Anda di halaman 1dari 19

PT Kereta Api Indonesia

Budaya Organisasi dan Sistem Kerja di masa


Pandemi Covid-19

1. Yudha Dwi Markalino (1902110220)


2. Diva Kurnia Ardila (1902110980)
3. Fiki Khairani (1902110323)
4. Normala Deni (1902110426)
5. Shela Rahma (1902124149)
6. Sheli Rahmi (1902124150)
Saat ini dunia sedang diguncang dengan adanya wabah pandemi Covid-19 yang bermula dari Kota Wuhan,
China, dan sekarang sudah menyebar hampir di seluruh dunia. Dampak yang ditimbulkan dari virus ini tidak
hanya dari sisi kesehatan namun sudah lintas sektoral seperti perekonomian, bisnis, sosial kemasyarakatan,
Latar lingkungan bahkan aktivitas dalam bekerja pun ikut terdampak akibat adanya virus ini. Salah satu yang
terdampak dengan adanya Pandemi Covid 19 adalah perubahan pada sistem kerja PT Kereta Api Indonesia
Belakang (Persero). Seperti sebelum adanya virus Covid-19 ini, rata-rata orang yang bekerja akan selalu pergi ke
kantor untuk menyelesaikan pekerjaan atau memberikan pelayanan kepada stakeholder. Akibat pandemi,
adanya himbauan-himbauan berupa physical dan social distancing, mengurangi aktivitas di luar rumah serta
mengurangi ke tempat-tempat yang digunakan untuk berkumpulnya orang-orang salah satunya yaitu kantor.
Perubahan tatanan sosial kemasyarakatan dalam aktivitas bekerja salah satunya adalah konsep bekerja dalam
bentuk Work From Home.
Profil Perusahaan
PT Kereta Api Indonesia
PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat sebagai KAI atau “Perseroan” adalah
Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di
Indonesia.

01 02 03
 Jenis: Perusahaan perseroan  Wilayah utama:  Kantor pusat: Jalan
(Persero) Jawa Perintis
Kemerdekaan 1,
 Didirikan:28 September 1945;  Wilayah lainnya: Bandung, Jawa
76 tahun lalu (pengambil- Aceh, Sumatra Barat
alihan Balai Besar DKA Utara, Sumatra
Bandung oleh angkatan muda Barat, Sumatra  Tanggal beroperasi:
kereta api) 1 Juni 1999; 22 Selatan, dan 28 September 1945–
tahun lalu dihadapan notaris di Lampung sekarang
Jakarta (untuk PT KAI)

 Pemilik: Pemerintah Republik


Indonesia
Sejarah Perusahaan
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan
pertama jalur kereta api Semarang - Solo - Yogyakarta di Desa Kemijen
tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron
Sloet van de Beele. Pada tahun 1942 perkeretaapian Indonesia diambil alih
Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor
kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor
Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati
sebagai Hari Kereta Api Indonesia) sekaligus menandai berdirinya Djawatan
Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Kemudian terus berganti
nama menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tahun 1963
DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Selanjutnya
pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta
Api (PJKA) tahun 1971. Kemudian menjadi perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT
Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT
Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Saat ini, KAI memiliki enam anak perusahaan yakni PT Reska Multi
Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Commuter Indonesia (2008), PT
Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), dan PT Kereta
Api Properti Manajemen (2009).
Budaya Organisasi
PT Kereta Api Indonesia
Budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang terdapat pada suatu
organisasi dan dijadikan sebagai tuntunan organisasi atau perusahaan sehingga
mampu membedakannya dengan organisasi lain. Itu artinya, hal tersebut
adalah suatu norma dan juga nilai-nilai perilaku yang dipahami serta diterima
oleh seluruh anggota organisasi dan juga digunakan sebagai dasar dalam
aturan perilaku di dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Salah satunya
adalah emiten milik negara yang bergerak di sektor angkutan berbasis rel
yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan budaya perusahaan yang


disebut dengan AKHLAK yang merupakan singkatan dari:
1. AMANAH adalah memegang teguh kepercayaan yang
diberikan.
• Memenuhi janji dan komitmen
• Bertanggung jawab atas tugas,keputusan, dan tindakan 4. LOYAL adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
yang dilakukan. bangsa dan negara.
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika. • Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan
Negara.
2. KOMPETEN adalah terus belajar dan mengembangkan • Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
kapabilitas. • Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan hukum dan etika.
yang selalu berubah.
• Membantu orang lain belajar. 5. ADAPTIF adalah terus berinovasi dan antusias dalam
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas baik. menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
• Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
3. HARMONIS Maksudnya adalah saling pedui dan • Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan
menghargai perbedaan. teknologi.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. • Bertindak proaktif.
• Suka menolong orang lain.
• Membangun lingkungan yang kondusif. 6. KOLABORATIF adalah membangun kerja sama yang sinergis.
• Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi.
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama
Sistem Kerja di Masa
Pandemi Covid-19
Beberapa perubahan sistem kerja PT KAI
selama pandemi:

Mewajibkan pelanggan Menyediakan layanan Melakukan Menyediakan layanan Menambah fitur-fitur


menggunakan masker, Rapid Test Antigen pembatasan jumlah vaksinasi Covid-19 di dalam aplikasi KAI
melakukan pengukuran dan GeNose di maksimal penumpang berbagai stasiun bagi Access
suhu tubuh, penerapan beberapa stasiun dan kereta api. KAI pelanggan kereta api
jaga jarak, hingga juga menyediakan hanya menjual tiket jarak jauh secara
menyesuaikan syarat wastafel portabel dan 70% dari kapasitas gratis mulai 3 Juli
pelaku perjalanan hand sanitizer yang maksimal tempat 2021
kereta api yang tersebar di beberapa duduk utk KA jarak
ditetapkan oleh titik di stasiun. jauh dan 50% untuk
Kementerian kereta api lokal.
Perhubungan dan
Satgas Penanganan
Covid-19.
Lanjutan;

KAI telah memberikan Memberikan KAI membatasi Mewajibkan tamu


bantuan senilai Rp.328 perlindungan bagi jumlah pegawai yang eksternal yang akan
juta untuk porter pegawai. Penerapan hadir di perkantoran berkunjung ke area
stasiun yang terdampak protokol kesehatan dengan patuh perkantoran untuk
pandemi. KAI juga diberlakukan baik menerapkan Work dapat menunjukkan
rutin menyalurkan masuk hingga keluar from Home (WFH) surat keterangan
bantuan, baik berupa dari kantor. Ketika dan Work from bebas Covid-19 baik
APD, bahkan memasuki area Office (WFO) untuk berupa hasil Rapid
ambulans, untuk kantor, pegawai pegawai sesuai Test Antigen maupun
membantu penanganan wajib menggunakan dengan arahan RT-PCR yang masih
Covid 19 masker, mengecek pemerintah dan berlaku.
suhu badan, dan Satuan Tugas
diharuskan mencuci (Satgas) Penanganan
tangan. Covid-19
KAI juga menetapkan peraturan mengenai protokol kesehatan yang harus
dipenuhi pelanggan saat akan naik kereta api pada masa pandemi Covid-19
sesuai SE Kemenhub No 69 tahun 2021 diantaranya:

 Pelanggan diminta untuk memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di


air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas,
menghindari makan bersama, dan menggunakan hand sanitizer.

 Pelanggan harus dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk,
hilang daya penciuman, diare, dan demam), dan suhu badan tidak lebih dari
37,3 derajat celsius. Pelanggan diwajibkan untuk menggunakan masker kain
3 lapis atau masker medis yang menutupi hidung dan mulut. Pelanggan juga
tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun dua arah melalui
telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan.

 Tidak diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan bagi


perjalanan yang kurang dari 2 jam, terkecuali bagi individu yang wajib
mengkonsumsi obat dalam rangka pengobatan yang jika tidak dilakukan
dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan orang tersebut.
 Untuk naik KA Jarak Jauh, pelanggan diharuskan untuk sudah divaksin minimal
dosis pertama dan menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR
maksimal 2x24 jam atau Rapid Test Antigen maksimal 1x24 jam sebelum jadwal
keberangkatan.

 Sedangkan untuk KA Lokal, mulai 14 September pelanggan diharuskan untuk


sudah divaksin minimal dosis pertama. Untuk dokumen STRP, Surat Tugas, atau
surat keterangan lainnya sudah tidak lagi menjadi syarat untuk naik KA Lokal.

 KAI telah mengintegrasikan aplikasi Peduli Lindungi dengan sistem boarding


KAI. Integrasi ini terwujud melalui kerjasama antara KAI dan Kementerian
Kesehatan dengan tujuan untuk mempermudah pelanggan, memperlancar proses
pemeriksaan dokumen, dan menghindari pemalsuan dokumen.

 Bagi pelanggan dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang
menyebabkan tidak dapat menerima vaksin, wajib melampirkan surat keterangan
dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan
belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi Covid-19.Selain itu, pelanggan
dengan usia di bawah 12 tahun masih tidak diperkenankan melakukan perjalanan
dengan Kereta Api.
Perbandingan Aturan dengan
Transportasi darat lain

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, moda


kereta api mendapatkan penekanan aturan yang cukup
ketat. Terbukti dari penerapan kebijakan rapid-test
untuk syarat perjalan kereta jarak menengah dan jauh
selama masa pandemi. Apabila tidak melakukan rapid-
test akan berakibat penolakan atau pembatalan tiket
kereta jika pada hari keberangkaan hasil uji rapid-test
maksimal h-7 keberangkatan tidak dimiliki
penumpang. Berdasarkan wawancara dengan Bapak
Seno Aji Wibowo manager unit CP (Customer and
Passenger), hal tersebut sudah berlaku bahkan sebelum
adanya kebijakan Rapid-Test Antigen diwajibkan pada
perkeretaapian.
Perbandingan Aturan dengan
Transportasi darat lain

Moda transportasi bus, travel serta transportasi berbasis


online tidak mendapatkan penekanan sama sekali
terkait lampiran rapid-test semasa PSBB dan hal
tersebut kembali terulang lewat temuan dilapangan
pada PSBB jilid II. Hampir disetiap kesempatan, moda
transportasi bus, travel, serta transportasi online sama
sekali tidak mewajibkan penumpang untuk mematuhi
kewajiban untuk melampirkan hasil Rapid-Test
Antigen atau setidaknya menanyakan hasil Rapid-Test
biasa pada penumpang, bahkan moda transportasi
tersebut bahkan tidak repot bertanya apakah
penumpang memiliki surat keretangan bebas Covid-19
sama sekali. Padahal, ketiganya merupakan moda
transportasi yang sama-sama memungkinkan adanya
perpindahan orang dalam jarak jauh serta tetap
memungkinkan adanya cluster baru sebagai akibat
berkumpulnya orang dalam ruangan tertutup dalam
jarak yang relatif dekat
Perbandingan Aturan dengan
Transportasi darat lain

Kebijakan ini seharusnya tidak terjadi, mengingat semua


moda transportasi berpeluang sama dalam menyebarkan
virus Covid-19, bahkan moda transportasi online seperti
Grab-car pun masih bisa menjadi media penyebaran Covid-
19, dengan membantu memindahkan orang yang terjangkit
virus sejauh 100km atau jarak dari Yogyakarta – Semarang
(tipkerja.com, 2020), bahkan dengan sedikit negosiasi,
Bandung-Jakarta pun dengan jarak lebih dari 150 km masih
bisa ditempuh oleh pengguna sarana transportasi tersebut.
Seharusnya, realita di lapangan tidak mengijinkan adanya
celah seperti itu, apabila ingin mencegah penyebaran virus
Covid-19, semua moda transportasi harus diwajibkan
setidaknya memiliki syarat adanya hasil Rapid-test PCR
terutama moda transportasi darat jarak menengah dan jauh.
Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dari
wilayah dengan tingkat infeksi tinggi ke wilayah dengan
tingkat infeksi rendah.
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
menerapkan budaya perusahaan dengan
Sistem kerja selama pandemi ini, banyak
melakukan perubahan sistem kerja, KAI
terus beradaptasi, berinovasi, memberikan
kontribusi bagi bangsa. Salah satu
kontribusi yang dilakukan dalam masa
pandemi ini adalah dengan menyediakan
jasa layanan transportasi KA yang aman,
Kesimpulan..? nyaman, dan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat , juga mengurangi
Jumlah perjalanan KA guna mendukung
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) darurat yg
diberlakukan Pemerintah. KAI juga
menetapkan peraturan mengenai protokol
kesehatan yang harus dipenuhi pelanggan
saat akan naik kereta api pada masa
pandemi Covid-19 sesuai SE Kemenhub
No 69 tahun 2021.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai