Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

PADA PASIEN DENGAN


PENYAKIT TERMINAL

Kelas B
Kelompok 2B
1. Ebial Fitri br. Ginting (191101002)
2. Shela Junita Putri (191101006)
3. Pebi Septrian Sari (191101016)
4. Nuraini Sihite (191101028)
5. Ainun Mardyyah Siregar (191101048)
6. Shofi Auliya Sari Nasution (191101060)
7. Helena Gultom (191101068)
8. Nur Azizah Rangkuti (191101074)
9. Putri Meiyarny Zega (191101098)
10.Afna Saharani (191101110)
11.Salsabila Mumtaza Nasution (191101122)
12.Elisa Widyawati (191101132)
13.Tiara Valentina br. Tarigan (191101154)
14.Nur Aini Lubis (191101172)
15.Natasia Atania Sitepu (191101104)
Pemicu :
Tn.G usia 63 tahun, dirawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis Gagal
Jantung. Pasien menyatakan lemah, konsentrasi menurun, mudah gelisah, dan mengeluh
pusing disaat bangun. Seringkali mengalami serangan nyeri dada mendadak dan menjadi
sesak nafas. Gejalanya terus memburuk sejak 1 tahun terakhir dan nafasnya semakin
pendek hingga hanya mampu berjalan sebentar dan beraktivitas ringan, padahal sebelumnya
biasa berjalan kaki, namun sekarang menyatakan tidak kuat lagi, hal ini terjadi karena pada
pemeriksaan terakhir telah ditemukan Cardiomegali. Tn.G mengeluhkan kakinya bengkak
sehingga tidak bisa lagi memakai sepatunya. Nafsu makannya turun dan sering merasa
penuh di perut serta cepat kenyang. Telah direncanakan oleh dokter spesialis penyakit
dalam bahwa 3 hari lagi akan dilakukan operasi untuk mengantisipasi tersumbatnya
pembuluh darah. Tn.G sering berkeluh kesah pada perawat bahwa dia bingung dengan
biaya operasi yang akan dilakukan padanya. Sebagai seorang perawat Tindakan apa yang
harus anda lakukan ?
 
Seven Jump :
1. Klarifikasi Istilah
● Cardiomegaly ( kondisi dimana jantung membesar, merupakan gejala penyakit, dimana
jantung memiliki perubahan ukuran ) (suatun pembesaran pada jantung, jantung lebih
cepat bekerja dan dapat mengakibatkan mudah lelah) (pasien sering mengalami nyeri
dada mendadak dan menjadi sesak nafas)

2. Identifikasi Masalah
● Pasien menyatakan lemah
● Konsentrasi menurun
● Mudah gelisah,
● Mengeluh pusing saat bangun
● Pasien mengalami serangan dada mendadak,
● pasien mengalami sesak nafas,
● gejalanya terus memburuk dalam satu tahun trerakhir, pasien mengalami nafas pendek
sehingga membuat pasien hanya mampu berjalan sebentar dan hanya mampu melakukan
aktivitas ringan
● Kaki bengkak sehingga tidak bisa memakai sepatu, nafsu makan turun, sering merasa
penuh di perut serta cepat kenyang.
● Berkeluh kesah, bingung untuk biaya operasi yang akan dilakukan
3. Hipotesa

● Perawat dapat melakukan persiapan dan harus mengetahui kesiapan dari keluarganya,
respon keluarganya, menjalin hubungan salin percaya antara pasien dan perawat
kemudian antara pasien dan keluarganya, serta mengungkapkan dengan bahasa yang
sopan dan tidak terbawa suasana
● Perawat dan anggota medis dapat menyarankan dan memberikan konseling mengenai
perawatan paliatif, dimana perawatan konseling ini tujuannya meningkatkan nyeri yang
pasien alami, dengan memperhatikan status psikososial dan spiritual pasien,
● Memberikan konseling tentang gizi yang dibutuhkan pasien, dan memberikan
konseling tentang pentingnya operasi yang akan pasien lakukan untuk meminimalkan
nyeri dan memberikan kualitas hidup
● Memberikan perawatan paliatif yang terintegrasi
● Memberikan asuhan keperawatan dengan pasien terminal dengan mengkaji bio,
psikososial dan spiritual
● Memberikan asuhan keperawatan terminal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan meredekan nyeri dan gejala yang pasien alami
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif pada pasien dengan penyakit kronis
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif dengan pasien dengan penyakit terminal,
yaitu tindakan yang proporsional yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencapai kondisi
terbebas dari penderitaan, damai, dan bermartabat
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif dengan pasien dengan penyakit terminal yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meredakan nyeri serta gejala yang
dialami pasien
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif kepada pasien yang bertujuan untuk
mengurangi rasa kesendirian, takut, depresi, dan mempertahankan kenyamanan fisik,
rasa aman, harkat dan rasa berguna
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif kepada pasien yang bertujuan untuk
mengurangi rasa kesendirian, takut, depresi, dan mempertahankan kenyamanan fisik,
rasa aman, harkat dan rasa berguna
● Tn. G memerlukan perawatan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup dan
memberikan kenyamanan fisik, psikologis dan spiritual.
● Tn.G mengalami fase terminal
● Tn. G mengalami terminasi dan harus dilakukan perawatan paliatif dengan penyakit
terminal
● Memberikan asuhan keperawatan Paliatif pada Tn. G
4. Analisa Masalah
● Memberikan asuhan keperawatan paliatif pada pasien dengan penyakit terminal

5. More Info
Tidak ada

6. We don’t know
Tidak ada

7. Learning Issue
● Pengertian dan jenis jenis penyakit terminal, dan kronis
● Pengertian perawatan paliatif
● Prinsip perawatan paliatif
● Tujuan perawatan paliatif
● Etika dalam keperawatan paliatif
● Aspek yang dikaji pada pasien dengan penyakit terminal
● Asuhan keperawatan paliatif pada pasien dengan penyakit terminal
 
1. Pengertian penyakit terminal dan
penyakit kronis

a. Pengertian penyakit terminal


Penyakit terminal adalah penyakit yang
secara medis kedokteran tidak bisa disembuhkan
lagi,dan penyakit ini terjadi pada stadium lanjut.
Dalam hal ini,orientasi pelayanan yang di
berikan pada pasien tidak hanya penyembuhan
saja.Namun juga perawatan yang membuat
pasien bisa mencapai kualitas hidup terbaik bagi
dirinya dan keluarga.
b.) Pengertian penyakit kronis
Penyakit kronis adalah penyakit ciri bersifat menetap
yang menyebabkan ketidaknyamanan pada penderitaannya. Dan
untuk menyembuhkan penderita perlu melakukan perawatan dalam
periode waktu lama. Militer (2012) menyatakan bahwa
kebanyakan lansia memiliki satu atau kondisi kronis. kecemasan
akibat penyakit kronis berhubungan dengan penyakit kronis yang
dapat menyebabkan kematian.
c.) Jenis-jenis penyakit
terminal
d). Jenis-jenis penyakit
 kanker kronik
 demensia
 alzheimer
 gagal jantung
 penyakit motor neuron  kanker
 penyakit saraf  gagal ginjal kronis hipertensi
 penyakit jantung serius  diabetes
2. Pengertian Perawatan Paliatif

Menurut WHO, perawatan paliatif adalah pendekatan yang


meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarga dalam
menghadapi permasalahan terkait dengan penyakit yang
mengancam kehidupan melalui tindakan mencegah dan
meringankan penderitaan yang mengancam jiwa untuk
mengurangi nyeri, masalah fisik, sosial, dan spiritual yang
dihadapi pasien selama pengobatan dengan cara mengkaji
secara holistik.
3. Prinsip Perawatan Paliatif (WHO, 2007)
1. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain.
2. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai
proses normal.
3. Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian.
4. Mengintegrasikan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
5. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin.
6. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya.
8. Menghindari tindakan yang sia sia.
9. Bersifat individual tergantung kebutuhan pasien
4. Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mencegah dan membantu
mengurangi penderitaan fisik, psikologis, sosial, atau spiritual
yang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.

Fokus perawatan paliatif adalah mengurangi penderitaan karena


penyakit yang diderita pasien dan meningkatkan kualitas hidup
penderitanya. Perawatan paliatif ini memiliki peran, terutama pada
pasien dengan kondisi terminal. Selain pasien, keluarga pasien dan
pendamping (caregiver) juga perlu perhatian khusus dalam
kaitannya dengan perawatan paliatif.
a. Autonomy (Otonomi)
5. Etika dalam Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
Keperawatan Paliatif bahwa kita mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang,
Etika merupakan prinsip nilai-nilai atau dipandang sebagai persetujuan tidak
luhur yang dipegang sebagai memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
komitmen bersama. Yaitu bahwa merupakan hak kemandirian dan kebebasan
setiap pasien terminal dan keluarga pasien yang menuntut haknya diri sendiri.
memiliki hak untuk mendapatkan
informasi dan dilibatkan dalam b. Non maleficience (Tidak merugikan)
pengambilan keputusan medis. Pelayanan paliatif tidak menimbulkan
Prinsip-prinsip medis yang bahaya/cedera fisik dan psikologis pasien.
disepakati dan perlu diketahui dalam Prinsip tidak merugikan (Non-maleficience, do
pelayanan paliatif maupun medis no harm) dalam arti bahwa kita berkewajiban
secara umum adalah: bila melakukan suatu tindakan agar jangan
sampai merugikan orang lain.
c. Beneficience (Berbuat baik) e. Justice (Keadilan)
Beneficience berarti, mengerjakan segala
sesuatu dengan baik atas dasar kepentingan Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai
pasien dan memberikan keuntungan bagi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
pasien. Terkadang, dalam situasi pelayanan menjunjung prinsip- prinsip moral, legal dan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi. kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika tim perawatan
d. Veracity (Kejujuran) paliatif bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktek dan
Prinsip ini berarti penyampaian dengan
kejujuran dan kebenaran dengan bahasa dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
tutur kata yang baik dan sopan, tidak berkesan kualitas pelayanan kesehatan.
menggurui. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan f. Kerahasiaan (confidentiality)
kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
Veracity berhubungan dengan kemampuan Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah
seseorang untuk mengatakan kebenaran. bahwa informasi tentang pasien harus dijaga
privasi-nya. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijin kan oleh pasien dengan bukti
persetujuannya
6. Aspek yang di Kaji
pada Pasien dengan
Penyakit Terminal
g. Akuntabilitas (accountability)
A. Asesmen tingkat pemahaman pasien dan
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity keluarga
yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
1. Closed awareness: pasien dan atau keluarga
pada setiap tindakan dan dapat digunakan
percaya bahwa pasien akan segera sembuh.
untuk menilai orang lain. Akuntabilitas 2. Mutual pretense: keluarga mengetahui
merupakan standar yang pasti yang mana kondisi terminal pasien dan tidak
tindakan seorang relawan dapat dinilai membicarakannya lagi, kadang-kadang
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa keluarga menghindari percakapan tentang
terkecuali. kematian demi menghindarkan dari tekanan.
3. Open awareness: keluarga telah mengetahui
tentang proses kematian dan tidak merasa
keberatan untuk membincangkannya walaupun
terasa sulit dan sakit.
B. Asesmen faktor fisik pasien 2. Kardiovaskuler (blood)
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal, pasien a) Bagaimana irama jantung, apakah reguler atau
dihadapkan pada berbagai masalah ireguler
menurunnya fisik, perawat harus mampu b) Bagaimana akral, apakah hangat, kering,
mengenali perubahan fisik yang terjadi pada merah, dingin, basah dan pucat
pasien terminal meliputi: c) Bagaimana pilsasi, apakah sangat kuat, kuat
teraba, lemah terba, hilang timbul, atau
1. Pernapasan (breath) teraba
a) Apakah teratur atau tidak teratur, d) Apakah ada pendarahan atau tidak, bila ada
b) Apakah ada suara napas tambahan seperti dimana lokasinya
ronki, wheezing, stridor, crakles, dll, e) Apakah ada CVC atau tidak,bila ada berapa
c) Apakah terjadi sesak nafas, ukurannya dalam CmH2O
d) Apakah ada batuk, bila ada apakah produktif f) Berapa tensi dan MAP dalam ukuran mmHg
atau tidak, g) Lain-lain bila ada
e) Apakah ada sputum, bila ada bagaimana
jumlah, warna, bau, dan jenisnya,
f) Apakah memakai ventilasi mekanik
(ventilator) atau tidak.
3. Persyarafan (brain)
a) Bagaimana ukuran GCS total untuk mata,
verbal, motorik, dan kesadaran kesehatan pasien 5. Pencernaan (bowel)
b) Apakah ada tanda TIK seperti nyeri kepala a) Bagaiamana nafsu makan, apakah baik atau
atau muntah proyektil menurun
c) Bagaimana konjungtiva, apakah anemia atau b) Bagaiamana porsi makan, habis atau tidak
kemerahan c) Minum berapa cc/hari, dengan jenis cairan apa
d) Lain – lain bila ada d) Apakah mulut bersih, kotor dan berbau
e) Apakah ada mual atau muntah
4. Perkemihan (blader) f) Buang air besar berapa kali sehari, apakah
a) Bagaimana area genital, apakah bersih atau teratur atau tidak, bagaiamana
kotor konsistensi, warna dan bau dari feses
b) Berapa jumlah cairan masuk dalam hitungan
cc/hari
c) Bagaimana cara buang air kecil, apakah
spontan atau dengan bantuan dower kateter
d) Bagaimana produksi urin, berapa jumlah
cc/jam, bagaimana warnanya, bagaimana baunya
6. Muskuloskeletal/Integument
a) Bagaimana kemampuan pergerakan sendi, bebas, atau terbatas
b) Bagaimana Warna kulit, apakah ikterus, sianotik, kemerahan, pucat atau hiperpigmentasi
c) Apakah ada oedema atau tidak, bila ada dimana lokasinya
d) Apakah ada dekubitus atau tidak, bila ada dimana lokasinya
e) Apakah ada luka atau tidak bila ada dimana lokasinya dan apa jenis lokasinya
f) Apakah ada kontraktur atau tidak, bila ada dimana lokasinya
g) Apakah ada fraktur atau tidak, bila ada dimana lokasinya dan apa jenis frakturnya
h) Apakah ada jalur infus atau tidak bila ada dimana lokasiny

C. Asesmen tingkat nyeri pasien


Lakukan asesmen rasa nyeri pasien. Bila nyeri sangat mengganggu, maka segera lakukan
menajemen nyeri yang memadai.

D. Asesmen faktor kulturopsikososial


1. Tahap Denial: Asesmen pengetahuan pasien, kecemasan pasien dan penerimaan
pasien terhadap penyakit, pengobatan dan hasilnya.
2. Tahap Anger : pasien menyalahkan semua orang, emosi tidak dikendali, komunikasi ada
dan tiada, orientasi pada diri sendiri.
3. Tahapan Bargainig: pasien mulai menerima keadaan dan berusaha untuk mengulur waktu,
rasa marah sudah berkurang.
4. Tahapan Depresi: asesmen potensial bunuh diri, gunakan kalimat terbuka untuk
mendapatkan data diri pasien.
5. Tahapan Acceptance: asesmen keinginan pasien untuk istirahat/menyendiri
E. Asesmen faktor spiritual
Asesmen kebutuhan pasien akan bimbingan rohani atau seseorang yang dapat membantu
kebutuhan spiritualnya, biasanya pada saat pasien sedang berada di tahapan bargaining.

F. Asesmen faktor psikologis


Perubahan psikologis juga menyertai pasien selama kondisi terminal. Perawat harus peka
dan
mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa mengenali
kecemasan yang
terjadi pada pasien terminal, harus bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukkan
apakah sedih, atau marah. Problem psikologis lainnya muncul pada pasien teminal antara
lain ketergantungan, ajal yang terjadi pada pasien teminal.

G. Asesmen faktor sosial


Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal, karena pada
kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung, tidak ingin berkominasi, dan
sering bertanya tentang kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan keputusan sering
membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali pasien mengisolasi diri,
sehingga dapat memberikan dukungan sosial bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani pasien.
7. Asuhan Keperawatan Paliatif 3. Kesadaran Pasien Terminal
Pada Pasien Terminal Menurut Strause et all dalam Milia
dan Wijayanti (2018), mengkategorikan
A. Pengkajian kesadran ini dalam 3 kategori:
1. Riwayat Kesehatan Klien a. Closed awarness (tidak mengerti)
a. Riwayat kesehatan sekarang. Riwayat a. Matual Pretense (Kesadaran atau pengertian
yang ditutupi)
ini berisikan mengenai penyakit yang
b. Open awarness (sadar akan keadaan dan
diderita sekarang : Cardiomegali,
terbuka)
konsentrasi menurun, mudah gelisah,
nafas pendek, nyeri dada, dan kaki
Berdasarkan Pemicu: pasien berada ditahap
bengkak
matual pretense (Kesadaran atau
b. Riwayat kesehatan dahulu. Berisikan
pengertian yang ditutupi). Hal ini
mengenai keadaan pasien dimasa
ditunjukkan Tn.G berkeluh kesah merasa
lalu: gagal Jantung
bingung dan kesulitan terkait dengan
biaya operasi yang akan diberikan
2. Pengkajian Biopsikososial kepadanya.
Pada pemicu pasien berkeluh kesah
bingung dengan biaya operasi yang
akan dijalaninya
4. Faktor-Faktor Yang Perlu Dikaji
e. Nutrisi. setiap kali pasien mengalami nausea
a. Kebersihan diri dan anorexia karena adanya penurunan
b. Rasa nyeri. Berupa tingkat nyeri yang gerakan peristaltic dalam tubuhnya. Untuk
dirasakan, durasi nyeri, lokasi, waktu nyeri, mengatasi hal ini, pasien bisa diberikan obat
penyebaran nyeri, kemampuan pasien untuk anti ametik untuk mengurangi mual yang
menaan nyeri, bagaimana koping pasien dirasakan, dan meningkatkan rangsangan
terhadap nyeri. Obat apa saja yang telah nafsu makan serta memberikan makanan
diberikan untuk mengatasi nyeri. Tn.G dengan tingkat kalori tinggi. Tn.G
mengalami nyeri dada. mengalami penurunan nafsu makan.
c. Jalan Nafas f. Eliminasi.
d. Aktifitas. Hal yang perlu diperhatikan g. Perubhan sensori
adalah apakah pasien bisa beraktifitas untuk h. Kebutuhan sosial.
keperluan dirinya sendiri atau sudah i. Kebutuhan spiritual
bergantung dengan orang lain. Tn.G hanya
mampu berjalan sebentar dan
beraktifitas ringan.
B. Diagnosa Keperawatan C. Perencanaan Keperawatan
Menurut Potter.et.al. Perumusan
diagnoa pasien terminal mengacu pada 1. Manjemen nyeri nonfamakologis
hal pengkajian. Masalah yang sering 2. modifikasi antara pemberian
terjadi, diantaranya: manajemen nyeri farmakologik dan non
1. Gangguan Nyeri farmakologik sesuai dengan perubahan
2. Rasa ketakutan akan kematian status kesehatan klien.
3. Kebutuhan spiritual 3. Pemberian perawatan kulit untuk
4. Gangguan pada sistem pencernaan meminimalkan paparan terhadap iritan
5. Ansietas 4. Diskusikan dengan tim medis atau
6. Pola pernafsan tidak fektif kolaborasi tentang penyedian nutrisi dengan
7. Duka b.d. Penyakit terminal yang porsi yang memungkinkan pasien habiskan
dihadapi dan sesuai dengan skla diet yang disajikan
8. Perubahan proses keluarga 5. Posisikan klien ke posisi yang bisa
meningkatkan pola nafas menjadi efektif ,
Berdasarkan pemicu diagnosa serta sediakan oksigen yang cukup
yang dapat ditegakkan pada kasus Tn.G 6. Batsi pengunjung yang menyebbakan pasien
adalah letih
9. Ansietas b.d biaya operasi 7. Pemberian konseling
10. Pola pernafasan tidak efektif
D. Pemberian Konseling
1. Melakukan Pengkajian pada
Pemberian konseling pada
pasien terminal illness memang sulit Kebutuhan Konseling.
untuk dilakukan. Namun sebagai a. Mengidentifikasi kebutuhan klien
terminal pada konseling kesehtan
perawat tetap harus raional dalam
menyampaikan kondisi pasien/ klien b. Identifikasi masalah fisik dan psikis
