Anda di halaman 1dari 13

STATISTIKA

UNTUK

PENELITIAN

Dr. H. R. Gustaman, Ir, MSi, RFP-I


TEKNIK SAMPLING
1
TEKNIK SAMPLING
Pengambilan/penarikan data penelitian bisa berasal dari :
Populasi atau Sampel

Populasi adalah : Suatu ruang lingkup yang menjadi


batasan di mana akan dilakukan penelitian, dan di mana
kesimpulan akan diberlakukan.
Sampel adalah : Bagian dari populasi yang
ditarik/diambil untuk diteliti, dan diharapkan bisa
mewakili populasinya.
Teknik Sampling adalah : Metode atau cara
menarik/mengambil sampel dari populasinya sedemikian
rupa, sehingga dapat menentukan bisa tidaknya atau baik
buruknya sampel tersebut dalam mewakili populasinya.
Dua hal yang menjadi bahasan pokok dari teknik sampling, berkaitan dengan
kegiatan penelitian adalah :
1). Menentukan Ukuran Sampel Minimal ( n min )
2). Menentukan Bagaimana sampel harus ditarik
1). Menentukan Ukuran Sampel Minimal ( n min )
Bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu :
 Cara Statistik :
Yaitu menggunakan rumusan statistik tertentu yang bervariasi, bergantung
pada banyak faktor (seperti : parameter yang akan diteliti, parameter
yang sudah diketahui, alat analisis statistik yang digunakan, teknik
sampling yang digunakan, dll.)

 Cara Nonstatistik :
Yaitu menggunakan asumsi tertentu, biasanya :
a. Mengikuti pendapat Expert/Pakar Statistik tentang ukuran sampel.
Misal : Sudjana atau Sugiyono yang menyatakan ukuran sampel minimal
30 unit/satuan.
b. Alasan adanya keterbatasan sumber daya peneliti, seperti keterbatasan :
Biaya, Tenaga, dan Waktu (BTW) penelitian.
Selama cara ini tetap mengikuti ahli penelitian/statistika, maka bisa
digunakan oleh para peneliti, sehingga cara ini relatif banyak digunakan
mahasiswa, khususnya dalam penelitian Studi Kasus.
SAMPEL MINIMAL

Cara Statistik / Cara Nonstatistik /


Gunakan Rumus Tanpa Rumus

- Cara statistic lebih powerfull, jangan kurang


dari batas min, pas boleh tapi biasanya
kurang baik. Sebaiknya lebihkan sesuai
kemampuan.
- Usahakan min 30 unit, krn datanya
berpeluang berdistribusi normal (Bila
lembaga min 2 unit, untuk komparasi).
Kecuali sensus, boleh kurang.
- Sampel min dlm %, absolutkan ke standar 30
unit.
CONTOH CARA STATISTIK (MENGGUNAKAN RUMUS)

 = Peluang kesalahan
dlm pengambilan
kesimpulan
(lawannya = 1- =  = IK)
 = 0,01 = 1 % ( = IK = 99%)
 = 0,05 = 5 % ( = IK = 95%)
.
.
.
 = 0,10 = 10 % ( = IK = 90%)
Misal ada Lembaga Survey yang ikut menghitung dalam
suatu Pilkada menyatakan ukuran sampelnya 385 TPS,
dengan IK = 95% (atau  = 5%) dan Margin Error= ± 5%.
Hasil perhitungan Lembaga Survey bahwa calon X akan
mendapat 100 suara. Ternyata Hasil resmi KPU (sensus)
menunjukkan calon X mendapat 104 suara. Bisakah hasil
Lembaga Survey tersebut dianggap kredibel ?

HASIL SURVEY: 100 SUARA, DENGAN MARGIN ERROR ± 5 %

105
104 +5%
FAKTA SENSUS 100
-5%
95

Ya Kredibel, sebab hasil sensus yg 104 suara berada dalam rentang ME ± 5 %


Rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael
(dalam Sugiyono:2011) :

λ² N.P.Q
n ≥ -----------------------------
 ² (N – 1) + λ² . P . Q
 
Di mana : n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi

λ² sama dengan dk = 1,
taraf kesalahan =  = bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
Untuk Penelitian Korelasional, Regresi, Path Analysis dan
SEM, dapat digunakan metode iteratif maksimin seperti
sebagai berikut (Harun Al-Rasyid, 1994 ; Cohen, 1969 ; dan
Machine & Cambell, 1987) :
2). Menentukan Bagaimana Sampel Tersebut Akan
Ditarik

Setelah ukuran sampel minimal ditentukan, peneliti dapat mengambil


sesuai ukuran sampel tersebut atau lebih (asal jangan kurang).
Namun masalah yang muncul berikutnya adalah, dari sekian banyak
ukuran populasi yang ada, yang mana harus diambil sebagai sampel ?
Lalu bagaimana mengambilnya ?. Sebab hal ini akan dapat
menentukan bisa tidaknya sampel tersebut dalam mewakili
populasinya.
Untuk itu bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu :

a. Dengan Teknik Sampling Nonprobabilitas

b. Dengan Teknik Sampling Probabilitas


a. Dengan Teknik Sampling Nonprobabilitas
Yaitu cara pengambilan sampel di mana objek penelitian di
tingkat populasinya tidak mempunyai peluang yang sama
untuk terpilih ke dalam sampel (tidak bersifat random/acak).
Dengan demikian sebagai konsekuensinya, kesimpulan yang
diperoleh di tingkat sampelnya tidak bisa digeneralisir
(diestimasi/diinduksi) untuk tingkat populasinya.
Teknik sampling ini seringkali terpaksa dilakukan
sehubungan dengan tidak diketahuinya atau
kesulitan untuk mengetahui “data populasinya” atau
sampling frame-nya.
Jenisnya :
Accidental sampling
Judgement sampling
Purposive sampling
Snowball sampling
Quota/mapping sampling
Voluntary sampling, dll.

Anda mungkin juga menyukai