Anda di halaman 1dari 14

AGUS SURIADI

PENDAHULUAN

Pada tahun 1999, International Labour Organisation (ILO)


bersama dengan lembaga-lembaga pemerintah di beberapa
negara yang tersebar di benua Afrika dan Asia melalui
Program Pengembangan Kesempatan Kerja dan Pengentasan
Kemiskinan di Daerah Perdesaan, telah terlibat secara aktif dalam
mengembangkan kerangka perencanaan yang ditujukan untuk
menyelesaikan persoalan sistem transportasi, khususnya di
wilayah perdesaan. Hasil kegiatan ini adalah suatu
pendekatan yang disebut sebagai Integrated Rural Accessibility
Planning (IRAP)
IRAP merupakan metode yang mengintegrasikan berbagai sektor
(multisektor), termasuk manusia dan sistem transportasi
serta pola perjalanan yang telah ada. IRAP digunakan dalam
proses identifikasi dan prioritasi perencanaan kebutuhan
pembangunan infrastruktur wilayah perdesaan dengan
mempertimbangkan kapasitas penduduk perdesaan dalam
memenuhi/memperoleh kemudahan akses ke kebutuhan
dasar dan fasilitas pelayanan ekonomi lainnya.
IRAP telah dikembangkan menjadi alat
perencanaan tingkat lokal yang dapat
digunakan pada seluruh tingkatan baik desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.

Penerapan IRAP di tingkat lokal juga


memberikan kesempatan bagi penduduk untuk
berpartisipasi secara efektif.
TUJUAN PEGGUNAAN IRAP
Tujuan perencanaan sarana prasarana Desa secara terpadu
melalui metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
sebagai alat bantu (tools) bagi Pemerintah Desa, masyarakat
dan pemangku kepentingan lain dalam membuat rencana
pembangunan di bidang sarana prasarana Desa.
Metode ini membantu perencana menggambarkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pusat-pusat atau unit-unit
pelayanan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan, kemiskinan dan ketertinggalan. Jika
aksesibilitas meningkat diharapkan akan meningkatkan pula
kesejahteraan masyarakat dan mempermudah masyarakat
untuk memperoleh kebutuhan dasar secara berkelanjutan
FUNGSI METODE IRAP
Seperti halnya banyak dilakukan dalam metode perencananaan
partisipatif RRA/PRA, Metode IRAP dapat menjadi salah satu pilihan
cara yang dapat ditempuh masyarakat untuk memetakan kebutuhan
sarana prasarana umum dan tematik seperti pendidikan, kesehatan,
pertanian dan sosial budaya.
Secara khusus, metode analisis IRAP digunakan untuk mengetahui
struktur/indeks aksesibilitas pelayanan yang ada dalam suatu
wilayah perencanaan, seberapa banyak jumlah fasilitas pelayanan
yang ada, berapa besar fungsi dan jumlah penduduk yang dilayani
serta berapa besar frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam suatu
wilayah perencanaan.
RUANG LINGKUP PENGGUNAAN IRAP
Belajar dari pengalaman praktek penerapan IRAP di
beberapa negara Afrika dan Asia, rencana
pembangunan sarana prasarana Desa mencakup
pemahaman kondisi sosial dan aksesibilitas Desa
dalam berbagai bidang pelayanan dasar.
Berikut beberapa aspek penting dalam kajian
kebutuhan sarana prasarana Desa:
1. AKSESIBILITAS PERDESAAN
Donnges (1999) mendefinisikan aksesibilitas perdesaan sebagai
kemampuan, tingkat kesulitan penduduk desa untuk
menggunakan, mencapai atau mendapatkan barang dan jasa
yang diperlukannya. Aksesibilitas mempunyai tiga unsur, yaitu
lokasi rumah tangga/pemukiman, lokasi fasilitas/jasa, serta
sistem transportasi yang menghubung- kan keduanya (Dennis,
1998). Akses penduduk pedesaan dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori umum (Donnges, 1999):
1) Akses yang berhubungan dengan kebutuhan
pokok seperti penyediaan air dan sumber energi, 
2) Akses yang berhubungan dengan aspek
kesejahteraan sosial di pedesaan seperti
kesehatan dan pendidikan.
3) Akses yang berhubungan dengan aspek
kesejahteraan ekonomi di pedesaan seperti
pertanian, perkebunan, peternakan, industri kecil
dan lain-lain.
2. AKSESIBILITAS SUMBER AIR BERSIH

 Air merupakan kebutuhan dasar dan harus tersedia sepanjang


tahun. Sumber air bersih mudah didapat adalah salah satu tujuan
pembangunan. Menurut Parikesit dkk (2003) informasi yang
diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan
perbaikan akses terhadap sumber air adalah: (a) jumlah
penduduk zona tertentu, (b) jenis sumber air yang tersedia, (c)
jumlah rumah tangga pengguna sumber air, (d) jarak ke sumber
air, (e) waktu pengambilan air, (f) kualitas sumber air, dan (g)
persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas
3. AKSESIBILITAS TERHADAP LISTRIK DAN ENERGI LAIN

Sumber tenaga listrik dan energi lain merupakan sarana prasarana Desa
yang dapat memperlancar aktivitas penduduk. Informasi yang diperlukan
untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses
terhadap Sumber Tenaga Listrik dan energi pendukung kehidupan
masyarakat Desa yaitu: (a) jumlah listrik yang dialiri, (b) sarana prasarana
menuju objek sumber tenaga listrik, (c) jarak menuju sumber tenaga
listrik, (d) waktu menuju sumber tenaga listrik, (e) biaya yang diperlukan
menuju sumber tenaga listrik, dan (f) persepsi masyarakat tentang
permasalahan dan prioritas pemanfaatn energy yang ramah lingkungan.
 
KEUNGGULAN METODE IRAP
Metode IRAP sebagai sebuah perangkat atau alat (tools) perencanaan
memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, diantaranya:

1)Prosedur dari metode yang digunakan sederhana, sehingga warga masyarakat


dapat menggunakannya sesuai dengan latar belakang dan kebutuhannya
2)IRAP dapat diterapkan pada lingkup wilayah desa hingga provinsi dengan
kapasitas data dan SDM terbatas.
3)Pengambil kebijakan dapat dengan mudah menentukan prioritas wilayah dan
sektor (pendidikan, kesehatan, ekonomi, dll) yang harus mendapatkan prioritas
utama dalam penanganan, serta kegiatan prioritas yang dibutuhkan.

 
LANGKAH-LANGKAH METODE IRAP
1) Pengumpulan dan pengolahan data
2) Persiapan profil aksesibilitas, indikator, dan pemetaan
3) Prioritas
4) Validasi data dan penentuan tujuan
5) Identifikasi Strategi

Anda mungkin juga menyukai