Anda di halaman 1dari 23

Agresi Belanda I

Dan II
Nama : I Nyoman Arya Rudyanantha
Kelas : 9A
Absen : 19
Perjuangan Fisik Dan
Diplomatik Agresi Militer
Belanda I dan II
Perjuangan Saat Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda
yang dilakukan di Jawa dan Sumatera terhadap
Republik Indonesia.Agresi militer Belanda I dilakukan
dari 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. Tujuan
Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I di
Indonesia karena ingin menguasai sumber daya alam
yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa. 
Pada 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan sebuah
ultimatum kepada Indonesia yang harus segera
dijawab dalam rentang waktu 14 hari.
Ketika itu, Presiden Soekarno meminta Amir
Sjarifuddin untuk melakukan perundingan dengan
Belanda.Pertemuan mereka berlangsung tanggal 14
hingga 15 Juli 1947.Namun, perundingan ini tidak
menghasilkan jawaban apa-apa. (Termasuk
Perjuangan secara diplomatik)
Indonesia masih bersikeras
tetap mempertahankan
kesatuan bersama dan menolak
dengan tegas untuk mematuhi
ultimatum
Penolakan dari Indonesia ini
yang kemudian membuat
Belanda melancarkan Agresi
Militer di Indonesia pada 21 Juli
1947 hingga 5 Agustus 1947.
Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer
belanda Belanda ke PBB karena dinilai telah melanggar suatu perjanjian
Internasional (persetujuan Linggarjati)
Dewan Keamanan PBB terus mendesak Belanda menghentikan agresi
militer. Belanda pun menerima resolusi itu dan menyetop pertempuran
pada 5 Agustus 1947.
Perjuangan Saat Agresi Militer Belanda II
Dalam Agresi Militer Belanda II, pasukan militer Belanda awalnya
menyerang Pangkalan Udara Maguwo agar bisa masuk ke Yogyakarta
Setelah Pangkalan Udara Maguwo lumpuh, Belanda dengan cepat
menguasai Yogyakarta. Pemimpin Indonesia saat itu, Presiden Soekarno
dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap.
Belanda juga menangkap sejumlah tokoh seperti Sutan Sjahrir, Agus
Salim, Mohammad Roem, dan AG Pringgodigdo. Mereka diterbangkan ke
tempat pengasingan di Pulau Sumatera dan Pulau Bangka.
Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno sempat membuat surat kuasa
kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membuat
pemerintahan darurat sementara.
Soekarno memberikan mandat kepada Syafruddin untuk membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera
Barat.
Peralihan pemerintahan ini bertujuan agar Republik Indonesia tidak
berhenti dan terus menyusun strategi melawan Belanda. Presiden
Soekarno juga sudah membuat rencana cadangan seandainya
Pemerintahan Darurat ini gagal menjalankan tugas pemerintahan.
Soekarno membuat surat kepada Duta Besar RI di New Delhi, India,
Sudarsono, Menteri Keuangan AA Maramis dan staf Kedutaan RI LN Palar
untuk membentuk Exile Government of Republic Indonesia di New Delhi,
India. Exile Government adalah pemerintah resmi suatu negara yang
karena alasan tertentu tidak dapat menggunakan kekuatan legalnya.
Namun, rencana ini tak jadi dilakukan karena PDRI berhasil membentuk
pemerintahan sementara pada 22 Desember 1948. Sejak saat itu, tokoh-
tokoh PDRI menjadi incaran Belanda.Namun, rencana ini tak jadi
dilakukan karena PDRI berhasil membentuk pemerintahan sementara
Namun, PDRI tak gentar dan menyusun sejumlah perlawanan dengan
membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatera yakni di
Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Perlawanan terhadap belanda juga dibantu berbagai laskar di
Jawa(termasuk perjuangan fisik
Latar Belakang Terjadinya
Agresi militer belanda I
dan II
Latar Belakang Agresi Militer I
Agresi Militer Belanda I adalah operasi
militer Belanda yang dilakukan di Jawa dan
Sumatera terhadap Republik
Indonesia.Agresi militer Belanda I dilakukan
dari 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus
1947.Sebabb Agresi Militer Belanda I adalah
kekalahan Belanda dalam
peperangan.Kekalahan itu membuat
Belanda pun ingin membangkitkan perekonomian
ekonomi Belandanegaranya
lesu. dengan kembali
menguasai kekayaan alam Indonesia. Sejumlah tentara Belanda pun dikirim
kembali ke Indonesia.ngananda datang dengan membonceng pasukan sekutu
yang menang Perang Dunia II. Kali ini, Belanda datang dengan bendera baru.
Bukan lah VOC, melainkan NICA (Netherlands Indies Civiele Administration) atau
Pemerintahan Sipil Hindia Belanda. NICA mendarat di Sabang, Aceh dan sampai
di Jakarta pada 15 September 1945. Tentara NICA dipimpin oleh Letnan
Gubernur Jenderal Hubertus van Mook.
Van Mook datang menyampaikan
pidato Ratu Wilhelmina yang
menyebutkan Indonesia dan
Belanda membentuk sebuah
persemakmuran. Dengan kata lain,
Indonesia berada di bawah naungan
Kerajaan Belanda.
Namun, masyarakat dan
pemerintah Indonesia yang sudah
merdeka tak menerima pidato
Pada 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum atau peringatan keras
tersebut.
meminta Indonesia menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis
demarkasi atau garis gencatan senjata. Ultimatum tersebut ditolak mentah-
mentah. Limaa hari kemudian, pada 21 Juli, van Mook melalui siaran radio
secara gamblang menyatakan bahwa Belanda tidak lagi terikat pada hasil
Perjanjian Linggarjati.
Perundingan Linggarjati itu alah satunya pengakuan belanda secara de
facto pada Negara Republik Indonesia. Setelah pengumuman itu, dalam waktu
kurang dari 24 jam Agresi Militer Belanda I dimulai.
Agresi Militer Belanda I memiliki
tujuan menguasai sumber daya alam
Indonesia yang berada di Sumatera
dan Jawa. Di pulau Jawa, Belanda
bergerak ke Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Mereka hendak
menguasai perkebunan, pabrik, dan
pelabuhan.
Sementara di Sumatera, Belanda bertujuan menguasai perkebunan dan
pertambangan khususnya minyak dan batu bara. Kekayaan alam ini akan
menjadi modal ekonomi Kerajaan Belanda. Belanda melancarkan serangan
yang menyebabkan banyak orang meninggal dunia.
Pemerintah Indonesia melaporkan agresi militer ini kepada Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). PBB lantas mengeluarkan resolusi pada 1 Agustus
1947.
Dewan Keamanan PBB terus mendesak Belanda menghentikan agresi
militer. Belanda pun menerima resolusi itu dan menyetop pertempuran
pada 5 Agustus 1947.kayaan
Latar Belakang Agresi Militer Belanda II
Setelah gagal dengan agresi militer
yang pertama pada 21 Juli – 5
Agustus 1947, Belanda kembali
menyerang Indonesia setahun
kemudian. Agresi Militer Belanda II
adalah serangan yang dilancarkan
Belanda pada 19-20 Desember
1948.
Operasi Gagak ini berawal dari serangan di Yogyakarta yang saat itu
merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia. Serangan pun
meluas ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera. Operasi Gagak ini
berawal dari serangan di Yogyakarta yang saat itu merupakan ibu kota
dan pusat pemerintahan Indonesia. Serangan pun meluas ke sejumlah
kota di Jawa dan Sumatera.
Tujuan Agresi Militer Belanda II adalah untuk melumpuhkan pusat
pemerintahan Indonesia sehingga Belanda bisa menguasai Indonesia
kembali.
Belanda ingin merebut
kekayaan alam yang ada
di Indonesia untuk
menumbuhkan
perekonomian
negaranya yang hancur
setelah kalah dalam
Perang Dunia II

Dalam Agresi Militer Belanda II, pasukan militer Belanda awalnya


menyerang Pangkalan Udara Maguwo agar bisa masuk ke Yogyakarta.
Belanda menggempur pangkalan udara itu secara tiba-tiba melalui
serangan udara.
Setelah Pangkalan Udara Maguwo lumpuh, Belanda dengan cepat
menguasai Yogyakarta. Pemimpin Indonesia saat itu, Presiden Soekarno
dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap.
Belanda juga menangkap sejumlah tokoh seperti Sutan Sjahrir, Agus Salim,
Mohammad Roem, dan AG Pringgodigdo. Mereka diterbangkan ke tempat
pengasingan di Pulau Sumatera dan Pulau Bangka.
Sebelum ditangkap,
Presiden Soekarno
sempat membuat surat
kuasa kepada Menteri
Kemakmuran
Syafruddin
Prawiranegara untuk
membuat pemerintahan
Soekarno memberikan mandat kepada Syafruddin darurat sementara.
untuk membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera
Barat. Peralihan pemerintahan ini bertujuan agar Republik Indonesia
tidak berhenti dan terus menyusun strategi melawan Belanda.
Presiden Soekarno juga sudah membuat rencana cadangan seandainya
Pemerintahan Darurat ini gagal menjalankan tugas pemerintahan.
Soekarno membuat surat kepada Duta Besar RI di New Delhi, India,
Sudarsono, Menteri Keuangan AA Maramis dan staf Kedutaan RI LN Palar
untuk membentuk Exile Government of Republic Indonesia di New Delhi,
India. Exile Government adalah pemerintah resmi suatu negara yang
karena alasan tertentu tidak dapat menggunakan kekuatan legalnya.
Namun, rencana ini tak jadi
dilakukan karena PDRI berhasil
membentuk pemerintahan
sementara pada 22 Desember
1948. Sejak saat itu, tokoh-
tokoh PDRI menjadi incaran
Belanda.
Namun, PDRI tak gentar dan
menyusun sejumlah perlawanan
Dengan membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatera yakni
di Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Perlawanan terhadap belanda juga dibantu berbagai laskar di Jawa.
Serangan Belanda yang terus digencarkan justru mendapat kecaman dari
dunia internasional. PBB mendesak Belanda membebaskan pemimpin
Indonesia dan kembali memenuhi Perjanjian Renville.
Belanda pun membebaskan Soekarno dan Hatta pada 6 Juli 1949.
Pemerintahan pun kembali pulih pada 13 Juli 1949. Belanda dan Indonesia
juga merundingkan perjanjian Roem Royen.
Tokoh Yang Berperan Saat
Agresi Militer Belanda I Dan II
Tokoh Yang Berperan Dalam
Agresi Militer Belanda I
Dari pihak Indonesia :
Soedirman
Dengan Kekuatan 500.000 Tentara

Dari pihak kerajaan Belanda :


Simon Hendrik Spoor
Alvin Spoor
Hubertus van Mook
Dengan Kekuatan 200.000 tentara
Tokoh Yang Berperan Dalam Agresi
Militer Belanda II
Dari pihak Indonesia :
Soedirman
Jendral Abdul Haris Nasution
Dengan Kekuatan infanteri dan 3 Mitsubishi Zero

Dari pihak kerajaan Belanda :


Simon Hendrik Spoor
Jenderal Meyer
Dengan Kekuatan 800–900 infanteri udara 23 
Douglas DC-3 Pesawat tempur dan pengebom Belanda
Dampak Atau Pengaruh Dari
Agresi Militer Belanda I Dan II
Dampak Agresi Militer belanda I
Dampak positifnya :
 yakni Indonesia mulai mendapat perhatian
Internasional.

Dampak Negatifnya :
 Kekuatan militer Indonesia semakin lemah.
 Banyak korban jiwa sekitar 150.000
Dampak Agresi Militer Belanda II
Dampak Agresi Militer Belanda 2 (saya tidak tau apakah ini positif atau tidak) :
Belanda mendapatkan kecaman dari dunia Internasional karena terus menerus dengan
gencar menyerang Indonesia, yang mengakibatkan PBB mendesak Belanda untuk
membebaskan para pemimpin yang ditangkap dan kembali memenuhi Perjanjian
Renville.
 Terbentuknya pemerintah darurat Republik Indonesia (PDRI) yang sampai akhir
membuktikan kuatnya kekuasaan Indonesia, hal ini sekaligus membuktikan pada
dunia Internasional bahwa Republik Indonesia masih ada.
Dampak Negatif Agresi Militer Belanda 2 :
Jatuhnya korban tewas dari TNI sebanyak 128 orang ketika terjadi serangan di
Bandara Maguwo sebagai dampak peristiwa agresi militer Belanda 2. Belanda juga
berhasil menguasai Maguwo melalui serangan udara yang menggunakan 14 buah
pesawat terbang seperti Mustang dan Kittyhawk.
 Beberapa bangunan di kota Yogyakarta yang penting hancur akibat serangan dan
ibukota dikuasai sebagai dampak peristiwa agresi militer Belanda 2.
Kesimpulan
Kesimpulan
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda
yang dilakukan di Jawa dan Sumatera terhadap
Republik Indonesia.Agresi militer Belanda I dilakukan
dari 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. 
Sedangkan Agresi Militer Belanda II adalah serangan
yang dilancarkan ke sejumblah kota di Jawa dan
Sumatra oleh Belanda pada 19-20 Desember 1948.
Keduanya sama sama memberikan dampak buruk bagi
Indonesia mulai dari bangunan bangunan yang hancur
dan banyak korban yang gugur pada kejadian tersebut
Sekian dan terima kasih
Om Santhi Santhi Santhi
Om

Anda mungkin juga menyukai