Anda di halaman 1dari 11

(1)

TAHAPAN PERENCANAAN IRIGASI


1. Pendahuluan
Proses pembangunan irigasi dilakukan secara berurutan
berdasarkan akronim SIDLACOM untuk mengidentifikasi
berbagai tahapan kegiatan.
Akronim tersebut merupakan kependekan dari :
S – Survey (Pengukuran/Survei)
I – Investigation (Penyelidikan)
D – Design (Perencanaan Teknis)
La – Land acquisition (Pembebasan Tanah)
C – Construction (Pelaksanaan)
O – Operation (Operasi)
M – Maintenance (Pemeliharaan)
Akronim tersebut menunjukkan urut-urutan tahap yang
masing-masing terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berlainan.
Tahap yang berbeda-beda tersebut tidak perlu merupakan
rangkaian kegiatan yang terus menerus mungkin saja ada jarak
waktu di antara tahap-tahap tersebut.

Perencanaan pembangunan irigasi dibagi menjadi dua tahap


utama yaitu Tahap Perencanaan Umum (studi) dan Tahap
Perencanaan Teknis (seperti tercantum dalam Tabel 1). Tabel 1
menyajikan rincian S-I-D menjadi dua tahap. Tahap Studi dan
Tahap Perencanaan Teknis. Masing-masing tahap (phase)
dibagi menjadi taraf (phase), yang kesemuanya mempunyai
tujuan yang jelas.

Tahap Studi merupakan tahap perumusan kegiatan dan


penyimpulan akan dilaksanakannya suatu kegiatan tersebut.
Aspek-aspek yang tercakup dalam Tahap Studi bersifat teknis
dan nonteknis.
Tahap Perencanaan merupakan tahap pembahasan kegiatan
pekerjaan irigasi secara mendetail. Aspek-aspek yang
tercakup di sini terutama bersifat teknis.
Pada Tabel 1 diberikan ciri-ciri utama masing-masing taraf
persiapan kegiatan irigasi. Suatu kegiatan meliputi seluruh
atau sebagian saja dari taraf-taraf ini bergantung kepada
modal yang tersedia dan kemauan atau keinginan masyarakat
serta pengalaman mengenai pertanian irigasi di daerah yang
bersangkutan. Lagi pula batas antara masing-masing tahap
bisa berubah-ubah:
Seluruh taraf pengenalan bisa meliputi inventarisasi dan
identifikasi kegiatan; sedangkan kegiatan dalam suatu studi

pengenalan (Reconnaissance Study) sedetail mungkin


bersamaan waktu dengan kegiatan yang termasuk dalam
ruang lingkup studi prakelayakan;
 Studi kelayakan detail akan meliputi juga perencanaan
pekerjaan irigasi pendahuluan.
Dalam wilayah sungai harus dibuat Pola Pengembangan dan
Rencana Induk wilayah sungai, terkait dengan hal tersebut
pada kondisi wilayah sungai yang belum ada Pola
Pengembangan dan Rencana Induk, tetapi sudah perlu
pengembangan irigasi, maka pada tahap studi awal dan studi
identifikasi hasilnya sebagai masukan untuk pembuatan pola
pengembangan wilayah sungai.
Namun jika pola pengembangan wilayah sungai sudah ada,
maka tahap studi awal dan studi identifikasi tidak diperlukan
lagi.
Rencana induk (Master Plan) pengembangan sumber daya air
di suatu daerah (wilayah sungai, unit-unit administratif) di
mana irigasi pertanian merupakan bagian utamanya, dapat
dibuat pada tahapan studi yang mana saja sesuai ketersedian
dana.

Akan tetapi biasanya rencana induk dibuat sebagai bagian


(dan sebagai hasil) dari studi pengenalan.
Pada Gambar 1. diberikan ilustrasi mengenai, hubungan
timbal balik antara berbagai taraf termasuk pembuatan
Rencana Induk.
Tabel 1. Penahapan Kegiatan
TAHAPAN / TARAF CIRI-CIRI UTAMA

TAHAPAN STUDI
STUDI AWAL Pemikiran untuk pengembangan irigasi
Pertanian dan perkiraan luas daerah irigasi
dirumuskan di kantor berdasarkan potensi
pengembangan sungai, usulan daerah dan
masyarakat.

