive noise channel:
a. The simplest mathematical channel model.
b. Thermal noise is a Gaussian noise process,
therefore the channel called: Additive White
Gaussian Noise (AWGN) channel.
  : attenuation factor
  : unknown phase shift
𝑟  ( 𝑡 ) =𝛼 ∙ 𝑠 ( 𝑡 ) +𝑛 ( 𝑡 )
𝑟  ( 𝑡 ) =𝛼 ∙ 𝑒 𝑗 𝜑 ∙ 𝑠 ( 𝑡 ) +𝑛 ( 𝑡 )
44
•2.   The linier filter channel
a. Linier Time Invariant (LTI)
Contoh: wireline telepon

b. Linier Time Variant (LTV)

45
Terima Kasih
dan Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai