Anda di halaman 1dari 39

WORKSHOP PENINGKATAN

CAPABILITAS SATUAN
PENGAWASAN INTERN
DI LINGKUNGAN BADAN PPSDM KESEHATAN
BOGOR, 14 AGUSTUS 2019
UU NO.1 TAHUN 2004
PERBENDAHARAN NEGARA
Pasal 68:
ayat (1) Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ayat (2) Pembinaan keuangan Badan Layanan Umum pemerintah pusat dilakukan oleh
Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung
jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan
Pasal 69
ayat (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum diatur
dalam peraturan pemerintah.
Tujuan dibentuknya BLU
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum,
mencerdahkan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas dan
penerapan praktek bisnis yang sehat
PP NO.23 TAHUN 2005
PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM
Pasal 35:
Ayat (1): Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan oleh satuan
pemeriksaan intern yang merupakan unit kerja yang
berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLU.
Ayat (2): Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan
oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Berdasarkan Penjelasan PP23/2005 telah
diubah dengan PP 74/2012
1. Instansi yang berhak mendapat BLU yaitu pelayanan
bidang kesehatan seperti rumah sakit pusat dan
daerah, pelayanan pendidikan serta pelayanan jasa
penelitian dan pengujian.
2. Dengan diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan, BLU harus mampu mengelola instansi secara
efekti dan efisien maka diperlukan pengendalian (SPI).
PENGERTIAN AUDITOR (PERMENPAN
NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008)
Auditor : Jabatan yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggungjawab, & wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai
dengan perundang-undangan, yang diduduki oleh
PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang.
PENGERTIAN APIP: (PER/220/M.PAN/7/2008)
APIP : instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas
melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat
dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari BPKP, Inspektorat
Jenderal Departemen, Inspektorat/unit pengawasan intren pada
kementerian negara, inspektorat utama/inspektorat lembaga
pemerintah non departemen, inspektorat/unit pengawasan intern
pada kesekretariatan lembaga tinggi negara dan lembaga negara,
inspektorat provinsi/kabupaten/kota, dan unit pengawasan intern
pada badan hukum pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Tugas JF
• Melaksanakan tugas dan fungsi utama yang mensyaratkan kualifikasi
UTAMA profesional tingkat tertinggi

• Melaksanakan tugas dan fungsi utama yang mensyaratkan


MADYA kualifikasi profesional tingkat tinggi.
• Melaksanakan tugas dan fungsi utama yang mensyaratkan kualifikasi
MUDA profesional tingkat lanjutan.
• Melaksanakan tugas dan fungsi utama yang mensyaratkan kualifikasi
PERTAMA profesional tingkat dasar.
PP 11 Tahun
2017 tentang Pengangkatan dalam JF
Manajemen
PNS
Pasal 74 - 90
Pertama Perpindahan Penyesuaian Promosi

• Syarat pendidikan • Syarat pendidikan • Syarat pendidikan • Uji Kompetensi


• Uji kompetensi • Uji kompetensi • Pengalaman kerja • Nilai prestasi kerja min 2
• Nilai prestasi kerja min 1 • Pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun (dua) tahun terakhir baik
(satu) tahun terakhir baik minimal 2 (dua) tahun • Nilai prestasi kerja min 2 • Syarat lain yang
• Syarat lain yang • Nilai prestasi kerja min 2 (dua) tahun terakhir baik ditetapkan oleh Menteri
ditetapkan oleh Menteri (dua) tahun terakhir baik • Syarat lain yang
• Batas Usia Keahlian : 53 ditetapkan oleh Menteri
untuk JF Ahli Pertama
dan Ahli Muda, 55 JF Ahli
Madya, 60 JF Ahli Utama Penyesuaian
bagi yang menduduki JPT dilaksanakan 1 (satu) kali
• Batas Usia Keterampilan : untuk paling lama 2 PENGANGKATAN
PENGANGKATAN DILAKUKAN
DILAKUKAN
PELANTIKAN DAN 53 tahun BERDASARKAN KEBUTUHAN
BERDASARKAN KEBUTUHAN
• Syarat lain yang (dua) tahun sejak JABATAN
JABATAN
PENGAMBILAN SUMPAH ditetapkan oleh Menteri penetapan JF dengan
JABATAN mempertimbangkan
kebutuhan Jabatan
PROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA

PPK/PIMPINAN APIP
APIP surat usulan
1. Fc. SK CPNS,
persetujuan
2. Fc. SK pengangkatan menjadi PNS,
pengangkatan PNS ke
3. Fc. Ijazah terakhir yang diakui kedinasan,
dalam jabatan Auditor
4. Fc. DP3 tahun terakhir,
5. Fc. Sertifikat mengikuti Diklat Pembentukan
KA Auditor,
KA BPKP
BPKP u.p
u.p KAPUSBIN
KAPUSBIN meneliti dokumen • Fc. dokumen penugasan,
JFA 6. DUPAK atau DAFTAR PENUGASAN
JFA • Fc. dokumen hasil kegiatan,
• Fc. bukti fisik lainnya
memberikan persetujuan/
penolakan
pangkat,
jabatan,
angka kredit
seluruh kegiatan pengawasan
PPK
PPK Pengangkatan
Pengangkatan Auditor
Auditor persetujuan yang dilaksanakan sejak CPNS sd
berlaku satu saat pengajuan persetujuan
tahun

PEJABAT
PEJABAT YANG
YANG Penetapan
Penetapan Angka
Angka Kredit
Kredit
BERWENANG
BERWENANG Awal
Awal
MENETAPKAN
MENETAPKAN AK
AK
PROSEDUR PENGANGKATAN PERPINDAHAN

PPK/PIMPINAN APIP
APIP surat usulan
persetujuan 1. Fc. SK Pangkat Terakhir,
pengangkatan PNS ke 2. Fc. Ijazah terakhir yang diakui kedinasan,
dalam jabatan Auditor 3. Fc. DP3 tahun terakhir,
4. Fc. Sertifikat Lulus Diklat Pembentukan Auditor, • Fc. dokumen penugasan,
5. DUPAK atau DAFTAR PENUGASAN • Fc. dokumen hasil kegiatan,
KA
KA BPKP
BPKP u.p
u.p KAPUSBIN
KAPUSBIN meneliti dokumen • Fc. bukti fisik lainnya
JFA
JFA

memberikan persetujuan/
penolakan
pangkat,
jabatan, seluruh kegiatan pengawasan
angka kredit yang dilaksanakan sd saat
PPK
PPK Pengangkatan
Pengangkatan Auditor
Auditor
pengajuan persetujuan
Persetujuan
berlaku satu
tahun
PEJABAT
PEJABAT YANG
YANG Penetapan
Penetapan Angka
Angka Kredit
Kredit
BERWENANG
BERWENANG Awal
Awal
MENETAPKAN
MENETAPKAN AK
AK
PER/220/M.PAN/7/2008
Aturan JFA Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya

PER-1310/K/JF/2008 dan 24 Tahun 2008


Juklak Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya

PER-708/K/JF/2009
Tentang Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor

PER-709/K/JF/2009
Tentang Pengangkatan, KJ/KP, Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali,
dan Pemberhentian dari Auditor

Juknis
PER-503/K/JF/2010
Tentang Prosedur Kegiatan Baku Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor

PER-1274/K/JF/2010
Tentang Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Auditor APIP
15
SISTEM PRESTASI K(IN)ERJA AUDITOR
• Satuan nilai dari tiap butir-butir kegiatan yang
harus dicapai oleh Auditor yang digunakan sebagai
salah satu syarat untuk pengangkatan dan
kenaikan pangkat dalam jabatan Auditor
• Angka Kredit bagi Auditor diperoleh apabila yang
bersangkutan telah selesai melaksanakan tugas-
tugas pengawasan
• Angka Kredit dihitung dengan cara mengalikan
realisasi waktu dalam batas rencana penugasan
dengan tarif angka kredit sesuai dengan Lampiran
PER/220/M.PAN/7/2008
TUGAS POKOK AUDITOR

Melaksanakan kegiatan perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan teknis,
pengendalian, dan evaluasi pengawasan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, harus mendapat


surat penugasan dari pimpinan instansi pengawasan
masing-masing.

Permenpan No. 220 Tahun 2008, Pasal 4


CARA PERHITUNGAN SATUAN ANGKA KREDIT ?
Jam kerja produktif naik pangkat 4 1.250 jam per tahun
tahun
5.000 jam
ANGKA KREDIT
KENAIKAN PANGKAT SATUAN
JAM KERJA ANGKA
JABATAN PANGKAT
PER TAHUN KREDIT PER
4 TAHUN 1 TAHUN JAM
20 5 1.250 0,004
Auditor Pelaksana II/c – II/d
50 12,50 1.250 0,010
Auditor Pelaksana Lanjutan III/a – III/b
Auditor Penyelia III/c – III/d 100 25 1.250 0,020

Auditor Pertama III/a – III/b 50 12,50 1.250 0,010


Auditor Muda III/c – III/d
100 25 1.250 0,020
Auditor Madya IV/a – IV/c
Auditor Utama IV/d – IV/e 150 37,5 1.250 0,030

200 50 1.250 0,040


18
Pusbin JFA
Kewajiban pengumpulan angka kredit
dari pengembangan profesi
Pengaturan (Permenpan 220) Pasal 15
Kewajiban Delta PP Angka kredit
Terampil Pelaksana 1
Pelaksana Lanjutan 2
Penyelia 4
Ahli Pertama 3
Muda 8
Madya 15
Utama 30
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

REGULER

JANUARI Kegiatan 1 Juli s.d. 31 Desember tahun


sebelumnya
JULI

Kegiatan 1 Januari s.d. 30 Juni tahun


KEPERLUAN LAIN berjalan

Setiap saat dibutuhkan


•Pembebasan Sementara
•Mutasi Unit Kerja
•Pengangkatan Kembali
JENIS DIKLAT AUDITOR
SKEMA POLA DIKLAT FUNGSIONAL DAN SERTIFIKASI AUDITOR

Sertifikat Auditor
Pelaksana
PERSYARATAN PESERTA DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR AHLI
(Bagi auditor yang sedang menduduki jabatan)

Persyaratan
Persyaratan golongan ruang
Memiliki Sertifikat Auditor Jabatan yang
No Jenis Diklat Sertifikat dan Angka Kredit
jenjang setingkat lebih rendah Sedang Diduduki
yang Dimiliki Minimal
1 Diklat Alih Auditor Pelaksana Auditor
Menduduki jenjang jabatan Jabatan Auditor Pelaksana
tertentu Terampil ke Auditor Pelaksana Auditor Golongan ruang
Auditor Ahli Lanjutan Pelaksana II/c dan Angka
Lanjutan Kredit 90
Ijazah D-IV/S1
Auditor Penyelia Auditor
penyelia
telah mengumpulkan Angka 2 Diklat Auditor Penyelia Golongan ruang
Penjenjangan Auditor Pertama Auditor
Kredit sekurang-kurangnya III/b dan Angka
Auditor Muda Pertama
sejumlah tertentu Kredit 175
3 Diklat Golongan ruang
Penjenjangan Auditor Muda Auditor Muda III/d dan Angka
Diusulkan oleh Pejabat Pembina Auditor Madya Kredit 350
Kepegawaian atau pimpinan unit
4 Diklat Golongan ruang
APIP yang bersangkutan. Penjenjangan Auditor
Auditor Madya IV/c dan Angka
Auditor Utama Madya
Kredit 775
Lamp.
Lamp. 11 Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala BPKP
BPKP dan
dan Nomor
Nomor 15
15 /2014.
/2014.
TUNJANGAN
JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
BESAR TUNJANGAN (Rp)
JABATAN
Perpres 66 Usulan Persetujuan Persetujuan Perpres 5
Thn 2007 BPKP Menpan Menkeu Th 2014
Auditor Utama 1.200.000 4.370.000 2.025.000 1.400.000 1.400.000

Auditor Madya 900.000 3.900.000 1.290.000 1.100.000 1.100.000

Auditor Muda 600.000 2.850.000 980.000 700.000 700.000

Auditor Pertama 300.000 2.200.000 800.000 450.000 450.000

Auditor Penyelia 425.000 1.500.000 500.000 500.000 500.000

Auditor
Pelaksana 265.000 1.100.000 425.000 400.000 400.000
Lanjutan
Auditor 240.000 650.000 350.000 300.000 300.000
Pelaksana
PP NO.60 TAHUN 2008
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
Pengawasan Intern : seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi
dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik
PP NO.60 TAHUN 2008
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
SPI bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem
PengendaIian Intern Pada BLU (Psl 1)
1. Pengawasan Intern : Pemberian keyakinan & konsultansi yang
bersifat independent & objektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional BLU, melalui
pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas manajemen resiko,pengendalian, dan
proses tata kelola BLU.
2. Satuan Pengawasan Intern BLU yang selanjutnya disingkat SPI
adalah unit kerja BLU yang menjalankan fungsi Pengawasan.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem
PengendaIian Intern (SPI) Pada BLU (Psl 2)
1. Pimpinan BLU menetapkan Sistem Pengendalian Intern pada BLU.
2. Tujuan Sistem Pengedalian Intern:
a. Tercapaianya efektivitas & efisiensi kegiatan BLU;
b. Keandalan & integritas informasi keuangan & kinerja BLU;
c. Pengaman asset BLU
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian Intern Pada BLU (Psl
5), Tugas SPI
1. Menyusun dan melaksanakan rencana 6.Memberikan rekomendasi terhadap
Pengawasan Intern; perbaikan/ peningkatan proses tata kelola
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan dan upaya pencapaian strategi bisnis BLU
pengendalian intern dan sistem manajemen 7. Memantau, menganalisis, dan melaporkan
risiko; pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas pengawasan oleh SPI, aparat pengawasan
efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, intern pemerintah, aparat pemeriksaan
akuntansi, operasional, sumber daya ekstern pemerintah, dan pembina BLU;
manusia, pemasaran, teknologi informasi, 8. Melakukan reviu laporan keuangan
dan kegiatan lainnya;
9. melakukan pemeriksaan khusus apabila
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi diperlukan;
yang objektif tentang kegiatan yang diawasi
pada semua tingkat manaJemen; 10. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan
penugasan sesuai dengan ketentuan
5. Membuat laporan hasil Pengawasan Intern peraturan perundangundangan.
dan menyampaikan laporan tersebut kepada
pemimpin BLU dan dewan pengawas
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian
Intern Pada BLU (Psl 7) SPI Menyusun PKPT
memuat:
1. Informasi dan latar belakang mengenai objek pengawasan,
termasuk pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan yang
disarankan sebelumnya dan dampak dari tindak lanjut dimaksud;
2. Ruang lingkup atau cakupan kerja pengawasan
3. Objek pengawasan;
4. Teknik pengawasan yang akan digunakan
5. Alokasi sumber daya;
6. Jadwal
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian
Intern Pada BLU (Psl 9 ) SPI Menyusun laporan:
1. SPI menyusun laporan hasil pengawasan dan menyampaikan
kepada pimpinan BLU dan dewan pengawas.
2. Laporan disusun dalam bentuk dokumen hasil pengawasan yang
paling sedikit mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, simpulan/
temuan, dan rekomendasi.
3. Atas permintaan tertulis Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan, pemimpin BLU menyampaikan laporan hasil
pengawasan kepada Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian
Intern Pada BLU (Psl 12 ) Auditor BLU:
1. SPI terdiri atas 1 orang auditor intern atau lebih dan dipimpin oleh
kepala SPI.
2. Jumlah auditor intern disesuaikan dengan besaran dan tingkat
kompleksitas kegiatan BLU (Perka BPKP. 971/K/SU/2005 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL
AUDITOR DI LINGKUNGAN APIP
3. Kebutuhan jumlah auditor dihasilkan dari analisis beban kerja yang
dilakukan oleh SPI dan/ atau unit di BLU yang membidangi sumber
daya manusia.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian Intern
Pada BLU (Psl 16), Persyaratan Kepala SPI
1. Harus memiliki keahlian yang memadai
mengenai audit yang diakui dalam profesi
3. Kepala SPI yang belum
auditor intern dengan mendapatkan memiliki sertifikat maka
sertifikasi profesi yang sesuai. harus memperoleh sertifikasi
profesi dalam waktu 2 (dua)
2. Apabila belum memiliki sertifikasi profesi tahun sejak diangkat.
dapat diganti dengan persyaratan sementara
sebagai berikut: 4. Apabila jangka waktu 2 tahun
a. memiliki pengalaman sebagai auditor paling terlampaui tidak memiliki
singkat 3 (tiga) tahun; dan/ atau
sertifikat maka kepala SPI
b. memiliki pengetahuan terkait akuntansi dan
keuangan. diberhentikan dari
jabatannya.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian Intern Pada BLU (Psl 16),
Persyaratan Auditor
1. Memiliki integritas dan perilaku yang 5. bersedia mematuhi standar profesi
profesional, independen, jujur, dan
dan kode etik yang dikeluarkan oleh
objektif dalam pelaksanaan tugasnya; asosiasi pengawasan intern;
2. Memiliki pengetahuan dan/ atau 6. Menjaga kerahasiaan informasi
pengalaman mengenai teknis audit
dan/ atau disiplin ilmu lain dan/ atau data BLU terkait dengan
yang·relevan dengan bidang tugasnya; pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab pengawasan intern
3. Memiliki pengetahuan bidang
peraturan pengelolaan keuangan 7. Memahami prinsip tata kelola BLU
badan layanan umum dan peraturan; yang baik dan manajemen risiko
4. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi
dan berkomunikasi baik lisan maupun 8. Bersedia meningkatkan
tertulis secara efektif; pengetahyan, keahlian, dan
kemampuan profesionalismenya
secara terus menerus
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian
Intern Pada BLU (Psl 17 )
Pemimpin BLU mendorong auditor intern SPI
mengikuti program pengembangan profesi
secara berkelanjutan untuk mendukung usaha
memperoleh sertifikasi profesi dan/ atau
mempertahankan sertifikasi profesi.
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian Intern
Pada BLU (Psl 18 )
BLU harus memiliki Piagam Pengawasan Intern memuat:
1. Struktur dan kedudukan SPI;
2. Tugas dan tanggung jawab SPI;
3. wewenang SPI;
4. Kode etik SPI yang mengacu pada kode etik yang ditetapkan oleh
asosiasi pengawasan intern yang ada di Indonesia
5. persyaratan auditor intern SPI;
6. pertanggungjawaban SPI; dan
7. larangan perangkapan tugas dan jabatan auditor intern SPI dari
pelaksanaan kegiatan operasional BLU
PMK No. 200/2017, Tentang Sistem PengendaIian
Intern Pada BLU (Psl 19 )

Kepala SPI menetapkan pedoman audit,


mekanisme kerja dan supervisi di dalam
organisasi SPI, serta penilaian program jaminan
dan peningkatan kualitas.
Data Auditor Pada BLU
No SPI Jumlah Auditor (orang)
1 RS KANKER DHARMAIS 5
2 SPI POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II 3
3 SPI POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 3
4 SPI RS ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA 3
5 SPI POLITEKNIK KESEHATAN MALANG 3
6 SPI POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 3
7 SPI RS PARU Dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA 3
8 SPI RSJP HARAPAN KITA 4
9 SPI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG 6
10 SPI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO 3

11 SPI RSUP FATMAWATI 4


Sekian , Terima Kasih
CONTACT US :

Anda mungkin juga menyukai