Anda di halaman 1dari 36

KHUSYUK DALAM SHALAT

oleh : Andi Kartito


Shalat Adalah
Ibadah Yang
Spesial
Keutamaan Ibadah Shalat
1. Shalat Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar
2. Shalat Sebagai Penolong Manusia Terkait Urusan
Agama Dan Dunia
‫ َصلَّى‬،‫ح َز َب ُه َأ ْم ٌر‬
َ ‫عل َيْ ِه َو َسل َّ َم ِإذَا‬
َ ُ‫ان الن َّ ِب ُّي َصلَّى اهلل‬
َ ‫َك‬
(HR. Abu Dawud no. 1420, hadits hasan)

3. Shalat adalah penggugur atas dosa-dosa kecil dan


membersihkan kesalahan
“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada sungai, lalu
Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di badannya?” Para
sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di badannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah permisalan
untuk shalat lima waktu. Dengan shalat lima waktu, Allah Ta’ala menghapus
dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

4. Amal Yang Pertama Kali Dihisab Allah SWT


5. Ibadah yang tidak bisa ditinggalkan
6. Ibadah Yang Allah Panggil Langsung Nabi Muhamad
SAW
Khusyuk ADALAH TIANG
Shalat,
Shalat Adalah Tiang
Agama

Khusyuk Adalah Ruhnya


Shalat
Shalat Tanpa Khusyuk,
Seperti Tubuh Tanpa Jasad
Beberapa Kajian Ilmiah
Khusyuk Dalam Shalat
1) KONSEP TERAPI SHALAT TAHAJUD 4) SHALAT KHUSYU SEBAGAI TERAPI
DAN PENGAMALANNYA DI KLINIK KETENANGAN JIWA ( KAJIAN QS AL
PROF. MOHAMMAD SHOLEH DALAM MUKMINUN : 2 ) UIN AR RANIRY ACEH
PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI
5) URGENSI SHALAT KHUSYU
2) HUBUNGAN ANTARA KHUSYU ( KAJIAN TAFSI TAHLILI PADA
DALAM MELAKSANAKAN SHALAT QS AL MU;MINUN : 1-2 ) UNIV
DENGAN OPTIMISME SANTRI, UIN ALAUDIN MAKASAR
KALI JAGA
6) JURNAL INTERVENSI PSIKOLOGI,
3) MAKNA SHALAT KHUSYU DALAM PELATIHAN SHALAT KHUSYU
SHALAT (STUDI KOMPARATIF ANTARA
MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN
TAFSIR AL AZHAR DAN TAFSIR AL PADA FAMILY CAREGIVER PENDERITA
MARAGHI) UIN SULTAN THAHA
SROKE, UNIV ISLAM INDONESIA
SAIFUDDIN JAMBI
7) KHUSYU DALAM SHALAT (KAJIAN
4) KEPASTIAN HUKUM TENTANG
TEMATIK) UIN SUNAN KALIJAGA,
KHUSYU DALAM SHALAT MENURUT
JOGYAKARTA
FIKIH ( HUKUM ISLAM ) UIN SYARIF
HIDAYAHTULLAH
KHUSYUK Tenang Al-Munawwir
Khasya’a –
LUGHOTA
Kamus Arab
atau Indonesia
Yakhsya’u – Tunduk ( Ahmad Munawir
Khushuu’an
N (khudu’) Warson)
KHUSYUK LUGHOTAN

• TENANG (AL-SUKUN)
• TUNDUK (AL-HUDU)
• MERENDAHKAN DIRI‛ (AL-ISTAKAANAH)

( Al-Qamus Al-Qawiim Li Al-Qur’aan Al-Kariim,


Ibraahiim Ahmad ‘Abdul Fatih)
KHUSYUK DALAM
KAMUS BESAR BAHASA
INDONESIA (KBBI)

Memiliki Dua Arti


1. Penuh Penyerahan Dan
Kebulatan Hati ; Sungguh-
Sungguh; Penuh Kerendahan
Hati
2. Tujuan Dan Niat
Ibnu Manzur Dalam
KHUSYU Lisanul Arab ,
K Mengarahkan Pandangan Ke
Tanah Dan Menundukkannya ,
ISTILAH Serta Merendahkan Suaranya

AN Sahl bin Abdullah :


seseorang tidak dapat
dikatakan khusyuk sehingga
benar-benar tunduk
(khusyuk) setiap rambut yang
tumbuh pada tubuhnya.
KHUSYUK
ISTILAHAN
• Ibnu Qayyim Al Jauzy
Dalam Madarijus Salikin :
Khusyuk Adalah Menghadapkan
Hati Kepada Allah Dengan Penuh
Kerendahan Dan Kehinaan

