Anda di halaman 1dari 97

Kata Pengantar

Kita panjatkan puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tersusunnya “Buku Panduan Intervensi
Terintegrasi Berbasis Analisis Data Kesehatan Keluarga pada PIS-PK”. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) sudah menjadi bagian dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Cakupan kunjungan keluarga pada PIS-PK
saat ini telah mencapai 52.205.431 keluarga, namun demikian keluarga dengan status sehat baru mencapai 18,6% dari
keluarga yang telah dikunjungi tersebut. Untuk itu Puskesmas diharapkan memperkuat upaya intervensi sekaligus
pendampingan kepada keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Berdasarkan pelaporan hasil pemantauan dan
monitoring pelaksanaan PIS-PK tahun 2021 diketahui bahwa masih banyak Puskesmas yang belum melakukan tahap
intervensi lanjut. Penyebabnya antara lain kurangnya pengetahuan petugas dalam mengolah dan memanfaatkan data hasil
kunjungan keluarga pada PIS-PK. Sehubungan dengan hal tersebut, telah disediakan instrumen analisis raw data PIS-PK
(NARATA) untuk digunakan sebagai alat bantu dalam analisis data PIS-PK.
Selanjutnya, hasil analisis data PIS-PK tersebut agar digunakan sebagai dasar perencanaan intervensi yang dilakukan oleh Tim Pembina Keluarga,
pelaksana program di Puskesmas maupun lintas sektor terkait. Intervensi lanjut dapat dilaksanakan di tingkat keluarga, kelompok dan wilayah sesuai
dengan bentuk intervensi yang direncanakan.
Dalam rangka memberikan memberikan gambaran contoh pelaksanaan intervensi lanjut terintegrasi, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer berupaya
menyusun “Buku Panduan Intervensi Terintegrasi Berbasis Analisis Data Kesehatan Keluarga pada PIS-PK” dimana dalam penerapannya Puskesmas
dapat melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Besar harapan kami, buku ini dapat bermanfaat bagi Puskesmas dan masyarakat
dalam pelaksanaan intervensi lanjut secara khususnya dan peningkatan kesehatan masyarakat secara umum.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga upaya kita mendapat ridho Allah SWT dan diberikan
kemudahan dalam melaksanakannya.
Salam sehat.

Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer,

dr. Kalsum Komaryani, M.P.P.M 2


Daftar Isi

Pendahuluan 4

Tindak Lanjut Hasil Analisis Data PIS-PK 10

Intevensi Lanjut Terintegrasi di Tingkat


14
Puskesmas
Intervensi Lanjut Terintegrasi Tingkat
65
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Integrasi Data 90

Penutup 94
Pendahuluan
Indikator dan Target PIS-PK
Indikator tingkat Puskesmas
Target RPJMN 2020-2024 di antaranya adalah optimalisasi
penguatan pelayanan Kesehatan melalui pendekatan
keluarga dengan indikator: Proporsi keluarga sehat di wilayah kerja
Puskesmas

“ Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program 2022 40% 2023 60% 2024 80%
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dengan
cakupan kunjungan keluarga dan intervensi 100% keluarga
di wilayahnya, pada akhir tahun berjalan” Puskesmas memantau dan mengendalikan faktor
risiko kesehatan pada setiap keluarga di wilayah
kerjanya, ditandai dengan meningkatnya status
kesehatan ibu dan anak, terkendalinya penyakit
menular dan penyakit tidak menular di keluarga,
kepesertaan JKN dan sanitasi

Capaian: 114
5
Tujuan Buku

Tujuan Umum: Tujuan Khusus:


1. Tersedianya panduan dalam mengintegrasikan
Tersedianya panduan dalam pemanfaatan hasil data program dan data PIS-PK untuk
identifikasi masalah kesehatan
analisis data PIS-PK untuk perencanaan
2. Tersedianya panduan dalam melakukan
intervensi bagi masalah kesehatan keluarga intervensi lanjut terintegrasi terhadap masalah
secara terintegrasi lintas program kesehatan di tingkat Puskesmas
3. Tersedianya panduan dalam melakukan
intervensi lanjut terintegrasi terhadap masalah
kesehatan di tingkat Dinas Kesehatan

6
Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Indikator
Keluarga Sehat

1. Pasangan usia subur mengikuti program


Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat ASI eksklusif
5. Balita dipantau tumbuh kembang
6. Penderita tuberkulosis paru berobat
sesuai standar
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat diobati
dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang
merokok
10. Sekeluarga menjadi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
11. Memiliki akses/menggunakan air
bersih
12. Memiliki akses/menggunakan jamban
keluarga
Alur Penentuan Intervensi Lanjut Terintegrasi Lintas Program
ANALISIS HASIL PELAKSANAAN ANALISIS HASIL
PERSIAPAN
KUNJUNGAN DAN PENYUSUNAN INTERVENSI INTERVENSI
KUNJUNGAN INPUT DATA
KELUARGA RENCANA LANJUT LANJUT
KELUARGA BERKELANJUTAN BERKELANJUTAN
INTERVENSI
• Pengisian Prokesga • Input data Prokesga ke • Analisis Data (Inarata/SPSS) • Intervensi keluarga, kelompok, • Editing dan updating data
• Skrining/deteksi dini Aplikasi KS • Komunikasi data LP wilayah • Cakupan 12 indikator, IKS
• Intervensi awal berupa KIE • Cleaning data • Penyusunan rencana • Pelaksanaan oleh Puskesmas,
intervensi terintegrasi LP dan UKBM, LS
Manajemen Puskesmas • Penggerakan pelaksanaan dan
monev pelaksanaan di Lokmin

• Saat kunjungan keluarga, dikumpulkan informasi profil kesehatan keluarga (Prokesga), skrining/deteksi dini seperti Hipertensi, TBC
dan pemberian intervensi awal berupa KIE
• Seluruh informasi Prokesga diinput ke Aplikasi KS dan dilakukan cleaning data.
• Data PIS-PK dianalisis bersama dengan data program atau data lain yang terkait sebagai dasar penyusunan intervensi lanjut
• Penyusunan rencana intervensi lanjut oleh tim Pembina keluarga bersama lintas program terkait dan menjadi bagian dari
proses manajemen Puskesmas. Rencana intervensi termasuk penegakan diagnosis terhadap kasus suspect yang terjaring
(Hipertensi, TB, gangguan jiwa).
• Pelaksanaan intervensi lanjut dilakukan oleh Puskesmas, UKBM, maupun lintas sektor terkait dengan sasaran keluarga, kelompok
ataupun masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Intervensi dapat dilakukan melalui kunjungan keluarga, pelayanan di
Puskesmas, UKBM atau menggunakan media komunikasi elektronik secara berkelanjutan sampai masalah kesehatan teratasi. Untuk
menggerakkan dan memonitor pelaksanaan intervensi, Puskesmas menggunakan forum lokmin bulanan dan tribulanan.
• Intervensi lanjut yang telah dilakukan akan mengubah status kesehatan keluarga sehingga dilakukan upating data indikator KS
pada
aplikasi KS. Selanjutnya dianalisis perubahan cakupan 12 indikator dan IKS wilayah.
• Adapun perubahan/perbaikan kondisi kesehatan sasaran maupun penambahan/pengurangan target sasaran ditindaklanjuti
dengan
Analisis Data PISPK

Menggunakan menu CROSS


Menggunakan Menggunakan
TAB ANALISIS pada Aplikasi
KS versi 2.0 INARATA SPSS

Puskesmas menggunakan excel Puskesmas mengexport data dan


Puskesmas mengupload raw data menjalankan syntax SPSS yang telah
INARATA dan dapat
dengan format csv (comma delimited) disiapkan Disamping data PIS-PK
variabel pada memodifikasi pivot
dan memilih variabel yang akan sikronisasi juga dapat dilakukan dengan
OFFLINE table secara
disandingkan secara ONLINE data program.
Disamping data PIS-PK, sikronisasi juga
dapat dilakukan dengan data program
Tindak Lanjut Hasil Analisis Data PIS-PK
di Tingkat Puskesmas
Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

