Anda di halaman 1dari 11

PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN
Dosen Pengampu : 
Dra. Refnida,
  M.E.
  PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
DISUSUN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
OLEH : PENDIDIKAN
Nadya UNIVERSITAS JAMBI
Agustin Dwi 2020
Putri
(A1A119047)  
Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan


bangunan yang muncul karena adanya keuntungan
dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau
badan yang memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh
manfaat dari padanya. Jika dilihat dari sifatnya, Pajak
Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat
kebendaan. Artinya, besaran pajak terutang ditentukan
dari keadaan objek yaitu bumi dan/atau bangunan.
Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut menentukan
besarnya barang.
2
Dasar Hukum Pajak Bumi dan
Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas


objek pajak bumi dan bangunan yang diatur pengenaannya
berdasarkan undang-undang. UU No. 12 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun
1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

1. KMK No. 201/KMK.04/2000 tentang penyesuaian


besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak sebagai
dasar penghitungan besar pajak bumi dan bangunan.
2. KMK No. 523/KMK 04/1998 tentang penentuan
klasifikasi dan besarnya nilai jual objek pajak sebagai
dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan.
3. KMK No. 1004/KMK.04/1985 tentang penentuan badan
atau perwakilan organisasi internasional yang
menggunakan objek pajak bumi dan bangunan yang
tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.
4. Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-251/PJ./2000 tentang tata
cara penetapan besarnya nilai jual objek pajak tidak
kena pajak sebagai dasar penghitungan pajak bumi dan
bangunan.
5. Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-16/PJ.6/1998 tentang
pengenaan pajak budan bangunan.
6. Surat edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-43/PJ.6/2003
tentang penyesuaian besarnya nilai jual objek pajak
tidak kena pajak (NJOPTKP) PBB dan perubahan nilai
perolehan objek pajak tidak kena pajak (NPOPTKP)
BPHTB untuk tahun pajak 2004.
7. Surat edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ.6/1994
tentang penegasan dan penjelasan pembebasan PBB
atas fasilitas umum dan sarana sosial untuk kawasan
industry real estate.
Objek Pajak
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang
ada di bawahnya.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan
Yang termasuk pengertian bangunan adalah
1. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek bangunan seperti hotel,
pabrik, dan emplampesemennya
2. Jalan tol
3. Kolam renang
4. Pagar mewah
5. Tempat olahraga
6. Tempat penampungan atau kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak

5
Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang dikecualikan :
> Ternyata, tidak semua objek bumi bangunan bisa dikenakan PBB.
Terdapat juga objek pajak yang tidak dapat dikenakan PBB. Namun,
objek pajak tersebut harus memiliki kriteria tertentu yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan. Berikut ini daftar kriteria tersebut:
1. Objek pajak tersebut digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang ibadah,
sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan.
2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan hal tersebut.
3 Objek pajak  merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggemkbalaan yang dikuasai suatu desa, dan tanah negara yang belum dibebani
suatu hak.
4. Objek pajak digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultan berdasarkan asas perlakuan
timbal balik.
5. Objek pajak digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh menteri keuangan.
6
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau


badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
bumi,dan memperoleh manfaat atas bumi, dan
menguasai atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Dengan demikian, subjek pajak tersebut menjadi
wajib pajak bumi dan bangunan. Jika subjek pajak
dalam waktu yang lama berada diluar wilayah letak
objek pajak sedangkan peralatannya dikusakan
kepada orang atau badan, orang atau badan yng
diberi kuasa dapat ditunjuk sebagi wajib pajak oleh
direktur jenderal pajak.
7
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
> Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak
adalah 0,5% dan jenis tariff ini disebut
sebagai tariff tunggal yang berlaku bgi objek
pajak jenis apapun diseluruh wilayah
idonesia. Trif efektif pajak bumi dan
bangunan adlah 0,1% untuk ojek yang nilai
jual objek pajak (NJOP) kurang dari 1 milyar
dan 0,2% untuk objek yang nilai jual objek
pajak (NJOP) sama diatas  milyar.

8
> Dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan
> Dasar perhitungan bumi dan bangunan adalah nilai jual kena
pajak (NJKP). Besarnya NJKP adalah :
- Objek pajak perkebunan adalah 40%
- Objek pajak kehutanan adalah 40%
- Objek pajak pertambangan 40%
- Apabila NJOP nya < Rp. 1.000.000.000 adalah
40%Apabila NJOP nya > Rp. 1.000.000.000 adalah 20%
Rumus Pajak
Rumus Pajak Bumi dan Bangunan = tariff X NJKP

9
Contoh Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
> Otong memiliki tanah seluas 72 meter persegi, setiap meter
persegi sehaarga Rp. 2.000.000. bangunan seluas 36 meter
persegi, setiap meter persegi seharga Rp. 1.000.000. dan taman
seluas 36 meter persegi, setiap meter persegi seharga Rp.
500.000. apabila NJOPTKP yang ditetapkan adalah Rp.
10.000.000, berapa PBB yang harus dibayar Otong?
Diketahui:
Nilai tanah 72 x Rp. 2.000.000 = Rp. 144.000.000
Bangunan 36 x Rp. 1.000.000 = Rp. 36.000.000
Taman 36 x Rp. 500.000 = Rp. 18.000.000

10
1. Menghitung nilai bangunan
> Nili bangunan = bangunan + taman –
NJOPTKP
> Bangunan Rp. 36.000.000
> Taman       Rp. 18.000.000 (+)
>                   Rp. 54.000.000
> NJOPTKP Rp. 10.000.000 (-)
> Nilai bangunan Rp. 44.000.000

3. Menghitung PBB yang harus dibayarkan


2. Menghitung Niai Jual Objek Pajak (NJOP)
> NJOP = nilai bangunan + taman Nilai tanah 0,5% x 20% x Rp. 144.000.000 = Rp
144.000
> Nilai bangunan Rp. 44.000.000 Nilai bangunan 0,5% x 20% x Rp. 44.000.000
> Nilai tanah         Rp. 144.00.000 (+) = Rp. 44.000 (+)
> PBB yang harus dibayarkan = Rp. 188.000 (harus
NJOP                Rp. 188.000.000
sama dengan NJOP)

11

Anda mungkin juga menyukai