Anda di halaman 1dari 27

Pembangkit Tenaga Listrik

Rangkuman Materi
Biaya Pembangkit
• Pembangkit Tenaga Listrik – Elektro UNSIKA
Biaya Pembangkitan

Berbicara tentang biaya dalam pembangkitan tenaga listrik,


berarti kita berbicara tentang harga yang jelas-jelas berbeda
dengan tarif. Bila harga itu nilainya ditentukan oleh
besarnya investment yang dilakukan, maka tarif itu sendiri
tergantung kepada kebijakan pemerintah. Itulah sebabnya biaya
tagihan listrik yang kita bayar setiap bulannya itu dikenal
dengan nama tarif listrik.
Biaya Pembangkitan

Dalam pembangkitan tenaga listrik ada empat komponen biaya yang


biasanya harus diperhitungkan, komponen A,B,C, dan D.  Namun,
dalam kasus-kasus tertentu, ada tambahan satu komponen lagi yang
dikenal dengan komponen E.

A B C D+E
Komponen Biaya
Komponen A :
Fixed cost/biaya tetap
Komponen B :
A B Variable cost/O&M cost=>pegawai
Komponen C :
Fuel cost
E Komponen D :
Variable cost/O&M cost=>maintenance
Komponen E :

C D
optional/biaya saluran dari trafo step-up dr
pembangkit ke gardu induk PLN
(pembangkit pribadi terhubung ke grid, pln
yang menyediakan jasa sambungan)
Komponen A
Komponen A = CRF =

Capital Cost (CC) adalah i = interest


biaya konstruksi PLT. Biaya
ini meliputi biaya turbin,
n = masa manfaat
generator, switchgear, BOP kapasitas merupakan kapasitas total
(Balance of Plant), dll. pembangkit
CRF (Capital Recovery 8760 dinyatakan dalam jam
Factor) atau faktor CF (Capacity Factor) merupakan faktor
pengembalian investasi kesediaan PLT dalam memproduksi listrik. Nilai
biasanya direpresentasikan
oleh persamaan berikut:
CF ini umumnya bervariasi antara 0,8-0,9.
Komponen C
Besarnya komponen C dipengaruhi oleh harga bahan bakar per satuan
(misalnya Rp/liter untuk diesel) dan harga SFC (Specific Fuel Consumption)yang
dinyatakan dalam satuan per kwh (misalnya liter/kwh untuk diesel)

CONTOH KASUS
Sebuah pembangkit memiliki kapasitas 3×1000 kW dengan masa manfaat 5
tahun. Harga capital cost adalah $ 300/kWh. Bahan bakar solar (diesel) yang
digunakan memiliki efisiensi 0,275 liter/kWh. Besarnya komponen B dan D
adalah sebagai berikut berturut-turut (dalam cent dollar) 0,3 dan 0,6. Hitunglah
BPP bila:
(a) Take or Pay
(b) PLT bekerja sebagai peaker yang hanya menyala 2 jam/hari
Komponen C
Total kapasitas pembangkit adalah 3X1000 kW.
Capital cost totalnya adalah : $ 300/kW x 3000 kW = $ 900.000
Masa manfaatnya (n) adalah 5 tahun
Dengan mengasumsikan nilai i = 30%, maka

Dengan menggunakan harga diesel untuk industri (Rp 8.800/kWh), komponen C akan
bernilai : Rp 8.800/liter x 0,275 liter/kWh = Rp 2420/kWh
CF sendiri kita asumsikan sebesar 0,8. Jadi:
Komponen C
(a) Saat pembangkit digunakan take or pay, itu berarti pembangkit akan menjadi IPP
yang menjual listriknya sepanjang tahun. Maka

Dan dengan mengambil kurs 1$ = Rp 9.000, maka BPP menjadi :


BPP = (0,018 x 9000) + ((0,3+0,6)/100 x 9000) + 2420
= Rp 2663/kWh
Komponen C
(b) Saat pembangkit digunakan sebagai peaker dengan waktu menyala 2 jam/hari = 2 x
365 hari = 730 jam/tahun, maka

Dan dengan mengambil kurs 1$ = Rp 9.000, maka BPP menjadi :


BPP = (0,211 x 9000) + ((0,3*+0,6)/100 x 9000) + 2420
= Rp 4400/kWh
Biaya Pembangkitan

Berbicara tentang biaya dalam pembangkitan tenaga listrik,


berarti kita berbicara tentang harga yang jelas-jelas berbeda
dengan tarif. Bila harga itu nilainya ditentukan oleh
besarnya investment yang dilakukan, maka tarif itu sendiri
tergantung kepada kebijakan pemerintah. Itulah sebabnya biaya
tagihan listrik yang kita bayar setiap bulannya itu dikenal
dengan nama tarif listrik.
Biaya Pembangkitan

B = jumlah biaya operasi per tahun (Rp)


C = jumlah penyusutan per tahun (Rp)
P = jumlah produksi tenaga listrik (kWh)
Komponen Biaya
BT
Biaya pegawai
Biaya yang selalu ada
walaupun tidak ada
Biaya Tetap pembangkitan (produksi)
Biaya administrasi
tenaga listrik.
Biaya bunga

BV

Biaya yang besarnya


Biaya bahan bakar
bergantung kepada
Biaya Variabel besarnya pembangkitan Biaya pemeliharaan
(produksi)
Biaya minyak pelumas
Perbandingan Biaya Pembangkitan
Pusat Listrik Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Faktor
(Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) Kapasitas
Tahunan

PLTA 0.3 - 0.35

PLTU Batubara 0.7 - 0.80

PLTU Gas 0.70 - 0.80

PLTD 0.70 - 0.80

PLTG BBM 0.10-0.30


Contoh Perhitungan PLTD
Sebuah PLTD dibangun dengan biaya sebagai berikut:
a) Tanah seluas 3000m2 dengan harga Rp50.000/m2 Rp 150.000.000
b) Bangunan sipil Rp 300.000.000
c) Alat-alat elektromekanik Rp 150.000.000
d) Unit pembangkit diesel sebanyak 3 buah
= 3 x 2000 kW x $700
= US$ 4.200.000
= 4.200.000 x Rp 10.000
= Rp 42.000.000.000

Jumlah modal yang diperlukan untuk investasi Rp 42.600.000.000


Contoh Perhitungan PLTD
• Umur ekonomis diperhitungkan sebagai berikut:
a) Bangunan sipil 50 tahun
b) Alat-alat elektromekanik 10 tahun
c) Unit pembangkit diesel 15 tahun
• Biaya pemeliharaan per tahun Rp 100 per kWh
• Biaya pegawai per tahun Rp 200.000.000
• Biaya administrasi per tahun Rp 30.000.000
• Pemakaian bahan bakar rata-rata 0,3 liter per kWh
• Pemakaian minyak pelumas rata-rata 0,001 liter per kWh
• Harga bahan bakar solar (HSD) Rp 1.200 per liter
• Harga minyak pelumas Rp25.000 per liter
Contoh Perhitungan PLTD
• Bila PLTD beroperasi dengan faktor kapasitas tahunan 0,6 dan bunga modal = 10% tahun, berapa
biaya pembangkitan per kWh?
Jawab:
Unsur biaya tetap:
a) Penyusutan:
Bangunan sipil = 1/50 x Rp300.000.000 Rp 6.000.000
Alat elektromekanik = 1/10 x Rp150.000.000 Rp 15.000.000
Unit pembangkit = 1/15 x Rp42.000.000.000Rp 2.800.000.000
jumlah penyusutan Rp 2.821.000.000
b) Biaya pegawai Rp 200.000.000
c) Biaya Administrasi Rp 30.000.000
d) Bunga Modal = 0,1 x Rp42.600.000.000 Rp 4.260.000.000
Jumlah biaya tetap Rp 7.311.000.000
Contoh Perhitungan PLTD
Dengan faktor kapasitas tahunan sebesar 0.60, maka jumlah produksi kWh dalam
satu tahun (8760 jam) adalah:
= 8760 x 3 x2 MW x 0.60 = 31.536 MWh
= 31.536.000 kWh
Biaya pembangkitan tetap adalah :

Rp7.311 .000.000
  Rp 232,00 / kWh
31.536.000
Dasar Pentarifan Listrik
• Pembangkit Tenaga Listrik – Elektro UNSIKA
Definisi Tarif Listrik

Tarif listrik adalah daftar harga komoditas listrik yang mengikat pihak
penyedia dan pemakai energi listrik. Berdasar pada tarif yang
ditetapkan itu diharapkan terkumpul dana untuk penyediaan dan
pengembangan sistem perlistrikan yang cukup dan berkualitas.
Hal yang Diperhatikan
• Pemanfaatan sumber daya yang seefisien mungkin

• Keadilan dan pemerataan kesempatan me-manfaatkan energi listrik

• Kelayakan finansial perusahaan.


Segitiga Daya dalam Tarif
Daya aktif, diukur dalam kW, merupakan daya nyata yang digunakan
oleh beban untuk melakukan tugas tertentu.

Terdapat beban tertentu seperti motor, yang memerlukan bentuk lain


dari daya yang disebut daya reaktif (kVAR) untuk membuat medan
magnet (proses eksitasi). Walaupun daya reaktif merupakan daya yang
tersendiri, daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada
suatu sistem listrik.
Segitiga Daya dalam Tarif
TDL 2003
Merupakan tarif listrik yang berlaku sekarang. Bentuk umumnya:

•TDL untuk Pelayanan Sosial


•TDL untuk Rumah Tangga
•TDL untuk Bisnis
•TDL untuk Industri
•TDL untuk Kantor Pemerintahan dan Lampu Jalan
•TDL untuk Traksi
•TDL untuk Curah
•TDL untuk Multiguna
Golongan Tarif Dasar Listrik
No. Gol.Tarif BATAS DAYA KETERANGAN
TR/TM/TT*

1. S-1 / TR 220 VA Golongan Tarif Untuk Pemakaian Sangat Kecil

Golongan Tarif Untuk Keperluan Pelayanan Sosial Kecil Sampai dengan


2. S-2 / TR 250 VA s/d 200 kVA
sedang

3. S-3 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Pelayanan Sosial

4. R-1 / TR 250 VA s/d 2.200 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Kecil

5. R-2 / TR diatas 2.200 VA s/d 6.600 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Menengah

6. R-3 / TR di atas 6.600 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Besar

7. B-1 / TR 250 VA s/d 2.200 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Kecil

8. B-2 / TR diatas 2.200 VA s/d 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Menengah

9. B-3 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Besar

10. I-1 / TR 450 VA s/d 14 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Industri Kecil / Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai