Anda di halaman 1dari 28

PEKERJAAN

DASAR TEKNIK
MESIN

(C2) KELAS
X

Penulis :
Kurniawan Susanta,
S.Pd.T. Gr

PT. KUANTUM BUKU


SEJAHTERA
PEKERJAAN DASAR TEKNIK
MESIN Kelas
SMK/MAK
X
Penulis : Kurniawan Susanta, S.Pd.T. Gr
Editor : Tim Quantum Book
Perancang : Tim Quantum Book
sampul : Tim Quantum Book
Perancang letak : Tim Quantum Book
isi Penata letak : Tim Quantum Book
Ilustrator : 2019
Tahun : (terlampir di cover)
terbit ISBN : PT. Kuantum Buku Sejahtera
Penerbi : Jalan Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No 5 Malang - Jawa
t Timur
Alamat
Tata letak buku ini menggunakan program Adobe InDesign CS3, Adobe IIustrator CS3, dan
Adobe Photoshop CS3.
Font isi menggunakan Myriad Pro (10 pt)
B5 (17,6 × 25) cm
vi + 202 halaman
© Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang menyebarluaskan dalam bentuk apapun
tanpa izin tertulis

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002


Tentang Hak Cipta Pasal 72 Ketentuan Pidana Sanksi
Pelanggaran.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana masing- masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan; memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan buku
pembelajaran untuk SMK/MAK Ini.
Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK kelas X untuk
mempelajari dan memperdalam materi Pekerjaan Dasar Teknik Mesin. Selain itu, buku
ini ditulis secara umum dalam rangka ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia di era
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Kata Kunci, Tujuan Pembelajaran, Peta Konsep, Aktivitas Siswa, Tugas Siswa, Info,
Rangkuman, Uji Kompetensi, dan Tugas Proyek. Pembahasan materi disajikan dengan
bahasa yang lugas dan mudah kita pahami, dari pembahasan secara umum ke
pembahasan secara khusus.
Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi teman sekaligus menjadi
bacaan yang menyenangkan bagi Anda untuk mempelajari lebih dalam tentang
Pekerjaan Dasar Teknik Mesin dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk
diri sendiri dan lingkungan.
Akhirnya, semoga buku pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin SMK/MAK Kelas X
ini bermanfaat bagi siswa dan seluruh pembaca dalam memperoleh pengetahuan.
Selamat belajar, semoga sukses.

Penulis

iii
D aftar Isi
Kata iii
Pengantar........................................................................................
..........................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................................ ...... iv
Bab 1 Keselamatan dan Kesehatan 1
Kerja ..................................................................
A. Memahami Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan
Lingkungan (K3L) ............................................................................................................... 3
B. Melaksanakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)............ 17
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 19
Bab 2
Alat Ukur Pembanding dan Alat Ukur 23
Dasar...................................................
A. Memahami Konsep Penggunaan Alat Ukur Pembanding dan
Atau
Alat Ukur Dasar ................................................................................................................... 25
B. Melakukan Pengukuran dengan Alat Ukur Dasar .................................................. 34
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 37
Bab 3 Alat Ukur Mekanik 43
Presisi.................................................................................
A. Memahami Alat Ukur Mekanik Presisi ........................................................................ 45
B. Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi.................................................................. 52
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 58
Bab 4 Penggunaan Alat Perkakas 63
Tangan .................................................................
A. Mengevaluasi Hasil Penggunaan Perkakas Tangan............................................... 65
B. Prosedur Menggunakan Perkakas Tangan................................................................ 71
C. Prosedur Pemeliharaan Perkakas Tangan.................................................................. 73
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 74
Bab 5 Perkakas Bertenaga/Operasi Digenggam....................................................... 77
Materi Pembelajaran................................................................................................................... 79
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 97
Bab 6 Prosedur Pengoperasian 101
Mesin .......................................................................
A. Menerapkan Prosedur Pengoperasian Mesin Umum ........................................... 103
B. Mengoperasikan Mesin 104
Umum.....................................................................................
C. Mengoperasikan Mesin Bubut ...................................................................................... 120
D. Mengoperasikan Mesin Frais ......................................................................................... 124
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 127
Bab 7
Prosedur Pengoperasian Mesin Gerinda Alat 131
Potong....................................
A. Prosedur Pengoperasian Mesin Gerinda Alat 133
Potong...........................................
iv B. Mengoperasikan Mesin Gerinda Alat Potong.......................................................... 138
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 140
Bab Proses Pengelasan.............................................................................................
8 143
A. Menerapkan Proses Pengelasan ...................................................................................
145 Uji Kompetensi .............................................................................................................................
Bab 166
Teknik Pengerjaan Pembentukan (Sheet Metal Forming) .............................
9 170
A. Prinsip Dasar Pembentukan Logam/ Basic Principles Of Metal Forming.......
173
B. Pengerjaan Pembentukan dan Fabrikasi
Bab Logam .................................................... 181 Uji
Teknik Pengecoran Logam ...............................................................................
10 Kompetensi ............................................................................................................................. 183
187
A. Menerapkan Teknik Pengecoran Logam ...................................................................
189
B. Melakukan Pengecoran Logam ....................................................................................
192 Uji...................................................................................................................
Daftar Pustaka Kompetensi .............................................................................................................................
197 194
Biodata Penulis ..................................................................................................................
202

v
vi
B AB
1 Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami persyaratan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
(K3L)
4.1 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami persyaratan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemesinan
2. Mampu menjelaskan tujuan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
3. Mampu menentukan peralatan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
proses pemesinan
4. Mampu menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan sesuai dengan fungsinya

Peta Konsep

2 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


Materi Pembelajaran

A. Memahami Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja


dan Lingkungan (K3L)
Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disebutkan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja secara optimal yang meliputi
pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit akibat kerja.
Saloni Waruwu dan Ferida Yuamita (dalam Smith dan Sonesh, 2011)
mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mampu
menurunkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Mengapa keselamatan dan kesehatan kerja harus sepenuhnya dilaksanakan?
Lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan (workplace safety and health) pekerja
saling terkait erat. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja akan
mengurangi risiko cidera dan sakit yang mengarah pada kesejahteraan yang lebih baik
bagi pekerja dan tenaga kerja yang lebih produktif.
a) Pengertian
1) Keselamatan Kerja (Work Safety)
Menurut Mangkunegara (2011:161), keselamatan kerja adalah kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2000:161).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik
2) Kesehatan Kerja (Occupational Health)
Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2011:161), kesehatan kerja yaitu suatu
kondisi yang menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,
emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. Kesehatan menurut
Mathis dan Jackson (2002:245) yaitu merujuk pada kondisi fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum, individu yang sehat adalah yang bebas dari
penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas
manusia normal pada umumnya. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis
Menurut Nining Wahyuni dkk, OHSAS 18001:2007 merupakan suatu standar untuk
mengontrol risiko kesehatan dan keselamatan kerja dan meningkatkan kinerja
kesehatan dan keselamatan kerja yang mempunyai sasaran untuk mencegah
kecelakaan dan sakit.
3) Lingkungan kerja (Environmental Work)
Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2011) adalah semua keadaan yang
terdapat di sekitar tempat keja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Menurut Sedarmayati (2001: 21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3
lingkungan
kerja terbagi menjadi 2 yakni:
a. Lingkungan tempat kerja/lingkungan kerja fisik (physical working enviroment).
Contoh: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna.
b. Suasana kerja/lingkungan kerja non fisik (non - physical working enviroment).
Contoh: hubungan atasan dengan bawahan maupun hubungan sesama rekan
kerja.
b) Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
c) Hakikat keselamatan dan kesehatan kerja
Hakikat K3LH adalah berupa pengawasan terhadap unsur-unsur produksi, yakni 4 M +
E.
1) Man (manusia, adalah hal yang paling sulit dilakukan)
2) Material (bahan)
3) Machine (mesin)
4) Method (metoda)
5) Enviroment (lingkungan)
d) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Prabu Mangkunegara (2002:165), tujuan dari keselamatan dan kesehatan
adalah sebagai berikut:
1) Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
2) Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, selektif
mungkin.
3) Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4) Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
Menurut A.M Sugeng Budiono., dkk, (2008:99) faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) antara lain:
1) Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2) Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3) Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik maupun
psikososial.