STUDI IDENTIFIKASI • Identifikasi proyek dengan menentukan nama


(Pola) dan luas; garis besar skema irigasi alternatif;
pemberitahuan kepada instansi-instansi
pemerintah yang berwenang serta pihak-
pihak lain yang akan dilibatkan dalam kegiatan
tersebut serta konsultasi publik masyarakat.
• Pekerjaan-pekerjaan teknik, dan perencanaan
pertanian, dilakukan di kantor dan di
lapangan.
STUDI PENGENALAN • Kelayakan teknis dari kegiatan yang sedang dipelajari.
/STUDI PRAKELAYAKAN
(Masterplan) • Komponen dan aspek multisektor dirumuskan,
dengan menyesuaikan terhadap rencana umum
tata ruang wilayah.
• Neraca Air (Supply-demand) yang didasarkan pada
Masterplan Wilayah Sungai.
• Perijinan alokasi pemakaian air
•Penjelasan mengenai aspek-aspek yang belum dapat
dipecahkan selama identifikasi.
• Penentuan ruang lingkup studi yang akan dilakukan
lebih lanjut.
• Pekerjaan lapangan dan kantor oleh tim yang terdiri
atas orang-orang dari berbagai disiplin ilmu.
• Perbandingan kegiatan-kegiatan alternatif dilihat dari
segi perkiraan biaya dan keuntungan yang dapat
diperoleh.
• Pemilihan alternatif untuk dipelajari lebih lanjut.
• Penentuan pengukuran dan penyelidikan yang
diperlukan.
• Diusulkan perijinan alokasi air irigasi.
STUDI • Analisa dari segi teknis dan ekonomis untuk kegiatan
KELAYAKAN yang sedang dirumuskan
• Menentukan batasan/definisi kegiatan dan sekaligus
menetapkan prasarana yang diperlukan
• Mengajukan program pelaksanaan
• Ketepatan yang disyaratkan untuk aspek-aspek
teknik serupa dengan tingkat ketepatan yang
disyaratkan untuk perencanaan pendahuluan.
• Studi Kelayakan membutuhkan pengukuran
topografi, geoteknik dan kualitas tanah secara
ekstensif, sebagaimana untuk perencanaan
pendahuluan
TAHAP PERENCANAAN

PERENCANAAN • Foto udara (kalau ada), pengukuran pada topografi,


PENDAHULUAN penelitian kecocokan tanah.
• Tata letak dan perencanaan pendahuluan bangunan
utama, saluran dan bangunan, perhitungan neraca
air (Water Balance). Kegiatan kantor dengan
pengecekan lapangan secara ekstensif
• Pemutakhiran perijinan alokasi air irigasi
• Pengusulan garis sempadan saluran

PERENCANAAN • Pengukuran trase saluran dan penyelidikan detail


DETAIL AKHIR geologi teknik , dan mekanika tanah
• Pemutakhiran ijin alokasi air irigasi
• Pemutakhiran garis sempadan saluran
Instansi-instansi yang terkait dimana data-data dapat diperoleh
Data-data dapat diperoleh dari instansi-instansi berikut :

• BAKOSURTANAL: untuk peta topografi umum dan foto udara.


• Direktorat Geologi: untuk peta topografi dan peta geologi.
• Badan Meteorologi dan Geofisika: untuk data meteorologi dan

peta topografi.
• Puslitbang Sumber Daya Air, Seksi Hidrometri: untuk catatan
aliran sungai dan sedimen, data meteorologi dan peta topografi,
dan data hidrologi.
• DPUP: untuk peta topografi, catatan mengenai aliran sungai,
pengelolaan air dan catatan meteorologi, data-data jalan dan
jembatan, jalan air.
• Dinas Tata Ruang Daerah : informasi mengenai tata ruang.
• PLN, Bagian Tenaga Air: untuk peta daerah aliran dan data-data
aliran air.
• Puslit Tanah : Peta Tata Guna Lahan
• Kementerian Pertanian: untuk catatanmengenai
agrometeorologi serta produksi pertanian.
• Balai Konservasi lahan dan hutan : informasi lahan kritis
• Biro Pusat Statistik (BPS): untuk keterangan-keterangan
statistik,
• Kementerian dalam negeri, agraria, untuk memperoleh
data-data administratif dan tata guna tanah.
• Balai Wilayah Sungai : informasi kebutuhan air multisektor.
• Bappeda: untuk data perencanaan dan pembangunan
wilayah.

Anda mungkin juga menyukai