Anda di halaman 1dari 21

Om Swastyastu

Kelompok 1
Pengertian Hukum
Hindu

Nama anggota kelompok:


¤ I gusti lanang wahyu artha
¤ Luh gde devita sari
¤ Luh putu sukma cahyani
¤ Ni wayan luh duti ari anggreni
¤ Sang ayu made dwi marheni
Hukum secara
Hukum umum

Pengertian
Hukum
Hindu
Sejarah

Sumber sumber
Hukum secara umum
Di dalam sebuah Negara, undang-undang dari semua
undang-undang disebut Undang-Undang Dasar. Undang-
Undang Dasar itu mengatur pokok-pokok yang menjadi
sendi kehidupan bemegara dan dari Undang-Undang
Dasar itu dibuat undang-undang pokoknya

Seperti halnya dengan Undang-Undang Dasar, dalam


kehidupan beragama, semua peraturan dan ketentuan-
ketentuan selanjutnya dirumuskan lebih.terinci dengan
menafsirkan ketentuan-ketentuan yang terdapat di
dalam kitab suci itu.
Lanjutan
» Pengertian
Hukum adalah peraturan-peraturan yang
mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang ditetapkan
oleh penguasa, pémerintah maupun
berlakunya itu secara alamiah, yang kalau
perlu dipaksakan agar peraturan tersebut
dipatuhi sebagaimana yang ditetapkan.

Dalam ilmu hukum dibedakan antara Statuta Law


dengan Common Law atau Natural Law. Statuta
Law adalah hukum yang dlbentuk dengan sengaja
oleh penguasa, sedangkan Common Law atau
Natural Law adalah hukum alam yang ada secara
alamiah.
Unsur-unsur yang terpenting dalam peratuyan-
Lanjutan
peraturan hukum memuat dua hal, yaitu:
l. Unsur-unsur yang bersifat mengatur atau
normatif.
2. Unsur-unsur yang bersifat memaksa atau
represif.
Dalam hal ini umat Hindu yang juga merupakan
Warga Negara Indonesiat mereka harus tunduk pada
dua kekuasaan hukum, yaitu:
l. Hukum yang bersumber pada perundang-
undangan Negara seperti: UUD, UUP, Undang-
Undang dan peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya.
2. Hukum yang bersumber pada kitab suci, sesuai
dan menurut agamanya.
Hukum Hindu

Hukum Hindu merupakan bagian dari hukum


positif yang berlaku bagi masyarakat Hindu di
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945, khususnya pasa129
ayat 1 dan 2, serta pasal 2 aturan peralihan
Undang-Undang Dasar 1945.
Lanjutan
Isi Pasal 29 UUD 1945 Tentang
Kebebasan Beragama:
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan
untuk beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Pengertian Hukum Hindu
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek
kehidupan manusia secara menyeluruh dan menyangkut tata
keagamaan ,mengatur hak dan kewajiban manusia baik sebagai
individu ,sebagai makhluk sosial dan aturan manusia sebagai
warga Negara (Tata Negara).

Hukum Hindu juga berarti perundang–undangan yang


merupakan bagian terpenting dari kehidupan beragama dan
bermasyarakat, ada kode etik yang harus dihayati dan
diamalkan sehingga menjadi kebiasaan-kebiasaan yang
hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian hukum Hindu menurut arti kata yang
sebenar benarnya dimaksudkan adalah “hukum agama”.
Pengertian yang sama tentang hukum dalam Weda adalah
Rta dan Dharma. Baik Rta maupun Dharma, kedua-duanya
berarti hukum dalam ilmu hukum Hindu. Rta adalah
hukum alam yang bersifat abadi, sedangkan dharma adalah
hukum duniawi yang menyangkut tingkah laku manusia.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa


hukum Hindu sebagai sistem hukum yang lengkap terdiri
atas dua pengertian, yaitu:
1. Rta
2. Dharma
Rta
Rta atau hukum abadi yang disamakan dengan hukum
alam dan dalam pengertian ilmu sosial merupakan
landasan mengenai bentuk hukum yang ingin
diterapkan dalam pengaturan masyarakat di dunia ini.
Rta sebagai sesuatu kekuatan yang tidak dapat dilihat
oleh manusia, namun hanya dapat dirasakan
berdasarkan atas keyakinan akan adanya kebenaran yang
absolut.

Kedua, Dharma merupakan penjabaran dari bentuk


hukum yang ideal dalam (Rta) kedalam peraturan
tingkah laku manusia. Sifatnya adalah relatif, artinya
Dharma Dharma sebagai hukum tidak sama
Sejarah Hukum Hindu
Hukum hindu verawal dari
adanya sebuah perdebatan diantara
para tokoh agama berbagai tulisan yang
menyangkut hukum hindu menjadi
perhatian khusus bagi maharsi sebagai
pembinaan terhadap umat manusia.
Maharsi sebagai penulis hukum hindu
diantaranya : Gautama, Baudhayana,
Shanka-likhita, Wisnu, Aphastamba,
Harita, Wikana, Paitinasi, Usanama,
Kasyapa, Brhraspati dan Manu.
Lanjutan

Melalu upaya penulisan hukum hindu kita


dapat mengetahui bahwa referensi hukum
hidnu telah lama dimulai melalui berbagai
perdebatan dan kritik akhirnya melahirkan
beberapa aliran diantaranya:
1. Aliran Yajnyawalkya oleh Yajnyawalkya
2. Aliran Mithaksara oleh Wijnaneswara
3. Aliran Dayabhaga oleh Jimutawahana
Hukum Hindu di Indonesia

Dari ketiga aliran tersebut hukum hidu dapat


berkembang dengan pesat khususnya di wilayah india
dan sekitarnya. Terdapat dua aliran yang
penyebarannya sangat luas yaitu Yajnyawalkya dan
Wijnaneswara. Pengembangan aliran ini tidak
diragukan lagi karena terdapat ulasan ulasan yang
diketengahkan oleh penulis dharmasastra yaitu dengan
mengalami perubahan prinsip dan wilayah penyebaran
seperti Burma, Muangthai sampai ke Indonesia.
Lanjutan

Mulai masuknya pengaruh hukum hindu ke Indonesia


yaitu pada xaman Majapahit namun sudah mengalami
reformasi yang sudah disesuaikan dengan memuay dasar-
dasar umum hukum hindu yang kemudian menjadi
sumber ajaran Dharma bagi masyarakat hindu. Adapun
aliran memengaruhi hukum hidu adalah Mithakasara
dan Dayabhaga.
Lanjutan
Dalam menjalankan kehidupan manusia diatur oleh yang
namanya undang-undang. Lembaga pembuat undang-undang
dibuat oleh manusia, disamping itu ada pula undang-undang
yang bersifat murni yaitu undang-undang yang dibuat oleh Ida
Sang Hyang Widhi Wasa yang disebut Wahyu Tuhan. Inilah yang
dimodifikasi menjadi kitab suci.

Seperti halnya dengan undang-undang dasar, dalam


kehidupan beragama semua peraturan dan ketentuan-
ketentuan dirumuskan secara lebih terperinci dengan
menafsirkan ketentuan yang terdapat dalam kitab suci.
Darmika adalah tingkah laku manusia yang baik dan
Dharma adalah perbuatan-perbuatan yang mengandung
hakekat kebenaran yang menyangga masyarakat.
Lanjutan
Muncul dan timbuhnya aliran-aliran hukum hindu merupakan
sebuah fenomena sejarah perkembangan hukum hindu yang
semakin meluas dan berkembang. Bersama dengan itu muncullah
kritikus-kritikus yang membahas mengenai aspek hukum hindu
serta bertanggung jawab atas lahirnya aliran-aliran hukum
tersebut.

Di Indonesia kita mewarisi berbagai macam rontal dengan berbagai


sebutan seperti : Usana, Gajahmada, Sarasamuscaya, Kutata Manawa,
Agama, Adigama, Purwadigama, Krtapati, Krtasima. Diantara berbagai
macam rontal tersebut yang memuat tentang sasana adalah: Rajasasana,
Siwasasana, Putrasasana, Rsisasana dan lainnya.
Sumber Hukum Hindu
1. Veda Sruti
Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para
Maha Rsi melalui pendengaran langsung dari Wahyu Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam hal ini Sruti merupakan
peraturan atau ajaran-ajaran yang dibuat sebagai ajaran
atau pedoman berdasarkan Sruti.

2. Veda Smerti
Smrti merupakan kitab-kitab teknis yang merupakan
kodifikasi berbagai masalah yang terdapat di dalam Sruti
Menurut Manawadharmasastra, sumber hukum Smrti bersifat pengkhususan
Hindu berturut-turut sesuai urutan adalah
sebagai berikut 3. Sila
Sila di sini berarti tingkah laku. Bila diberi awalan su maka
menjadi susila yang berarti tingkah laku orang-orang yang
baik atau suci. Tingkah laku tersebut meliputi pikiran,
perkataan dan perbuatan yang suci
Lanjutan
4. Sadacara
Sadacara dianggap sebagai sumber hukum Hindu
positif. Dalam bahasa Jawa Kuna Sadacara disebut
Drsta yang berarti kebiasaan

5. Atmanastuti
Atmanastuti artinya rasa puas pada diri sendiri. Perasaan
ini dijadikan ukuran untuk suatu hukum, karena setiap
keputusan atau tingkah laku seseorang mempunyai akibat

6. Nibanda
Nibanda merupakan kitab yang berisi kritikan,
gubahan-gubahan baru dengan komentar yang
memberikan pandangan tertentu terhadap suatu hal
yang telah dibicarakan.
kesimpulan
Om..
Santih Santih Santih
Om....

Anda mungkin juga menyukai