• Ibnu Sirin :
Khusyuk adalah Tidak Mengangkat
Pandangan Dari Tempatnya
Bersujud.
MUHAMMAD SHALIH
AL-MUNJID

Khusuk Adalah Diam,


Ketenangan,
Kerendahan Diri Yang
Membawa Kepada Rasa
Takut Kepada Allah Dan
Perasaan Selalu Diawasi.
Khusyuk Adalah Amalan Hati Atau Tubuh???
Jenis Khusyuk:
1. Khusyuk Iman 2. Khusyuk Nifaq
Imam Ibnu Al
Kondisi Hati Menghadap yaitu Khusyuk
Qayyim Dalam Allah SWT dengan Penuh
Kitab Ar-ruh Penghormatan Anggota Badan
Pengagungan, Saja Atau
Penghambaan Dan Zahirnya Saja.
Pengharapan, yang
Menimbulkan Perasaan
Malu Dan Cinta Kepada
Para Ulama
Allah,Serta Berimplikasi
Pada Khusyuknya Anggota Khusyuk Ini Sangat
Badan Tidak Disukai
KHUSYUK DALAM AL QURAN
۟ ُ‫فَٱ ْستَ َج ْبنَا لَ ۥهُ َو َوهَ ْبنَا لَ ۥهُ يَحْ يَىٰ َوَأصْ لَحْ نَا لَ ۥهُ َز ْو َج ٓۥهُ ۚ نَّهُ ْم َكان‬
‫وا‬ ‫ِإ‬ ِ ‫الصاَل ِة ۚ وِإَّنها لَ َكبِيرةٌ ِإاَّل َعلَى الْ َخ‬
ِ ‫اش‬
۟
‫ت َويَ ْد ُعونَنَا َر َغبًا َو َرهَبًا ۖ َو َكانُوا لَنَا‬ ِ ‫ون فِى ْٱل َخي ٰ َْر‬ َ ‫يُ ٰ َس ِر ُع‬ ‫ين‬
َ ‫ع‬ َ َ َ َّ ‫الص ْب ِر َو‬ َّ ِ‫استَ ِعينُوا ب‬
ْ ‫َو‬
َ ‫ٰ َخ ِش ِع‬
‫ين‬ ِ ‫الَّ ِذين يظُنُّو َن ََّأن ُهم ُّماَل قُو ربِّ ِهم و ََّأن ُهم ِإلَْي ِه ر‬
‫اجعُو َن‬َ ْ َْ َ ََ
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan Dan mohonlah pertolongan (kepada tuhanmu) dengan sabar
kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera orang yang khusyu’. (yaitu) Mereka yang yakin akan menemui
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah Al-Baqarah: 45-46
orang-orang yang khusyu' kepada Kami.

.‫ى َعلَ ْي ِه ْم‬.َ‫ ِإ َذا يُ ْتل‬.‫ قَ ْبلِ ِه‬.‫ ِم ْن‬.‫ ُأوتُوا ا ْل ِع ْل َم‬.‫ن الَّ ِذي َن‬.َّ ‫ َأ ْو اَل تُْؤ ِمنُوا ِإ‬.‫ آ ِمنُوا بِ ِه‬.‫{ قُ ْل‬ ۞ ‫ين ءَ َامنُ ٓو ۟ا َأن خَت ْ َش َع ُقلُوبُ ُه ْم لِ ِذ ْك ِر ٱللَّ ِه َوَما َنَزَل ِم َن‬
َ ‫ذ‬ِ َّ‫َأمَل يْأ ِن لِل‬
َْ
ْ ِ‫ ل‬.‫يَ ِخ ُّرو َن‬ ِ ِ ۟ ِ ۟
َ ‫ب من َقْب ُل فَطَ َال َعلَْي ِه ُم‬ َّ
ُ .‫) َويَقُولُو َن‬107( ‫ َّج ًدا‬.‫س‬ ُ .‫ألذقَا ِن‬
َ َ‫ين ُأوتُوا ٱلْ ِك ٰت‬
‫ا‬.َ‫ َو ْع ُد َربِّن‬.‫ َكا َن‬.‫ا ِإ ْن‬.َ‫ان َربِّن‬ َ ‫ ْب َح‬.‫س‬ ‫ٱَأْلم ُد‬
} )109( ‫ون َويَ ِزي ُدهُ ْم ُخشُو ًعا‬ َ ‫ألذقَا ِن يَ ْب ُك‬ ْ ِ‫ون ل‬
َ ‫) َويَ ِخ ُّر‬108( ‫لَ َم ْف ُعوال‬ َ ِ‫ٱحْلَ ِّق َواَل يَ ُكونُوا َكٱلذ‬
‫ت ُقلُوبُ ُه ْم ۖ َوَكثريٌ ِّمْن ُه ْم ٰفَس ُقو َن‬ ْ ‫َف َق َس‬
Katakanlah, "Berimanlah kalian kepadanya atau tidak usah Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah
yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah
mereka sambil bersujud, dan mereka berkata, 'Mahasuci Tuhan masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan
kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan
mereka bertambah khusyuk'.”
Pertama, Memperoleh
Kebahagiaan (Keberuntungan) Di
Dunia Dan Akhirat.
Allah SWT berfirman: "Sungguh
beruntung orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang yang khusyuk k dalam
sholatnya." (QS Al Muminun ayat 1-2)
Kedua, Memberi ketenangan
dalam hati, dan tidak gelisah
apabila mendapat musibah
(cobaan) hidup.
Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat suka mengeluh. Apabila dia
ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,
dan apabila mendapat kebaikan (harta)
dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang

KEUTAMAAN melaksanakan salat, mereka yang tetap


setia melaksanakan salatnya." (QS Al
Ma'arij ayat 19-23).
KHUSYUK
Suatu ketika Syekh Abu al-Hasan as-Syadzili RA. didatangi oleh
beberapa fukaha (ahli fikih) yang berasal dari kota Iskandaria
untuk mengetahui kealiman beliau. Beliau tatap mereka
semua sambil bertanya, “Wahai para fukaha, apakah kalian
sudah shalat?”
Dengan tegas mereka menjawab, “Apakah ada di antara kami
yang (kelihatan) belum shalat?”
Abu Hasan kemudian membaca firman Allah
SWT, “Sesungguhnya manusia di ciptakan dalam keadaan
keluh kesah. Kalau di timpa musibah ia gelisah, kalau
mendapat kebaikan ia kikir. Kecuali orang-orang yang
shalat.” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-22).
“Apakah kalian demikian? Yakni, jika ditimpa musibah kalian
gelisah dan jika mendapat kebaikan kalian kikir.”
Mereka pun diam. “Kalau begitu kalian masih belum
shalat,” tegas Abu Hasan.
Ketiga, Menghapus Dosa-dosa
Kecil, Selama Orang Yang Sholat
Itu Tidak Melakukan Dosa Besar
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barang siapa sholat dua rakaat, di
dalamnya dia tidak berbicara sedikit pun
dengan hatinya tentang urusan-urusan
keduniaan, niscaya diampuni dosa-dosanya
yang lalu." (HR Ibn Abi Sya'ban).
Keempat, Mencegah perbuatan keji dan
munkar (dosa dan maksiat).
Allah swt Berfirman: "Sesungguhnya salat
itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar." (QS Al Ankabut ayat 45)
MENELADANI KEKHUSYUAN
RASULULLAH SAW DALAM
SHALAT
• Rasulullah SAW pernah salat malam, lalu Hudzaifah
bermakmum. Dalam shalat tersebut Rasulullah membaca
Al-Baqoroh, An-Nisa’, dan Ali imran. Rasulullah membaca
surat-surat panjang itu dengan tartil dan sangat tenang
dengan diselipi doa-doa. Rukuk sujudnya pun mendekati
lama berdirinya.
• Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. ketika melaksanakan
shalat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.
Aisyah r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, Apa yang engkau
perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang telah diampuni.” Lalu beliau menjawab, “Wahai
Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang
banyak bersyukur?”. (HR. Muslim).
Meneladani Kekhusyuan
Para Sahabat Dalam Shalat
• Abu Bakar •Urwah Bin Zubair Sedang Sakit Pada Betisnya. Kemudian
Imam Ahmad meriwatkan dari Mujahid bahwa Abdullah bin Zubair Sakitnya Menjalar. Tabib Menganjurkan Untuk Mengamputasi, Tapi Dia
ketika shalat, seolah-olah ia sebatang kayu karena kyusyu’nya. Abu Menolak. Sahabat-sahabatnya, Meminta Tabib Untuk Memotong Ketika
Bakar juga demikian Beliau Sedang Shalat. Ternyata Beliau Tidak Merasakan Apa-apa Ketika
Di Amputasi.
• Umar bin Khathab • Selepas Kemenangan Kaum Muslimin Atas Kaum Kafir Di Perang Dzatur
Juga diriwayatkan ketika Umar melewati satu ayat (dalam shalat). Ia Riqa', Rasulullah Bersama Pasukan Kaum Muslimin Langsung Bertolak
seolah tercekik oleh ayat itu dan diam di rumah hingga beberapa Ke Madinah. Dalam Perjalanan, Pasukan Muslimin Terpaksa Bermalam
hari. Orang-orang menjenguknya karenanya mengiranya sedang Di Sebuah Tempat. Lantas Disuruhlah Dua Orang Sahabat Rasulullah
sakit. ‘Ammar Bin Yasir Dan ‘Abbad Bin Bisyir Untuk Berjaga-jaga (Hirasah) Di
• Utsman bin Affan Tempat Yang Disebut Pintu Syi’b.
Muhammad bin Sirin meriwayatkan, istri Utsman berkata bahwa • 'Sahabat Khubaib Hendak Dihukum Mati Oleh Kafir
ketika Utsman terbunuh, malam itu ia menghidupkan seluruh Quaraisy. Beliau Izin Untuk Melakukan Shalat Dua Rakaat Terlebih
malamnya dengan Al-Qur’an. Dahulu, Beliau Berkata ''Kalau Saja Kalian Tidak Menyangka Bahwa Aku
Melamakan Shalat Karena Rasa Takut Akan Mati, Pastilah Aku Akan
• Ali bin Abi Thalib Panjangkan Dan Perbanyak Lagi Shalatku.‘’
Dan adalah Ali bin Abi Thalib, ketika waktu shalat tiba ia begitu • Ali bin Abi Thalib, ketika waktu shalat tiba ia begitu terguncang
terguncang dan wajahnya pucat. Ada yang bertanya, “Ada apa
dan wajahnya pucat. Ada yang bertanya, “Ada apa dengan dirimu
dengan dirimu wahai Amirul Mukminin?” ia menjawab, “Karena
waktu amanah telah datang. Amanah yang disampaikan kepada wahai Amirul Mukminin?” ia menjawab, “Karena waktu amanah telah
langit, bumi, dan gunung, lalu mereka sanggup memikulnya dan aku datang. Amanah yang disampaikan kepada langit, bumi, dan gunung,
sanggup.” lalu mereka tidak sanggup memikulnya dan
BAGAIMANA
SHALATNYA
PARA
ULAMA..??
SHALAT IMAM BUKHARI

Al-Farbari mengatakan, • Dalam shahih Bukhari ada sekitar 7560an


hadis. Jika untuk satu hadis beliau shalat 2
‫ ما وضعت في كتابي الصحيح‬:‫قال لي البخاري‬ rakaat, berarti selama beliau menulis kitab
shahih, beliau melaksanakan shalat sekitar
‫حديثاً إال اغتسلت قبل ذلك وصليت ركعتين‬ 15.120 rakaat. Shalat yang beliau maksud
adalah shalat istikharah. Untuk
Al-Bukhari pernah bercerita kepadaku, “Setiap memantapkan hati pada pilihan bahwa
kali aku hendak meletakkan satu hadis dalam hadis ini dimasukkan ke kitab shahihnya.
kitab shahihku, aku mandi terlebih dahulu
kemudian shalat 2 rakaat.” • Kita bisa bayangkan betapa besar
(Tahdzib al-Asma, an-Nawawi, hlm. 101. Juga perjuangan Bukhari dalam menulis kitab
disebutkan Ibnu Hajar dalam Tahdzib at- shahihnya. Diceritakan bahwa beliau
Tahdzib, 9/42). menulis kitab shahih Bukhari selama 16
tahun. (al-Hadits wal Muhaditsun, hlm.
378)
SHALAT IMAM MALIK DAN IMAM AHMAD

Abu Mush’ab dan Ahmad bin Ismail Abdullah bin Imam Ahmad bercerita,
menceritakan,
‫كان أيب يصلي يف كل يوم وليلة ثالث مئة‬
ً‫مكث مالك بن أنس ستني سنة يصوم يوما‬ ،‫ فلما مرض من تلك األسواط أضعفته‬.‫ركعة‬
‫ويفطر يوماً وكان يصلي يف كل يوم مثامنائة‬ ‫فكان يصلي يف كل يوم وليلة مئة ومخسني‬
‫ركعة‬ ‫ وقد كان قرب من الثمانني‬،‫ركعة‬
Imam Malik bin Anas selalu istiqamah selama Ayahku melakukan shalat dalam sehari semalam
60 tahun melakukan puasa daud, puasa sebanyak 300 rakaat. Ketika beliau sakit karena dicambuk
sehari dan tidak puasa sehari. Dan setiap penguasa dzalim dan mulai lemah, dalam sehari semalam
hari, beliau shalat 800 rakaat. (Thabaqat al- beliau melakukan shalat 150 rakaat. Sementara usia
beliau sudah mendekati 80 tahun. (Mukhtashar Tarikh
Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/61) Dimasyqa, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/399)
KIAT
MERAIH
KHUSYUK
DALAM
SHALAT
1. MENGADAKAN
PERSIAPAN-
PERSIAPAN UNTUK
SHALAT
Doa Sesudah Adzan
‫ان ال َْو ِسيْل َ َة‬ِ ‫ح َّم َد‬ ِ ،‫الصال َ ِة ال ْ َقآِئ َم ِة‬
َ ‫آت ُم‬ َّ ‫ َو‬،‫ع َو ِة التَّآ َّم ِة‬ ْ ‫ب ه ِذ ِه ال َّد‬ َّ ‫للهمَّ َر‬
ُ
‫ان ال َّ ِذ ْى‬
ِ ‫ح ُم ْو َد‬ ‫ث‬ ‫ع‬ ‫اب‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ ‫الر‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ِ
ْ َ ً َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ‫َوال‬
‫ام‬ ‫ام‬‫ق‬ ‫م‬ ‫ْه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْع‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫د‬‫ال‬‫و‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫الش‬
َّ ‫و‬ ‫ة‬ َ ‫ل‬ ‫ي‬ ِ
‫ض‬ ‫ف‬
َ ‫خلِ ُف ال ِْميْ َع‬
‫اد‬ ْ ُ‫ع ْدتَ ُه اِن ََّك الَت‬ َ ‫َو‬
Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan.
Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan
bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.”

 Doa setelah wudhu:


‫اعبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه‬ َ ‫الله َو ْح َد ُه ال ََش ِري ْ َك ل َُه َوَأ ْش َه ُد َأ َّن ُم‬
َ ‫ح ّ َم ًد‬ ُ َّ ‫َأ ْش َه ُد َأ ْن ّآلاِل ََه ِإ ال‬.
‫اج َعل ْ ِن ْى ِم َن ال ُْمتَ َط ِّه ِريْ َن‬
ْ ‫اج َعل ْ ِن ْى ِم َن التّ ّ ََوا ِبيْ َن َو‬ْ َ‫الل ُّه ّم‬
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk
dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang
yang bersuci (shalih).

Menggunakan Pakaian yg indah

ْ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذ‬


‫وا ِزينَتَ ُك ْم ِعن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد‬
 “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-A’raf: 31)
2. AL FAHMU : MENGUASAI TAFSIR SURAT AL FATIHAH
3. MENYADARI BAHWA SHALAT
ADALAH PERTEMUAN DENGAN
ALLAH DAN MUNAJAT KEPADANYA

‫ِإ ّ َن َأ َح َدك ُْم ِإ َذا َقا َم ِفي َصل َا ِت ِه َفِإن ّ َُه يُنَاجِ ي َربّ َ ُه َأ ْو ِإ ّ َن‬
‫َربّ َ ُه بَيْن َ ُه َوبَي ْ َن ال ْ ِقبْل َ ِة َفل َا يَبْ ُز َق َّن َأ َح ُدك ُْم ِقبَ َل ِقبْل َ ِت ِه‬
‫ت َق َد َمي ْ ِه‬ َ ‫ح‬ْ َ‫عـ ْن ي َ َس ِار ِه َأ ْو ت‬ َ ‫َول َ ِك ْن‬
• “Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila berdiri dalam
shalatnya, maka ia sedang bermunajat dengan Rabbnya – atau
Rabbnya berada antara dia dan kiblat – Maka, janganlah salah
seorang di antara kalian meludah ke arah kiblat. Akan tetapi
hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya atau di bawah kakinya” (HR.
Bukhari dan Muslim).
• 
•RASA CINTA
•TAKUT KEPADANYA
•MENGAGUNGKANNYA
•MERASA TAKUT
•TUNDUK PADANYA
4. MENGINGAT
MATI DIDALAM
SHALAT
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda

‫ فإن الرجل إذا ذكر الموت‬، ‫اذكر الموت في صالتكـ‬


‫وصل صالة‬
ّ ، ‫لحري أن يحسن صالته‬
ّ ‫في صالته‬
‫رجل ال يظن أنه يصلي غيرها‬
"Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena sesungguhnya seseorang itu
apabila ingat kematian dalam shalatnya niscaya akan lebih memacunya
untuk memperbagus shalatnya; dan shalatlah kamu sebagaimana
shalatnya seseorang yang tak yakin ia bisa shalat sesudahnya."
(HR. Al-Baihaqi dalam kitab Al-Zuhud al-Kabir dan pemilik Kanzul Ummal.
Dihassankan Syaikh Al-Albani dalam Al-Silsilah al-Shahihah, no. 1421,
beliau menukil dari Imam al-Suyuthi bahwa AL-Hafidz Ibnu Hajar telah
menghassankan hadits ini)
kematian dan apa yang akan ia temui sesudahnya berupa alam kubur,
kebangkitan, perhimpunan, hisab, dan jaza' di akhirat
5. MENJAHUI SEGALA HAL YANG
MENGGANGU PELAKSANAAN SHALAT
 Ibunda Aisyah radhiyallahu’anha pernah
menyampaikan sebuah nasehat yang beliau dengar
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َّ ‫ح ْض َر ِة‬
‫الط َعـا ِم َوال ََو ُه َو يُ َدا ِف ُع ُه‬ َ ‫ال َ َصال َ َة ِب‬
‫ان‬
ِ َ‫خبَث‬ ْ ‫اَأل‬
“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan,
begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan (kencing
atau buang air besar).” (HR. Muslim no. 560).
 Imam Nawawi rahimahullah menerangkan,

‫ح ْض َر ِة‬ َ ‫الصل َاة ِب‬


َّ ‫اهة‬ َ ‫ِفي َه ِذ ِه الَْأ َحا ِديث ك ََر‬
‫يه ِم ْن‬ ِ ‫ لِ َما ِف‬، ‫الط َعام ال َّ ِذي يُ ِريد َأك ْله‬
َّ
‫ال‬ِ ‫ َو َذ َهاب ك ََم‬، ‫اِ ْش ِت َغال ال ْ َقل ْب ِب ِه‬
‫ال ُْخ ُشوع‬
Hadis-hadis ini menunjukkan, makruhnya melakukan
sholat saat makanan sudah terhidang sementara dia
berkeinginan untuk menyantapnya. Karena hal tersebut
dapat menyibukkan hati dan dapat menghilangkan
kekusyuan sholat. (Syarh Shahiih Muslim, 5/46).
6. TUMAKNINAH DAN
TIDAK TERGESA-GESA

• Abu Hurairah Meriwatkan, : Bahwa Nabi Masuk Ke Dalam Masjid


Kemudian Masuk Pula Seseorang Ke Dalam Masjid Lalu Ia Shalat
Dan Mengucapkan Salam Kepada Beliau. Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam Menjawab Salamnya Dan Bersabda, “Kembalilah Dan
Shalatlah Lagi, Sebab Kamu Belum Shalat.” Serta Merta Orang Itu
Pun Shalat Lalu Mengucapkan Salam Kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam Dan Beliau Besabda, “Kembalilah Dan Shalatlah
Lagi, Sebab Kamu Belu Shalat,” Tiga Kali. Orang Itu Berkata, “Demi
Dzat Yang Mengutusmu Dengan Kebenaran, Aku Tidak Bisa Lebih
Baik Dari Itu, Maka Ajarilah Aku.” Beliau Bersabda, “Apabila Kamu
Hendak Shalat Beratkbirlah Lalu Bacalah Apa Yang Mudah Bagimu
Dari Al-qur’an (Al-fatihah). Lalu Ruku’lah Sampai Kamu Benar-
benar Tenang Dalam Ruku’, Kemudian Angkatlah Sampai Tegak
Berdiri, Lalu Sujudlah Sampai Tenang Dalam Sujud, Kemudian
Bangunlah Sampai Kamu Tenang Dalam Duduk, Kemudian
Sujudlah Sampai Kamu Tenang Dalam Sujud. Lakukan Hal Itu
Dalam Semua Shalatmu.” ( Hr. Bukhori , Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)
7. Melakukan Shalat Didekat Tembok Atau
Pembatas
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬
ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫ْن َأبِي َس ِعي ٍد ق‬ • yang dimaksud dengan sutrah adalah sesuatu
yang diletakkan di depan orang yang shalat
ُ‫صلَّى َأ َح ُد ُك ْم ِإلَى َش ْي ٍء يَ ْستُ ُره‬ َ ‫َو َسلَّ َم يَقُو ُل ِإ َذا‬ berupa tongkat atau yang lain untuk dijadikan
ُ‫اس فََأ َرا َد َأ َح ٌد َأ ْن يَجْ تَا َز بَي َْن يَ َد ْي ِه فَ ْليَ ْدفَ ْعه‬ِ َّ‫ِم َن الن‬ penghalang atau pembatas antara dia
ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫فَِإ ْن َأبَى فَ ْليُقَاتِ ْلهُ فَِإنَّ َما هُ َو َش ْي‬ dengan sutrah itu agar tidak ada orang yang
melintasinya (Al-Tibrizi, Misykat al-
“Diriwayatkan dari Abu Sa’id, katanya: Aku Mashabih, II/984). Definisi ini dikuatkan oleh
mendengar Nabi SAW bersabda: “Jika salah Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Fiqhnya (Al-
seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, II/118).
dijadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada
seseorang yang mencoba lewat di antara ia
dengan sutrah, maka cegahlah. Jika ia enggan,
maka perangilah ia, karena sesungguhnya ia adalah
setan.” (HR Al-Bukhari No. 509)
4. Takzim (Hormat)
1. Menghadirkan Hati
Selain rasa takut, seorang hamba juga
Menghadirkan hati merupakan sesuatu dituntut untuk memiliki rasa hormat.
yang harus ada pada setiap umat Dengan begitu pikiran dan hatinya tidak
muslim yang hendak melaksanakan akan berani untuk memikirkan perkara

KIAT
lain di dalam shalat.
shalat sehingga ia akan selalu tersadar
dan tidak berpikiran hal yang ada di 5. Raja’ (Berharap)
luar shalat.

KHUSYUK
Dalam hidup manusia, harapan demi
2. Tafahhum (Mengerti) harapan pasti selalu ada dalam hati
maupun pikiran. Sebagai seorang hamba,
Tafahhum memiliki arti bahwa setiap manusia dituntut untuk memiliki harapan

MENURUT muslim harus mengetahui makna


bacaan ketika mengerjakan shalat.
Bagaimana mungkin seseorang bisa
yang besar terhadap kehidupan akhirat.
Dengan begitu ia akan fokus dan khusyuk
ketika melaksanakan perintah dari Rabb

IMAM AL khusyuk jika ia sendiri tidak mengerti


apa yang diucapkannya?
pemilik dunia dan akhirat.
6. Haya (Malu)

GHAZALI
3. Haibah (Takut Namun Hormat) Haya atau sifat malu menjadikan seorang
Memiliki rasa takut terhadap Allah hamba tidak akan berani melakukan
sesuatu yang melanggar ketetapan Allah.
sangatlah penting, baik di dalam shalat Contohnya seperti ketika shalat dimana ia
maupun di luar shalat. Namun tidak akan berani jika hatinya justru
ketakutan terhadap Allah lebih kepada tertambat kepada hal yang ada di luar
rasa hormat sehingga sifat ini akan shalat.
menghantarkan seorang manusia untuk
lebih dekat kepada Rabbnya.
Apa Batasan
Minimal
Khusyuk dalam
shalat??
IMAM NAWAWI : PALING
RENDAH UKURAN ORANG
AWAM YAITU KETIKA TAKBIR
DIA INGAT ALLAH SWT
‫ضَرا ٌط؛ حىت ال‬ ُ ُ‫إذا نودي للصالة أدبر الشَّْيطَا ُن َولَه‬
‫ب‬ ‫و‬ِّ ‫ث‬
ُ ‫إذا‬ ‫حىت‬ ،‫أقبل‬ ‫النداء‬ ‫ى‬ ‫ض‬ ‫ق‬
َ ‫فإذا‬ ، ‫ين‬ ‫ذ‬ِ ‫يسمع التَّْأ‬
َ َ َ
‫يب؛ أقبل حىت‬ ِ
َ ْ‫ حىت إذا قضى التَّث‬،‫بالصالة أدبر‬
‫و‬
‫ اُذْ ُكر كذا؛‬،‫ يقول اُذْ ُكر كذا‬،‫خَي ْطَُر بني املرء ونفسه‬
َّ ‫ َحىَّت يَظَ َّل‬، ‫لِ َما مَلْ يَ ُك ْن يَ ْذ ُك ُر‬
‫الر ُج ُل الَ يَ ْد ِرى َك ْم‬
‫صلَّى‬
َ
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari
masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia tidak
mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia
datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika
iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati
hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini… ingat itu…’
padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga
seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah
rakaat yang telah dia kerjakan dalam
shalatnya.  (HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).
Apakah Sah Shalat yang Tidak Khusyuk?

‫ب لَهُ ِإالَّ عُ ْشُر‬ ِ‫ف وما ُكت‬ ُ ِ


‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬
ْ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬‫الر‬
َّ َّ
‫ن‬ ‫ِإ‬ ‫ضَرا ٌط؛ حىت ال‬ ُ ُ‫إذا نودي للصالة أدبر الشَّْيطَا ُن َولَه‬
َ َ َ َ َ َ ُ ِِ ‫ب‬ ‫و‬ِّ ‫ث‬
ُ ‫إذا‬ ‫حىت‬ ،‫أقبل‬ ‫النداء‬ ‫ى‬ ‫ض‬
َ ‫ق‬
َ ‫فإذا‬ ،‫ين‬ ِ ‫يسمع التَّْأ‬
‫ذ‬
‫صالَته تُ ْسعُ َها مُثُُن َها ُسُبعُ َها ُس ُد ُس َها مُخُ ُس َها‬
َ َ
‫يب؛ أقبل حىت خَي ْطَُر‬
َ
‫ حىت إذا قضى التَّثْ ِو‬،‫بالصالة أدبر‬
‫ص ُف َها‬ ِ‫ربعها ثُلُُثها ن‬ َ
‫ اُذْ ُكر كذا؛ لِ َما مَلْ يَ ُك ْن‬،‫ يقول اُذْ ُكر كذا‬،‫بني املرء ونفسه‬
ْ َ َ ُ ُُ
Ketika seseorang selesai dari shalatnya,
pahala yang dia dapatkan hanya 1/10 َ ‫الر ُج ُل الَ يَ ْد ِرى َك ْم‬
‫صلَّى‬ َّ ‫ َحىَّت يَظَ َّل‬، ‫يَ ْذ ُكُر‬
shalatnya, atau 1/9 atau 1/8 atau 1/7 atau Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh
1/6 atau 1/5 atau ¼ atau 1/3, atau dari masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia
tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai,
setengahnya. (HR. Abu Daud). dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika
• Jumhur Ulama :Hukumnya Sah iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan
hati hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini…
• Karena Mustahil Seseorang Bisa ingat itu…’ padahal sebelumnya dia tidak ingat.
Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa
Khusyu Dengan Sempurna Dalam jumlah rakaat yang telah dia kerjakan dalam
Shalatnya. shalatnya.  (HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).
1. O rang yang menzalimi
dan menelantarkan diri sendiri
(Al-Zalim li nafsih). Yaitu orang
yang tidak menjaga
kesempurnaan wudhu, salatnya
tidak tepat waktu, tidak

5 TINGKATAN
mengindahkan batasan-batasan
serta rukun-rukun salat.

5. o rang yang apabila 2. Orang yang


KHUSYUK SAAT mendirikan salat, ia
melakukannya seperti
memelihara waktu salat,
batasan salat, rukun salat,
SHALAT tingkatan keempat.
Selain itu, orang tersebut
serta wudhunya. Hanya saja,
pada tingkatan ini orang
( kitab al-Wabil ash-Shayyib min kerap merasa diawasi
tersebut tidak bisa melawan
bisikan jiwa dan pikiran yang
al-Kalim ath-Thayyib. : Ibnu oleh-Nya dan seolah- menganggunya.
Qayyim al-Jauziyyah) olah ia memandang-Nya.

4. o
3. o
rang yang apabila
mendirikan salat ia rang yang menjaga
menyempurnakan hak-hak salat,
rukun-rukunnya, serta batasan- batasan dan rukun salat. Ia
batasan salat. Seluruh berusaha sekuat tenaga untuk
perhatiannya tercurahkan untuk mengendalikan segala gangguan
menegakkan salat sesuai dengan yang menghampirinya.
ajaran syariat dan selalu
berusaha untuk
menyempurnakannya.
Untuk
Silaturahim
1). FB. Andi kartito
2). 081-323-900-
904 ( WA )

Anda mungkin juga menyukai