Teori Kognitif
Teori Kognitif
III PBSI
1 >
B.III PBSI
2 < >
B.III PBSI
3 < >
B.III PBSI
1
TEORI PERKEMBANGAN OLEH JEAN
PIAGET (1896-1980)
Perkembangan kognitif merupakan proses genetik, yaitu suatu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf.
4 < >
B.III PBSI
4. Operasi Formal
1. Sensorimotor
3. Operasional
2. Operasional
Kongkrit
6 < >
B.III PBSI
1 2
Tahap Preoprasional (2-7/8
Tahap Sensorimotori (0-2 tahun)
Kegiatan motorik dan persepsinya tahun )
yang sederhana. Pekembangan Perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol /bahasa
berdasarkan tindakan dan dilakukan tanda dan mulai berkembang konsep-konsep intuitif.
langkah demi langkah Dibagi 2 tahap preoprasional (2-4 th) dan intuitif (4-7/8 th)
Mencari rangsangan melalui
sinar matahari dan suara Self counternya sangat Anak dapat membentuk
Suka memperhatikan sesuatu menonjol kategori objek tetapi kurang
Dapat mengklasifikasikan disadarinya.
lebih lama objek pada tingkat dasar Anak mulai mengetahui
Mendifinisikan sesuatu dengan secara tunggal dan mencolok hubungan logis terhadap hal-
memanipulasinya Tidak mampu memusatkan hal yang kompleks
perhatian pada objek yang Anak dapat melakukan sesuatu
berbeda pada sejumlah ide
7 < >
B.III PBSI
4 5
Tahap Oprasional Konkrit (7/8-11/12
tahun) Tahap Oprasional Formal (11/12-18 tahun)
Operation adalah suatu tipe tindakan untuk
memanipulasi obyek atau gambaran yang ada di dalam Ciri pokok :
dirinya. Anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
Ciri pokok : Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-
Anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas deductive dan inductive, dengan kemampuan menarik
dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi Bekerja secara efektif dan sistematis.
hanya dengan bendabenda yang bersifat konkrit. Menganalisis secara kombinasi
Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik
perseptual pasif
8 < >
B.III PBSI
2
Teori Belajar Menurut Jerome Bruner (1915-
2016)
Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku
seseorang.
9 < >
1.Perkembangan
Perkembangan intelektual
kognitif ditandai
manusia dengan
sebagai adanya kemajuan dalam menanggapi suatu
berikut:
rangsangan.
2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara
realis.
3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang
akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan bagi
perkembangan kognitifnya.
5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara
manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk
mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
6. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif
secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam
berbagai situasi
10 < >
B.III PBSI
Perkembangan kognitif
3.Tahap
Simbolik
1.Tahap
Enaktif 2.Tahap
Ikonik
11 < >
B.III PBSI
Brunner meyakini bahwa proses belajar akan berjalan dengan optimal apabila siswa diberikan kesempatan
untuk mengungkapkan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya sehari-hari.
Menurut Bruner, kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu;
1) tindakan pembentukan konsep, dan
2) tindakan pemahaman konsep.
Perbedaan antara keduanya adalah:
1. Tujuan dan tekanan dari kedua bentuk perilaku mengkategori ini berbeda.
2. Langkah-langkah dari kedua proses berpikir tidak sama.
3. Kedua proses mental membutuhkan strategi mengajar yang berbeda.
Bruner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu
konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi;
4. Nama.
5. Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif.
6. Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak.
7. Rentangan karakteristik
8. Kaidah.
12 < >
B.III PBSI
3
Teori Belajar Bermakna David Ausubel (1918-
2008)
Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif
13 < >
B.III PBSI
Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa
Pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik
dan konkrit. Hal ini akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci.
Advance organizers yang dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang
struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. advance organizers akan memudahkan siswa
mempelajari materi pelajaran yang baru.
Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif tersebut, dikembangkanlah oleh para pakar teori
kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang disebut dengan skemata yang berfungsi untuk
mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk
mengkaitkan pengetahuan baru. Selain itu Skemata memiliki fungsi asimilatif. Artinya, bahwa
skemata berfungsi untuk mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam hirarkhi pengetahuan, yang
secara progresif lebih rinci dan spesifik dalam struktur kognitif seseorang.
14 < >
YOUR CENTER
15 < >
YOUR CENTER
16 < >
B.III PBSI
17 < >
B.III PBSI
18 < >
B.III PBSI
Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memililiki pandangan yang sama yaitu
mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan
mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.
Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar
sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa
pada bentuk belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan.Hal ini
tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya. Berbeda dengan Bruner,
Ausubel lebih mementingkan strutur disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak
menekankan pada cara berfikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai
Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari
siswa.
19 < >
B.III PBSI
20 < >