Anda di halaman 1dari 2

1.

Sumber Hukum dalam Arti Sejarah


Sumber hukum dalam arti sejarah adalah peninjauan dasar-dasar hukum yang dipergunakan
oleh para ahli sejarah dalam menyusun dan meninjau pertumbuhan suatu bangsa terutama
dibidang politik, social, kebudayaan,hukum dll, termasuk berbagai lembaga Negara.

Kitab-kitab yang merupakan sumber hukum pula timbul dan berkembang pada zaman Smrti.
Dalam jaman ini terdapat Yajur Weda, Atharwa Weda, dan Sama Weda. Kemudian
dikembangkan pula kitab Brahmana dan Aranyaka. Semua kitab-kitab yang dimaksud adalah
merupakan dokumen tertulis yang memuat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada zaman itu.
Phase berikutnya dalam sejarah pertumbuhan sumber hukum hindu adalah adanya Kitab
Dharmasastra yang merupakan kitab undang-undang murni bila dibandingkan dengan kitab
Sruti. Kitab ini dikenal dengan nama Kitab Smrti. Kitab Smrti ini dikelompokkan menjadi enam
jenis yang dikenal dengan istilah Sad Vedangga. Dalam kaitanya dengan hukum yang terpenting
dari Sad Vedangga tersebut adalah Dharma Sastra (ilmu hukum). Kitab dharma sastra menurut
bentuk penulisannya dapat dibedakan menjadi dua macam ;
a. Sutra, yaitu bentuk penulisan yang amat singkat yakni semacam aphorisme
b. Sastra, yaitu bentuk penulisan yang berupa uraian-uraian panjang atau lebih terinci.

Menurut catatan sejarah perkembangan Hukum Hindu, periode berlakunya hukum tersebut pun
dibedakan menjadi beberapa bagian, Antara lain ;

a. Pada zaman Krta Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Manu
b. Pada zaman Treta Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasasta) yang ditulis oleh
Gautama
c. Pada zaman Dwapara Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Samkhalikhita
d. Pada zaman Kali Yuga, berlaku Hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Parasara

2. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Sosiologi


Penggunaa sumber hukum ini biasanya dipergunakan oleh para sosiologi dalam menyusun
thesa-thesanya, sumber hukum ini dilihat dari keadaan ekonomi masyarakat pada zaman-zaman
sebelumnya. Sumber hukum ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus ditunjang oleh data-
data sejarah dari masyarakat itu sendiri.
Di dalam mempelajari data-data terte
ntu yang bersumber pada kitab Weda, kitab Manawa Dharmasastra menyebutkan sebagai
berikut.
“Idanim dharma pramananya ha, wedo ‘khilo dharmamulam smrtisile ca tadwidam,
acarassaiwa sadhunam atmanastutirewa ca”
Terjemahan;
Seluruh pustaka suci weda sumber pertama dari pada dharma, kemudian adat istiadat, dan lalu
tingkah laku yang terpuji dari orang-orang budiman yang mendalami weda, juga kebiasaan
orang-orang suci dan akhirnya kepuasan diri-sendiri (Manawa Dharmasastra, II.6)

Anda mungkin juga menyukai