Materi Tuweb 2
Materi Tuweb 2
MATEMATIKA/ PDGK4801
2
Keanggotaan suatu Himpunan
A= {1, 2, 3, 4, 5, 6}
1 A, 2 A, 3 A, 4 A, 5 A, 6 A
= anggota himpunan
= bukan anggota himpunan
7 A, 8 A, 10 A.
A B, = himpunan bagian
|A| = banyaknya anggota himpunan A, atau n(A)
A = {a,b,c,d,e,f} ; |A| = 6;
Jika suatu himpunan mempunyai anggota yang sangat banyak dan
memiliki pola tertentu, maka penulisannya dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga titik yang dibaca “dan seterusnya”.
Contoh :
A adalah himpunan bilangan asli anggota himpunan tak
A = {1, 2, 3, 4, 5, …} hingga
Contoh :
B adalah himpunan bilangan cacah ganjil kurang dari 100
A = {1, 3, 5, 7, 9, …, 99}
anggota himpunan
berhingga
Himpunan Kosong
ditulis: { } atau
Contoh :
A adalah himpunan bilangan prima antara 31 dan 37
A = { } karena tidak ada bilangan prima antara 31 dan 37
Contoh :
A = {3, 5, 7}
S dari A adalah {bilangan ganjil}, {bilangan prima}, {bilangan asli}
Himpunan Bagian
Himpunan Sama
Himpunan Ekuivalen
Himpunan Berpotongan
HIMPUNAN BAGIAN
DITULIS : //
CONTOH ::
A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {6, 7, 8}
Maka A // B
Maka P // Q
HIMPUNAN SAMA
Ditulis : =
Contoh :
A = {a, b, c, d} dan B = {d, c, b, a}
Maka A = B
Contoh :
A = {1, 3, 5, 7} dan B = {1, 2, 4, 6, 8}
Maka A dan B berpotongan, karena ada anggota A yang menjadi anggota B,
yaitu 1.
adalah jika dan hanya jika jumlah anggota kedua himpunan tersebut
sama. n(A) = n(B).
ditulis: ~
Contoh :
A = {p, q, r, s} dan B = {2, 3, 5, 7}
Maka A ~ B , karena n(A) = n(B)
S A 6
5 1 2
3 4
7
Himpunan saling lepas
Contoh :
S = Himpunan bilangan asli kurang dari 9
A = {bilangan asli ganjil kurang dari 9}
B = {bilangan asli genap kurang dari 9}
S
A B
1 5 2 4
3 7 6 8
Himpunan berpotongan
Contoh :
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A = {1, 2, 3, 5}
B = {2, 5, 6, 8}
S A B
1 2 6
3 5 8
4 7
Himpunan bagian
Contoh :
S = himpunan bilangat bulat
A = himpunan bilangan asli
P = himpunan bilangan prima
S A
P
Himpunan sama
Contoh :
A = {a, b, c, d} dan B = {d, c, b, a}
Maka A = B
S
A B
a c
b d
OPERASI DASAR DALAM HIMPUNAN
Definisi
(i) Jika A dan B himpunan, maka irisan dari A dan B, dinotasikan
A B adalah himpunan dari semua anggota A dan B. Dengan
kata lain A B = {x | x A dan x B}
1. A A = A, A A = A ; Sifat Idempoten
2. A B = B A ; Hukum komutatif bagi gabungan
3. A B = B A ; Hukum komutatif bagi irisan
4. A (B C) = (A B) C ; Hukum asosiatif bagi gabungan
5. A (B C) = (A B) C ; Hukum asosiatif bagi irisan
6. A (B C) = (A B) (A C) ; Hukum distribusi irisan terhadap gabungan
7. A (B C) = (A B) (A C) ; Hukum distribusi gabungan terhadap irisan
8. Sc =
9. =S
10. (A c)c = A
11. A Ac = S
12. A Ac =
13. (A B)c = Ac Bc ; Hukum De Morgan
14. (A B)c = Ac Bc ; Hukum De Morgan
20
Selisih dua buah Himpunan
Jika A dan B himpunan, maka komplemen dari B relatif
terhadap A adalah himpunan semua anggota A yang tidak
menjadi anggota B, dan dinotasikan A\ B atau A-B. Jadi
A\B := {x| x A dan x B}
Contoh :
A = {1,2,3,4,5,6} B = {4,5,6,7,8}
A-B = {1,2,3} B-A = {7,8}
Teorema 21
Contoh
A = {1, 2, 3} ; B = {a, b, c, d, e}
A X B = {(1,a), (1,b), (1,c), (1,d), (1,e), (2,a), (2,b), (2,c), (2,d), (2,e),
(3,a), (3,b), (3,c), (3,d), (3,e)}
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan
pada himpunan A, maka
27
• Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }
bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi
yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan
(4, 4).
• Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }
tidak
bersifat refleksif karena (3, 3) R.
2. Menghantar (transitive)
Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a, b) R
dan (b, c) R, maka (a, c) R, untuk a, b, c A.
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di didefinisikan pada himpunan A,
maka:
• R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar.
• R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar karena (2, 4) dan
(4, 2) R, tetapi (2, 2) R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) R, tetapi
(4, 3) R.
• R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar
• R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar karena tidak ada (a, b) R dan (b, c)
R sedemikian sehingga (a, c) R.
• Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)}
selalu menghantar. 2
8
3. Setangkup (symmetric) dan
Tolak-setangkup (antisymmetric)
f
x y
JENIS-JENIS FUNGSI
Contoh:
• f = {(1, w), (2, u), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu,
• f = {(1, u), (2, u), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi satu-ke-satu,
karena f(1) = f(2) = u.
Contoh :
• f = {(1, u), (2, u), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi pada
karena w tidak termasuk jelajah dari f.
• f = {(1, w), (2, u), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} merupakan fungsi pada
karena semua anggota B merupakan jelajah dari f.
• Fungsi f dikatakan Berkoresponden Satu-ke-satu
atau Bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan
juga fungsi pada.
Contoh:
• f = {(1, u), (2, w), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah
fungsi satu-ke-satu maupun fungsi pada.
• f(x) = x – 1 merupakan fungsi yang berkoresponden
satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-ke-satu
maupun fungsi pada.
Fungsi Balikan
(Invers)
• Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B,
maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari f.
• Balikan fungsi dilambangkan dengan f –1. Misalkan a
adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota
himpunan B, maka f -1(b) = a jika f(a) = b.
Contoh
• f = {(1, u), (2, w), (3, v)}
dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu. Balikan fungsi f adalah f -1
= {(u, 1), (w, 2), (v, 3)}
Fungsi
Komposisi
• Komposisi dari dua buah fungsi.
• Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B, dan f adalah fungsi dari himpunan B ke
himpunan C.
• Komposisi f dan g, dinotasikan dengan f o g,
adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh
(f o g)(a) = f(g(a))
TERIMA KASIH