Anda di halaman 1dari 11

DISCOURSE NETWORKING ANALYSIS SEBAGAI METODE

PENELITIAN ALTERNATIF DALAM KAJIAN ILMU KOMUNIKASI


DISCOURSE NETWORKING ANALYSIS AS ALTERNATIVE
RESEARCH METHOD IN COMMUNICATION SCIENCE STUDIES
Bayu Indra Pratama
Universitas Brawijaya
Jalan Veteran No. 1 Malang
email : bayuindrap@ub.ac.id

Adinda Ardwi Illahi Ulfa


Universitas Brawijaya
Jalan Veteran No. 1 Malang
email : adindahanda@gmail.com
(Diterima: 23-08-2017; Direvisi: 26-11-2017; Disetujui terbit: 12-12-2017)

Abstrak
Fokus tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan discourse networking analysis sebagai salah satu metode
penelitian yang bersifat terbuka dan dapat diterapkan dalam penelitian di bidang lain selain ilmu politik.
Sejauh ini, penerapan discourse networking analysis lebih banyak digunakan dan terbatas pada kajian
mengenai ilmu politik. Discourse networking analysis memungkinkan untuk diterapkan dalam bidang
keilmuan lain karena memiliki dasar sama dengan social neworking analysis, misalnya dalam ilmu
komunikasi. Discourse networking analysis merupakan perkembangan metodologis dari social networking
analysis yang menggabung dua unsur metode yaitu analisis isi kualitatif serta analis jaringan sosial.
Sedangkan social networking analysis menjadi metode yang bersifat multidisiplin dan telah banyak
digunakan dalam bidang kajian lain selain ilmu komunikasi. Untuk itu, discourse networking analysis
dapat menjadi salah satu tawaran dalam kajian ilmu komunikasi.
Kata kunci : discourse networking analysis, social network analysis, metode penelitian

Abstract
The main aim of this writing was focused on the Discourse Networking Analysis explanation as one of the
transparent analysis method and applicable for another research domain beyond political studies. As far as
it applied, the Discourse Networking Analysis was frequently applicated and limited on political discourse.
The Discourse Networking Analysis was enable to be applied for another study branch because it basically
similar with Social Networking Analysis, for example, it could be applied on Communication studies. The
Discourse Networking Analysis was methodological development of Social Networking Analysis which
combined double method elements, that is Qualitative Content Analysis and Social Network Analysis.
Whereas, Social Networking Analysis has become multi-discipline methods and much more applied for
another study branches beyond communication Studies. As a result, the Discourse Networking Analysis was
among optional offers which Communication Studies could be presented.
Keywords: discourse networking anaysis, social networking analysis, methods research

126
PENDAHULUAN memiliki makna yang saling berkaitan antara
kalimat satu dengan lainnya. Artinya, suatu
Wacana pada media tidak hanya wacana tidak dapat dimaknai melalui satu
berbicara tentang apa yang tersembunyi di kalimat yang terkandung di dalamnya, tetapi
dalamnya tetapi juga relasi yang terjalin juga harus menghubungkan serta mengaitkan
antara aktor satu dengan lainnya. (Fisher, antara makna kalimat satu dengan lainnya
Leifeld & Iwaki, 2012) Wacana tersebut dapat sehingga dapat membentuk satu kesatuan
menggambarkan aktor-aktor yang terlibat di makna yang sesuai. Pernyataan tersebut
dalam sebuah peristiwa. (Fisher, Leifeld & kemudian dilengkapi oleh Bakhtin (1981)
Iwaki, 2012) Setiap wacana di berbagai media dengan memperpanjang pengertian wacana
dapat membentuk rangkaian jaringan yang ke ranah sosiocultural dan mengatakan
terhubung antara satu dengan lainnya. Teks bahwa inti dari wacana tidak harus pada
wacana yang terdapat di media juga dapat kalimat tetapi ungkapan yang dihasilkan
memberikan gambaran terkait jaringan yang secara sosial. Wacana setidaknya dapat
terbentuk pada sebuah fenomena tertentu. dilihat sebgai terjalinnya relasi yang
Misalnya, wacana politik terkait suatu terbentuk dari suatu dialog (Trausan-Matu,
kebijakan ataupun wacana terkait suatu Stahl & Sarmiento, 2007)
peristiwa konflik. Proses identifikasi wacana yang
Wacana yang terdapat dalam media terkandung pada suatu teks media cenderung
khusunya media massa cenderung berbicara mengabaikan unsur keterkaitan atau
mengenai kebijakan yang diterapkan pada keterhubungan antara wacana satu dengan
suatu negara. (Park, 2009) media massa wacana lainnya. (Leifeld & Haunss, 2012)
diketahui membantu dalam proses Padahal, keterhubungan antar wacana ini
menyediakan saluran komunikasi, dapat menghasilkan suatu interpretasi
pengumpulan kepentingan serta tersendiri terkait suatu fenomena tertentu.
memfasilitasi revisi tujuan bersama. (Curran, Interpretasi ini dapat dicapai melalui
2002) Manfaat yang diperoleh dari fungsi keterhubungan antar wacana yang
media tersebut dapat menyediakan platform membentuk jaringan serta menjelaskan relasi
untuk musyawarah. (Kleinschmit, 2012) dan wacana di dalamnya. Relasi ini dapat
dengan cara ini menawarkan kesempatan memberikan penjelasan mengenai aktor-
untuk melegitimasi tata kelola kebijakan aktor yang terlibat dalam suatu peristiwa
padasebuah negara. Asumsinya yaitu peran serta masing-masing perannya. (Leifeld &
media melalui wacana media yang Haunss, 2012) Selain itu, keterhubungan
diterbitkan secara nasional mampu antar wacana ini juga dapat digunakan untuk
memberikan opini publik nasional pula. mengidentifikasi pentingnya suatu topik,
(Kingdon, 2003) posisi serta argumen dalam sebuah teks
Wacana sangat mempengaruhi proses wacana.
politik di berbagai tingkatan, baik di tingkatan Metode yang dapat digunakan untuk
publik, politik, maupun ilmiah. Padahal, di mengidentifikasi secara sistematis suatu
lain sisi wacana dianggap sebagai fenomena relasi sebuah wacana dalam berbagai
penting dalam banyak disiplin ilmu. (Breindl, dokumen sehingga bisa membentuk sebuah
2013) Jurafsky dan Martin (2009) jaringan yang kompleks adalah discourse
mengatakan bahwa “discourse as a coherent networking analysis. Discourse Networking
group of sentences”. Wacana merupakan Analysis merupakan suatu teknik untuk
suatu kelompok kalimat yang koheren yang memvisualkan wacana baik itu wacana politik

127
maupun sosial buudaya ke dalam sebuah Leifeld dan Haunss (2012) menerapkan
jaringan. Discourse Network Analysis is a gagasan koalisi wacana dan fitur struktural
combination of category based content terkait wacana dengan memanfaatkan
analysis and social network analysis. (Leifeld analisis jaringan sosial. Secara lebih khusus,
& Haunss,2012; Wasserman & Faust, 1994) Leifeld dan Haunss (2012) sekaligus
Pendekatan ini memungkinkan kita untuk mengenalkan analisis jaringan wacana
mengidentifikasi secara sistematis suatu sebagai metodologi baru untuk studi debat
struktur wacana dalam berbagai dokumen kebijakan. Pendekatan ini dapat digunakan
tekstual seperti artikel koran atau media untuk mengukur wacana empiris baik secara
cetak ataupun transkrip perdebatan di statis maupun longitudinal yang sesuai
parlemen, Discourse Networking Analysis dengan pendekatan kebijakan jaringan.
combines social network analysis with (Leifeld & Haunss, 2012)
computer-assisted, qualitative content Metode discourse networking analysis
analysis to analyse the development of actors juga digunakan oleh Fisher, Leifeld dan
and ideas in a relational and systematic way. Iwaki (2013) dengan judul Mapping The
(Breindl, 2013). Ideological Network of American Climate
Discourse Networking Analysis cenderung Politics untuk mengetahui hubungan
digunakan untuk meneliti kajian mengenai ideologis antara pembicara yang
kebijakan pemerintahan. Beberapa penelitian memberikan kesaksian kongres Amerika
terdahulu dikembangkan oleh ilmu politik Serikat mengenai isu perubahan iklim
dengan menggunakan metode discourse yang kemudian dapat dipetakan.
networking analysis. Penelitian yang Penelitian ini juga dimaksudkan untuk
dilakukan oleh Philip Leifeld mengenai mengukur koalisi dan konsensus diantara
rekonseptualisasi major policy change dalam para aktor politik terkait isu perubahan
koalisi advokasi. Leifeld berusaha untuk
iklim yang terjadi di Amerika dengan cara
mengidentifikasi kelemahan dalam
mengumpulkan aktor-aktor yang terlibat
rekonseptualisasi kebijakan utama dengan
didalamnya serta secara sistematis. Fisher,
menggunakan studi kasus German pension
Leifeld dan Iwaki (2013) menggunakan
politics. Analisis jaringan wacana yang
discourse networking analysis untuk
merupakan kombinasi antara analisis wacana
menganalisis isi percakapan dalam
dan analisis jaringan sosial dapat
kongres. Fisher, Leifeld dan Iwaki
memberikan pengukuran tingkat
kemudian dapat memetakan jaringan
kepercayaan kebijakan dalam subsistem
ideologis terkait masalah atau isu
ketika proses koalisi advokasi yang
berlangsung. (Leifeld, 2013)
perubahan iklim dari waktu ke waktu
Penelitian lain yang juga menggunakan berdasarkan hasil analisis tersebut,
metode ini yaitu penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan gambaran
oleh Leifeld dan Haunss (2012) mengenai yang lebih jelas tentang perubahan iklim
kasus terkait hak paten penemuan yag terjadi politik Amerika Serikat selama tahun
di parlemen Eropa pada tahun 2005. Leifeld 2005 sampai 2008. Penelitian Fisher,
dan Haunss (2012) tersebut mengembangkan Leifeld dan Iwaki juga dapat menilai
sebuah penjelasan berdasarkan wacana shifting position dalam kongres Amerika
politik dan menunjukkan bahwa dua koalisi Serikat. Sehingga dapat diidenntifikasi
wacana yang stabil dan berbeda dapat kelompok klik yang muncul dari
diidentifikasi dan diukur dari waktu ke waktu. pendukung kebijakan dan lawan dari

128
waktu ke waktu. Analisis isi wacana Hapsari, 2016). Relasi sendiri erat
tersebut dapat menunjukkan bagaimana kaitannya dengan interaksi. Relasi tercipta
kelompok kepentingan dan politisi dari sebuah interaksi antara satu orang
mengubah preferensi mereka selama dengan orang lainnya. Setiap individu
kongres Amerika Serikat berlangsung. tentunya akan menjalin komunikasi
Discourse networking analysis dapat dengan sesamanya melalui proses
disebut sebagai metode baru yang interaksi yang terjadi, sehingga hal
digunakan dalam sebuah penelitian. Hal tersebut akan menciptakan suatu pola
ini berbeda dengan Social Networking relasi antar individu dari hasil interaksi
Analysis yang terbilang sudah sangat lama yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan
digunakan dan dikembangkan dalam pendapat yang diberikan Monge (dalam
kajian penelitian ilmiah. Social Eriyanto, 2014) yang mengatakan bahwa
Networking Analysis disebut sebagai pada tingkat analisis jaringan, proses
metode yang mulitidisiplin. (Schupp, komunikasi melibatkan hubungan bukan
2006) sehingga dapat diterapkan dalam atributnya dan hubungan ini bukan
berbagai kajian bidang keilmuwan. merupakan milik seorang individu. Hal ini
Misalnya, dalam bidang psikologi, adalah karakteristik dari dua individu atau
sosiologi, politik, komunikasi dan lain lebih yangdiambil secara bersamaan.
sebagainya. Sedangkan discourse Sehingga, dikatakan jaringan komunikasi
networking analysis atau analisis jaringan apabila struktur yang dibangun didasarkan
wacana ini merupakan metode inovasi pada hubungan komunikasi.
metodologis dari analisis jaringan. Social networking analysis, discourse
“Discourse Networking Analysis using a networking analysis maupun
methodological innovation in a social communication networking analysis
network.” (Fisher, Leifeld & Iwaki, 2013, memiliki dasar yang sama, yaitu berasal
h. 523) Discourse networking analysis dari istilah jaringan. Ketiganya dapat
dan social networking analysis memiliki terhubung dalam sebuah rumpun studi
tujuan yang sebenarnya sama yaitu sama- yang sama. Misalnya dalam hal nama,
sama berusaha untuk membentuk atau SNA (Social Networking Analysis)
menggambarkan sebuah jaringan terkait seringkali disebut sebagai CNA
suatu fenomena tertentu. (Communication Networking Analysis)
Penjelasan lainnya muncul dari untuk bidang komunikasi. (Eriyanto 2014,
Eriyanto (2014) yang mengatakan 35 CNA (Communication Networking
bahwasa jaringan merupakan seperangkat Analysis) atau analisis jaringan komunikasi
atau sekumpulan aktor (termasuk orang, pada dasarnya merupakan penerapan dari
organisasi, lembaga, serta negara) yang analisis jaringan sosial (Social Networking
memiliki hubungan dan relasi dengan para Analysis) pada bidang komunikasi. Rogers
aktor-aktor lain dalam sebuah tipe atau dan Kincaid (dalam Eriyanto, 2014)
pola hubungan atau relasi tertentu. mengatakan bahwa analisis jaringan
Sedangkan studi jaringan komunikasi komunikasi merupakan metode penelitian
menggambarkan relasi aktor (bisa orang, untuk mengidentifikasi struktur
lembaga, perusahaan, negara dan komunikasi dalam suatu sistem dimana
sebagainya) satu dengan lainnya dalam data relasional dianalisis dengan
struktur sosial tertentu. (Eriyanto, 2014; menggunakan beberapa jenis hubungan

129
interpersonal sebagai unit analisis. Hal sebagai alternative method dalam
tersebut sama halnya dengan discourse penelitian di bidang ilmu komunikasi
networking analysis yang juga memiliki sekaligus mengungkap tujuan dari tulisan
dasar metode analisis jaringan serta ini yang bermaksu untuk menjelaskan
menjadi perkembangan motodologis dari discourse networking analysis sebagai
analisis jaringan. Hanya saja, kelemahan alternative method pada penelitian di
dari discourse networking analysis yaitu bidang komunikasi.
terletak pada jenis data yang digunakan
yang terbatas pada data dokumen saja KERANGKA KONSEP
ataupun teks wacana. (Leifeld, 2013)
Berdasarkan pendapat dari Rogers Discourse Networking Analysis dan
dan Kincaid (dalam Eriyanto, 2014) Social Networking Analysis
Discourse Networking Analysis
tersebut, membuka peluang bagi masuknya
studi metode jaringan lainnya untuk dapat merupakan suatu teknik untuk
diterapkan dalam kajian ilmu komunikasi. memvisualkan wacana baik itu wacana
politik ataupun social budaya ke dalam
“Discourse Networking Analysis using a
methodological innovation in a soocial sebuah jaringan. Discourse Network
network.” (Fisher, Leifeld & Iwaki 2013, Analysis is a combination of category
based content analysis and social network
523) menjadi salah satu metode yang
memungkinkan untuk diterapkan dalam analysis. (Laifeld & Haunss, 2012)
kajian ilmu komunikasi. Mengingat, Pendekatan ini memungkinkan untuk
mengidentifikasi secara sistematis suatu
discourse networking analysis menjadi
salah satu bagian dari social networking relasi wacana dalam berbagai dokumen
analysis yang bersifat multidisiplin. tekstual seperti artikel koran atau media
cetak ataupun transkrip perdebatan di
(Schupp, 2006). Discourse Networking
Analysis sebagai bentuk pengembangan parlemen, Discourse Networking Analysis
metode jaringan guna melengkapi combines social network analysis with
computer assisted, qualitative content
keberagaman fungsi dan manfaat dari studi
jaringan. Di lain sisi, keduanya memiliki analysis to analyse the development of
dua kata kunci yang sama yaitu pertama, actors and ideas in a relational and
systematic way. (Breindl, 2013) Discourse
aktor yang melihat sebuah fenomena atau
peristiwa dari sisi mikro (aktor) bukan networking analysis mengkombinasikan
makro, kedua, relasi yang melihat analisis isi yang berbasis kualitatif yaitu
analisis wacana dengan analisis jaringan
bagaimana aktor aktor tersebut berinteraksi
satu sama lain. (Hapsari, 2016). Discourse sosial untuk mengetahui gagasan-gasan
aktor secara relasionaldan sistematis.
networking analysis menjadi metode
Jurafsky dan Martin (2009) mengatakan
penelitian yang bersifat terbuka apabila
bahwa “discourse as a coherent group of
digunakan dalam penelitian lain seperti
sentences”. Wacana merupakan suatu
dalam kajian ilmu komunikasi. Oleh
kelompok kalimat yang koheren, sehingga
karena itu, penjabaran diatas dimaksudkan
memiliki keterkaitan antara satu kalimat
dapat menjelaskan sekaligus memaparkan
dengan kalimat lainnya dalam suatu wacana.
arah pertanyaan utama dari tulisan ini yaitu
Pernyataan tersebut kemudian dilengkapi
apakah discourse networking analysis
oleh Bakhtin (1981) dengan memperpanjang
memungkinkan untuk digunakan

130
pengertian wacana ke ranah sosiocultural dan Rekonseptualisasi Major Policy Change
mengatakan bahwa inti dari wacana tidak dalam koalisi advokasi. Leifeld berusaha
harus pada kalimat tetapi ungkapan yang untuk mengidentifikasi kelemahan dalam
dihasilkan secara sosial. Wacana setidaknya rekonseptualisasi kebijakan utama dengan
dapat dilihat sebgai terjalinnya relasi yang menggunakan studi kasus German pension
terbentuk dari suatu dialog (Trausan-Matu, politics. Analisis jaringan wacana yang
Stahl & Sarmiento, 2007) Wodak dalam merupakan kombinasi antara analisis isi
Leifeld (2013) juga mengatakan bahwa “The kualitatif dengan analisis jaringan sosial
Purpose of Discourse Analysis is to analyze dapat memberikan pengukuran tingkat
opaque as well as transparent structural kepercayaan kebijakan dalam subsistem
relationships of dominance, discrimination, ketika proses koalisi advokasi berlangsung.
power and control as manifested in language. (Leifeld, 2013)
Pendapat Wodak tersebut dapat digunakan
Penjelasan di atas memberikan
untuk menganalisis hubungan struktural
ruang dan kesempatan kepada penulis
dominasi, kekuasaanmaupun kontrol yang
untuk menggunakan serta menggali
terkandung dalam sebuah wacana.
penggunaan discourse networking analysis
Discourse Networking Analysis ini
dalan kajian ilmu komunikasi. Meskipun
dapat digunakan untuk melakukan analisis
penulis belum menemukan penelitian
wacana di media terkait isu yang sedang
sebelumnya terkait Discourse Networking
diadvokasi atau dikampanyekan dalam
Analysis dalam kajian ilmu komunikasi. Di
kegiatan advokasi dan kampanye
sisi lain, Discourse Networking Analysis
organisasi masyarakat sipil. Aplikasi
cenderung digunakan dalam kajian bidang
Discourse Networking Analysis yang
politik yang berkaitan dengan kebijakan
merupakan perangkat lunak berbasis JAVA
pemerintahan maupun suatu negara. Untuk
dikembangkan oleh Philip Leifeld dari
itu penulis berkeinginan untuk
Swiss Federal Institute of Aquatic Science
menggunakan Discourse Networking
and Technology dan Institute of Political
Analysis dari perspektif komunikasi guna
Science, University of Bern. Dalam
mengkaji fenomena komunikasi.
Leifeld dan Haunss (2012) dikatakan
bahwa model jaringan wacana ini telah Social Networking Analysis dalam kajian
diimplementasikan dalam perangkat lunak Ilmu Komunikasi
yang disebut discourse networking Studi metode jaringan di ranah
analysis (DNA) dengan tujuan untuk komunikasi mengalami perkembangan
memberikan kategori serta aktor untuk yang cukup pesat. (Eriyanto, 2014;
kemudian dapat divisualkan ke dalam Hapsari, 2016). Awal mula sumbangan
bentuk jaringan yang terstruktur. metode jaringan di bidang ilmu
Discourse Networking Analysis komunikasi bisa dilihat dari Paul
cenderung digunakan untuk meneliti kajian Lazarsfeld dan Everett M. Rogers.
mengenai kebijakan pemerintahan serta (Eriyanto, 2014, h. 29) Konsep yang
konflik-konflik yang berhubungan dengan diperkenalkan Lazarsfeld yaitu homofili
sebuah negara. Salah satu penelitian dan pemuka pendapat (opinion leader).
terdahulu yang dikembangkan oleh ilmu (Eriyanto, 2014; McPherson et al, 2001)
politik dengan menggunakan metode ini Konsep opinion leader yang diperkenalkan
dilakukan oleh Philip Leifeld mengenai oleh Lazarfeld dengan rekannya Elihu

131
Katz berbicara mengenai individu yang dari berbagai macam bidang keilmuwan
bisa memengaruhi orang lain dalam suatu yang menerapkan metode jaringan dalam
kelompok dan kemudian akan meneruskan penelitiannya, bidang komunikasi lah yang
informasi yang didapatnya dari luar kepada menjadi inti atau pokok dari studi jaringan
kelompoknya. (Eriyanto, 2014; Watts dan ini. Eriyanto (2014) mengatakan bahwa
Dodds, 2007) sedangkan konsep homofili jaringan merupakan seperangkat atau
yang diperkenalkan Lazarsfeld bersama sekumpulan aktor (termasuk orang,
dengan para rekannya menekankan bahwa organisasi, lembaga, serta negara) yang
individu akan lebih cenderung untuk memiliki hubungan dan relasi dengan para
melakukan interaksi dan memilih aktor-aktor lain dalam sebuah tipe atau
berkumpul dengan seseorang yang pola hubungan atau relasi tertentu.
mempunyai karakteristik sama dengan Sedangkan studi jaringan komunikasi
mereka. (Eriyanto, 2014; Hapsari, 2016) menggambarkan relasi aktor (bisa orang,
Konsep homofili Lazarsfeld tidak secara lembaga, perusahaan, negara dan
spesifik berbicara mengenai jaringan, sebagainya) satu dengan lainnya dalam
namun dikemudian hari konsep tersebut struktur sosial tertentu. (Eriyanto, 2014;
banyak dikembangkan oleh para ahli Hapsari, 2016) Relasi sendiri erat
jaringan. (McPherson et al., 2001; kaitannya dengan interaksi. Relasi tercipta
Eriyanto, 2014) dari sebuah interaksi antara satu orang
Selain lazarsfeld sumbangan dengan orang lainnya. Setiap individu
langsung komunikasi pada studi jaringan tentunya akan menjalin komunikasi
mengacu pada nama Everett M. Rogers. dengan sesamanya melalui proses interaksi
(Eriyanto 2014, 32) Freeman (2004) yang terjadi, sehingga hal tersebut akan
mengatakan bahwasanya awal mula menciptkan suatu pola relasi antar individu
ketertarikan Rogers pada studi jaringan dari hasil interaksi yang terbentuk. Hal ini
diawali dari disertainya yang dilakukan di sesuai dengan pendapat yang diberikan
Iowa State University terkait difusi dan Monge (dalam Eriyanto, 2014) yang
inovasi. Pemikiran mengenai difusi dan mengatakan bahwa pada tingkat analisis
inovasi saat ini bukan hanya diterapkan di jaringan, proses komunikasi melibatkan
bidang komunikasi saja, melainkan politik, hubungan bukan atributnya dan hubungan
sosiologi, kedokteran dan lain sebagainya. ini bukan merupakan milik seorang
Meskipun demikian, pemikiran Rogers individu. Hal ini adalah karakteristik dari
pada teori ini terletak pada menempatkan dua individu atau lebih yangdiambil
pentingnya pemuka pendapat (opinion secara bersamaan. Sehingga, dikatakan
leader) dan penaga gerbang (gate keeper). jaringan komunikasi apabila struktur yang
Penelitian yang dilakukan oleh Rogers ini dibangun didasarkan pada hubungan
senada dengan penelitian yang dilakukan komunikasi.
oleh Lazarsfeld. Keduanya, sama sama Metode jaringan yang dikenal juga
ingin mengetahui peranan pemuka dengan nama SNA (Social Networking
pendapat (opinion leader) dalam sebuah Analysis) seringkali disebut sebagai CNA
struktur jaringan. (Communication Networking Analysis)
Studi metode jaringan juga banyak untuk bidang komunikasi. (Eriyanto, 2014,
digunakan pada bidang ilmu lain seperti 35) CNA (Communication Networking
sosiologi, politik dan psikologi. Namun Analysis) atau analisis jaringan komunikasi

132
pada dasarnya merupakan penerapan dari sendiri oleh penemu dari Discourse
analisis jaringan sosial (Social Networking Networking analysis yaitu Philip Leifeld
Analysis). Rogers dan Kincaid (dalam yang juga mengatakan bahwa Discourse
Eriyanto, 2014) mengatakan bahwa Networking analysis merupakan
analisis jaringan komunikasi merupakan perkembangan metodologis dari social
metode penelitian yang ditujukan untuk networking analysis. Namun, faktanya
mengidentifikasi struktur komunikasi penulis menemukan bahwa Discourse
dalam suatu sistem serta data relasional Networking analysis banyak digunakan
tentang arus komunikasi yang terkandung dalam pengembangan terkait fenomena-
di dalamnya dianalisis dengan fenomena politik yang melibatkan tata
menggunakan beberapa jenis hubungan pemerintahan, kebijakan negara dan
interpersonal sebagai unit analisisnya. sejenisnya yang seingkali tercatat dalam
Penjelasan pada paragraf wacana-wacana politik. Hal tersebut
sebelumnya memberikan gambaran kemudian menjadi suatu bahasan yang
mengenai bagaimana keterkaitan antara menarik dalam kajian ilmu politik, karena
Social Networking Analysis dengan sejauh ini Discourse Networking Analysis
Communication Networking Analysis. banyak digunakan oleh disiplin ilmu
Menurut Hapsari (2016) keduanya politik, mengingat Philip Leifeld juga
memiliki dua kata kunci yang sama yaitu berasal dari bidang keilmuan yang serupa.
pertama, aktor yang melihat sebuah Padahal, dasar maupun penerapannya
fenomena atau peristiwa dari sisi mikro dapat digunakan oleh disiplin ilmu lain,
(aktor) bukan makro, kedua, relasi yang misalnya ilmu komunikasi.
melihat bagaimana aktor aktor tersebut Penjelasan diatas didukung oleh
berinteraksi satu sama lain. Vera dan pernyataan bahwa metode jaringan sosial
Schupp (2006) juga mengatakan bahwa menjadi metode yang bersifat multidisplin,
metode jaringan sosial sendiri adalah sehingga dapat diterapkan di berbagai
metode yang multidisiplin. Metode ini bidang keilmuan. Dasar dari jaringan
dibentuk oleh berbagai ahli dari berbagai menekankan pada dua aspek utama yaitu
disiplin ilmu, karena itu tidak aktor yang terlibat dalam suatu peristiwa
mengherankan apabila metode ini dipakai atau fenomena serta relasi yang terjalin
untuk penelitian di berbagai disiplin ilmu. diantara mereka. Sifat dari social
(Eriyanto, 2014) Hal tersebut juga networking analysis yang multidisiplin
mendorong munculnya berbagai metode juga memicu memunculkan inovasi-
yang berinduk dari jaringan sosial tetapi inovasi ataupun variasi-variasi dari dasar
memiliki irisan yang berbeda. metodologisnya. Seperti halnya dengan
discourse networking analysis yang
Diskusi merupakan perkembangan metodologis
Discourse Networking analysis dari social networking analysis. Discourse
memiliki dasar atau pokok yang sama networking analysis memang lebih banyak
dengan social networking analysis. digunakan dalam kajian di bidang politik.
Discourse Networking analysis merupakan Padahal inti dari discourse networking
gabungan dari analisis isi kualitatif yaitu analysis dapat dikatakan sama dengan
analisis wacana dengan analisis jaringan social networking analysis. Hanya saja,
sosial. Pendapat ini bahkan dimunculkan dalam discourse networking analysis

133
menggabungkan dua komponen yaitu Tulisan ini diperoleh berdasarkan
analisis isi kualitatif yaitu analisis wacana hasil telaah penulis melalui studi literatur.
serta analisis jaringan sosial serta lebih Studi literatur yang dilakukan oleh penulis
menekankan pada struktur wacana yang mencakup pemahaman serta penafsiran
terbentuk terkait suatu peristiwa atau dari berbagai pendapat yang diberikan oleh
fenomena. penulis-penulis terdahulu baik itu dalam
Metode yang digunakan dalam kajian ilmu kajian ilmu komunikasi maupun ilmu
komunikasi memiliki penyebutan atau politik. Pengukuran konsep dalam tulisan
istilah tersendiri yang berdasar dari analisis ini didasarkan pada keterkaitan atau
jaringan sosial yaitu communication koherensi dari setiap argumen yang
networking analysis. Penjelasan tersebut didapatkan dalam jurnal penelitian
memunculkan peluang bagi bidang terdahulu ataupun sumber-sumber lain
keilmuan lain misalnya ilmu komunikasi yang terkait. Penulis kemudian membuat
untuk menerapkan Discourse Networking rincian serta konsep utama dalam tulisan
analysis menjadi salah satu metode ini guna mnejawab pertanyaan yang telah
ataupun kajian dalam penelitian diajukan diawal tulisan. Namun, penulis
komunikasi. Discourse networking sangat menghindari unsur
analysis memungkinkan untuk diterapkan subjektivitasdalam proses penulisan ini.
dalam bidang kajian keilmuan lain seperti Artinya, tulisan inibenar-benar didasarkan
ilmu komunikasi, karena memuat beberapa pada studi literatur terkait tema wacana
alasan yaitu pertama, dasar atau basis dari media, analisis jaringan sosial, analisis
discourse networking analysis yaitu jaringan komunikas serta analisis jaringan
analisis jaringan yang sifatnya wacana.
multidisipliner. Kedua, discourse
networking analysis cenderung mengkaji Kesimpulan
wacana teks dalam suatu media yang juga Pokok bahasan dari tulisan ini
merupakan salah satu kajian dalam ilmu dapat disimpulkan menjadi dua bagian
komunikasi. Ketiga, discourse networking utama yang sekaligus mewakili jawaban
analysis memungkinkan kita untuk atas pertanyaan yang dimunculkan pada
mengetahui relasi antar wacana dalam bagian pendahuluan serta memenuhi
bentuk sebuah jaringan atau sistem tujuan utama yaitu untuk menjelaskan
tertentu. Jaringan tersebut tidak dapat discourse networking analyis sebagai
terbentuk tanpa adaya proses interaksi alternative method pada penelitian di
ataupun pertukaran pesan. Sedangkan, bidang komunikasi. Berikut
kajian mengenai pertukaran pesan, penjabarannya:
pemaknaan pesan, proses interaksi serta 1. Discourse networking analysis
pertukarannya ataupun pola yang terbentuk memungkinkan untuk
merupakan ranah kajian dalam ilmu diterapkan dalam bidang kajian
komunikasi. Oleh karena itu, discourse keilmuan lain seperti ilmu
networking analysis memungkinkan komunikasi, karena memuat
terbuka untuk diterapkan dalam penelitian beberapa alasan yaitu dasar
lain seperti halnya pada bidang atau basis dari discourse
komunikasi. networking analysis yaitu
analisis jaringan yang sifatnya

134
multidisipliner. Kedua, memperkenalkan metode discourse
discourse networking analysis networking analysis dalam kajian ilmu
cenderung mengkaji wacana komunikasi. Selain itu tulisan ini
teks dalam suatu media yang diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
juga merupakan salah satu para penulis ataupun peneliti, baik sebagai
kajian dalam ilmu komunikasi. pengembangan metode penelitian, rujukan
Ketiga, discourse networking konseptualisasi, ataupun inovasi metode
analysis memungkinkan kita penelitian dalam mengkaji berbagai
untuk mengetahui relasi antar fenomena khususnya yang berkaitan
wacana dalam bentuk sebuah dengan analisis jaringan sosial.
jaringan atau sistem tertentu.
Jaringan tersebut tidak dapat UCAPAN TERIMAKASIH
terbentuk tanpa adaya proses Penulis mengucapkan terima kasih
interaksi ataupun pertukaran kepada Fakultas Imu Sosial dan Ilmu
pesan. Sedangkan, kajian Politik yang telah mendukung penelitian
mengenai pertukaran pesan, ini
pemaknaan pesan, proses DAFTAR PUSTAKA
interaksi serta pertukarannya
ataupun pola yang terbentuk Breindl, Yana. (2013). Discourse networks
on state-mandated access blocking in
merupakan ranah kajian dalam
Germany and France. 15(6), 42 - 62
ilmu komunikasi. Curran, J. (2002). Media and Power.
2. Discourse networking analysis Routledge, London-Newyork.
dapat menjadi salah satu pilihan in the Korean and global Media. Cluvillier
metode guna memeroleh hasil Verlag, Göttingen.Eriyanto. (2014).
berupa jaringan yang sekaligus Analisis Jaringan Komunikasi.
memuat analisis teks di Jakarta: Prenada Media.
Fisher, Dana R., Leifeld, Philip & Iwaki,
dalamnya. Gabungan kedua
Yoko. (2013). Mapping The
bentuk analisis yaitu analisis Ideological Network of American
wacana dengan analisis Climate Politics. Climatic Change.
jaringan sosial tersebut dapat 116 (3-4), 523-545
menambah kekayaan hasil dari Freeman, Linton C. (2004). The
sebuah penelitian serta Development of Social Networ
memberikan kemudahan dalam Analysis: A Study in the Sociology of
Science. Vancouver, Canada:
proses pengolahan datanya.
Empirical Press.
Sehingga patut untuk dijadikan Hapsari, Dwi R. (2016). Peran Jaringan
sebagai alternative method Komunikasi Dalam Gerakan Sosial
dalam bidang komunikasi. Untuk pelestarian Lingkungan
Hidup. Jurnal Komunikasi ISKI. 01,
PENUTUP 25-36
Jurafsky, D., & Martin, J. H. (2009).
Tulisan ini diharapkan dapat Speech and language processing: An
menambah referensi pengetahuan serta introduction to natural language
masukan mengenai studi analisis jaringan, processing, speech recognition, and
termasuk bagi upaya untuk computational linguistics (2nd ed.).
Prentice-Hall.

135
Kingdon, J.W. (2003). Agendas, McPherson, Miller, Lynn Smith-Lovin &
Alternatives and Public Policies. James M. Cook. (2001). Birds of a
New York: Addison-Wesley Feather: Homophily in Social
Educational Publishers Inc Network. Annual Review of
Kleinschmit, D. (2012). Confronting the Sociology. 27, 415-444.
demands of a deliberative public Park, M.S. (2009). Media Discourses in
sphere with Forest Communication: The Issue of
media constraints. Forest Policy and Forest Conservation
Economics. 16, 71–80. Vera, Eugenia Roldan & Thomas Schupp.
Leifeld, Philip (2013). Reconceptualizing (2006). Network Nalysis in
Major Policy Change in the Comparative Social Sciences.
Advocacy Coalition Framework: A Comparative Education, 42(3),
Discourse Network Analysis of Special Issue (32): Comparative
German Pension Politics. The Policy Methodologies in the Social Science:
Studies Journal 41(1), 169-198. Cross-Displinary Inspirations, 405-
Leifeld, P. and Haunss, S. (2012). Political 429.
discourse networks and the conflict Watts, Duncan J. & Peter Sheridan Dodds.
over software patents in Europe, 2007. Influentials, Network and Public
European Journal of Political Opinion Formation. Journal of
Research. 51(3), 382-409 Consumer Research, 34(4), 441-45

136

Anda mungkin juga menyukai