4 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


e) Lambang keselamatan dan kesehatan
kerja
Lambang dan makna: a. Palang yang berarti bebas dari kecelakaan dan
sakit akibat kerja.
b. Roda gigi memiliki makna bekerja dengan
kesegaran jasmani dan rohani.
c. Warna putih yang digunakan berarti bersih,
suci.
d. Warna hijau yang digunakan memiliki
makna selamat, sehat dan sejahtera.
e. Sedangkan sebelas gerigi roda adalah
Gambar 1.1. Lambang unsur-unsur 11 Bab dalam Undang-undang
K3 Sumber: Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970).
https://k3lh.com/

f) Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja
karena hubungan kerja di tempat kerja. Penyebab utama kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja adalah kegagalan untuk mengidentifikasi atau mengenali bahaya yang ada,
atau bahaya yang sebenarnya dapat dicegah di tempat kerja, Occupational Safety and
Health Administration (OSHA).
Adapun faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebab kecelakaan dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori:
1) Faktor manusia. Tindakan-tindakan yang diambil atau tidak diambil, untuk
mengontrol cara kerja yang dilakukan.
2) Faktor material. Risiko ledakan, kebakaran dan trauma paparan tak terduga
untuk zat yang sangat beracun, seperti asam.
3) Faktor peralatan. Peralatan, jika tidak terjaga dengan baik, rentan terhadap
kegagalan yang dapat menyebabkan kecelakaan
4) Faktor lingkungan. Lingkungan mengacu pada keadaan tempat kerja. Suhu,
kelembaban, kebisingan, udara dan kualitas pencahayaan merupakan contoh
faktor lingkungan.
5) Faktor proses. Risiko yang timbul dari proses produksi dan produk samping
seperti panas, kebisingan, debu, uap dan asap.
Kecelakaan kerja umumnya terjadi karena disebabkan oleh faktor human error dan
juga kondisi lingkungan kerja.
1) Penyebab kecelakaan kerja oleh faktor human error
a. Kelelahan (fatigue),
b. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab
awalnya (pre-cause) adalah kurangnya pelatihan (training).
c. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan bekerja tidak sesuai prosedur.
d. Bekerja sambil bergurau, menaruh alat atau barang tidak benar.
2) Faktor penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor lingkungan (unsafe
condition).
a. Mesin tanpa pengaman, peralatan kerja yang sudah tidak baik tetapi masih dipakai.
b. Penerangan yang kurang memadai, tata ruang kerja tidak sesuai
c. Cuaca, kebisingan, dan lantai kerja licin.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 5


Menurut Cecep Dani Sucipto (2014:77), kecelakaan kerja disebabkan oleh empat hal
yaitu:
1) Peralatan kerja dan perlengkapan.
2) Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja.
3) Keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan
faktor kimia yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak diperkenankan.
4) Pekerja kurang pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan
keselamatan kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik.
Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja,
proses kerja, prosedur.
Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan di mana cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah
keadaan darurat.
Nearmiss (nyaris celaka) ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Keadaan darurat (emergency) ialah keadaan sulit yang tidak diduga/(terduga) yang
memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.
Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan
tingkat/ kriteria risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian
Tingkatan
bahaya yang Kriteria
sudah diidentifikasi. Penjelasan
1 Insignificant/Tid
Tabel 1.2. Tingkat Kerugian Tidak ada cedera,
ak signifikan kerugian materi sangat
kecil.
2 Minor /Minor Memerlukan perawatan
P3K, kerugian materi
sedang.
3 Moderate /Sedang Memerlukan perawatan
medis dan mengakibatkan
hilangnya hari
kerja/hilangnya fungsi
anggota tubuh untuk
sementara waktu, kerugian
materi cukup besar.
4 Major/Mayor Cedera yang
mengakibatkan
cacat/hilangnya fungsi
tubuh secara total, tidak
berjalanya proses
produksi, kerugian materi
Adapted from the AS/NZ 4360 Standard Risk Matrix and NHS QIS Matrix
besar.
g) Potensi 5 bahayaCatastrophe/bencana Menyebabkan kematian,
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemuimateri
kerugian dalamsangat
lingkungan kerja
meliputi beberapa hal sebagai berikut: besar.
1) Hazard (sumber bahaya)
Suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit,
kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada.

6 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


2) Danger (tingkat bahaya)
Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah
dengan berbagai tindakan prventif.
3) Risk (risiko)
Prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
4) Insiden
Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/
struktur.
5) Accident
Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda).
Potensi bahaya dalam bekerja dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu:
6) Potensi bahaya lingkungan fisik
Yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan
terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas
tinggi, suhu ekstrem (panas dan dingin), intensitas penerangan kurang memadai,
getaran, radiasi.
2) Potensi bahaya fisiologis
Yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi
yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku,
dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk: sikap dan cara kerja
yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan
mesin.
3) Potensi bahaya kimia
Yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
proses kegiatan tertentu. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tubuh tenga kerja melalui: inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut
ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi
kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau
kontaminan, bentuk potensi bahaya (debu, gas, uap, asap), daya racun bahan
(toksisitas), dan cara masuk ke dalam tubuh.
Potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa
dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah:
1) Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda.
2) Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.
3) Terpapar kebisingan dan getaran.
4) Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.
5) Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam.
Pengendalian bahaya kecelakaan.
Pengendalian kecelakaan atau disebut hirarki pengendalian adalah urutan
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan untuk menghindari atau mengurangi
risiko incident dan accident dalam suatu aktivitas pekerjaan. Berikut di bawah ini
ditunjukkan gambar hirarki pengendalian bahaya kecelakaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7


Gambar 1.3. Hierarchy of Controls Analysis (HCA)
Sumber: https://kazarians.com/hierarchy-of-controls-analysis-hca/

h) Penyakit akibat kerja (Occupational Illness)


Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja termasuk penyakit akibat hubungan kerja.
Apa saja kategori dari penyakit akibat kerja?
World Health Organization (WHO) membagi PAK menjadi empat kategori, di
antaranya:
1) Penyakit yang hanya diakibatkan oleh pekerjaan.
Contohnya: pneumoconiosis, yakni penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan
oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru.
2) Penyakit yang salah satunya penyebabnya adalah
pekerjaan. Contohnya: kanker paru (karsinoma
bronkogenik).
3) Penyakit dengan pekerjaan menjadi salah satu penyebabnya di antara faktor-faktor
penyebab lainnya.
Misalnya bronkitis kronis, yakni peradangan pada saluran bronkial (saluran
pernapasan yang membawa udara ke paru-paru).
4) Penyakit di mana pekerjaan memperberat/ memperparah suatu kondisi yang sudah
ada sebelumnya, contohnya Asma.
i) Rambu-rambu di tempat kerja
Rambu-rambu/tanda bahaya dan peringatan disebut juga tanda instruksi yang
harus dicantumkan pada setiap mesin, ruangan yang mengandung unsur bahaya.
1) Identifikasi rambu-rambu ditempat kerja
No Warna Warna Tulisan Keterangan
Tabel 1.4. Identifikasi rambu-rambu
1 Merah Putih Tanda larangan
(pemadam api).
2 Merah Hitam Tanda peringatan atau
waspada atau beresiko
bahaya.
3 Hijau Putih Tanda zona aman atau
pertolongan.
4 Biru Putih Tanda wajib ditaati atau
prasyarat.

8 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


5 Putih Hitam Tanda informasi umum.
6 Orange Putih Tanda beracun.

2) Geometri rambu-
rambu

Tabel 1.5. Geometri rambu-rambu


j) Keselamatan kebakaran
Kebakaran adalah peristiwa saat munculnya komponen keempat, yaitu reaksi kimia
berantai (Chemical Chain Reaction). Reaksi kimia berantai inilah yang menggabungkan
ketiga komponen api tadi sehingga api terus berkobar, membesar, dan meluas areanya.
Segitiga api adalah suatu teori tentang terbentuknya api dengan penggambaran melalui
skema berbentuk segitiga.

Gambar 1.6. Segitiga api


Sumber: https://firecek.com/apa-itu-segitiga-api/
Bahan bakar pembentuk api bisa berasal dari benda padat, cair, maupun gas.
1) Padat: Kayu, kertas, kapas, dan lain-lain.
2) Cair: Minyak tanah, bensin, spirtus, dan lain-lain.
3) Gas: Karbit, LPG, LNG, dan lain-lain.
Bahan-bahan tersebut tergolong bahan mudah terbakar yang mudah bereaksi dan
menimbulkan api.
Oksigen merupakan salah satu unsur yang ada di dalam udara. Dengan kadar
oksigen 16% dalam udara, maka dapat menimbulkan reaksi pembakaran. Sumber
panas dapat berasal dari:
4) Faktor alam.
5) Energi panas yang timbul akibat reaksi kimia.
6) Energi panas akibat listrik.
7) Energi panas matahari.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9


1) Teori pemadaman api
a) Pemadaman dengan cara pendinginan (cooling).
b) Pemadaman dengan cara mengurangi oksigen (smothering).
c) Pengambilan/pemindahan bahan bakar (starvation).
d) Pemutusan rantai reaksi api (break chain reaction).
e) Melemahkan (dillution).
2) Cara menggunakan alat pemadam kebakaran
a) Tarik kunci pengaman atau segel.
b) Pegang bagian ujung selang/nozzle dan arahkan ujung selang ke sumber
api.
c) Tekan tuas.
d) Kibaskan ujung selang pada sumber api secara perlahan sampai api
padam.

Gambar 1.7. Cara memadamkan api


Sumber: https://twitter.com/bpbdjakarta/status/973459445207322627

10 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


Gambar 1.8. Kesalahan menggunakan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)
Sumber: https://www.bromindo.com/cara-menggunakan-apar/

k) Alat pelindung diri


1) Alat pelindung kepala
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau
terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara,
terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan kimia, jasad renik (micro
organisme) dan suhu yang ekstrem.
2) Alat pelindung mata dan muka
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia
berbahaya, paparan partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan
benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.

Face shield Full face masker

Goggles Spectacles

Gambar 1.9. Alat pelindung mata dan muka


Sumber: https://www.safetysign.co.id/news/302/Penggunaan-dan-Perawatan-Pelindung-Mata-dan-Wajah-Sudahkah-Anda-
Melakukannya-Dengan-Tepat
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles),
goggles, tameng muka (face shield), dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full
face masker).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 11


3) Alat pelindung telinga
Alat ini berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan akibat
penggerindaan dan pemukulan atau tekanan. Jenis alat pelindung telinga terdiri
dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).

Ear muff Ear plug


Gambar 1.9. Ear muff dan ear plug beserta
penggunaannya Sumber: https://topearmuffs.com/ear-
muffs-vs-ear-plugs/
4) Alat pelindung tangan (sarung tangan)
Alat ini berfungsi untuk melindungi tangan dan jari tangan dari pijaran api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan
kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan
jasad renik.
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit,
kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.
5) Alat pelindung kaki
Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpapar suhu yang ekstrem, terkena bahan kimia berbahaya dan
jasad renik, tergelincir.
6) Pakaian Pelindung
Fungsi pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pijaran api
dan benda panas, percikan bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,
benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan radiasi, mikroorganisme patogen
dari manusia dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.

12 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


Gambar 1.10. Coveralls (kiri) dan vests (kanan)
Sumber: https://directworkwear.com/shop/workwear/coveralls/coveralls-welding/welding-coveralls-cotton/ dan https://www.
walmart.com/ip/Men-s-Premium-ANSI-2-High-Visibility-Safety-Vest/15727711
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (vests), celemek (apron atau coveralls),
jacket, dan vests pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian
badan.
7) Alat pelindung jatuh perorangan
Fungsi alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar
tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
Komponen sistem perlindungan bahaya jatuh antara lain yaitu:
a) Safety belt
Fungsi dari safety belt sebetulnya sama seperti full body harness, namun
bedanya secara penggunaan alat pelindung jatuh ini hanya dikaitkan ke
bagian pinggang pekerja saja dan bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Safety
belt sebaiknya tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan
pekerjanya bisa terjatuh dari ketinggian.

Gambar 1.11. Safety belt


Sumber: https://www.chinahao.com/product/521454534003/
Sebab bila pekerja terjatuh, masih bisa mengalami cedera pada bagian
pinggang ataupun tulang belakangnya, meskipun pekerja yang terjatuh tidak
mengenai permukaan tanah atau dalam posisi tergantung. Pastikan
memasang pagar pengaman
b) Full body harness
Penggunaan full body harness bermanfaat untuk mengurangi risiko cedera
fatal akibat terjatuh dari ketinggian.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 13


Gambar 1.12. Full body harness
Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf
Full body harness didesain untuk melindungi seluruh bagian tubuh pekerja
seperti bahu, paha bagian atas, dada, dan panggul, sehingga lebih aman
saat bekerja di ketinggian.
c) Shock Absorber
Shock absorber (peredam kejut) didesain untuk menyerap energi kinetik dan
mengurangi tekanan yang timbul akibat terjatuh. Alat penahan jatuh ini
memiliki tiga fungsi penting, di antaranya:
1. M engurangi kekuatan tekanan maksimal dalam menahan tubuh pekerja
saat terjatuh.
2. Mengurangi atau mencegah kerusakan komponen fall arrest systems
(sistem penahan jatuh)
Fall arrest systems memiliki tiga komponen yaitu:
a. Bottoming out
b. Pendulum effect or swing fall
c. Suspension trauma

Gambar 1.13. Pendulum effect


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf

14 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


Gambar 1.14. Bottoming out
Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf

Gambar 1.15. Suspension Trauma Relief Straps


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf
3. M engurangi kekuatan tekanan pada anchor.

Gambar 1.16. Shock absorber terikat pada D-Ring


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf
Shock absorber biasanya diproduksi terpisah atau dirancang menyatu
dengan lanyard. Menurut standar CSA Z259.11, shock absorber dapat
meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima
beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 15


d) Lanyard
Adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan
guncangan bila pekerja terjatuh bebas. Sebuah lanyard selalu diposisikan
antara anchor point dan body harness.

Gambar 1.17. Lanyard dengan energy absorber


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf
e) Anchor point (anchor)
Sebelum bekerja di ketinggian, pekerja harus memastikan bahwa anchor yang
tersambung pada lifeline dan/atau lanyard harus kuat, stabil, dan lokasinya
sudah sesuai.
f) ) Fall arrestor (rope grab)
Perangkat ini digunakan bila pekerja membutuhkan perpindahan tempat atau
bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang. Bila pekerja
bergerak ke atas, maka rope grab akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan
pekerja, tetapi bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka perangkat ini
secara mekanik akan mencengkeram lifeline.

Gambar 1.18. Rope grab


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf
g) Lifeline
Lifeline didefinisikan sebagai tali pengaman fleksibel yang terbuat dari
serat, kawat, atau anyaman. Lifeline ini biasanya dikaitkan pada anchor
point.

Gambar 1.19. Lifeline yang dipasang pada posisi horisontal


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf

16 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


h) Retractable lifeline
Cara kerja retractable lifeline hampir sama seperti cara kerja seat belt mobil.
Ketika pekerja melakukan gerakan vertikal atau horizontal, maka lifeline
akan memanjang atau menarik kembali ke kondisi semula secara otomatis
dan akan mengunci apabila terjadi tarikan secara tiba-tiba (pekerja terjatuh).

Gambar 1.20. Swing fall atau pendulum effect


Sumber: https://www.ihsa.ca/rtf/health_safety_manual/pdfs/equipment/Fall_Protection.pdf

B. Melaksanakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


(K3L)

