Anda di halaman 1dari 3

Masyarakat Adat Duma Dama [Moni-Mee Selatan]-Timika Papua

Ilustrasi Pemandangan Duma Dama/Moni-Mee Selatan Timika Papua

Peranan Lembaga Adat Suku Moni Selatan (LEMASMOS) Kabupaten Mimika Papua Dalam implementasi

otonomi khusua, idealnya Lembaga Adat dapat memiliki kontribusi sebagai komponen masyarakat yang ada di

daerah. Peranan di sini dimaksudkan adalah tentang perihal apa yang dapat dilakukan Lembaga Adat dalam

masyarakat sebagai organisasi kemasyarakatan adat. Lembaga adat suku moni Selatan berkedudukan sebagai

wadah organisasi permusyawaratan/permufakatan para pengurus adat, pemuka-pemuka adat/masyarakat yang

berada di luar susunan organisasi pemerintahan. Adapun tugas lembaga adat, berikut ini penulis kutip rumusan

dari PERMENDAGRI No.3 Tahun 1997 sebagai berikut: a). menampung dan menyalurkan pendapat

masyarakat kepada Pemerintah serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum adat, adat istiadat

dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat adat. b). memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat

dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah serta memberdayakan

masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan

kemasyarakatan. c). menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta objektif antara kepala

adat/pemangku adat/tertua adat dan pimpinan atau pemuka adat dengan aparat pemerintah di daerah provinsi

dan pusat Selanjutnya Lembaga Adat memiliki hak dan wewenang sebagai berikut : a). mewakili masyarakat

adat ke luar. yakni dalam hal menyangkut kepentingan dan mempengaruhi adat. b). mengelola hak-hak adat

dan/atau harta kekayaan adat untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat ke arah hidup yang

lebih layak dan lebih baik. c). menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan

kebiasaan- kebiasaan masyarakat sepanjang penyelesaian itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. d).melindungi Hak hak masyarakat adat dan Hak Asasi manusia e).mengurus Hak hak

ulayat tanah Adat sesuai implementasi undang undang Nomor 21 tahun 2001-PERLINDUNGAN HAK-HAK

MASYARAKAT ADAT Pasal 43 1). Pemerintah Provinsi Papua wajib mengakui, menghormati, melindungi,

memberdayakan dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat dengan berpedoman pada ketentuan peraturan

hukum yang berlaku. 2). Hak-hak masyarakat adat tersebut pada ayat (1) meliputi hak ulayat masyarakat

hukum adat dan hak perorangan para warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan 3). Pelaksanaan hak

ulayat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, dilakukan oleh penguasa adat masyarakat hukum adat yang

bersangkutan menurut ketentuan hukum adat setempat, dengan menghormati penguasaan tanah bekas hak
ulayat yang diperoleh pihak lain secara sah menurut tatacara dan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4). Penyediaan tanah ulayat dan tanah perorangan warga masyarakat hukum adat untuk keperluan apapun,

dilakukan melalui musyawarah dengan masyarakat hukum adat dan warga yang bersangkutan untuk

memperoleh kesepakatan mengenai penyerahan tanah yang diperlukan maupun imbalannya. 5). Pemerintah

Provinsi, Kabupaten/Kota memberikan mediasi aktif dalam usaha penyelesaian sengketa tanah ulayat dan bekas

hak perorangan secara adil dan bijaksana, sehingga dapat dicapai kesepakatan yang memuaskan para pihak

yang bersangkutan. KEKUASAAN PERADILAN Pasal 50 1). Kekuasaan kehakiman di Provinsi Papua

dilaksanakan oleh Badan Peradilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2). Di samping kekuasaan

kehakiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui adanya peradilan adat di dalam masyarakat hukum adat

tertentu. Pasal 51 1).Peradilan adat adalah peradilan perdamaian di lingkungan masyarakat hukum adat, yang

mempunyai kewenangan memeriksa dan mengadili sengketa perdata adat dan perkara pidana di antara para

warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan. 2). Pengadilan adat disusun menurut ketentuan hukum adat

masyarakat hukum adat yang bersangkutan. 3). Pengadilan adat memeriksa dan mengadili sengketa perdata

adat dan perkara pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan hukum adat masyarakat hukum adat

yang bersangkutan. Kemudian Lembaga adat berkewajiban diantaranya memelihara stabilitas nasional dan

daerah dan menciptakan suasana yang dapat menjamin tetap terpeliharanya kebhinekaan masyarakat adat dalam

rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menjalankan tugas-tugas, hak, wewenang dan

kewajiban sebagaimana dimaksud di atas, lembaga adat mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan-kegiatan

pendataan dalam rangka menyusun kebijaksanaan dan strategi untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan, kelangsungan pembangunan dan mendukung keberhasilan pembinaan masyarakat. Identitas adat

istiadat, kebiasaan-kebiasaan rnasyarakat dan lembaga adat harus jelas. Identifikasi itu meliputi:4 a). Nama

dan/atau istilah yang digunakan. b). Struktur, sistem status adat atau jabatan adat. c). Struktur wilayah adat. d).

Kegiatan masyarakat adat yang berpola. e). Pranata serta perangkat norma-norma adat termasuk di dalamnya

hak-hak dan kewajiban masyarakat adat serta anggota masyarakat adat. f). Sistem sanksi hukum adat. g).

Kekayaan serta hak milik masyarakat adat dan atau kejompok adat. h). Masalah-masalah lain yang berkaitan

dengan adat istiadat. Penutup Nilai-nilai budaya kita yang luhur itu sebagai sistem nilai memang seharusnya

ditempatkan pada tataran yang ideal dan tinggi untuk mampu membangun ketahanan budaya dari jajahan

mental dan segala bentuk pengurasan dan penindasan berikutnya oleh pihak luar. Namun demikian bukan
berarti masyarakat adat harus mengisolasikan diri dari pengaruh luar, karena "sejarah dan ilmu antropologi

memperlihatkan bahwa tidak ada satu kebudayaanpun di dunia ini yang bisa berkembang subur dengan

isolasionisme. Kebudayaan suatu bangsa, senantiasa adalah kebudayaan campuran (metisage)", ujar L.

Lenghor, mantan Presiden Senegal5. Oleh karena itu masyarakat adatpun harus bersifat terbuka karena mau

tidak mau, suka atau tidak suka, tidak ada pilihan lain dalam menghadapi era globalisasi. Kita berharap

implementasi UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dapat menampung dinamika masyarakat

lokal dan mampu mengakomodasikan keanekaragaman struktur dan kultur yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat adat.suku moni selatan kabupaten Mimika by. Konsultan Lembaga adat suku Moni selatan

kabupaten Mimika Jerry Diwitau.S.Ip

Anda mungkin juga menyukai