Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK - TEKNIK

MEMBUAT LAPORAN
KEUANGAN
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR /
FABRIKASI KELOMPOK IV

1. Mira Zulfi Astari (2003571748)


2. Hufroni (2003571746)
3. Nuraeni (2003571752)
4. Vera Youlanda (2003571754)
5. Delima (1903571697)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis
Pengungkapan
Pensiun
● Program dana pensiun merupakan program pengelolaan
● Tujuan pengelolaan dana pensiun adalah
pendapatan karyawan yang disisihkan selama masa kerja
memberikan manfaat, kesejahteraan, dan
karyawan tersebut, yang kemudian diinvestasikan, sehingga
jaminan kepada para karyawannya. Dengan
pada saat karyawan tersebut pensiun, karyawan tersebut
adanya program dana pensiun ini diharapkan
masih dapat menerima pembayaran secara berkala selama
dapat meningkatkan motivasi dan
masa hidupnya.
ketenagakerjaan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas para karyawannya, yang pada
● Program dana pension dapat dikelola sendiri oleh perusahaan
akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi
ataupun melalui lembaga yang lain baik lembaga pemerintah
perusahaan. Program dana pensiun ini
maupun lembaga swasta.
merupakan tabungan bagi karyawan pada masa
yang akan datang. Oleh karena itu, setiap instansi
● Dasar hukum dana pensiun diatur dalam Undang Undang
sebaiknya menyelenggarankan program dana
No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan PSAK No. 18
pensiun bagi karyawanannya
yang mengatur bagaimana akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan terkait dengan dana pensiun
Sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan N0.18
Tahun 2015 laporan keuangan yang disusun oleh program
manfaat pernakaryamencakup hal-hal berikut:
Tujuan penyusunan laporan keuangan dana pensiun adalah a. Laporan asset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang
untuk memberikan informasi mengenai keadaan keuangan
mengungkap
dana pensiun dalam suatu priode tertentu kepada semua pihak
b. Asset pada akhir priode sesuai klasifiksinya
yang berkepentingan khususnyapendiri,peserta,pengurus dan
c. Dasar penilaian asset
departemen keuangan.Berdasarkan pedoman penyusunan dan
d. Rincian setiap investasi tunggal yang melebihi 5% dari asset
penyajian laporan keuangan bulanan otoritas jasa keuangan
neto tersedia untuk anfaat purnakarya atau 5% untuk kelompok
(OJK) terdiri :
atau jenis efek
•Laporan asset neto e. Rincian setiap investasi pada pemberi kerja
•Laporan perubahan asset neto f. Liabilitas selain nilai kini actuarial dari manfaat purnakarya
•Neraca (laporan posisi keuangan) terjanji
•Laporan hasil keuangan
•Laporan arus kas
Laporan perubahan asset neto tersedia untuk manfaat pernakarya
yang menunjukkan hal-hal berikut :
a. Iuran pemberi kerja
b. Iuran pekerja
c. Penghasilan investasi seperti bunga dan deviden
d. Penghasilan lain
e. Manfaat yang dibayarkan atau terutang (analisis, sebagai contoh sebagai
manfaat prnakarya, kematian dan cacat serta pembayaran lump sum)
f. Beban administrasi
g. Beban lain
h. Pajak penghasilan
i. Laba atau rugi pelepasan investasi dan perubahan nilai investasi
j. Pengalihan dari dan kepada program purnakarya lain
Penilaian Resiko
Usaha
IDENTIFIKASI RESIKO

● Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenali dan


mencatat risiko. Dalam proses manajemen risiko, identifikasi
risiko merupakan bagian yang dilakukan paling terdahulu
dalam proses assessmen risiko.

● Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi


hal-hal, kejadian-kejadian atau situasi yang mungkin terjadi
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
termasuk penyebab dan sumber risiko, deskripsi kejadian
risiko dan dampaknya terhadap tujuan organisasi. Setelah
risiko diidentifikasi, organisasi harus mengidentifikasi
pengendalian yang telah dilakukan terhadap risiko tersebut.

● Identifikasi risiko harus dilakukan berdasarkan Informasi


yang relevan dan terbaru serta melibatkan orang-orang yang
memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai.
ANALISIS
RESIKO
● Analisis risiko adalah proses mengembangkan pemahaman terhadap suatu risiko. Analisis risiko
memberikan masukan untuk proses evaluasi risiko dan dalam mengambil keputusan apakah suatu
risiko risiko perlu dikendalikan dan memilih strategi dan metode pengendalian yang tepat. Analisis
risiko merupakan bagian dari tahap assessmen risiko dalam proses manajemen risiko dan dilakukan
terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi dalam proses identifikasi risiko.

● Analisis risiko mencakup analisis terhadap penyebab dan sumber risiko, dampak positif atau negatif
dari suatu risiko, dan kemungkinan suatu risiko dapat terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dampak dan kemungkinan kejadian risiko harus diidentifikasi. Efisiensi dan efektifitas pengendalian
risiko yang telah diterapkan sebelumnya juga harus dipertimbangkan. Keterkaitan yang mungkin
terjadi di antara risiko-risiko yang telah diidentifikasi juga perlu dipertimbangkan.
TEKNIK ANALISIS RESIKO
1. Brainstorming

Brainstorming dilakukan dengan mendorong diskusi bebas antara orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengetahui opsi-opsi penanganan risiko. Teknik ini perlu difasilitasi dengan efektif untuk
dapat menstimulasi diskusi, mengarahkan diskusi kearah yang tepat dan menangkap isu-isu yang muncul dalam diskusi.

2. Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, pewawancara akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya yang
mendorong narasumber untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang baru dan mengidentifikasi risiko dari sudut pandang
tersebut. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan cara serupa namun dapat melibatkan diskusi dan dan eksplorasi
lebih lanjut. Wawancara dapat dilakukan jika terdapat kesulitan dalam mengumpulkan orang yang diperlukan untuk
melakukan brainstorming, atau jika diskusi bebas kurang tepat digunakan untuk pihak atau permasalahan tertentu.
Wawancara sering dilakukan dalam mengidentifikasi risiko atau menilai efektivitas penanganan risiko.
TEKNIK ANALISIS RESIKO
3. Teknik Delphi

Teknik Delphi bertujuan untuk memperoleh konsensus pendapat dari orang-orang yang pakar di bidangnya. Perbedaan
utama Teknik Delphi dari brainstorming adalah setiap pakar memberikan opininya secara individu dan anonim namun
dapat melihat pandangan pakar lain selama Delphi dilakukan. Teknik Delphi dapat dilakukan di tahapan manapun dalam
manajemen risiko di mana diperlukan konsesus opini dari pakar-pakar di bidangnya.

4. Checklist

Checklist adalah daftar bahaya, risiko atau kegagalan yang dibuat berdasarkan pengalaman, baik melalui penilaian risiko
terdahulu atau informasi historikal. Checklist dapat digunakan untuk melakukan identifikasi risiko atau menilai efektivitas
pengendalian risiko. Checklist juga digunakan bermanfaat untuk memeriksa apakah semua aspek telah tercakup setelah
teknik lain dilakukan untuk mengidentifikasi risiko baru.
Pendanaan Diluar
Neraca
Pendanaan di luar neraca (off-balance sheet financing) adalah suatu upaya untuk meminjam uang dengan cara
sedemikian rupa sehingga kewajibannya tidak tercatat. Akibatnya, setiap perusahaan yang memakai pembiayaan
di luar neraca akan berisiko ditinggalkan para investor yang membeli sahamnya. Namun demikian, sejumlah besar
pembiayaan di luar neraca terus ada.

Salah satu bentuk pembayaran di luar neraca lainnya adalah perjanjian pembayaran proyek (project financing
arrangemments). Perjanjian pembiayaan ini timbul apabila:
1. Dua entitas atau lebih membentuk entitas baru untuk membangun suatu pabrik operasi yang akan digunakan
oleh kedua belah pihak.
2. Entitas baru itu meminjam dana untuk membangun proyek tersebut dan membayar hutang dari hasil yang
diterima proyek.
3. Pembayaran hutang dijamin oleh perusahaan yang membentuk entitas baru itu.

Keunggulan dari perjanjian ini adalah perusahaan yang membentuk entitas baru tidak harus melaporkan
kewajiban pada pembukaannya.
Hidden Asset dan Off Balance Sheet

Hidden asset dan Off Balance Sheet sebenarnya sebangun dan berhubungan. Asset (sisi kiri) tersebut hidden karena dibiayai oleh
debt (sisi kanan) yang tidak tercatat di neraca (off balance sheet).
Hidden Asset merupakan suatu asset yang secara hukum terdaftar sebagai asset perusahaan namun tidak dilaporkan pada
laporan keuangan perusahaan, sedangkan Off Balance Sheet adalah asset yang dikelola perusahaan namun tidak dilaporkan
pada laporan keuangan melainkan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan.
Contoh yg banyak terjadi adalah penggunaan operating lease. Perusahaan dapat menggunakan aset tersebut tanpa
mencatatkannya di neraca tapi tidak juga murni menyewa. Ketika perusahaan menggunakan operating lease untuk mengakuisisi
suatu asset, sebenarnya perusahaan tsb memiliki kewajiban (yang tersembunyi) yang berupa komitmen membayar sewa u/ jk
wkt tertentu dg scheme tertentu, yang present valuenya bisa dianggap debt. Lalu apa keuntungannya buat perusahaan?
Perusahan tersebut dapat mencatatkan nilai aset dan debt yg lebih rendah dari yg sebenarnya. Implikasinya pada financial
performance secara eksplisit akan lebih bagus. Misalnya ROA yg lebih tinggi (krn nilai aset kecil) dan Debt to Equity Ratio yg
lebih sehat (krn nilai debt lbh kecil).
Beberapa alasan mengapa perusahan mengadakan perjanjian pembiayaan di luar neraca :
•Banyak yang berpendapat bahwa peniadan hutang akan mempertinggi mutu neraca dan memungkinkan kredit
diperoleh dengan dipercepat serta dengan biaya yang lebih ringan
•Ketentuan pinjaman sering kali menetapkan pendapatan atas jumlah hutang yang dapat dimiliki
•Dikemukakan oleh beberapa pihak bahwa sisi aktiva dan neraca dinyatakan terlalu rendah. Sebagai contoh:
perusahaan yang mengugunakan metode LIFO seringkali mempunyai persediaan, property, pabrik dan peralatan
jauh lebih rendah dari nilai berjalan. Sebagai pembagian terhadap nilai yang rendah ini,beberapa menejemen
berpendapat bahwa bagian dari hutang tidak perlu dilaporkan. Dengan kata lain, jika aktiva dilaporkan pada nilai
berjalan, maka tidak disangsikan lagi akan terdapat tekanan yang lebih ringan untuk pembiayaan di luar neraca.

Anda mungkin juga menyukai