pasien terminal
yang sesungguhnya. Penyampainnya
harus bisa diterima pasien dan 2. Menyiapkan Tempat Konseling
keluarga. Pelayanan konseling ini a. Tempat konseling yang disiapkan
tidak hanya diberikan pada saat dengan kriteria tempatnya tenang,
diagnosa pertama diberikan. Namun privasi pasien terjaga, aman, dan
pemeberian konseling ini diberikan nyaman
3. Melaksanakan Konseling Pasien
sebelum dan sesudah diagnosa
diberikan itu yang lebih penting bagi Terminal
pasien a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Duduk menghadap pasien,
pertahankan kontak mata
c. Ekpresi wajah menunjukkan perhatian, k. Maslaah dirumuskan secara
sikap bersahabat, tidak menilai, dan seksamabersam pasien
berikan senyuman l. Alternatif pemecahan masalah
d. Kesedian diri dan waktu untuk dirumuskan bersama pasien
mendengarkan pasien m. Pasien diberikan kesempatan untuk
e. Tingkah laku verbal dan non verbalpasien membuat keputusan
diperhatikan dengan seksama n. Langkah-langkah pemecahan msalah
f. Kesadaran diri untuk mendengarkan dilakukan bersama pasien
semya yang akan diungkapkan koien o. Rujukan (rohaniawan, psikolog, psikiater,
g. Akat bantu untuk memperjelas informasi dan hospice care) yang perlu dihubungi
digunakan dengan tepat ditunjuk dengan benar
h. Respon ungkapan klien dengan benar p. Semua pembicaran dirangkum dengan
i. Berikan informasi secara jelas dan sesuai jelas sesuai permsalahn
dengan kebutuhan klien q. Salam diucapkan sebelum meninggalkan
j. Klarifikasi pemahaman pasien secara ruangan
hati-hati
4. Melakukan Evaluasi dan Tindak
Lanjut
a. Upaya tindak lanjut berupa kontak
pertemuan ulang
b. Merencankan hasil pertemuan sesuai
dengan jelas
5. Melakukan Pencatatn dalam
Dokumentasi Dengan Jelas
c. Hasil dari proses konseling kesehatan
didokumentasikan dengan jelas
d. Adanya paraf atau tanda tangan dan
nama terang konselor kesehatan
E. Implementasi Keperawatan
1. Diagnosa
a. Membantu klien untuk mengurangi ansietasnya b. Memberikan dorongan melalui strategi koping
- Memberikan kepastian dan kenyamana - positif yang terbukti memberikan
Menunjukkan perasaan tentang pemahaman dan keberhasilan pada masa lalu
mepati, jangan menghindari pertanyaan 3. Diagnosa
- Mendorong klien untuk mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahn yang berhubungan dnegan a.Meluangkan waktu bersama keluarga/ orang
pengobatannya terdekat klien dan tunjukkan pengertian
- Mengidentifikasi dan mendorong mekanisme koping yang empati
efektif b.Mengizinkan keluarga klien/ orang terdekat
b. Mengkaji tingkat ansietas klien merencanakan
penyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang untuk mengekspresikan perasaan,
c. Mendorong keluarga dan teman untuk ketakutan, dan kekhwatiran
megungkapkan ketakutan pikiran mereka c. Menjelaskan lingkungan dan peralatan itu
d. Memberikan klien dan keluarga dengan kepastian 4. Diagnosa
dan penguatan prilaku koping positif e. Memberikan
dorongan pada klien untuk menggunakan teknik a.Menggali apakah klien menginginkan untuk
relaksasi sperti pasuan imajinasi dan pernafasan melaksakan praktik atau ritual keagamaan
relaksasi atau spiritual yang diizinkan bila ia
2. Diagnosa memberikan kesempatan pada klien untuk
a. Memberikan kesempatan pada klien dn keluarga
untuk mengungkapkan perasaan, diskusikan kehilangan melakukannya
secara terbuka dan gali makna pribadi dari kehilangan. b. Mengekspresikan penegrtian dan penerimaan
Jelaskan bahwa berduka adlah reaksi yang umum dan anda tentang pentingnya keyakinan dan
sehat praktik religius atau spiritual klien
F. Evaluasi Keperawatan
1. Kien merasa nyaman dan
mengekspresika perasaannya pada
perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap
menerima kenyataan
3. Klien sellau ingat kepada Tuhan dan
selalu berusaha
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang
diciptakan Tuhan akan kembali
padanya
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai