Anda di halaman 1dari 8

PATOFISIOLOGI DAN DX DARI

KASUS I

KELOMPOK 1
HUTRI ANGGRAINI
FITRI KURNIATI
WAHYU ADELA
KHAIRATUN NADYA
NISSA ANGRAINI
DILLA FEBRIANI
ROHADATUL AISY
PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat


disebebkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagaian besar klien yang mengalami
hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada heparkarena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadrat kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan
sel hati dan duktuli emepdu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin
tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi
(akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin inderek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk), jadi ikterus yang timbul disini terutama disebebkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit
sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut
dalam air, maka bilirubin dapat eksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin
urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam emperdu dalam darah yang akan meninmbulkan gatal-gatal
pada ikterus.
GEJALA

 Perut membesar
 Seluruh tubuh menguning
 Selera makan tidak ada
 Sering muntah dan sesekali disertai darah
 Fesenya berwarna dempul
 Urine seperti teh pekat
 Nafas terasa sesak akibat perut yang semakin membesar
 Tidak bisa tidur malam hari
 Gatal di beberapa bagian kulit
 Kulit tampak memutih dan bersisik
DIAGNOSA

a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


yang berhubungan dengan anoreksia, diare, mual
atau muntah
b. Resiko kekurangan volume cairan yang
berhubungan dengan muntah, diare, dan
pendarahan
c. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati
no nanda noc nic
1 Resiko gangguan pemenuhan Noc : nutritional Nic : nutrition
kebutuhan nutrisi kurang dari status : food and management
kebutuhan tubuh b/d intake fluid intake 1. Kaji adanya
nutrisi yang tidak adekuat akibat Kriteria hasil : alergi makanan
mual dan nafsu makan yang - Adanya 2. Kolaborasi
menurun peningkatan dengan ahli gizi
berat badan untuk
sesuai dengan menentukan
tujuan jumlah kalori
- Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien
- Mampu 3. Anjurkan
mengidentifiska pasien untuk
si kebutuhan meningkatkan
malnutrisi protein dan
- Tidak terjadi vitamin c
n nanda noc Nic
o
2 Resiko kekurangan volume cairan - Fluid balance Nic : fluid
yang berhubungan dengan muntah, - Hydration management
diare, dan pendarahan - Nutrional status 1. Timbang
: food and fluid popok/pembal
intake ut jika
Kriteria hasil : diperlukan
- Mempertahank 2. Pertahakan
an urine output catatan intake
sesuai dengan dan output
usia dan bb, bj yang akurat
urine normal, ht 3. Monitor status
normal hidrasi
- Tekanan darah, (kelmebaban
nadi, suhu membran
tubuh dalam mukosa, nadi
batas normal adekuat,
- Tidak ada tekanan darah
tanda-tanda ortostatik), jika
n Nanda nic Noc
o
3 Nyeri berhubungan dengan proses Noc : Nic : pain
patologis penyakit - Pain level management
- Pain control 1. Lakukan
- Confort level pengkajian
Kriteria hasil : nyeri secara
- Mampu komprehensif
mengontrol termasuk
nyeri lokasi,
- Mampu karakteristik,
mengenali nyeri durasi,
(skala, frekuensi,
intensitas, kulalitas dan
frekuensi dan faktor
tanda nyeri) presiptasi
- Menyatakan 2. Observasi
rasa nyaman reaksi
setelah nyeri nonverbal dari
berkurang ketidaknyaman

Anda mungkin juga menyukai