Anda di halaman 1dari 6

Bab 7

PERSEDIAAN

Pengendalian Persediaan.

Dua tujuan utama dari pengendalian persediaan, adalah;


1. Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian.
2. Melaporkan persediaan dalam laporan keuangan.

Melindungi persediaan .
Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai saat persediaan diterima. Dokumen –
dokumen yg sering digunakan untuk pengendalian persediaan; 1. Pesanan Pembelian
(Purchase Order), 2. Laporan Penerimaan (Receiving Report), 3. Faktur Pemasok

Melaporkan Persediaan.
Untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan, perusahaan dagang perlu malakukan perhitungan fisik persediaan (Physical
inventory). Setelah jumlah persediaan tersedia dihitung, biaya perolehan persediaan
dimasukkan kedalam laporan keuangan. Kebanyakan perusahaan menggunakan satu dari
tiga jenis asumsi arus biaya, untuk menentukan biaya perolehan persediaan.
Asumsi-Asumsi Arus Biaya Persediaan
Masalah akuntansi utama muncul saat barang yang
identi diperoleh dengan biaya yang berbeda pada
periode tertentu.

Ilustrasi:
Tanggal Keterangan Unit Biaya
Mei 10 Pembelian 1 9.000
18 Pembelian 1 13.000
24 Pembelian 1 14.000
Total 3 36.000

Harga Rata2 = Rp.12.000 (36.000 : 3)


Diasumsikan pada tanggal 30 Mei satu unit dikual senilai Rp.20.000,-.
Laba brutonya bervariasi mulai dari Rp.11.000 sampai Rp.6.000,-
bergantung pada barang mana yang dijual, perhatikan tabel berikut;

Keterangan 10 Mei 18 Mei 24 Mei


Unit Terjual Unit Terjual Unit Terjual
Penjualan 20.000 20.000 20.000
Beban Pokok Penjualan 9.000 13.000 14.000
Laba Bruto Penjualan 11.000 7.000 6.000
Persediaan Akhir 27.000 23.000 22.000
(13.000+14.000) (13.000+14.000) (13.000+14.000)
 Contoh Latihan Arus Biaya
Data pembelian 3 unit produk adalah sbb;
Tanggal Keterangan Unit Biaya
Jan 08 Pembelian 1 45.000
15 Pembelian 1 48.000
26 Pembelian 1 51.000
Total 3 144.000
Harga Rata-Rata = Rp.48.000 (144.000 : 3 unit)

Diasumsikan satu unit terjual 27 Januari senilai Rp.70.000,- . Hitunglah


laba bruto bulan Januari dan persediaan akhir 31 Januari menggunakan
metode FIFO dan Rata-Rata Tertimbang
Jawaban :
Metode Laba Bruto Persediaan Akhir
FIFO 25.000 99.000
(70.000-45.000) (48.000+51.000)
Rata-Rata Tertimbang 22.000 96.000
(70.000-48.000) (48.000 x 2)
Metode Biaya Peresdiaan dalam Sistem Perediaan Perpetual

 Ilustrasi metode FIFO dan Rata-Rata tertimbang dalam


sistem perpetual

Tanggal Keterangan Unit Biaya


Jan 1 Persediaan awal 1.000 20.000
4 Penjualan @Rp.30.000 700
10 Pembelian 500 22.400
22 Penjualan @Rp.30.000 360
28 Penjualan @Rp.30.000 240
30 Pembelian 600 23.300
 Latihan Sistem Persediaan Perpetual Menggunakan FIFO
Berikut ini adalah data persediaan bulan November
Tanggal Keterangan Unit Biaya
Nov 1 Persediaan awal 40 5.000
5 Penjualan @Rp.10.000 30
11 Pembelian 70 7.000
21 Penjualan @Rp.10.000 36
Diasumsikan menggunakan metode FIFO, hitunglah 1). Beban Pokok
Penjualan bulan November dan 2) Persediaan per 30 November

Jawabanya:
1) Beban Pokok Penjualan 2) Persediaan per 30 November
30 Unit Rp.5.000 Rp.150.000 Rp.308.000 (44 unit x Rp.7.000)
10 Unit 5.000 50.000
26 Unit 7.000 182.000
Total Beban Pokok Penjualan 382.000

Anda mungkin juga menyukai