Anda di halaman 1dari 31

DISUSUN OLEH :

Laporan Kasus
Obstetri

Desember 2020
G2P1A0 HAMIL ATERM INPARTU KALA 1 FASE LATEN
JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA DENGAN
RIWAYAT SC 1X + DKP
Cephalopelvic Disproportion Cephalopelvic Disproportion (CPD) merupakan diagnosa medis digunakan ketika
kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati panggul ibu. Apabila
persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan
tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin.

Berdasarkan data WHO, cephalopelvic disproportion masih merupakan penyebab pada


8% kematian ibu hamil di dunia. CPD dapat menyebabkan distosia, malposisi kepala
janin, atau kemajuan persalinan lama

Pendahuluan
Cephalopelvic Disproportion
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang Definisi
menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan
panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui
vagina.

CPD dapat ditemukan pada 1-3% ibu primigravida. Pada ibu


hamil multigravida, CPD dapat terjadi jika ukuran janin
lebih b e s a r, terjadi malpresentasi janin, atau Epidemiologi
spondilolistesis

Di Indonesia, Belum dapat ditemukan data prevalensi CPD


d i I n d o n e s i a . P e n e l i t i a n d i R S U D L i u n K a n d a g e Ta h u n a
Sulawesi Utara tahun 2013 ditemukan bahwa telah dilakukan
SC pada 167 ibu, dan 28 ibu (16,76%) di antaranya adalah
dengan indikasi CPD.
Cephalopelvic Disproportion
Faktor Janin (Passenger) Faktor Maternal (Passageway)
• Makrosomia (berat janin >4.000 • Panggul sempit baik diameter inlet,
gram) midpelvis, atau outlet
• Hidrosefalus • Eksostosis pelvis
• Cephalopelvic Disproportion • Spondilolistesis
Relatif • Tumor di anterior sacrococcygeal

Cephalopelvic disproportion relatif terjadi akibat kelainan letak, posisi, atau defleksi
kepala janin sehingga kepala tidak dapat melewati panggul dan mempersulit
persalinan per vaginam.

Etiologi
Kesempitan pintu atas pangul.
Klasifikasi

Kesempitan pintu pangul tengah

Kesempitan pintu bawah pangul


Cephalopelvic Disproportion Tanda klinis CPD yang dapat ditemukan saat intrapartum adalah kepala janin tidak
kunjung masuk PAP serta pendataran (effacement) dan dilatasi serviks yang lambat
walaupun kontraksi uterus

Kriteria diagnosis CPD berdasarkan ACOG dan RTCOG (Royal Thai College of
Obstetricians and Gynecologists) harus memenuhi 3 kondisi di bawah ini:
• Dilatasi serviks ≥3 cm (ACOG) atau ≥4 cm (RTCOG) dan pendataran serviks 100%
(ACOG) atau 80% (RTCOG)
• Kontraksi uterus adekuat selama minimal 2 jam
• Kurva persalinan abnormal

Tanda dan Gejala


Cephalopelvic Disproportion
Metanyakan riwayat persalinan dengan makrosomia atau kontraktur pelvis, diabetes
Anamnesis gestasional kondisi panggul seperti skoliosis, fraktur pelvis, dan rakitispada pasien
maupun keluarga pasien.

Pemeriksaan Antropometri, Pelvimetri Eksternal, Pelvimetri Internal, Pemeriksaan


Obstetri ( Leopold, manuver Mueller-Hillis atau Munro-Kerr's head-fitting test).
P. Fisik

Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan


ultrasonografik, CT-Scan dan MRI Pelvimetri.
P. penunjang

Diagnosis
Cephalopelvic Disproportion Penatalaksanaan

Sectio Caesarea Persalinan Percobaan


Diet tinggi lemak, rendah serat Persalinan percobaan hanya dilakukan pada
Penatalaksanaan terbaik untuk kondisi CPD letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada
adalah sectio caesarea (SC). SC dapat letak sungsang, letak dahi, letak muka atau
direncanakan apabila hasil pemeriksaan kelainan letaklainnya
kehamilan menunjukkan kesempitan panggul
Cephalopelvic Disproportion Komplikasi

Dari factor ibu Dari factor bayi


• Persalinan yang lebih lama
• Perdarahan seperti perdarahan intracranial,
• Infeksi Intrapartum
edema intracranial, perdarahan alat-alat vital
• Fistel vesikovaginal dan rectovaginal
intra-abdominal.
• Paresis kaki ibu akibat tekanan dari
• Infeksi karena manipulasi
kepala pada saraf di dalam rongga
• Trauma persalinan
panggul.
Prognosis

Cephalopelvic Disproportion
Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor
antaranya bentuk panggul, ukuran panggul, jadi derajat kesempitan,
kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul, besarnya kepala dan
kesanggupan moulage kepala, presentasi dan posisi kepala, dan his
Sectio Caesarea
Definisi
Operasi caesar (Sectio Caesarea/SC)

adalah persalinan janin melalui sayatan

perut terbuka (laparotomi) dan sayatan

di rahim (histerotomi).
Sectio Caesarea Indikasi

Dari ibu Indikasi Anatotmi


Persalinan sesar sebelumnya, Permintaan ibu, Deformitas
Plasentasi abnormal, Solusio plasenta, Riwayat
panggul, Trauma perineum sebelumnya, Sebelumnya
sebelumnya histerotomi klasik, Riwayat Miomektomi
operasi rekonstruksi panggul atau anal, Herpes simpleks
ketebalan penuh sebelumnya, Riwayat dehiscence insisi
atau infeksi HIV, Penyakit jantung atau paru, Aneurisma
uterus, Kanker serviks invasive, Riwayat Trakelektomi
serebral, Patologi yang membutuhkan pembedahan
sebelumnya , Massa obstruktif saluran genital, Cerclage
intraabdominal secara bersamaan, Sesar perimortem
permanen
Sectio Caesarea Indikasi
Indikasi Janin
Status janin yang tidak meyakinkan (seperti pemeriksaan Doppler
tali pusat abnormal) atau detak jantung janin yang abnormal,
Prolaps tali pusat, Gagal dilahirkan secara pervaginam,
Malpresentation, Makrosomia, Anomali kongenital,
Trombositopenia, Trauma kelahiran neonatal sebelumnya
Sectio Caesarea Kontraindikasi

Sampai saat ini, belum ada kontraindikasi medis yang benar untuk operasi
Caesar.
Ada beberapa skenario klinis di mana persalinan sesar mungkin bukan
pilihan yang disukai, sehingga kontraindikasi relatif ini dapat
dipertimbangkan. Misalnya, pasien hamil mungkin mengalami koagulopati
LAPORAN KASUS Identitas

Pasien Suami
• Nama pasien : Ny. ER
• Nama : Tn. MT
• Umur : 33 tahun
• Umur : 38 tahun
• Agama : Islam
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Pekerjaan : Buruh
• Alamat : Jl. PT kedukan Jaya RT 014
• Alamat : Jl. PT kedukan Jaya RT 014 RW
RW 005 Karya Jaya
005 Karya Jaya
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari pada tanggal 25
November 2020 dengan keluhan mau melahirkan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan sakit perut mau melahirkan anak ke 2 hamil
cukup bulan. Perut terasa kencang ada, keluar darah lendir tidak ada, keluar air-air tidak ada, sakit kepala tidak
ada, demam tidak ada. Gerakan janin aktif dirasakan ibu. Pasien riwayat SC 1x 3 tahun yang lalu atas indikasi
panggul sempit. Pasien sebeelumnya sudah pernah melakukan USG pada tanggal 18/11/20 dan diminta untuk
datang lagi ke RS untuk persiapan SC pada tanggal 25/11/2020
Anamnesis
Riwayat Menstruasi
Usia Menarke: 15 tahun
Keluhan Saat Haid: Nyeri hari pertama
Sikluas Haid : 28 hari
HPHT: 07 Maret 2020
Lama Haid : 5 hari, 2-3 kali ganti pembalut/hari
TP: 14 Desember 2020

Riwayat Perkawinan Riwayat Kontrasepsi


Status Pernikahan: 1x Pasien pernah menggunakan KB suntik
Lama Menikah: 14 tahun
Usia Menikah : 22 tahun
Anamnesis
Riwayat Menstruasi Riwayat Kehamilan
Trimester I : 1 kali • Aterm/ 2018 /laki-laki/2600gram/Dokter/SC
Trimester II: 1 kali • Hamil ini
Trimester III: 1 kali

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat riwayat Tidak terdapat riwayat
penyakit dahulu penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
Keadaan Umum
Tekanan Darah: 110/70 mmHg Antropometri
Keadaan Umum: Baik
Nadi : 80 x/menit Tinggi Badan: 150 cm
Kesadaran : Compos mentis
Pernapasan : 20 x/menit Berat Badan: 65 kg
Suhu : 36,0°C
Pemeriksaan
KEPALA
MATA
Generalis
KULIT

Dalam THT
EKSTREMITAS

batas normal
LEHER
ABDOMEN

TORAKS
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar Leopold III: Teraba Bulat, keras dan
Leopold I: Teraba bagian tidak bulat,lunak melenting (kepala)
tidak melenting (bokong), TFU 2 jari Leopold IV: Belum masuk PAP
dibawah ¬proc. Xyphoideus (33 cm) DJJ: 170x/menit
Leopold II: Situs memanjang, teraba TBJ: (33-11) x 155 = 3.410 gram
punggung kanan
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Dalam
Penunjuk : kepala
Posisi portio : posterior
Penurunan : -
Konsistensi : Lunak
Molase :-
Pembukaan : 1cm
Promontorium teraba : (+) 9,5 cm
Ketuban : (+)
CV= CD-(1,5cm-2cm) = 9,5cm-1,5cm =
Pendataran : 10%
8cm
Presentasi : kepala
Pemeriksaan
Darah Rutin
(25-11-2020)
Pemeriksaan
Darah Rutin

25-11-2020

27-11-2020
Diagnosis

G2P1A0 Hamil Aterm inpartu kala 1 fase laten

janin tunggal hidup presentasi kepala dengan

riwayat SC dan DKP


Penatalaksanaan Pre Partu s
IVFD RL gtt XX x/mnt
Penatalaksanaan

Inj. Ceftriaxone 2x1gr


Rencana SC tanggal 26 November 2020

Penatalaksanaan Post Partus


Observasi KU, TTV dan perdarahan
IVFD RL + 2 oxytocin gtt 20x/mnt
I n j . Tr a m a d o l 3 x 1 g r
Pronalges Supp 4x1
I n j . A s a m Tr a e x a m a t 3 x 1 a m p
Laporan pasca operasi :
- Bayi :
Penatalaksanaan

- Jenis kelamin : Perempuan


- Berat badan lahir : 3000 gram
- Panjang badan lahir : 47 cm
- Lingkar kepala : 30 cm
- Lingkar perut : 32 cm
- APGAR Score : 8/9
- Diagnosis : Bayi sehat
Diagnosis pasca bedah : P2A0 pasca Operasi SC atas indikasi Riwayat SC dan DKP
Ti n d a k a n : S e c t i o S e s a r i a Tr a n s p e r i t o n e a l i s P r o f u n d a
Follow Up
Pembahasan Apakah Diagnosis Sudah Tepat

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tanda vital didapatkan
tekanan darah 11 0 / 8 0 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m dan temperatur 36.20C. Pada
p e m e r i k s a a n k e p a l a , l e h e r, t h o r a k d a n e k s t r e m i t a s t i d a k d i j u m p a i a d a n y a k e l a i n a n .

Pada pemeriksaan obstetric leopod 4 didapatkan kepala anak belum turun pintu atas
panggul setelah usia kehamilan 38 minggu yang merupakan prasangka adanya panggul
s e m p i t . D a n p a d a p e m e r i k s a a n v a g i n a l t o u c h e r t e r a b a p ro m o n t o r i u m ( + ) y a n g m e r u p a k a n
dugaan adanya kesempitan panggul Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin masih dalam
batas normal
Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosa G2P1A0 Hamil Aterm Inpartu Kala 1 Fase Laten
J a n i n Tu n g g a l H i d u p r i w a y a t S C d a n D K P
Pembahasan Apakah Penatalaksanaan Sudah Tepat

Pemberian cairan RL bertujuan untuk menggantikan kehilangan cairan yang terjadi akibat
perdarahan pada saat dilakukan operasi. Pemberian oxytocin bertujuan untuk meningkatkan
kontraksi dari uterus sehingga akan terjadi involusi uteri untuk mencegah terjadinya
perdarahan. tramadol diberikan sebagai analgetik dan merupakan salah satu obat dari golongan
OPIOID.

Ti n d a k a n p e r s a l i n a n d e n g a n c a r a s e c t i o n C a e s a r a d a l a h p i l i h a n y a n g t e p a t p a d a k a s u s i n i .
Melihat riwayat persalinan pasien ini pun yang sebelumnya dilakukan dengan SC . Pada
pasien ini didapatkan CV=8 cm yang merupakan indikasi absolute section caesaria dan
apabila tidak dilakukan section caesaria dapat terjadi rupture uteri karena his yang kuat dan
ditambah adanya riwayat section caesaria sebelumnnya.
Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini sudah tepat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
Ta t a l a k s a n a p a d a k a s u s s u d a h t e p a t , y a i t u d i l a k u k a n e v a k u a s i d e n g a n c a r a s e c t i o n c a e s a r e a .

Sebagai upaya pencegahan, dokter muda sebaiknya lebih giat dalam melakukan penyuluhan
kepada ibu hamil agar rutin melakukan Ante Natal Care (ANC) baik di rumah sakit maupun di
puskesmas agar mampu mendeteksi dini adanya kelainan pada kehamilannya dan untuk
pemantauan kesejahteraan janin.

Anda mungkin juga menyukai