a) Keselamatan kerja mesin bubut


Memahami prosedur proses pembubutan merupakan salah satu aspek penting
yang harus dikuasai oleh operator dalam rangka mencegah kecelakaan kerja pada
pekerjaan mesin bubut. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1) Pastikan kelistrikan pada mesin bubut yang akan digunakan aman, khususnya
kotak sekering harus tertutup untuk menghindari kontak dengan tatal yang
menggulung panjang-panjang.
2) Periksa terlebih dahulu tuas-tuas pengatur dan masing-masing eretan dapat
bergerak dengan sebagaimana mestinya.
3) Coba putaran spindel terlebih dahulu dan pastikan berputar normal sebelum
memasang benda kerja yang akan dikerjakan.
4) Apabila memerlukan penggantian roda gigi, maka pastikan tidak ada orang
lain yang meng-on-kan tuas on-off motor utama dan saklar on-off pengaman
pada rumah transmisi. Hal ini dapat menyebabkan jari tangan tergilas roda
gigi.
5) Letakan perlatan bantu kerja lainnya (center kepala lepas, jangka sorong, ganjal
pahat dan lain-lain) pada posisi aman dan tidak mengganggu putaran
spindel.
6) Pastikan bahwa pengoperasian mesin bubut mengikuti parameter pemesinan
yang sudah ditentukan dan tidak menggunakan parameter yang melebihi
standar perhitungan.
7) Dilarang menyentuh/memegang chuck pada saat mesin bubut beroperasi
ataupun menghentikan spindel dengan tangan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 17
8) Pastikan putaran spindel sudah berhenti total, sebelum melakukan
pemeriksaan/ pengukuran benda kerja yang masih terpasang pada cekam.
9) Pastikan lantai sekitar mesin selalu dalam keadaan bersih dari kotoran yang
berupa tatal, oli maupun tumpahan cairan pendingin, untuk menghindari
kondisi yang membahayakan operator, seperti terpeleset.
b) Keselamatan kerja mesin gerinda
1) Periksa batu gerinda apakah ada retakan sebelum dipasang.
2) Lakukan pengetesan batu gerinda untuk kesenteran sumbunya.
3) Lakukan uji coba putaran sebelum digunakan.
4) Jangan melebihi kecepatan putar yang diizinkan.
5) Gunakan kacamata pengaman.
6) Saat menggerinda pada gerinda duduk, dudukan benda kerja harus berjarak 2
mm dari batu gerinda, jika tidak benda kerja akan masuk di antara dudukan
dan batu gerinda sehingga dapat merusak batu gerinda.
7) Selama melakukan penggerindaan kering, beram harus disingkirkan.
8) Jangan membuka tutup pengaman.
9) Jangan menyentuh batu gerinda yang berputar

Rangkuman
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Keselamatan kerja atau “occupational safety” adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya.
Kesehatan merupakan pertimbangan utama karena kesehatan yang baik akan
menghasilkan kinerja yang optimal.
Kecelakaan merupakan sebuah kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan
cedera atau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan,
pekerja, maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan
trauma bagi kedua pihak.
Kecelakaan kerja umumnya terjadi karena disebabkan oleh faktor human error
dan juga kondisi lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan
dan/ atau lingkungan kerja termasuk penyakit akibat hubungan kerja.
Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan untuk mencegah cedera
dengan melindungi pekerja mulai dari paparan yang disadari hingga bahaya yang
potensial.
Komponen utama pada sistem perlindungan bahaya jatuh antara lain: safety
belt, full body harness, shock absorber, lanyard, anchor point (anchor), fall arrestor
(rope grab), lifeline dan retractable lifeline

18 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Kesehatan kerja memiliki fungsi yaitu, kecuali …
a. Memberikan saran dan edukasi mengenai APD.
b. Tidak terlibat dalam proses rehabilitasi.
c. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko bahaya
d. Mengelola P3K
e. Sebagai bahan evaluasi program keselamatan
2. Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan disebut …
a. Kesehatan kerja
b. Keselamatan kerja
c. Kesehatan dan kecelakaan kerja
d. Keamanan dan keselamatan kerja
e. Bahaya kerja
3. Sifat dari kesehatan kerja adalah …
a. Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
b. Sasarannya manusia dan bersifat medis
c. Perawatan yang maksimal
d. Ekonomi yang mendukung
e. Kondisi yang mendukung
4. Berikut di bawah ini yang diharapkan dari pelaksanaan K3LH …
a. Tercipta tempat kerja dan gaji yang baik
b. Tercipta tempat untuk istirahat
c. Mengurangi produktivitas kerja
d. Mengurangi atau terbebas dari kecelakaan kerja
e. Menimbulkan penyakit akibat kerja
5. Suatu peristiwa yang tidak disengaja seperti kejadian yang tidak diharapkan dan
tidak terkontrol yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan, material bahkan
kerusakan pada pekerja disebut …
a. Kerugian kerja
b. Kerusakan kerja
c. Fatal kerja
d. Kecelakaan kerja
e. Potensi bahaya kerja
6. Kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dan datangnya tiba-tiba sehingga
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia disebut …
a. Keselamatan
b. Kecelakaan
c. Kematian
d. Kerugian
e. Hampir celaka

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 19


7. Suatu kondisi bahaya yang terekspos atau terpapar pada lingkungan sekitar dan
terdapat peluang besar terjadinya kecelakan/insiden disebut …
a. Resiko kerja
b. Bahaya kerja
c. Kecelakaan kerja
d. Kerawanan kerja
e. Potensi bahaya
8. Mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, pondasi kurang aman, bising dan alat-
alat kerja yang kurang baik/rusak adalah keadaan tidak aman dari …
a. Lingkungan kerja
b. Operator kerja
c. Perlengkapan kerja
d. Sarana kerja
e. M ekanisme kerja
9. Sifat dari kesehatan kerja adalah …
a. Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
b. Sasarannya manusia dan bersifat medis
c. Perawatan yang maksimal
d. Ekonomi yang mendukung
e. Pertolongan yang bersifat sementara
10. Alat pelindung jatuh ini hanya digunakan dengan cara mengaitkan ke bagian
pinggang pekerja saja dan bagian lanyard dikaitkan ke anchor yaitu …
a. Ear muff
b. Ear plug
c. Safety belt
d. Full Body Harness
e. Shock Absorber
11. Fungsi dari full body harness adalah …
a. Melindungi seluruh bagian tubuh pekerja seperti bahu, paha bagian atas,
dada, dan panggul, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian
b. Melindungi sebagian tubuh pekerja seperti bahu, paha bagian atas sehingga
lebih aman saat bekerja di ketinggian
c. Melindungi sebagian tubuh pekerja serta untuk menyerap energi kinetik dan
mengurangi tekanan yang timbul akibat terjatuh.
d.Untuk menahan guncangan bila pekerja terjatuh bebas
e. Memastikan bahwa anchor yang tersambung pada lifeline dan/atau lanyard
harus kuat, stabil, dan lokasinya sudah sesuai
12. Tali yang berfungsi sebagai pengaman fleksibel dan terbuat dari serat, kawat, atau
anyaman adalah …
a. Lifeline
b. Retractable lifeline
c. Fall arrestor (rope grab)
d. Anchor point (anchor)
e. Lanyard

20 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK


13. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cara bekerja yang aman
sehingga penampilan diri ketika kerja selalu baik, kecuali...
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Menerapkan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) dalam bekerja
terutama setelah selesai melakukan pekerjaan
c. Memposisikan badan sewaktu bekerja sesuai prinsip ergonomis
d. Langkah dan urutan kerja dibuat fleksibel serta tidak selalu mengikuti
prosedur operasi baku (SOP)
e. Mencatat kejadian yang terjadi di tempat kerja
14. Pakaian perlindungan atau pakaian kerja harus memenuhi syarat-syarat berikut
yaitu…
a. Bahan pakaiannya harus mampu menahan panas sehingga kemungkinan
meleleh dapat dihindari
b. Pakaian kerja dengan bahan pakaian nylon sangat cocok untuk dibuat karena
berbahan kain sintetis.
c. Pakaian kerja harus mampu didesain untuk menyimpan sesuatu seperti
tempat penyimpanan yang mencukupi.
d. Rapat antar ikatan pada pakaian kerja harus mempunyai lebih dari minimal
angka kapasitif tekstile.
e. Pakaian kerja yang berbahan anti debu dan tidak mudah menyebabkan iritasi
pada tubuh.
15. Seorang pekerja bekerja pada pabrik yang mempunyai tingkat kebisingan
mencapai 85 dB. Pekerja ini sudah mengalami gangguan pendengaran medium,
alat pelindung diri apa yang harus dipakai supaya pekerja tersebut tidak
mengalami gangguan lebih parah …
a. Ear noise
b. Ear drum
c. Ear safety
d. Ear mam
e. Ear nose

B. Soal uraian (Menggunakan HOTS)


1. Jelaskan definisi kecelakaan dan hampir celaka?
2. Gambarkan simbol/lambang K3L beserta artinya?
3. Identifikasilah penyebab kecelakaan kerja oleh faktor human error!
4. Jelaskan hubungan lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan pekerja dalam
proses pekerjaan?
5. Identifikasilah warna tabung pemadam kebakaran beserta penggunaannya?
6. Jelaskan jenis api beserta jenisnya?
7. Jelaskan perbedaan antara ear muff dan ear plug?
8. Jelaskan perbedaan antara spectacles, face shield dan full face masker jika dilihat
dari fungsinya?
9. Apa perbedaan yang mencolok dari safety belt dan full body harness?
10. Identifikasilah komponen utama pada sistem perlindungan yang diakibatkan jatuh?

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 21


22 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Kelas X untuk SMK/MAK

Anda mungkin juga menyukai