Anda di halaman 1dari 7

PERADILAN DI INDONESIA SEBELUM

ISLAM
Menurut hasil penelitian ahli bangsa Belanda, di
Indonesia sebelum Islam datang sudah ada dua
macam bentuk peradilan yaitu peradilan
pradata dan peradilan padu
Peradilan Pradata
 Peradilan pradata merupakan peradilan yang dibentuk oleh pengaruh ajaran
hindu
 peradilan pradata merupakan bagian dari struktur kerajaan yang
menjalankan kekuasaan kehakiman, artinya peradilan tersebut dibentuk oleh
kerajaan dan orang yang bekerja didalamnya merupakan pegawai kerajaan
 Peradilan pradata walaupun merupakan bagian dari struktur kerajaan yang
berwenang menjalankan kekuasaan kehakiman, namun pada realitanya
kedudukan peradilan pradata ini hanya sebagai penasehat bagi raja, karena
pada intinya yang berwenang memutuskan perkara adalah raja. Jadi,
walaupun namanya badan peradilan, peradilan pradata ini hanya berwenang
memeriksa perkara sedangkan memutusnya menjadi kewenangan raja
 Dilihat dari segi materi hukumnya, peradilan pradata bersumber pada hukum
hindu. Aturan-aturan hukum pradata dilukiskan dalam papakem atau kitab
hukum sehingga menjadi hukum tertulis
Peradilan Padu
•Peradilan padu merupakan peradilan yang hidup dan berkembang di masyarakat
•Peradilan padu merupakan peradilan berdasarkan hukum Indonesia asli, sebelum
pengaruh hindu datang peradilan padu sudah ada dan dijalankan oleh masyarakat
Indonesia
•Peradilan padu merupakan peradilan yang nonformal, artinya peradilan ini tidak dibentuk
secara formal dan hakim-hakimnya pun yang bertindak sebagai penyelesai perkara tidak
diangkat secara formal oleh masyarakat
•Dalam sistem peradilan padu, masyarakat mengadukan perkaranya kepada seseorang
yang ditokohkan, kepada sesesorang yang karismatik dan dianggap memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan perkaranya. Dengan demikian, dalam peradilan padu, seseorang
bertindak sebagai hakim bukan karena dia diangkat dan tanpa proses pengangkatan tapi
karena ketokohannya dalam masyarakat
•Peradilan padu identik dengan tahkim dalam Islam. Dalam Islam dikenal ada istilah
tahkim yang artinya proses penyelesaian perkara dimana kedua belah pihak yang
berperkara sepakat untuk menyerahkan perkaranya kepada seseorang (tokoh
masyarakat, alim ulama dsb) sebagai juru damai untuk menyelesaikan perkaranya
•Peradilan padu tidak memiliki sumber hukum tertulis sebagaimana dalam peradilan
pradata. Sumber hukum peradilan padu adalah hukum kebiasaan (adat istiadat)
• Setelah masuknya Hindu ke nusantara dan mendirikan
kerajaan, maka peradilan padu yang sudah ada sejak
sebelum kedatangan hindu ini ikut terpengaruh juga
oleh Hindu dengan ditempatkannya beberapa adiyaksa
(jaksa) yaitu pejabat kerajaan untuk menyelesaikan
perkara dimasyrakat. Jadi dengan adanya adiyaksa ini
masyarakat dalam menyelesaikan perkaranya tidak lagi
kepada tokoh masyarakat tetapi kepada adiyaksa yang
diangkat oleh raja yang ditempatkan di masyarakat
sebagai perwakilan kerajaan.
• Syarat seorang adiyaksa harus menguasai kitab-kitab
sastra agama hindu/budha, menguasai aturan-aturan
raja dan harus menguasai adat setempat
Kewenangan peradilan pradata

Peradilan pradata berwenang menangani


perkara-perkara yang menjadi urusan raja.
Misalnya masalah perpajakan (upeti),
pemberontakan-pemberontakan yang
membahayakan mahkota kerajaan, perampokan,
pelanggaran keamanan dan ketertiban umum
dsb.
Kewenangan peradilan padu
• Peradilan padu berwenang menangani perkara-perkara
perseorangan di masyarakat yang tidak selesai secara
kekeluargaan. Misalnya menyelesaikan masalah
perselisihan-perselisihan yang terjadi di masyarakat
• Pemisahan antara peradilan pradata dan padu bukan
berarti ada kaitannya dengan pemisahan hukum
perdata dan pidana seperti yang kita kenal sekarang.
Ini hanya menggambarkan bahwa kalau peradilan
pradata adalah peradilan raja sedangkan pradilan padu
adalah peradilan rakyat/peradilan yang ada dan sudah
biasa dijalankan di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai