Anda di halaman 1dari 7

Perlawanan Rakyat Singaparna

Terhadap Pemerintahan Jepang


01
Latar Belakang
Perlawanan Rakyat
Singaparna
 Letak : Singaparna, Kab Tasikmalaya, Jawa Barat
 Rakyatnya sangat religious dan berjiwa patriotik,
anti terhadap dominasi asing
 Kebijakan Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran
islam, contohnya
 Seikerei, penghormatan kepada kaisar Jepang
(yang dipercaya sebagai keturunan Dewa
Matahari)
 Kebijakan Jepang yang menyengsarakan rakyat,
contohnya:
 Pengerahan tenaga romusha secara paksa.
 Rakyat wajib menyerahkan padi,beras dan
hasil perkebunan lain dengan aturan yang
menjerat dan menindas rakyat.
Bentuk Perlawanan

Perlawanan yang dilakukan oleh KH Zainal Mustafa adalah menyabotase, memutus


kawat-kawat telepon, dan membebaskan para tahanan politik. 

Zainal juga meminta para santrinya untuk menyiapkan bambu runcing dan golok
untuk melawan Jepang. 
Dampak
Dari peristiwa Perlawanan Rakyat Singaparna, dampak yang terjadi adalah : 
• 86 santri gugur
• Meninggal di Singaparna karena disiksa oleh empat orang
• Meninggal di penjara Tasikmalaya karena disiksa oleh sebanyak dua orang
• 38 orang meninggal di Penjara Sukamiskin
• 10 orang mengalami kecacatan
Mengapa perlawanan Singaparna bisa gagal?
Kegagalan yang diperoleh oleh rakyat Indonesia yang berada dibawah pimpinan
K. H. Zainal Mustafa tersebut karena :

 Pasukan Jepang jauh lebih banyak dan terlatih aktif militer


(Kempetai dan Tokubetsu Keisatsu)
 Pengikut Zainal hanya menggunakan senjata sederhana dan
tradisional (golok dan bambu runcing)
 Pasukan jepang menggunakan senjata modern dan lebih
lengkap
Kronologi Perlawanan Rakyat Singaparna

Pada 24 Februari, militer jepang bersama pejabat daerah yang memihak jepang ingin menangkap Zainal Mustafa,
namun tak mampu.
Para santri memenangkan peperangan dan berhasil merebut 12 senapan, 3 pucuk pistol, dan 25 senjata tajam yang
disimpan dan tidak dipakai. Pada 25 Februari, usai salat Jumat kembali terjadi perlawanan dan berhasil di
menangkan oleh para santri.
Namun tak berlangsung lama, dikirim 6 kompi tentara untuk mengempung dari 3 arah, selatan, timur dan utara Desa
Sukamanah mendekati Ashar, Jepang semakin gigih dengan memakai kendaraan lapis baja, berusaha menerjang
pesantren dan secara keji memaksa beberapa penduduk desa berdiri di barisan depan.
Tapi, rakyat Singarparna melawan dengan membuat rintangan di jalan, hingga tentara Jepang kesusahan untuk
masuk. Santri kita yang hanya berbekal senjata seadanya seperti golok, pedang parang, bambu runcing, dan batu
mengajak duel jepang yang meggunakan senjata lengkap.
Akibat kurangnya senjata, menjelang malam KH Zainal Mustafa dan para santri mundur ke Kampung Cihaur.
Pada 26-29 Februari banyak dari penduduk desa disekitar pesantren ditangkap tentara Jepang. Pada 25 Oktober 1944
didapatkan keterangan bahwa mereka telah dibunuh oleh Jepang.

Anda mungkin juga menyukai