Anda di halaman 1dari 25

JOURNAL READING

RISK OF CATARACT DEVELOPMENT


AMONG CHILDREN WITH JUVENILE
IDIOPATHIC ARTHRITIS-RELATED
UVEITIS TREATED WITH TOPICAL
CORTICOSTEROIDS

PEMBIMBING :
D R AT I K R A H M AWAT I , S P. M

DISUSUN OLEH :
A M A N U L L A H R AY I N T O P R A B O W O
DATA JURNAL
Judul Risk of Cataract Development among Children with
Juvenile Idiopathic Arthritis-Related Uveitis Treated with
Topical Corticosteroids

Penulis Jennifer E. Thorne, MD, PhD, Fasika A. Woreta, MD,


MPH, James P. Dunn, MD, Douglas A. Jabs, MD, MBA

Penerbit American Journals Ophtalmology


ABSTRAK
TUJUAN Menyelidiki resiko perkembangan katarak dari pasien JIA (Juvenile
Idiopathic Arthritis) yang berkaitan dengan uveitis yang diobati
dengan Kortikosteroid topikal

DESIGN Retrospective Cohort Study

METODE Data klinis pada pasien ini dikumpulkan dari grafik lalu di analisis
ABSTRAK
HASIL • Dari 60 mata pada 40 pasien yang menerima terapi kortikosteroid
topikal, ada peningkatan yang bergantung pada dosis dalam
perkembangan katarak pada mata yang menerima terapi topical
kortikosteroid.
• Insiden terjadinya katarak 0.01/EY pada pemberian < 3tetes perhari,
dan 0,16/EY pada pemberian >3 tetes perhari.
• Pengobatan kortikosteroid topical dengan dosis <3 tetes perhari
dikaitkan dengan resiko 87%lebih rendah daripada pemberian dosis
>3 tetes perhari

KESIMPULAN • Penggunaan kortikosteroid topical dikaitkan dengan peningkatan


resiko katarak dari uveitis atau adanya sinekia posterior
• Namun, penggunaan kortikosteroid yang diberi dosis <3 tetes per hari
dapat menurunkan resiko perkembangan katarak terhadap mata yang
selama ini menerima dosis lebih tinggi selama proses followup
PENDAHULUAN
• Juvenile idiopathic arthritis (JIA) merupakan radang sendi yang
tidak diketahui penyebabnya yang biasa terjadi sebelum umur 16
tahun dan bertahan hingga > 6 bulan
• Uveitis JIA pada pasien ini biasanya adalah uveitis anterior kronis,
bilateral, Non-granulomatosa, dan asimtomatik.
• Frekuensi gangguan penglihatan telah dilaporkan pada 18% hingga
38% pasien, dan tingkat ketajaman penglihatan 20/200 pada mata
dengan uveitis terkait JIA telah dilaporkan sebesar 0,08 / mata-tahun
(EY) atau 0,09 / orang-tahun.
• Katarak adalah komplikasi yang sering terjadi pada uveitis terkait JIA,
dan dalam 1 penelitian, jumlahnya mencapai hampir dua pertiga insiden
kebutaan (penglihatan 20/200) di antara mata yang terkena. Katarak
dapat terjadi akibat uveitis yang tidak terkontrol atau dari penggunaan
kortikosteroid, yang risikonya meningkat oleh kortikosteroid lokal
seperti tetes atau suntikan periocular.
• Karena anak-anak dengan uveitis yang berkaitan dengan JIA menerima
kortikosteroid topikal dalam jangka waktu yang lama, penting untuk
memiliki perkiraan tentang risiko katarak dari terapi kortikosteroid
topikal dan untuk memperkirakan apakah ada respons dosis atau dosis
ambang batas yang mengubah risiko perkembangan katarak.
TUJUAN

Menyelidiki resiko perkembangan katarak dari pasien JIA


(Juvenile Idiopathic Arthritis) yang berkaitan dengan uveitis
yang diobati dengan Kortikosteroid topikal
METODE PENELITIAN
Penelitian Retrospective cohort study
75 Pasien JIA yang berkaitan dengan uveitis yang diobservasi dari
bulan July 1984 sampai 2005 di John Hopskin School of Medicine
Pengelompokan data meliputi data demografik, pemeriksaan
ophthalmology, dan terapi yang diberikan.
Katarak didefinisikan sebagai adanya 1+ sklerosis nuklear atau
1+ perubahan kortikal atau perubahan pada subkapsular
posterior
Analisis dilakukan dengan menggunakan software statistic
Intercooled Stata 9.0
HASIL
 Secara keseluruhan, prevalensi gangguan
penglihatan dan kebutaan saat presentasi
adalah 36,4% dan 23,7%
 Dua pertiga mata (67%) memiliki 1
komplikasi okular struktural.
 Presentase katarak saat dilakukan
pemeriksaan klinis yaitu 22,5%
 Lebih dari 85% pasien (90% mata)
diobati dengan prednisolon asetat 1%.
Sisanya sebagian besar dirawat dengan
rimexolone 1%. Sembilan pasien
menerima terapi kortikosteroid oral saat
presentasi. 10 pasien tambahan terpapar
kortikosteroid oral
HASIL
HASIL
DISKUSI
• JIA yang berhubungan dengan uveitis telah dilaporkan menyebabkan gangguan
penglihatan akibat komplikasi mata structural, seperti katarak.
• Frekuensi katarak dan komplikasi mata lainnya pada presentasi serupa dengan
yang dilaporkan dari pusat perawatan tersier lainnya, tetapi sekitar 33% lebih
tinggi daripada yang ditemukan dalam studi berbasis populasi di mana
frekuensi komplikasi mata pada presentasi adalah 45%.
• Pada penelitian ini, disebutkan bahwa pasien dengan sinekia posterior dan
peradangan aktif pada bilik anterior, merupakan factor resiko yang kuat untuk
mengembangkan katarak daripada penggunaan kortikosteroid sendiri
• Penggunaan corticosteroid topikal <3 tetes perhari dapat menurunkan resiko
katarak sebesar 87% jika dibandingkan dengan >4 tetes perhari.
• Namun, karena kurangnya standarisasi penilaian katarak, pada penelitian ini
tidak dapat menilai bagaimana proses perkembangan katarak pada mata pasien.
• Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, memiliki populasi pasien yang lebih
banyak dan memiliki protocol standarisasi yang baik, sehingga dapat
mengevaluasi efek pemakaian kortikosteroid topical terhadap perkembangan
katarak
KESIMPULAN
• Risiko katarak meningkat seiring dengan jumlah tetes kortikosteroid
topikal yang diterima setiap hari meningkat tergantung dosis; risiko
ini meningkat secara dramatis antara dosis 3 kali sehari (tingkat
katarak, 0,01 / EY) dan 4 kali sehari (frekuensi katarak, 0,07 / EY)
• Pada data ini menjelaskan bahwa pasien dengan uveitis anterior
kronis terkait JIA dapat diobati dengan kortikosteroid topikal dosis
rendah (<3 tetes setiap hari)
CRITICAL
APPRAISAL
JUDUL DAN PENGARANG
No. Kriteria Ya (+) atau tidak (-)

1 Jumlah kata dalam judul, < 12 kata -

2. Deskripsi Judul Menggambarkan isi utama penelitian,


cukup menarik dan tanpa singkatan

3. Daftar penulis sesuai aturan jurnal +

4. Korespondensi penulis +
5. Tempat & waktu penelitian dalam judul -

6 Subjek penelitian +
ABSTRAK
Ya (+),
No. Kriteria
Tidak (-)

1. Abstrak 1 paragraf -

2. Secara keseluruhan Informatif +

3. Tanpa singkatan selain yang baku +

4. Kurang dari 250 kata -


PENDAHULUAN
Ya (+),
No. Kriteria
tidak (-)

1. Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -

Paragraf pertama mengemukakan


2. +
alasan dilakukan penelitian

3. Penelitian sebelumnya +

Paragraf ke 2 menyatakan hipotesis


4. -
atau tujuan penelitian

4. Didukung oleh pustaka yang relevan +

5. Kurang dari 1 halaman +


METODE
No. Kriteria Ya (+),tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu dan tempat penelitian +
3 Populasi sumber dan jumlah sampel +
4 Teknik sampling -
5 Kriteria inklusi & eksklusi -
6 Perincian cara penelitian +
7 Uji statistik p<0.05 +
8 Program komputer +
9 Persetujuan subjektif +
HASIL

No. Kriteria Ya (+),tidak (-)

1 Jumlah subjek +

2 Tabel karakteristik subjek +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil +

5 Tabel analisis data dengan uji +


PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN DAFTAR
PUSTAKA
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)

1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah -

2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas +

3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya -

4 Pembahasan sesuai landasan teori +

5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama +

7 Simpulan berdasarkan penelitian +

8 Saran penelitian +
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai