Anda di halaman 1dari 7

Papua & Papua Barat

1. Papua
• Luas wilayah 316.553,07 km2 (terluas pertama di Indonesia)
• Terdiri atas 28 Kabupaten dan 1 Kota dengan keragaman suku serta
memiliki 268 bahasa daerah.
2. Papua Barat
• Luas wilayah 102.955,15 km2
• Terdiri atas 12 Kabupaten dan 1 Kota.
Sejarah Singkat Otonomi Khusus Papua &
Papua Barat
• Gejolak untuk berpisah dari NKRI
• Kenyataan berbagai kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
• Pembangunan yang sentralistik
• Tidak memenuhi rasa keadilan
• Belum tercapainya kesejahteraan rakyat
• Lemahnya penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

• Hal tersebut memberi dampak terhadap berbagai sektor kehidupan


• Pendidikan;
• Kesehatan;
• Ekonomi;
• Kedudayaan; dan
• Sosial Politik
Momentum Reformasi 1998
1. Ketatapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara Tahun 1999-2004.
2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
Otonomi Khusus
Keinginan Rakyat Papua & Papua Barat
1. Kewenangan
Kewenangan pemerintah Papua untuk mengatur masalah moneter-fiskal,
luar negeri, pertahanan dan keamanan, serta agama dan peradilan.

2. Keuangan
Pemerintah Papua ingin memiliki sendiri perusahaan yang bergerak di
bidang sumber daya alam seperti pertambangan, energi, pariwisata & lain-lain.

3. Kelembagaan
Pemerintah Papua menginginkan penguatan fungsi Gubernur sebagai
kepala daerah otonom dan wakil pemerintah pusat di daerah dan berbasis
adat.
Lanjutan
4. Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia
Papua menginginkan pemilihan daerah diserahkan ke DPRP Provinsi, tidak
lagi dengan cara pemilihan langsung, serta memiliki kewenangan mengatur
daerah soal kota, bendera, lambing, partai politik lokal, komisi kebenaran dan
rekonsiliasi, dan peradilan HAM.

5. Pembangunan Papua
Pemerintah Papua ingin dilibatkan dalam pembangunan di 28 bidang
strategis.
Kekhususan Papua & Papua Barat Menurut
UU No. 21 Tahun 2001
1. Sistem bikameral di dalam legislatif
a. Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) & Dewan Perwakilan Rakyat Papua
Barat (DPRPB)
b. Majelis Rakyat Papua (MRP)
2. Partai Politik Lokal
Pasal 28 Ayat (1) bahwa “Penduduk Provinsi Papua dapat membentuk partai politik.”
3. Lambang daerah (bendera dan lagu)
Pasal 2 Ayat (2) mengatur “Provinsi Papua dapat memiliki lambing daerah sebagai
bentuk panji kebesaran dan simbol kultural bagi kemegahan jati diri orang Papua
dalam bentuk bendera dan lagu daerah tidak diposisikan sebagai simbol
kedaulatan.”
4. Sistem noken dalam pemilihan umum
Sistem noken adalah sistem pemilihan umum yang penggunaannya menggunakan
noken yang digantungkan pada salah satu kayu dan digunakan sebagai pengganti
kotak suara.
5. Peradilan Adat
Pasal 51 Ayat (1) “Peradilan adat adalah peradilan di lingkungan masyarakat hukum
adat di mana memiliki kewenangan memeriksa sengketa perdata dan pidana di
antara para warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan.”
6. Keuangan daerah
Papua mendapatkan persentase dana perimbangan dari pertambangan minyak bumi
sebesar 70% selama tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-25 dan menjadi 50% untuk
tahun ke-26 dan seterusnya. Kemudian persentase dana perimbangan dari
pertambangan gas bumi/alam sebesar 70% selama tahun ke-1 sampai dengan tahun
ke-25, dan menjadi 50% untuk tahun ke ke-26 dan seterusnya. Keuntungan
berikutnya penerimaan khusus dalam rangka pelaksanaan otsus setara dengan 2%
dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional, terutama ditujukan untuk pembiayaan
pendidikan dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai