BPBD

PROVINSI JAWA TENGAH

PROGRAM DESA TANGGUH

BENCANA PROVINSI JAWA TENGAH
Muhamad Chomsul, S.ST., M.Eng
Kasi Pencegahan

Tegal, 1 November 2021

 INDONESIA RAWAN BENCANA
KONDISI GEOGRAFIS INDONESIA

 Indonesia terletak antara 3 lempeng tektonik besar : Lempeng

Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
 Terletak di Ring of Fire/Cincin Api Pasifik, dimana terdapat 127
gunung api aktif (sumber : BM
 LANJUTAN
KONDISI TOPOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

 Topografi yang beragam dan kompleks, berbukit-

bukit, banyak aliran sungai disertai pengaruh
perubahan iklim (Potensi bencana
hidrometeorologi)
 Jumlah penduduk yang besar dan beraneka ragam
(Potensi konflik sosial)
 Memiliki lebih dari 300 pintu masuk negara
(Potensi Pandemi)
 Indonesia memiliki banyak kawasan industri
dengan bahan berbahaya (Potensi kecelakaan
industry)
 PETA RISIKO BENCANA
INDONESIA 2020

TIDAK ADA SATUPUN KABUPATEN/KOTA

YANG BEBAS DARI ANCAMAN BENCANA
 POTENSI DAN INDEKS RISIKO BENCANA
DI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH MEMILIKI INDEKS RISIKO :

132,99 (SEDANG)

14 POTENSI ANCAMAN BENCANA BERDASARKAN KRB JATENG 2020-2024

1. BANJIR, 5. GELOMBANG 9. KEKERINGAN, 13.LONGSOR,

2. BANJIR BANDANG, EKSTRIM/ABRASI, 10.LETUSAN 14.TSUNAMI
3. CUACA EKSTRIM, 6. GEMPA BUMI, GUNUNGAPI,
4. EPIDEMI/WABAH 7. KEBAKARAN 11.PANDEMI COVID,
PENYAKIT, LAHAN/HUTAN, 12.LIKUIFAKSI,
8. KEGAGALAN TEKNOLOGI,
KEJADIAN BENCANA DI JAWA TENGAH
(PER 30 SEPTEMBE 2021)
PERKEMBANGAN KASUS COVID 19 DI JAWA TENGAH
(PER 7 OKTOBER 2021)

KASUS KONFIRMASI PETA RESIKO KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

(Update terakhir: Jumat, 29 Oktober 2021 16:00 WIB)
Kumulatif: 625.940
Rilis: 73

KASUS SEMBUH

Kumulatif: 584.425
Rilis: 106

KASUS MENINGGAL

Kumulatif: 40.839
Rilis: 8

KASUS AKTIF
* Berdasarkan Indikator Epidemiologi
Konfirmasi Isolasi : 418
Konfirmasi dirawat: 258  SKOR 0 - 1.80 : Zona Merah (Resiko Tinggi)
 SKOR 1.81 - 2.40: Zona Orange (Resiko Sedang)
 SKOR 2.41 - 3 : Zona Kuning (Resiko Rendah)
 SKOR >3 : Zona Hijau
TANTANGAN DALAM PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA
 Bencana semakin meningkat baik intensitas maupun frekwensi
kejadiannya
 Semakin kompleks, berdampak pada semua lapisan (bersifat multi
sektoral)
 Pemahaman PRB kurang, masih dipahami sebagai tanggap darurat
 Banyak masyarakat tinggal di daerah rawan bencana, risiko menjadi tinggi
 Sistem yang ada belum memadai (regulasi, kelembagaan, perencanaan,
dana, peningkatan kapasitas)
 Koordinasi dan sinergitas stakeholders belum optimal

Membangun dan mewujudkan ketangguhan bangsa, tidaklah

mudah. Perlu ada proses panjang dan keterlibatan serta peran
berbagai pihak.
 PROGRAM DESA TANGGUH BENCANA
DI PROVINSI JAWA TENGAH
Program Kerja BPBD Provinsi Jawa
Tengah
TUJUAN MENINGKATKAN KETANGGUHAN MASYARAKAT JATENG DLM PB

1. MENINGKATNYA UPAYA MITIGASI, PENCEGAHAN, KESIAPSIAGAAN &

PENGURANGAN RISIKO BENCANA
2. MENINGKATNYA KAPASITAS PENYELAMATAN & PENANGANAN
SASARAN MASYARAKAT TERDAMPAK BENCANA
3. MENINGKATNYA KAPASITAS & UPAYA PEMULIHAN PASCA BENCANA
4. MENINGKATNYA KUALITAS & KUANTITAS SARANA PERALATAN &
LOGISTIK BENCANA

1. INDEKS KETAHANAN DAERAH

2. PERSENTASE PENAMBAHAN KAPASITAS PB DI WILAYAH RAWAN
INDIKATOR BENCANA
KINERJA 3. PERSENTASE PENAMBAHAN KAPASITAS RELAWAN TRC/PEMANGKU
KEPENTINGAN PB
4. PERSENTASE PEMULIHAN PASCA BENCANA YANG TEREALISASI
5. PERSENTASE KECUKUPAN KEBUTUHAN DASAR & PERALATAN9
MASYARAKAT TERDAMPAK YG TERPENUHI
 LANJUTAN..
UU 23/2014 ttg URUSAN PELAYANAN DASAR
PEMDA

KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM

& PERLINDUNGAN MASYARAKAT
(TRANTIBUMLINMAS)

PERMENDAGRI 90/2019

PROGRAM PENUNJANG URUSAN PROGRAM PENANGGULANGAN

PEMERINTAHAN DAERAH BENCANA
KEG. PERENCANAAN & EVALUASI KEG. PELAYANAN INFORMASI RAWAN
KINERJA PERANGKAT DAERAH BENCANA PROVINSI

KEG. PENINGKATAN DISIPLIN & KEG. PELAYANAN PENCEGAHAN &

KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR KESIAPSIAGAAN TERHADAP BENCANA

KEG. PELAYANAN PENYELAMATAN &

KEG. ADMINISTRASI KEUANGAN
EVAKUASI KORBAN BENCANA
KEG. ADMINISTRASI UMUM KEG. PENATAAN SISTEM DASAR
PENANGGULANGAN BENCANA
 LANJUTAN..

MENGAPA DESTANA ?
DESA/KELURAHAN YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MANDIRI UNTUK
BERADAPTASI DAN MENGHADAPI POTENSI ANCAMAN BENCANA,
SERTA MEMULIHKAN DIRI DENGAN SEGERA DARI DAMPAK-
DAMPAK BENCANA YANG MERUGIKAN.

 MASY ADALAH PIHAK PERTAMA YG MENGALAMI ANCAMAN, AKIBAT &

DAMPAK BENCANA
 MASY ADALAH PELAKU AKTIF DLM PEMULIHAN DAN MEMBANGUN
KEMBALI KEHIDUPANNYA PASCA BENCANA
 MASY INI DASAR TEMPAT DILAKUKAN INVESTASI PENANGGULANGAN
BENCANA DAN MASY ADALAH PELAKU UTAMA YG MEMBUAT DAN
MELAKSANAKAN KEPUTUSAN PENTING DALAM PB;
 SUMBER DAYA SOSIAL BUDAYA, SEMUA UNSUR, STRUKTUR DAN PROSES
PROSES INTERAKSI INTERNAL DAN EKSTERNAL ADALAH MODAL
KEHIDUPAN MASY TERMASUK DLM PB;
 DAMPAK YG MENGANGGU KEBERFUNGSIAN MASY, SEHINGGA
MENIMBULKAN KERUGIAN, FISIK SOSIAL, EKONOMI DAN MASY TDK
DAPAT MENANGANI SENDIRI (UNISDR,2004)
 KOMPONEN UTAMA DESA TANGGUH
 DITURUNKAN DARI SISNAS PB, DALAM ASPEK LEGISLASI:
PENYUSUNAN PERDES YANG MENGATUR PRB DAN PB DI TINGKAT
DESA

 PERENCANAAN: PENYUSUNAN RENCANA PB DESA, RENCANA

KONTINJENSI BILA MENGHADAPI ANCAMAN, DAN RENCANA AKSI
PRB KOMUNITAS

 KELEMBAGAAN: PEMBENTUKAN LEMBAGA PB DESA DAN

KELOMPOK-KELOMPOK SIAGA BENCANA DI TINGKAT RT/RW.

 PENDANAAN: RENCANA MOBILISASI DANA DAN SUMBER DAYA

(DARI APBD KABUPATEN/KOTA, SEKTOR SWASTA, APBDES DAN
MANDIRI)

 PENGEMBANGAN KAPASITAS: ANALISIS ANCAMAN-KERENTANAN-

KAPASITAS, GLADI DAN SIMULASI BENCANA, KEGIATAN-KEGIATAN
MITIGASI FISIK STRUKTURAL DAN NON-FISIK LAINNYA, KEGIATAN-
KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS
KOMUNITAS, SISTEM PERINGATAN DINI, DLL.
 INDIKATOR DESA/KELURAHAN TANGGUH
BENCANA: PERKA 1/2012
KATEGORI NO INDIKATOR
LEGISLASI 1 KEBIJAKAN/PERATURAN DI DESA/KEL TENTANG PB/PRB
RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA, RENCANA AKSI
PERENCANAAN 2
KOMUNITAS, DAN/ATAU RENCANA KONTIJENSI
3 FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KELEMBAGAAN 4 RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA
5 KERJASAMA ANTAR PELAKU DAN WILAYAH
6 DANA TANGGAP DARURAT
PENDANAAN
7 DANA UNTUK PRB
8 PELATIHAN UNTUK PEMERINTAH DESA
9 PELATIHAN UNTUK TIM RELAWAN
PENGEMBANGAN
10 PELATIHAN UNTUK WARGA DESA
KAPASITAS
11 PELIBATAN/PARTISIPASI WARGA DESA
12 PELIBATAN PEREMPUAN DALAM TIM RELAWAN
13 PETA DAN ANALISA RISIKO
14 PETA DAN JALUR EVAKUASI SERTA TEMPAT PENGUNGSIAN
15 SISTEM PERINGATAN DINI BERBASIS MASYARAKAT
PENYELENGGARAAN 16 PELAKSANAAN MITIGASI STRUKTURAL (FISIK)
PENANGGULANGAN POLA KETAHANAN EKONOMI UNTUK MENGURANGI KERENTANAN
BENCANA 17 MASYARAKAT
18 PERLINDUNGAN KESEHATAN KEPADA KELOMPOK RENTAN
19 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) UNTUK PRB
20 PERLINDUNGAN ASET PRODUKTIF UTAMA MASYARAKAT
 DESA TANGGUH BENCANA DI JAWA TENGAH
PER OKTOBER 2021
Tahun Jumlah
DESA TANGGUH BENCANA DI JAWA TENGAH Destana
2009 4
PER OKTOBER 2021 2010 10
180 2011 23
168
2012 2
160 2013 33
2014 32
140
2015 74
120 2016 71
2017 74
100 2018 65
2019 202
80 2020 15
60 2021 27
60
45 48
43 - 3
38 39
40 35 JUMLAH 635
21
20 13 14
9 10 9 10 9 8 9
6 5 6 3 6 3 6
2 1 2 2 1 2 2
0

Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 29 kabupaten, 6 kotamadya, 537 kecamatan, 750 kelurahan dan

7.809 desa dengan berbagai potensi ancaman bencana.

Perlu dukungan semua pihak mewujudka ketangguhan

masyarakat menghadapi bencana
 TUGAS FASILITATOR
DESA TANGGUH BENCANA
Melakukan fasilitasi dan pendampingan penyusunan dokumen
perencanaan untuk pencapaian indikator-indikator desa tangguh.

 Pengkajian risiko desa/kelurahan

 Menilai Ancaman,
 Menilai Kerentanan,
 Menilai Kapasitas,
 Menganalisis Risiko Bencana
 Perencanaan pb dan perencanaan kontinjensi desa/kelurahan
 Rencana Penanggulangan Bencana Desa/Kelurahan
 Rencana Kontijensi
 Pembentukan Forum PRB desa/kelurahan
 Peningkatan kapasitas warga dan aparat dalam pb
 Pemaduan PRB ke dalam rencana pembangunan desa dan legalisasi
 Pelaksanaan PRB di desa/kelurahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
program ditingkat desa/kelurahan
PROSES FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

 Membangun Kesadaran Kritis, harus mencerdaskan sekaligus bersifat

membebaskan pesertanya untuk menjadi pelaku (subyek) utama, bukan
sasaran perlakuan (obyek)

 Belajar dari realitas atau pengalaman: yang dipelajari bukan “ajaran” dari
seseorang, tetapi keadaan nyata masyarakat atau pengalaman seseorang
atau sekelompok orang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut.
 Tidak menggurui: Semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan ini
adalah “guru sekaligus murid” pada saat bersamaan.

 Dialogis: proses berlangsung secara dua arah (komunikasi) dalam berbagai

bentuk kegiatan (diskusi kelompok, bermain peran, dsb) dan media
(peraga, grafika, audio visual, dsb)
 BELAJAR DARI SEMBOYAN
KI HADJAR DEWANTARA

Proses fasilitasi, pendampingan, dan kepemimpinan dari para

fasilitator destana secara sederhana dapat diungkapkan dengan
meminjam semboyan Ki Hadjar Dewantara
“Ing ngarso sung tulodo” (di depan memberikan teladan).
“Ing madya mbangun karso” (di tengah membangkitkan
kehendak).
“Tut wuri handayani” (di belakang memberikan semangat).
 BPBD PROVINSI JAWA TENGAH
@bpbdjateng
http://www.bpbd.jatengprov.go.id

08813809409
bpbd@jatengprov.go.id
bpbd_jateng@yahoo.com
poskoaju.bpbdjateng@gmail.com
Bpbd Provinsi Jawa Tengah

024 – 3519186, 3519904

024 – 3562293 (Posko Aju) bpbdjateng

024 – 3519186
bpbdjateng
024 – 3562293 (Posko Aju)

Jl. Imam Bonjol No. 1 F Semarang, 50141