Anda di halaman 1dari 14

AGAMA HINDU

“KONSEP HUKUM HINDU”

NI LUH AYU MUSTIKAWATI


NIM : A22121036

Prodi Pendidikan Biologi


Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Perguruan
 Perkembangan Hukum Hindu
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek
kehidupan manusia secara menyeluruh dan menyangkut tata
keagamaan ,mengatur hak dan keajaiban manusia baik sebagai
individu ,sebagai makhluk sosial dan aturan manusia sebagai arga
Negara (Tata Negara).

Beberapa aliran Hukum Hindu diantaranya:


1. Aliran Yajnyawalkya oleh Yajnyawalkya.
2. Aliran Mithaksara oleh Wijnaneswara.
3. Aliran Dayabhaga oleh Jimutawahana.

Dalam ilmu hukum dibedakan antara statuta law dengan common law atau
natural law yaitu :
· Statuta law adalah hukum yang dibentuk dengan sengaja oleh penguasa
· Common law natural law adalah hukum alam yang ada secara ilmiah.
Unsur –Unsur yang terpenting dalam peraturan hukum memuat dua hal yaitu
1. Unsur yang bersifat mengatur atau normative
2. Unsur yang bersifat memaksa atau refresif
Bagi umat beragama yang juga merupakan warga Negara maka. Harus
tunduk kepada dua kekuasaan hukum yaitu :
1. Hukum yang bersumber pada perundang-undangan Negara, seperti
UUD,UUP,UU dan Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
2. Hukum yang bersumber dari kicab suci sesuai agama yang dianut.
Latar belakang kenapa hukum Hindu penting untuk dipelajari antara lain :
1. Hukum hindu merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku bagi
masyarakat hindu di Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945,
khususnya pasal 29 ayat 1 dan 2, serta pasal 2 aturan peralihan UUD 1945.
2. Untuk memahami bahwa berlakunya hukum hindu di indonesia dibatasi
oleh falsafah Negara pancasila dan ketentuan –ketentuan dalam UUD 1945.
3. Untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum adat
(Bali) dengan hukum agama hindu atau hukum hindu
4. Untuk dapat membedakan antara adat murni dengan adat yang
bersumber pada ajaran-ajaran agama hindu.
Sumber-Sumber Hukum Hindu
Sumber Hukum Hindu berasal dari Veda Sruti dan Veda Smrti.
Ada tiga penulis yang terkenal terkait dengan keberadaan kitab Dharmasutra,
diantaranya adalah;
1. Gautama adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya
lebih menekankan pembahasan aspek hukum dalam rangkaian peletakan
dasar tentang fungsi dan tugas raja sebagai pemegang dharma.
2. Apastamba adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya lebih
menekan tentang pembahasan tentang pokok-pokok materi wyawahara
pada dengan beberapa masalah yang belum dibahas dalam kitab
Gautama, seperti; mengenai hukum perzinahan, hukuman karena
membunuh diri, hukuman karena melanggar dharma, hukum yang timbul
karena sengketa antara buruh dengan majikan, dan hukum yang timbul
karena penyalah-gunaan hak milik.
3. Baudhayana adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya
hukumnya lebih menekan pembahasan tentang pokok-pokok hukum
seperti; hukum bela diri, penghukuman karena
seorang Brahmana, penghukuman atas golongan rendah membunuh
Brahmana, dan penghukuman atas pembunuhan yang dilakukan terhadap
ternak orang lain.
Menurut kitab Dharmasastra yang ditulis oleh Manu, keberadaan titelhukum
atau
way aharapada dibedakan jenisnya menjadi delapan belas (18), antara lain;
1. Rinadana yaitu ketentuan tentang tidak membayar hutang.
2. Niksepa adalah hukum mengenai deposito dan perjanjian.
3. Aswamiwikrya adalah tentang penjualan barang tidak bertuan.
4. Sambhuya-samutthana yaitu perikatan antara firman.
5. Dattasyanapakarma adalah ketentuan mengenai hibah dan pemberian.
6. Wetanadana yaitu hukum mengenai tidak membayar upah.
7. Samwidwyatikarma adalah hukum mengenai tidak melakukan tugas
yang diperjanjikan.
8. Krayawikrayanusaya artinya pelaksanaan jual beli.
9. Swamipalawiwada artinya perselisihan antara buruh dengan majikan.
10. Simawiwada artinya perselisihan mengenai perbatasan
11. Waparusya adalah mengenai penghinaan.
12. Dandaparusya artinya penyerangan dan kekerasan.
13. Steya adalah hukum mengenai pencurian.
14. Sahasa artinya mengenai kekerasan.
15. Stripundharma adalah hukum mengenai kewajiban suami-istri.
16. Stridharma artinya hukum mengenai kewajiban seorang istri.
17. Wibhaga adalah hukum pembagian waris.
18. Dyutasamahwya adalah hukum perjudian dan pertaruhan.

Sumber-sumber Hukum Hindu menurut urut-urutannya adalah:


1. Veda Sruti.
2. Veda Smrti.
3. Sila.
4. Acara (Sadacara).
5. Atmanastusti.
a. Sumber Hukum dalam Arti Sejarah
1. Pada jaman Krta Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra)
yang ditulis oleh Manu.
2. Pada jaman Treta Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra)
yang ditulis oleh Gautama.
3. Pada jaman Dwapara Yuga, berlaku (Hukum Hindu Manawa
Dharmasastra) yang ditulis oleh Samkhalikhita.
4. Pada jaman Kali Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra)
yang ditulis oleh Parasara

b. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Sosiologi


Penggunaan sumber hukum ini biasanya dipergunakan oleh para sosiologi
dalam menyusun thesa-thesanya, sumber hukum itu dilihat dari keadaan
ekonomi masyarakat pada jaman-jaman sebelumnya. Sumber hukum ini tidak
dapat berdiri sendiri melainkan harus di tunjang oleh data-data sejarah dari
masyarakat itu sendiri.
c.       Sumber Hukum Hindu dalam Arti Formil
Dengan demikian dapat kita lihat susunan sumber hukum dalam arti
formil sebagai berikut:
a. Undang-undang.
b. Kebiasaan dan adat.
c. Yurisprudensi
d. Pendapat ahli hukum yang terkenal.

e. Sumber Hukum Hindu dalam arti Filsafat


Untuk mencapai tingkat kebahagiaan itu ilmu filsafat Hindu menegaskan
sistem dan metode pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Harus berdasarkan pada dharma
b. Harus diusahakan melalui keilmuan (Jnana)
c. Hukum didasarkan pada kepercayaan (Sadhana)
d. Harus didasarkan pada usaha yang secara terus menerus
denganpengendalian; pikiran, ucapan, dan perilaku
e. Harus ditebus dengan usaha prayascita (penyucian).
e. Sumber Hukum menurut Veda
Dalam sloka kitab Manawadharmasastra ditegaskan bahwa, yang
menjadi sumber hukum umat sedharma “Hindu” berturut-turut sesuai
urutan adalah sebagai berikut:
1. Sruti
2. Smerti
3. Sila
4. Sadacara
5. Atmanastuti
Menurut Dr. P.N. Sen, Dr. G.C. Sangkar, menyatakan bahwasumber-
sumber hukum Hindu berdasarkan ilmu dan tradisi adalah:
1. Sruti
2. Smerti
3. Sila
4. Sadacara
5. Atmanastuti
6. Nibanda
Ada beberapa penulis kitab Dharmasastra antara lain:
1. Manu
2. Apastambha
3. Baudhayana
4. Wasistha
5. Sankha Likhita
6. Yanjawalkya
7. Parasara
Secara tradisional Dharmasastra telah dikelompokkan
menjadiempat kelompok menurut jamannya masing-
masing yaitu:
1. Jaman Satya Yuga, berlaku Dharmasastra yang
ditulis oleh Manu.
2. Jaman Treta Yuga, berlaku Dharmasastra yang
ditulis olehYajnawalkya.
3. Jaman Dwapara Yuga, berlaku Dharmasastra yang
ditulis olehSankha Likhita.
4. Jaman Kali Yuga, berlaku Dharmasastra yang
ditulis oleh Parasara.
Sloka kitab suci yang menjelaskan
sumber Hukum Hindu.

Berikut ini dapat disajikan salah
satu sloka dari kitab suci yang
menggariskan Veda
sebagai sumber hukum yang bersifat
universal, antara lain sebagai berikut;
“Yaá pàvamànir
adhyeti åûibhiá saý  bhåaý rasam. sarvaý  sa
pùtam aúnati svaditaý  màtariúvanà”
Terjemahannya:
Dia yang menyerap (memasukkan ke dalam
pikiran) melalui pelajaran-pelajaran
pemurnian intisari mantra-
mantra Veda yang diungkapkan kepadapara å
ûi, menikmati semua
tujuan yang sepenuhnya dimurnikan yangdib
uat manis oleh Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadi napas hidup semesta
alam (Åtharvaveda IX.67.31)
Hubungan Hukum Hindu Dengan Budaya, Adat-Istiadat, Dan
Kearifan Daerah Setempat

Dalam praktiknya di tengah masyarakat memang tampak gejala


yang bertaut- menaut antara hukum Hindu dengan Hukum Adat. Kitab-
kitab Hukum Hindu dalam bentuk kompilasi seperti; Adigama, Agama,
Kutaragama, Purwadigama dan Kutara Manawa, memang amat sering
diajadikan sumber penyusunan Hukum Adat. Hanya transfer ke dalam
Hukum Adat tidak dilakukan sepenuhnya, karena tidak semua materi
dalam hukum Hindu tersebut sesuai dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan masyarakat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai