Anda di halaman 1dari 14

KONTUSIO SEREBRI

ANATOMI KEPALA
DEFINISI
“Kontusio serebri merupakan bagian dari cedera
kepala yang disebabkan oleh trauma langsung
yang bersifat fokal akibat jejas langsung pada
otak dan pembuluh darah otak “
EPIDEMIOLOGI
• Ditemukan pada 8% kasus cedera kepala dan
13%-35% pada cedera kepala berat.
• Paling sering terdapat pada daerah frontal dan
temporal.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
COUP-CONTRECOUP BRAIN
INJURY
Benturan pada bagian depan kepala 
coup lesions.

Benturan terjadi di belakang kepala maka


lebih sering terjadi  contrecoup lesions.

Bentruan pada bagian samping kepala


dapat mengakibatkan coup lesion ataupun
countercoup lesion atau keduanya.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
 Kelemahan fokal 1. Tingkat Kesadaran 
 Mati rasa GSC
 Afasia
2. Kekuatan Motorik
 Gangguan memori maupun
kongnisi. 3. Ukuran Pupil
 Kejang 4. Gerakan Bola Mata
 Penurunan Kesadaran
NEUROIMAGING
• Foto Polos Tengkorak - Skull X-Ray
1. Fraktur tulang kepala, diharapkan dapat diperoleh
informasi tentang lokasi dan tipe fraktur, baik bentuk
linier, stelata atau depresi.
2. Adanya benda asing
3. Pneumocephalus (udara yang masuk kerongga tengkorak)
4. Brain shift, kalau kebetulan ada kalsifikasi kelenjar pineal.
NEUROIMAGING
• CT SCAN
Kontusio tampak sebagai area dengan
atenuasi rendah yang bersifat fokal
atau multifokal. Area tersebut
bercampur dengan area-area kecil
berdensitas tinggi yang
menggambarkan suatu perdarahan .
Luas cedera yang sebenarnya menjadi
lebih jelas seiring dengan waktu
akibat berlangsungnya proses
nekrosis dan edema . CT Scan kontusio cerebral pada lobus temporalis
dan frontalis
NEUROIMAGING
• MRI
Gambaran kontusi pada T1 akan
menunjukkan gambaran isointens
hingga hiperintens dan pada T2
menunjukkan gambaran hiperintens.
Pada gambaran gradient-MRI akan
memperlihatkan gambaran hipointens
yang penting dalam deteksi dan
menggambarkan adanya kontusi.

MRI pada kontusio cerebri.


TATALAKSANA
• Rawat inap  ICU pantau TTV, MAP, dan
tanda tanda peningkatan ICP
• Kraniektomi dekompresif (DC) dilakukan jika
pasien dengan tanda-tanda peningkatan ICP
GCS ≤ 13 dengan midline shift lebih dari 5mm
• Antikonvulsan  jika kejang
PROGNOSIS
• Dubia ad bonam :
Tidak adanya disabilitas atau terdapat disabilitas ringan, GCS
lebih dari 5.

• Dubia ad malam :
ICP lebih dari 20mmHg, tekanan darah lebih rendah dari
70mmHg dan adanya hipoperfusi perifer, hiponatremia
(<135meq/L) atau hipernatremia (>150meq/L), ICH paska
kraniektomi dekompresif .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai