Anda di halaman 1dari 16

MKDU4221

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH


Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua
Making Higher Education Open to All

Sesi 5
Agama: sebagai Sumber Moral dan
Akhlak Mulia dalam Kehidupan

Arief Rifkiawan Hamzah (alm)


Pengertian agama

• Dalam bahasa Arab agama adalah din yang secara etimologis


memiliki arti: balasan atau pahala, ketentuan, kekuasaan,
• Secara terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama
sebagai dustur (undang-undang) ilahi yang didatangkan Allah
buat menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di
alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan
di akhirat pengaturan, perhitungan, taat dan patuh,
kebiasaan.
Pengertian agama

• Agama meliputi beberapa hal, yaitu: sistem kredo kepercayaan


atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; system ritus
tata cara peribadatan manusia kepada yang mutlak; dan sistem
norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia dan hubungan dengan alam lainnya
Agama meliputi beberapa hal, yaitu: sistem kredo kepercayaan atas adanya sesuatu yang mutlak di
sesuai dan sejalan
luar manusia; system ritus dengan tata manusia
tata cara peribadatan keimanan dan
kepada yang tata
mutlak; peribadatan
dan sistem norma
tersebut
atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan dengan
alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan tersebut
:
menharus
KLASIFIKASI AGAMA kan
penganut
Ahmad Abdullah al-Masdoosi nya
menyebar
kan
Wahyu Misionaris agama ke
dan non- dan non- semua
wahyu misionaris manusia.
Agama
Ditinjau dari segi rasial
Agama wahyu Agama misionaris: non
dan geografis agama di
menghendaki pada menharuskan misionaris
dunia terbagi ke dalam
rukun Islam dan pada penganutnya tidak
tiga golongan: 1) Semitik
menyebarkan agama mengharu
rukun iman. (Yahudi, Kristen dan
ke semua manusia. skan
Islam), 2) Arya (Hindu,
penyebar
Agama nonwahyu Agama non
Jainisme, Sikhiisme,
an
tidak memandang Zoaterianisme), dan 3)
misionaris tidak agama.ver
esensial penyerahan Mongolia
mengharuskan sal
(Confusionisme, Taoisme,
diri manusia penyebaran agama.
dan Shintoisme).
Pengertian Moral
• Moral secara etimologis berasal dari bahasa Latin, mores, bentuk Jarnak dari
more, artinya adat atau kebiasaan. Secara terminologi moral adalah ajaran ten
tang tindakan seseorang yang dalam hal sifat, perangai, kehendak, pendapat,
atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar atau salah, baik atau
buruk.
• Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Jadi
moral adalah tindakan yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan
tertentu atau kesatuan sosial tertentu.
• Kesadaran moral itu timbul karena dua hal, yaitu perasaan wajib atau keharusan
untuk melakukan tindakan yang baik dan objektif dan rasional.
Susila dan Budi Pekerti

• Secara etimologis kata susila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu su dan sila. Su berarti
baik, bagus, dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup, atau norma. Secara
terminologi, susila adalah aturan-aturan hidup yang baik.
• Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a susila
adalah orang yang berkelakuan buruk.
• Budi pekerti merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari
bahasa Sanskerta yang berarti sadar, yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara
istilah adalah yang ada pada manusia yang berubungan dengan kesadaran yang
didorong oleh akal. Pekerti apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh
perasaan.
• Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan
tingkah laku manusia.
Pengertian etika

• Etika secara etimologis (berdasarkan asal-usul kata) berasal dari bahasa Yunani,
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara istilah etika adalah ilmu
yang membicarakan tentang tingkah laku manusia. Sebagian ahli yang lain
mengemukakan definisi etika sebagai teori tentang laku perbuatan manusia
dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan akal.

• Ahmad Amin, misalnya, mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Dasar Moral
• Mukti Ali, mantan menteri agama pemah mengatakan, "Agama
menurut kami, antara lain memberi petunjuk, bagaimana moral
itu harus dijalankan, agamalah yang memberikan hukum-
hukum moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi
semua tindakan moral, sanksi agamalah yang membantu dan
mempertahankan cita-cita etik.“
• Hamka mengatakan bahwa, "agama ibarat tali kekang, yaitu tali
kekang dari pengumbaran pikiran (yang liar/binal), tali kekang
dari pengumbaran hawa nafsu (yang angkara murka), tali
kekang dari pada ucap dan perilaku (yang keji dan biadab )."
Pengertian Akhlak
• Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq, yang merupakan bentuk jamak (plural) dari khuluq. Secara
bahasa akhlak mempunyai arti tabiat, perangai, kebiasaan, atau karakter. Menurut kamus al-Munjid,
kata akhlak mempunyai akar yang sama dengan kata khalqun ~ (kejadian), khaliqun (pencipta) dan
makhluqun (yang diciptakan). Dalam arti bahasa akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.

• Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa
dilakukan. Artinya segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.

• Ibn Maskawih dalam kitab Tahzib al-Akhlaq wa Tathirul A'raq mendefinisikan akhlak "Keadaan jiwa
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan
pertimbangan (sebelumnya)", dan Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya 'Ulumuddin, mendefinisi
akhlak sebagai: "Segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan
ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan."
Imam Al-Ghazali: empat pilar akhlak mulia

• Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya


adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan antara hal-hal yang benar dan hal-
hal yang salah.
• Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, yaitu keadaan kekuatan
amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
• Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu
keadaan syahwat yang terdidik oleh akal.
• Kekuatan keseimbangan di antara yang tiga di atas. Wujudnya adalah adil,
yakni kekuatan jiwa yang menuntun amarah dan keinginan sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh hikmah (kebaikan dan kebijaksanaan).
Imam Al-Ghazali: empat pilar akhlak mulia

Dari empat sendi akhlak tersebut di atas akan melahirkan


perbuatan-perbuatan baik,
yaitu jujur, suka memberi kepada sesama,
tawadu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang
terhadap sesama, menghormati orang lain,
qana'ah, sabar, malu, pemurah, berani membela
kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.
Empat pilar akhlak tercela
• Keji, pintar busuk, bodoh, yaitu keadaan jiwa yang terlalu pintar
atau tidak bisa menentukan yang benar di antara yang salah
karena bodohnya.
• Berani tapi sembrono, penakut, dan lemah, yaitu kekuatan amarah
yang tidak bisa dikekang atau tidak pemah dilakukan, sekalipun
sesuai dengan kehendak akal.
• Rakus dan statis, yaitu keadaan syahwat yang tidak terdidik oleh
akal dan syariat agama, berarti ia bisa berlebihan atau sama sekali
tidak berfungsi.
• Aniaya, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing
oleh hikmah.
Empat pilar akhlak tercela

Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan


berbagai perbuatan tercela yang dikendalikan oleh
nafsu, seperti sombong, riya ’,
mencaci maki, khianat, dusta, dengki, keji, serakah,
'ujub, pemarah, malas, membukakan aib, kikir, dll.
yang kesemuanya akan mendatangkan malapetaka
baik bagi pribadi maupun bagi masyarakat.
Akhlak Mulia dalam Islam

• Akhlak kepada Allah: Menauhidkan, beribadah, bersyukur,


taqwa, berdoa, berdzikir, tawakal, mahabbah (cinta).
• Akhlak kepada diri sendiri: Kreatif dan dinamis, sabar,
tawadu, kebenaran, iffah, amanah.
• Akhlak kepada lbu, Bapak, dan Keluarga: Berbakti kepada
kedua orang tua, mendoakan orang tua, adil terhadap
saudara, membina dan mendidik keluarga, memelihara
keturunan.
Akhlak Mulia dalam Islam
• Akhlak terhadap orang lain: Membangun persaudaraan,
silaturahmi, ta'awun, bersikap adil, bersikap pemaaf dan
penyayang, bersikap dermawan, menahan marah dan berkata
yang baik (lemah lembut), sikap musawah dalam arti persamaan
dalam hidup bermasyarakat maupun persamaan dalam hukum,
tasamuh, musyawarah, menjaga perdamaian.

• Akhlak kepada alam: Memperhatikan dan merenungkan


penciptaan alam, memanfaatkan alam.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai