Diajukan oleh:
PUTRI ALYANA HUSNUL KHULUQI
NIM 2005171010
Diajukan Oleh:
PUTRI ALYANA HUSNUL KHULUQI
NIM 2005171010
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Harris Pinagaran Nasution, S.E., M.M. Edi Putra Berutu, S.E., M.Si.
NIP 197501102009121003 NIP 1977063020091002
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, hidayah serta kesempatan-Nya sehingga proposal skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Brand Ambassador Boy Group EXO, Korean Wave, dan
Social Media Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Produk Scarlett
Whitening“ dapat terselesaikan guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma IV pada Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan
Administrasi Niaga di Politeknik Negeri Medan.
Dalam penulisan proposal skripsi ini, terdapat beberapa rintangan serta hambatan
yang dialami, namun hal tersebut dapat teratasi berkat bantuan serta bimbingan
dari berbgai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa
terima kasih banyak kepada:
1. Dr. Ir. Idham Kamil, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Haris Pinagaran Nasuiton, S.E., M.M., Ketua Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
3. Desri Wiana, S.S., M.M., Sekertaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
4. Edi Putra Berutu, S.E., M.Si., Ketua Program Studi Manajemen Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
5. Dr. Erwinsyah Simanungkalit, S.Si., M.Kom,. Sekertaris Program Studi
Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Medan.
6. Dr. John Sihar Manurung, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk terus mendukung,
memberikan arahan, solusi untuk menyelesaikan tiap masalah dan kesulitan
dalam penulisan proposal skripsi ini.
7. Kepada seluruh staf Pengajar/Dosen dan Pegawai Politeknik Negeri Medan
Program Studi Manajemen Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
iii
8. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan berupa do’a,
nasihat, motivasi, finansial, serta dorongan-dorongan yang dapat
mempengaruhi kesemangatan peneliti.
9. Adik-adik yang penulis sayangi yaitu Dea Khair Akhyari dan Dika Haffiyyan
Ubaidillah yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan proposal
skripsi ini.
10. Dinda Aulia Hamdani, S.Tr.M., merupakan salah salah satu alumni Politeknik
Negeri Medan yang selalu mendengarkan keluhan, memberikan masukan,
dan menemani malam-malam untuk mengerjakan propsal skripsi ini.
11. Teman-teman dari Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Fath yang
senantiasa selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, serta hiburan.
12. Teman-teman Program Studi Manajemen Bisnis angkatan 2020, terkhususnya
teman-teman seperjuangan MB 7A yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
namanya. Terima kasih untuk setiap kebersamaan dan bantuan-bantuan dalam
kerja sama tim selama kurang lebih empat tahun duduk dibangku
perkuliahan.
13. Member EXO yaitu Xiumin, Suho, Lay, Chen, D.O., Baekhyun, Chanyeol,
Kai, dan Sehun yang telah menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan skripsi
ini.
Akhir kata, proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi penulis dan peneliti agar menjadi karya
ilmiah yang lebih baik lagi untuk masa yang akan mendatang.
iv
DAFTAR ISI
v
3.8.1. Kuesioner.............................................................................................. 26
3.8.2. Studi Kepustakaan ............................................................................... 26
3.9. Teknik Analisis Data .................................................................................... 26
3.9.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 26
3.9.2. Uji Kualitas Data .................................................................................. 28
3.9.3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 29
3.9.4. Uji Regresi Linear Berganda ............................................................... 30
3.9.5. Uji Hipotesis (Uji Goodness of Fit) ...................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 32
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 1. 1 10 Brand Terlaris di E-Commerce (April-Juni 2022) ........................... 3
Tabel 2
Tabel 2. 1. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 10
Tabel 3
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 23
Tabel 3. 2 Skala Likert ....................................................................................... 23
Tabel 3. 3 Kriteria Interpretasi............................................................................ 27
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Produk skincare telah menjadi bagian dari integral dalam rutinitas kecantikan
untuk menjaga kulit tetap segar dan bercahaya, dan fenomena ini tidak lagi
terbatas pada kalangan perempuan saja. Semakin banyak laki-laki yang juga
menyadari pentingnya merawat kulit. Hal ini mencerminkan perubahan budaya
dan pemahaman akan pentingnya akan pentingnya perawatan diri dan penampilan
fisik.
Dengan strategi pemasaran yang tepat, perusahaan dapat bertahan dan bersaing
meskipun berada ditengah persaingan ketatnya pertumbuhan pasar skincare.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsuen terhadap
skincare sangat beragam, oleh karena itu perusahaan perlu menentukan strategi
yang akan memicu keputusan pembelian konsumen sehingga melahirkan
konsumen baru sampai dengan mempertahankan konsumen loyal.
2
Tabel 1. 1 10 Brand Terlaris di E-Commerce (April-Juni 2022)
No Nama Produk Jumlah Penjualan
1 Somethinc 53,2 Miliar
2 Scarlett Whitening 40,9 Miliar
3 Ms Glow 29,4 Miliar
4 Avoskin 28 Miliar
5 Whitelab 25,3 Miliar
6 Azarine 22,8 Miliar
7 Wardah 18,3 Miliar
8 Erha 11,5 Miliar
9 Emina 7,4 Miliar
10 Bio Beauty Lab 5,7 Miliar
Sumber: compass.co.id (2022)
Brand Ambassador adalah orang yang diajak bekerjasama oleh perusahaan untuk
menjadi ikon dari sebuah brand yang bertugas untuk mempromosikan produk
dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan. Dalam pemilihan Brand
Ambassador, perusahaan perlu melakukan penelitian perilaku konsumen dan
kemudian mengembangkan strategi pemasaran karena perilaku konsumen yang
bersifat dinamis. Brand Ambassador yang dicintai banyak orang dan memiliki
penggemar yang loyal, akan membantu penyebaran informasi produk dengan
lebih efektif.
3
Beberapa merek skincare lokal dengan Brand Ambassador selebriti asal Korea
Selatan antara lain yaitu: Azarine Cosmetics x Lee Min Ho, Ms Glow Juice
Moisturizer x Cha Eun Wo, Somethinc x NCT Dream, Whitelab x Sehun EXO,
dan lain sebagainya.
Disisi lain, keputusan pembelian konsumen juga dapat dipengaruhi oleh interaksi
yang dilakukan dengan konsumen. Scarlett Whitening menjadi salah satu brand
yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk melaksanakan social
media marketing (Ramadhani, 2022). Social media marketing adalah Kumpulan
tindakan pemasaran, baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan
untuk memperkenalkan, meningkatkan kesadaran merek, pengingat, dan
pengambilan tindakan terhadap sebuah merek atau barang yang dikemas melalui
alat atau fasilitas yang terdapat pada social web, contohnya adalah social
networking, blogging, content sharing dan lain sebagainya (Gunelius, 2011).
Scarlett Whitening merupakan salah satu brand skincare lokal yang berhasil
bekerja sama dengan beberapa selebriti Korea Selatan seperti Song Jong Ki dan
Twice (Ramadhani, 2022). Setelah berhasil meraih banyak respon baik dari
netizen Indonesia dan konsumennya, Scralett Whitening kembali menghebohkan
warganet dengan mengumumkan Boy Group K-pop paling populer dan
berpengaruh di dunia dengan beranggotakan beberapa vokalis dan penari berbakat
melalui media sosialnya. Bergabung dengan Song Jong Ki dan Twice, EXO juga
akan bekerjasama dalam campaign #GlowToYou bagi para pecinta Korean Wave
di Indonesia, tepatnya pada bulan Juni 2023.
4
Gambar 1. 1 Pengumuman Glow Ambassador Scarlett
Sumber: https://www.instagram.com/scarlett_whitening/?hl=en
Scarlett Whitening adalah merek lokal yang telah menerapkan berbagai strategi
pemasaran untuk meningkatkan kesadaran merek dan mempertahankan pangsa
pasarnya. Didirikan pada tahun 2017 oleh seorang selebriti Tanah Air yaitu
Felicya Angelista, kini Scarlett Whitening telah berhasil menjadi salah satu
produk perawatan kulit yang banyak diminati oleh konsumen muda.
Dipilihnya Brand Ambassador asal Korea Selatan ini disebabkan karena adanya
beauty standard yang beragam di Indonesia. Memiliki kulit putih dan bersih
dianggap sangat penting dalam standar kecantikan dibanyak negara termasuk
Korea Selatan dan Indonesia. Hal inilah yang membuat beberapa produk dalam
negeri memanfaatkan Korean Wave yang telah banyak mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen melalui pengaruhnya terhadap cira merek, minat beli, dan
kepuasan konsumen. Dengan memanfaatkan media social marketing, Scarlett
Whitening dapat menginfirmasikan kepada seluruh Masyarakat Indonesia bahkan
secara global bahwa perusahaannya menjadikan selebriti Korea Selatan sebagai
wajah/ikon yang akan menwakili produknya. Dalam kerjasamanya dengan EXO,
Scarlett Whitening meluncurkan paket bundle yang berhadiah merchandise
photocard yang dibagi menjadi dua versi, yaitu GROUP A dan GROUP B FOR
EXO L. Paket tersebut berisi rangkain body care yang dibandrol dengan harga
lebih dari Rp300.000 untuk masing-masing paketnya.
5
Gambar 1. 2 Paket Bundle Scarlett Whitening For EXO L
Sumber: shopee.com
Dalam waktu kurang lebih empat bulan, paket bundle Scarlett Whitening FOR
EXO L EXCLUSIVE SCARLETT BODYCARE telah terjual kurang lebih 10.100
paket. Berdasarkan data penjualan Scarlett Whitening pada toko resminya yang
berada di e-commerce Shopee, paket bundle tersebut sempat menjadi salah satu
produk yang paling banyak terjual ketiga pada bulan September, yaitu mencapai
883 paket bundle.
Scarlett Whitening juga sukses menggelar acara Meet and Great untuk EXO dan
EXOL Indonesia pada Minggu, 27 Agustus 2023 di Beach City International
Stadium, Ancol. Acara ini diikuti oleh enam personel EXO yaitu Chanyeol,
Baekhyun, Xiumin, D.O., Chen, dan Suho. Hal ini disambut antusias oleh para
penggemarnya sehingga Scarlett Whitening menerima banyak pujian karena
dinilai telah berhasil menghibur serta mengobati rasa rindu para penggemar.
Sumber: https://www.instagram.com/scarlett_whitening/?hl=en
6
Setelah suksesnya kerjasama acara Meet and Great dengan brand ambassador
terbarunya yaitu EXO, Scarlett Whitening terus mengukuhkan posisinya di pasar
dengan merilis produk barunya, yaitu parfum: Dreamy dan Sweet Memories.
Penggemar setia EXO dan produk Scarlett Whitening mendukung produk terbaru
ini dan memberikan eksposur tambahan diberbagai platform media sosial. Dalam
hal ini, kehadiran EXO tidak hanya mempengaruhi eksposur merek tetapi juga
memicu keputusan pembelian yang lebih besar. Disisi lain owner Scarlett
Whitening, Felicya Angelista menjelaskan dengan baik mengenai keunggulan
produk terbarunya sehingga berhasil menarik perhatian konsumen yang sedang
mencari pengalaman parfum yang unik dan eksklusif. Tak hanya itu, strategi
pemasaran Scarlett Whitening pada platform TikTok menjadi salah satu faktor
yang mendorong keputusan pembelian karena konsumen diberikan kesempatan
dalam siaran langsung untuk melihat, dan juga bertanya mengenai produk
tersebut. Keberhasilan ini menciptakan sejarah baru dalam industri parfum dan
menunjukkan potensi besar pemasaran digital melalui social media marketing
dalam mencapai tujuan penjualan yang luar biasa.
Sumber: https://www.instagram.com/scarlett_whitening/?hl=en
7
dan Social Media Marketing terhadap Keputusan Pembelian Produk Scarlett
Whitening.”
8
3. Untuk mengetahui pengaruh social media marketing terhadap keputusan
pembelian produk Scarlett Whitening.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan membantu peneliti memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang bagaimana daya tarik brand ambassador, perkembangan
Korean wave, dan social media marketing berperan dalam proses keputusan
pembelian konsumen. Selain itu, Penelitian ini akan memberikan pengalaman
dalam merancang, melaksanakan, dan menganalisis studi empiris, yang dapat
menjadi kontribusi berharga dalam pengembangan keterampilan penelitian
peneliti.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini akan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang
sejauh mana daya tarik brand ambassador, ketertarikan terhadap
perkembangan Korean wave, dan kampanye social media marketing
perusahaan berpengaruh pada keputusan pembelian. Ini akan memungkinkan
perusahaan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran mereka. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh social media marketing,
perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya promosi mereka dengan lebih
efisien dan efektif. Penelitian ini juga dapat memberikan wawasan tentang
sejauh mana brand ambassador serta dampak Korean Wave saat ini memiliki
daya tarik dalam promosi produk Scarlett Whitening dan apakah perlu
mempertimbangkan perubahan dalam hal ini.
3. Bagi Pembaca
Pembaca akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan pembelian, yang dapat membantu mereka
membuat keputusan yang lebih baik sebagai konsumen. Penelitian ini dapat
memberikan wawasan kepada pembaca tentang bagaimana strategi pemasaran,
termasuk penggunaan brand ambassador, Korean wave, social media
marketing, dapat memengaruhi perilaku konsumen. Pembaca akan memiliki
9
informasi yang lebih baik untuk membuat keputusan pembelian yang cerdas,
dengan informasi yang ada, dan sesuai dengan preferensi mereka sendiri.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
9
Tabel 2. 1. Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian dan Variable Indikator Analisis Data Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
Peneliti (Tahun) Penelitian
1. Pengaruh Brand a. Variabel a. Brand ambassador: Teknik analisis Hasil penelitian ini Persamaan yaitu sama-
Ambassador, Brand independent: 1. Kepopuleran data yang menunjukkan bahwa sama menggunakan
Personality, dan 1. Brand 2. Kredibilitas digunakan asalah Brand Ambassador variabel independen brand
Korean Wave ambassador 3. Daya Tarik analisis regresi memiliki pengaruh ambassador dan variable
Terhadap Keputusan 2. Brand 4. Kekuatan berganda. signifikan terhadap dependen keputusan
Pembelian Produk personality keputusan pembelian. Hal pembelian.
Nature Republic 3. Korean b. Brand personality: ini menujukkan bahwa
Aloe Vera wave 1. Ketulusan seleriti mampu Perbedaan terletak pada
2. Keramahan mendukung sisi psikologis brand yang diteliti dan
(Sagia & b. Variable 3. Dapat diandalkan konsumen yang dapat ruang lingkup penelitian.
Situmorang, 2018) dependen: 4. Kecanggihan mempengaruhi sikap dan
Keputusan 5. Ketangguhan keyakinan konsumen
pembelian melakukan keputusan
c. Korean wave: pembelian. Brand
1. Mengetahui Korean Ambassador yang dapat
wave mewakili produk adalah
2. Memiliki minat mereka yang memiliki
membeli produk citra positif sehingga
Korean wave dapat menjadikan Nature
3. Melakukan pembelian Republic Aloe Vera
produk Korean wave sebagai produk yang
terpercaya.
d. Keputusan pembelian:
1. Mengenal brand
2. Mencari informasi
mengenai brand
3. Mengevaluasi brand
4. Memutuskan membeli
brand
10
No. Judul Penelitian dan Variable Indikator Analisis Data Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
Peneliti (Tahun) Penelitian
2. Pengaruh Brand a. Variabel a. Brand ambassador: Teknik analisis Hasil Penelitian ini Persamaan yaitu sama-sma
Ambassador dan independen: 1. Visibility data yang menunjukkan bahwa menggunakan variabel
Korean Wave 1. Brand 2. Credibility digunakan asalah Brand Ambassador secara independen brand
Terhadap Keputusan ambassador 3. Attraction analisis regresi parsial memiliki pengaruh ambassador dan variable
Pembelian 2. Korean 4. Power berganda. positif dan signifikan dependen keputusan
Konsumen Muda wave terhadap keputusan pembelian.
Skincare Scarlett Di b. Korean wave: pembelian. Hal ini
Kota Mataram b. Variable 1. Role model (panutan) didasari oleh Brand Perbedaan yaitu terletak
dependen: 2. Expression of Ambassador yang dapat pada ruang lingkup
(Handriana et al., Keputusan idolization (ekspresi meningkatkan penelitian.
2023) pembelian dari pemujaan) kepercayaan sehigga
memiliki pengaruh
c. Keputusan pembelian: terhadap keputusan
1. Kemantapan pada pembelian skincare
sebuah produk Scarlett. Variabel Korean
2. Kebiasaan dalam Wave secara parsial
membeli produk memiliki pengaruh positif
3. Kecepatan dalam dan signifikan terhadap
membeli produk keputusan pembelian. Hal
ini dikarenakan Korean
Wave mempunyai
pengaruh langsung
terhadap keputusan
pembelian, artinya seiring
berkembang atau semakin
intensinya fenomena
Korean Wave maka akan
berdampak pada
meningkatnya keputusan
konsumen saat membeli
produk skincare Scarlett
Whtening.
11
No. Judul Penelitian dan Variable Indikator Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
Peneliti (Tahun) Penelitian
3. Pengaruh Brand a. Variable a. Brand ambassador: Teknik analisis Hasil penelitian Persamaan yaitu sama-
Ambassador Independen: 1. Visibility data yang menunjukkan bahwa sama menggunakan
Bintang Korea 1. Brand 2. Credibility digunakan asalah brand ambassador asal variable independent brand
Selatan dan Social ambassador 3. Attraction analisis regresi Korea Selatan memiliki ambassador dan social
Media Marketing 2. Social media 4. Power berganda. pengaruh yang positif media marketing.
Terhadap Minat Beli marketing serta signifikan terhadap
Followers Instagram b. Social media marketing: minat beli followers akun Perbedaan terletak pada
@scarlett_whitening b. Variable 1. Contex isntargarm Scarlett variable dependen yaitu
dependen: 2. Communication Whitening. Selain itu, minat beli, dan juga subjek
(Ramadhani, 2022) Minat beli 3. Collaboration brand ambassador asal penelitiannya.
4. Connection Kora Selatan dan minat
beli followers akun
c. Minat beli Instagram Scarlett
1. Minat transaksional Whitening memiliki
2. Minat refrensial hubungan yang kuat dan
3. Minat preferensial bernilai positif. Hal ini
4. Minat eksploratif berarti bahwa semakin
tinggi pengaruh brand
ambassador asal Korea
Selatan, maka semakin
tinggi pula minat beli dari
followers akun instagram
Scarlett Whitening.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diuraikan pada tabel diatas oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing
variabel independen memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
12
3.1. Landasan Teori
Teori dalam penelitian merupakan sebuah kerangka konseptual yang digunakan
untuk menjelaskan, meramalkan, atau memahami fenomena atau peristiwa dalam
suatu domain pengetahuan atau bidang studi tertentu. Teori menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. Salah satu tujuan penggunaan
teori sebagai landasan dalam penelitian adalah untuk membangun kredibilitas dan
memperkuat argumentasi penelitian, sehingga penelitian tersebut memiliki dasar
yang kuat. Adapun landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tentang brand ambassador, Korean wave, social media marketing, dan keputusan
pembelian yang akan dijabarkan sebagai berikut:
13
influencer yang mereka kagumi mendukung merek tertentu. Dengan begitu
ketika para brand ambassador memberikan testimoni yang positif tentang
suatu produk/merek, kepercayaan konsumen terhadap produk/merek tersebut
akan meningkat. (Lailiya, 2020) dalam Mudianto menyatakan bahwa selebriti
merupakan salah satu faktor pendukung dari segi psikologis yang dapat
mempengaruhi serta meyakinkan konsumen pada suatu produk.
Pada umumnya perusahaan akan memilik brand ambassador yang sedang
popular dan banyak digemari masyarakat, karena kepopulerannya dapat
membawa dampak pada kepercayaan dalam penggunaan produk yang
diwakilinya (Restu et al., 2020). Brand ambassador merupakan seseorang
yang dapat mendukung suatu merek dari berbagai tokoh masyarakat populer
dengan tujuan utamanya adalah untuk penjualan produk, karena mereka
memiliki kemampuan yang dapat mempengaruhi perilaku pengikutnya
(Annisa Nureza & Ramadhan, 2023).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa brand
ambassador adalah individu, tokoh terkenal, selebriti, atau influencer yang
diperkerjakan oleh perusahaan untuk mewakili suatu merek. Brand
ambassador berfungsi sebagai jembatan komunikasi bagi perusahaan untuk
berkomunikasi dengan publik. Dengan popularitas yang dimiliki, mereka
dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat sehingga kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk dapat ditingkatkan. Dengan demikian,
penggunaan brand ambassador merupakan salah satu strategi pemasaran yang
efektif untuk membangun hubungan yang kuat dengan konsumen guna
meningkatkan kesadaran merek dan meningkatkan kepercayaan sehingga
penjualan produk dapat meningkat. Hal ini menggambarkan peran brand
ambassador dalam dunia pemasaran.
2. Dimensi Brand Ambassador
Model “TEARS“ yang disebut oleh Shimp dan Andrews adalah singkatan
dari lima dimensi yang digunakan untuk mengukur dampak efektivitas brand
ambassador dalam pemasaran(Annisa Nureza & Ramadhan, 2023). Lima dimensi
tersebut adalah:
14
a. Trustworthiness (Kepercayaan)
Dimensi ini mengukur sejauh mana brand ambassador dipercayai oleh
audiens. Kepercayaan tersebut dapat mencakup apakah brand
ambassador dianggap jujur, dapat diandalkan, sejauh mana audiens
mempercayai apa yang dikatakannya tentang suatu merek yang di
iklankan dan memiliki integritas.
b. Expertise (Keahlian)
Keahlian mengacu pada pengetahuan dan keterampilan brand
ambassador dalam bidang yang relevan dengan merek atau produk yang
mereka wakili. Efektivitas brand ambassador dapat dilihat dari
pengetahuan, pengelaman dan keterampilan seorang ambassador
mengenai merek yang diiklankannya. Semakin tinggi tangkat keahlian,
semakin kuat pesan merek yang mereka sampaikan kepada konsumen.
c. Attractiveness (Daya Tarik)
Studi mengenai dukungan terhadap para selebriti menyatakan bahwa
daya tarik menjadi salah satu indicator duta merek yang mencakup
penampilan fisik, kepribadian, pesona, kualitas sampai dengan gaya
hidup dapat menarik audiens. Kualitas daya tarik dapat mempengaruhi
sejauh mana pesan yang disampaikan oleh brand ambassador hingga
dapat diterima oleh konsumennya.
d. Respect (Hormat)
Hormat ini mengacu pada kualitas seseorang uang dikagumi atau
dihargai karena segala bentuk pencapaiannya. Hal ini juga dapat disebut
dengan keakraban dan kesukaan selebriti.
e. Similarity (Kesamaan)
Kesamaan merujuk pada sejauh mana brand ambassador mirip atau
memiliki kesamaan dengan audiens target dalam hal nilai, gaya hidup,
atau karakteristik lainnya yang berhubungan dengan dukungan. Semakin
mirip brand ambassador dengan audiens, semakin mungkin pula pesan
mereka yang akan diterima.
Model “TEARS” ini membantu merek dalam mengevaluasi dan memilih
brand ambassador yang paling sesuai dengan tujuan pemasaran mereka dan
15
audiens targetnya. Dengan mempertimbangkan lima dimensi ini, merek dapat
meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran yang melibatkan brand
ambassador dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen.
Adapun dimensi brand ambassador menurut Lea-Greenwood dalam (Andini
et al., 2021) yaitu:
a. Transference (Pemindahan)
Dimensi ini adalah ketika seorang selebriti yang mendukung suatu merek
dengan profesi mereka dan dapat mencerminkan kemampuan brand
ambassador untuk memindahkan citra atau asosiasi positif yang
dimilikinya kepada mereka atau produk yang mereka wakili. Dengan
kata lain, konsumen dapat memindahkan perasaan positif atau pandangan
mereka tentang brand ambassador kepada merek tersebut.
b. Congruence (Kesesuaian)
Kesesuaian merupakan konsep inti pada brand ambassador, yaitu
menegaskan bahwa terdapat kesesuaian antara merek dan selebriti.
c. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan pandangan masyarakat terhadap keahlian brand
ambassador (Ramadhani, 2023). Seorang brand ambassador harus
dipercayai oleh konsumen sebagai sumber yang kredibel.
d. Power (Kekuatan)
Power adalah sebesar apakah intensitas brand ambassador dalam
mempengaruhi masyarakat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand Ambassador
Menurut Shimp dalam (Ramadhani, 2022) pemilihan brand ambassador
memiliki proses pertimbangan berdasarkan urutan kepentingannya yaitu:
a. Kredibilitas
Kredibilitas menjadi faktor penting dalam pemilihan brand ambassador.
Brand ambassador harus dipercayai oleh audiens sebagi sumber yang
kredibel. Menurut Fikadiyanti & Sudrajat dalam (Goldsmith et al. 2000)
kredibilitas adalah tingkat kepercayaan konsumen kepada sebuh sumber
dalam memberikan informasi terhadap konsumen. Artinya, brand
16
ambassador harus memiliki reputasi yang baik, jujur dan berintegritas
tinggi.
b. Keseuaian Selebriti dengan Masyarakat
Kesesuaian brand ambassador dengan masyarkat atau audiens target
adalah faktor berikutnya yang penting. Brand ambassador harus sesuai
dengan nilai-nilai, budaya, dan preferensi audiens. Mereka harus dapat
merasakan dan memahami audiens sehingga pesan mereka relevan.
c. Keseuaian selebriti dengan brand
Keseuaian brand ambassador dengan merek atau produk yang mereka
wakili juga harus dipertimbangkan. Mereka harus cocok dengan citra
merek dan pesan yang ingin disampaikan oleh merek tersebut. Jika ada
ketidakcocokan antara brand ambassador dengan merek, pesan dapat
menjadi tidak konsisten atau tidak meyakinkan.
17
Masyarakat Indonesia semakin gandrung. Tak jarang pula musik pengiring
dalam drama atau yang akrab disebut dengan OST (original soundtrack)
menrik perhatian para penonton sehingga mereka pun mulai menaruh hati
pada musik-musik Korea yang dapat disebut sebagai K-Pop (singkatan dari
Korean Pop). Grup musik K-pop seperti BTS, BLACKPINK, EXO, dan
banyak lainnya telah menjadi fenomena global dan memiliki jutaan
penggemar di seluruh dunia.
K-pop tak dapat terlepaskan dengan Korean wave. K-pop menjadi salah satu
arus besar dalam perkembangan Korean wave. Boy group dan girl group asal
Korea Selatan menargetkan pangsa pasar diseluruh dunia, tidak terkecuali
Indonesia (Valenciana & Pudjibudojo, 2022).
2. Faktor-faktor Korean Wave
Menurut Hendayana & Afifah, 2020 (dalam Hyejung) Korean Wave adalah
kebangkitan budaya popular Korea secara tiba-tiba, termasuk drama, televisi,
film, musik pop, dan game online. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor Korean wave adalah sebagai berikut:
a. K-Pop
K-Pop adalah singkatan dari “Korean Pop” dan merujuk kepada industri
musik pop Korea Selatan. Ini mencakup sejumlah besar grup music
penyanyi solo yang berperforma dengan lagu-lagu Bahasa Korea. Musik
K-Pop seringkali mencakup unsur-unsur pop, hip-hop, elektronik, dan
R&B. grup K-Pop seringkali menyajikan lagu utama mereka dengan
menggunakan video klip atau akrab disebut dengan Music Video (MV)
yang disajikan dengan konsep menarik sehingga dapat menarik perhatian
semua orang. Beberapa grup K-Pop yang terkenal diseluruh dunia antara
lain adalah BTS, BLACKPINK, EXO dan Twice.
b. K-Drama
K-Drama adalah singkatan dari “Korean Drama” dan merujuk kepada
seria televisi drama Korea Selatan. K-Drama seringkali terkenal dengan
cerita yang kuat, karakter yang mendalam, dan produksi yang berkualitas
tinggi. Drama Korea sering mencakup berbagai genre, termasuk
romantis, komedi, aksi, misteri, dan sejarah. Beberapa K-Drama yang
18
populer diantaranya adalah “Descendence of the Sun,” “Goblin,” dan
“Crash Landing on You.”
c. K-Cosmetic
K-Cosmetic merujuk kepada produk-produk kecantikan dari Korea
Selatan. Produk kecantikan Korea dikenal dengan inovasi teknologi,
kualitas yang tinggi, dan kemasan yang menarik. K-Cosmetik seringkali
mencakup berbagai produk seperti skincare (perawatan kulit), makeup
(kosmetik), dan produk-produk perawatan rambut. Beberapa merek
kosmetik Korea yang terkenal antara lain adalah SK-II, Laneige, dan
Etude House.
d. K-Fashion.
K-Fashion adalah singkatan dari “Korean Fashion” dan merujuk kepada
tren mode dan gaya berpakaian yang berasal dari Korea Selatan. Korea
Selatan memiliki industry fashion yang berkembang pesat dan dikenal
dengan desain yang kreatif, trendy, dan seringkali eksentrik.
3. Indikator Korean Wave
Menurut (Sumiati, 2019), Indikator-indikator dalam Korean Wave adalah:
a. Pemahaman (Understanding)
Indikator ini berfokus pada tingkat pengetahuan dan kesdaran yang
dimiki orang tentang budaya Korea dan berbagai elemennya, seperti K-
pop, K-Drama dan lain-lain.
b. Sikap dan Perilaku (Attitude and Behavior)
Indikator ini meneliti sikap dan perilaku masyarakat terhadao budaya
Korea, termasuk preferensi mereka terhadap produk Korea, partisipasi
dalam acara budaya Korea, dan interaksi dengan influencer Korea.
c. Persepsi (Perception)
Indikator ini mengukur persepsi orang terhadap proses bagaimana
individu memilih, mengorganisasikan dan memberikan kesan serta
informasi dalam keunikan produk dan pengalaman budaya Korea.
19
3.1.3. Social Media Marketing
1. Definisi Social Media Marketing
Social media atau media sosial atau media sosial adalah sarana interaksi bagi
individu satu dengan individu lainnya untuk berkomunikasi dengan
memberikan informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau video (Kotler,
2016). Selain itu, media sosial dapat menjadi alat yang baik untuk
mendapatkan umpan balik, sehingga dapat membantu suatu merek dalam
melakukan promosi dengan cara menyalurkan informasi melalui word of
mouth dengan mudah dan menjadikan masyarakat atau konsumen memiliki
pengetahuan mengenai produk tersebut (Blakeman, 2018). Sehingga dapat
diartikan bahwa social media marketing merupakan wujud dari kegiatan
promosi dalam pemasaran yang dilaksakan dengan memanfaatkan media
sosial. Social media marketing adalah suatu teknik pemasaran yang
memanfaatkan media sosial untuk menciptakan, mengkomunikasikan,
mengirimkan informasi dan melakukan promosi untuk mempengaruhi
konsumen, membangun loyalitasnya, dan meningkatkan interaksi dengan
mereka (Wimsatt, 2018).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah salah satu sarana
komunikasi yang baik karena memungkinkan penggunanya untuk berbagi
informasi dalam bentuk teks, gambar, sampai video. Hal inilah yang
menjadikan media sosial dapat digunakan menjadi alat efektif untuk
memfasilitasi promosi suatu produk sehingga daoat meningkatkan
pengetahuan Masyarakat terkait merek dan produk tertentu. Sehingga definisi
dari social media marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatka
media sosial untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan juga
mempromosikan produk dengan tujuan untuk mempengaruhi konsumen,
membangun loyalitas pelanggan, dan juga meningkatkan interaksi dengan
mereka. Dengan demikian, social media marketing menjadi salah satu bentuk
penting dari kegiatan promosi dalam pemasaran, dengan fokus pada
pemanfaatan platform media sosial untuk mencapai tujuan pemasaran.
20
2. Tujuan Social Media Marketing
Menurut (Jan Zimmerman, 2015), ada lima tujuan utama dari social media
marketing, yaitu:
a. Membangun Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Tujua utama dari pemasaran media sosiak adalah meningkatkan
kesadaran merek. Dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan
audiens potensial melalui platform media sosial, perusahaan dapat
memperluas jangkauan merek mereka, sehingga lebih banyak orang
mengenali dan mengingat merek mereka.
b. Menghsilkan Trafik (Traffic Generation)
Pemasaran media sosial juga digunakan untu mengarahkan lalu lints ke
situs web perusahaan. Dengan membagikan konten yang menarik dan
relevan, perusahaan dapat mendorong pengguna media sosial untuk
menklik tautan yang mengarah ke situs web mereka.
c. Meningkatkan Keterlibatan (Engagement)
Meningkatkan interaksi dan keterlibatan dengan audiens adalah tujuan
penting dalam pemasaran media sosial. Dengan berpartisipasi dalam
percakapan, merespon komentar, dan mendukung diskusi, perusahaan
dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan
pengikut mereka.
d. Meningkatkan Konversi (Conversion Enhancement)
Salah satu tujuan pemasaran media sosial adalah meningkatkan konversi,
yang dapat berarti berbagai hal, seperti mendapatkan lebih banyak
pelanggan, penjualan produk, atau pelanggan potensial yang mendaftar
untuk informasi lebih lanjut.
e. Meningkatkan Retensi Pelanggan (Customer Retention)
Mempertahankan pelanggan yang sudah ada juga merupakan tujuan
pemasaran media sosial. Dengan berkomunikasi secara teratur dengan
pelanggan yang ada, peusahaan dapat memperkuat hubungan dan
memastikan bahwa pelanggan tetap setia.
3. Kbgilu hiuo
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
a. Variabel independent
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu brand
ambassador (X1), Korean wave (X2), dan sosial media marketing (X3).
b. Variabel dependent
Dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).
22
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagi peneliti untuk mengetahui
bagaimana suatu variabel diukur dalam sebuah penelitian. Definisi operasional
dari penelitian ini dijelaskan dalam tabel berikut:
No Pernyataan Skor
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Tidak Setuju (TS) 2
3. Netral (N) 3
4. Setuju (S) 4
5. Sangat Setuju (SS) 5
Sumber: (Sugiono, 2013:94)
3.6. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dan sampel yang digunakan dalam pebelitian ini, dijabarkan
sebagai berikut:
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Berdasarkan
23
pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah seluruh followers akun
Twitter @aeribase yang menggunakan produk Scarlett Whitening.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013:81). Dalam penelitian ini, jumlah populasi followers
akun Twitter rbs tidak diketahui jumlah secara pasti, sehingga teknik yang
digunakan untuk menentukan desain pengambilan sampel adalah teknik non
probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari sejumlah orang yang
memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian (Sugiyono, 2013:85).
Dengan pertimbangan kriteria sampel dalam penelitian ini ialah:
1. Pengguna akun Twitter aktif yang telah mengikuti akun Twitter @aeribase
2. Followers yang merupakan konsumen pengguna produk skincare Scarlett
whitening
3. Bersedia untuk dijadikan sebagai responden
𝑍𝑎2 . 𝑃. 𝑄
𝑛=
𝐿2
Keterangan:
N = jumlah sampel
24
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung jumlah sampel yang akan
digunakan sebagai berikut:
𝑍𝑎2 .𝑃.𝑄
𝑛=
𝐿2
1,962 .0,5.0,5
𝑛=
0,12
3,8416.0,25
𝑛=
0,01
𝑍𝑎2 .𝑃.𝑄
𝑛=
𝐿2
𝑛 = 96,4 ≅ 100
25
3.8. Metode Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan dua metode
sebagai berikut:
3.8.1. Kuesioner
Metode pengumpulan data ini didapatkan langsung dari sumber primer
menggunakan kuisioner yang disebar secara daring mealui google form. Jawaban
yang diberikan responden dalam kuesioner pertanyaan tertutup berbentuk skala
ordinal. Kuesioner ini mencakup pertanyaan mengenai brand ambassador, Korean
wave, sosial media marketing, dan keputusan pembelian. Peneliti menilai
penggunaan kuesioner cocok dalam metode pengumpulan data dalam penelitian
ini dikarenakan jumlah sampel yang hendak dicapai besar.
26
untuk setiap item pernyataan. Kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan
didasarkan pada persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nilai kumulatif adalah jumlah nilai dari setiap pernyataan yang merupakan
jawaban dari 100 responden.
2. Persentase adalah nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya dikali
100%.
3. Jumlah responden adalah 100 orang dengan nilai skala pengukuran terbesar
adalah 5 dan skala pengukuran terkecil adalah 1. Untuk mendapatkan rentang
interpretasi maka dilakukan terlebih dahulu teknik perhitungan batas terendah
dan batas tertinggi. Selanjutnya dilakukan perhitungan perolehan rentang
sehingga akan diperoleh berapa rentang untuk kategori rendah, sedang, tinggi.
a. Jumlah kumulatif terbesar = 100 × 5 = 500
b. Jumlah kumulatif terkecil = 100 × 1 = 100
c. Batas indeks nilai terendah:
𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 ×𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 100 ×1
= = 20
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 5
e. Nilai rentang:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 100−20
= = 16
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 5
27
a. Untuk melakukan perhitungan total skor jawaban responden dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid.
b. Jika rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan tidak
valid.
a. jika nilai Cornbach’s Alpha > 0,70 maka butir pertanyaan kuesioner dinyatakan
relatif atau konsisten .
28
b. Jika nilai Cornbch’s Alpha < 0,70 maka butir pernyataan kuesioner menyatakan
tidak realibel atau konsisten.
1. Analisis grafik
Analisis grafik terbagi atas dua yaitu grafik histogram dan normal probability
plot. Berikut ini hasil analisis grafik dalam penelitian ini:
a. Grafik Histogram
Salah satu cara yang mudah untuk menguji normalitas residual adalah
dengan cara melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi
dengan data distribusi yang mendekati distribusi normal.
b. Normal Probability Plot (P-plot)
Metode analisis grafik yang lebih handal dibandingkan grafik histogram
adalah normal probability plot (p-plot). Untuk sampel yang kecil, hanya
melihat grafik histogram belum melakukan untuk itu ditentukan oleh p-plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
data yang normal akan membentuk suatu garis yang lurus secara diagonal,
serta floating data residual akan dibandingkan dengan garis berdiagonal.
Jika data berdistribusi secara normal, maka garis yang menggambarkan data
akan mengikuti garis diagonalnya.
29
2. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
Dengan grafik secara visual belum tentu terbukti keakuratannya. Oleh karena
itu, disarankan untuk melengkapi uji normalitas dengan uji statistik. Dalam
penelitian ini, uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam
pengujian ini, data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai tarif
signifikansi hitung > 0,05.
Keterangan:
a = Konstanta
Y = Variabel dependen (keputusan pembelian)
30
bn = Koefisien variabel (brand ambassador, Korean wave, dan social media
marketing)
Xn = Variabel independent (brand ambassador, Korean wave, dan social
media marketing)
e = Standar eror
3.9.5. Uji Hipotesis (Uji Goodness of Fit)
Uji hipotesis (godness of fit) digunakan untuk menilai ketepatan fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai aktual. Uji fotosintesis dapat diukur melalui nilai
koefisien determinasi, uji t, dan uji f. Berikut ini adalah penjelasan dari uji
hipotesis dalam penelitian ini:
a. Jika nilai thitung > ttabel, serta memiliki tingkat pendidikan sekurang dari 0,05,
maka dapat disimpulkan Hipotesis nol (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif
(H1) diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif yang ditunjukkan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Apabila nilai hitung t hitung < ttabel dan tingkat signifikasi > 0,05, maka hipotesis
nol (H0) diterima namun hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya tidak ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.9.5.2.Uji Statistik f (Pengujian Signifikansi Simultan)
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Sagia, A., & Situmorang, S. H. (2018). Pengaruh Brand Ambassador, Brand
Personality Dan Korean Wave Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Nature Republic Aloe Vera. In Ayu Sagia Jurnal Manajemen Bisnis
Indonesia Syafrizal Helmi Situmorang (Vol. 5).
Valenciana, C., & Pudjibudojo, J. K. K. (2022). Korean Wave; Fenomena Budaya
Pop Korea pada Remaja Milenial di Indonesia. Jurnal Diversita, 8(2), 205–
214. https://doi.org/10.31289/diversita.v8i2.6989
33