P1 P2 P3

IMPLEMENTASI PENGAWASAN,
INPUT DATA PENYUSUNAN
KUNJUNGAN RUK SECARA INTERVENSI PENGENDALIAN &
PADA FORM
PERSIAPAN KELUARGA EVIDANCE BASED PERMASALAHAN PENILAIAN KINERJA
TERCETAK ATAU
PENDEKATAN YANG SUDAH PUSKESMAS,
ELEKTRONIK
KELUARGA DISEPAKATI SEBAGAI PERUBAHAN IKS PADA
(APLIKASI)
DENGAN TETAP PRIORITAS MASALAH LEVEL KELUARGA
MELIHAT DATA- SAMPAI LEVEL
DATA PROGRAM PUSKESMAS

Sosialisasi, Kunjungan Rumah Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis Lokmin bulanan dan atau11
pengorganisasian Promkes tribulanan
dan integrasi Intervensi Awal
program
P1 : Perencanaan P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan
Tahapan Perencanaan Puskesmas (P1)
Dalam Manajemen Puskesmas

PERSIAPAN ANALISIS SITUASI PERUMUSAN


MASALAH

Data Program
1. Pengumpulan 1. Identifikasi masalah
Data Kunjungan data 2. Penetapan urutan prioritas
2. Analisa masalah
Data Demografi Survei 3. Mencari akar penyebab
masalah
Data PIS-PK Mawas Diri 4. Menetapkan cara
3. Analisa Data penyelesaian
Data Lain yang
masalah
Hasil PIS-PK terkait Cross-tab pada PENETAPAN
aplikasi KS versi 2.0 PEMECAHAN
memperkuat MASALAH
Puskesmas INARATA_PIS-PK Mempertimbangkan kondisi “bio-
merencanakan SPSS
psiko-sosio-kultural” untuk
pemecahan masalah local specific
kegiatan sesuai
kebutuhan
Alur Intervensi Terintegrasi Tim Pembina Keluarga dan Tim Teknis Program
Hasil Analisis Data PIS-PK

Terduga: gejala & tanda Bermasalah kesehatan

Anjuran untuk - Klarifikasi data - Edukasi/KIE Intervensi lanjut


datang ke - Penegakan - Libatkan keluarga dalam sesuai standar
Puskesmas untuk diagnosis di tatalaksana masalah program
penegakan Puskesmas atau kesehatan yang
diagnosis kunjungan ke ditemukan
rumah kembali - Anjuran untuk datang ke
Puskesmas atau UKBM

Update nilai IKS pada aplikasi


Hasil negatif/ tidak Hasil positif/ keluarga sehat bila masalah
Sasaran program
bermasalah bermasalah kesehatan sudah teratasi dan
atau terkontrol
TIM
PEMBINA
Lakukan edukasi Update nilai iks pada KELUARGA
pencegahan masalah aplikasi keluarga Keterangan: TIM TEKNIS PROGRAM
kesehatan di keluarga sehat koordinasi
Intervensi Lanjut Terintegrasi
Tingkat Puskesmas
Indikator Keluarga Mengikuti Program
Keluarga Berencana (KB)
Indikator Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Keluarga mengikuti program KB adalah jika • DO Peserta KB Aktif:
keluarga merupakan pasangan usia subur, suami atau isteri atau keduanya, PUS (Pasangan suami istri yang terikat dalam
terdaftar secara resmi sebagai peserta/akseptor KB dan atau menggunakan perkawinan yang sah yang istrinya berusia antara 15-
alat kontrasepsi. 49 tahun) peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau
• Anggota keluarga (ak) wanita berstatus menikah usia 10-54 tahun dan tidak mengakhiri kesuburan
hamil dan atau
• Anggota keluarga (ak) laki-laki berstatus menikah usia ≥ 10 tahun • Cara perhitungan:

PENILAIAN INDIKATOR: Jumlah absolut peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon hingga saat ini
• Jika anggota keluarga wanita menikah usia 10-54 tahun dan atau suami Jumlah PUS (Pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan
menikah usia ≥ 10 tahun menggunakan alat kontrasepsi maka diberi simbol “Y” yang sah yang istrinya berusia antara 15−49 tahun)
• Jika anggota keluarga wanita menikah usia 10-54 tahun dan atau suami X100%
menikah usia ≥ 10 tahun tidak menggunakan alat kontrasepsi maka diberi
simbol “T”
• Pasangan suami-istri yang tidak menggunakan alat kontrasepsi diberikan
simbol “N” jika :
• baru menikah, belum memiliki anak dan anak ≤ 2
• istri dalam kondisi sudah menopuse
• istri ada gangguan reproduksi

16
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas
Sektor
1. Data Wanita berstatus • Koordinasi dengan Program • Memastikan • Memberikan informasi
menikah usia 10-54 dan pasangan memenuhi adanya anggota keluarga
tahun yang tidak UKBM/Penyuluh KB kriteria ber KB; jika ya yang sudah dilakukan
sedang hamil atau AK • Memanfaatkan aplikasi skrining layak melakukan advokasi dan kunjungan rumah untuk
laki-laki hamil yang bisa diakses di playstore tatalaksana sesuai peserta KB yang putus
berstatus menikah KESCATIN untuk mengetahui apakah layak program KB pakai dan lakukan
usia >10 tahun dan hamil atau tidak • Pengelola KB memberikan konseling
tidak ber-KB • Mencatat informasi keluarga yang tidak konseling pemilihan metode • Berkoordinasi
(berdasarkan DO PIS- ber-KB sesuai dengan Aplikasi PIS-PK KB dengan pengelola program
PK) (yang belum terdata) • Memberikan Pelayanan KB terkait di Puskesmas
• Mendata atau mencatat informasi anggota sesuai dengan kondisi sesuai dengan
keluarga yang tidak bisa ber KB karena kesehatannya serta sesuai permasalahan kesehatan
gangguan reproduksi atau menunda dengan pilihannya yang ditemukan di tiap
kehamilan atau menopause • Kunjungan rumah untuk keluarga binaan
• Updating data PISPK peserta KB yang putus pakai • Berkoordinasi
2. Data Wanita berstatus • Memberikan KIE/Penyuluhan tentang dan lakukan konseling dengan BKKBN atau OPD
menikah usia 15- manfaat dan tujuan KB untuk Catin, PUS • Penapisan kelayakan medis KB untuk penyediaan
49 tahun yang dan Ibu Hamil penggunaan kontrasepsi alokon
tidak sedang • Memberikan penjelasan tentang metode untuk menentukan metode • Advokasi, Kampanye dan
hamil dan tidak KB dan efek samping alat dan obat KB sesuai dengan kondisi Promosi pentingnya KB
ber-KB (berdasarkan kontrasepsi medis oleh pemuka agama, kader
DO program • Menganjurkan kunjungan ke UKBM atau Kesehatan, PKK, dll.
untuk PUS) Puskesmas untuk mendapat pelayanan KB

17
Indikator Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/lintas
Sektor
3. Data Wanita berstatus Data PISPK (-), data program (+) Data PISPK (+), data program (-) BKKBN:
menikah usia 15-49 tahun yang • Cek data PISPK, • Cek data program, Memastikan PUS
tidak sedang hamil yang tidak • Melakukan kunjungan • Memastikan PUS memenuhi termasuk dalam
sinkron dengan data program keluarga (jika belum), kriteria KB kepesertaan KB
• Melakukan updating data • Melakukan updating data
PISPK program

4. Data Wanita berstatus • Mengingatkan Peserta KB • Memantau kesehatan peserta Penggerakan


menikah usia 15-49 tahun untuk kunjungan ulang KB Masyarakat untuk
yang tidak sedang hamil dan berikutnya • Memastikan ketersediaan Mendukung program
sedang ber-KB • Memberikan KIE/Penyuluhan Alokon bagi peserta KB KB
terkait manfaat KB • Memastikan ketersediaan
Data Wanita berstatus layanan KB bagi peserta KB
menikah usia 10-54 tahun • Memberikan KIE/Penyuluhan
yang tidak sedang hamil atau terkait manfaat KB, penanganan
AK laki-laki berstatus menikah efek samping.
usia >10 tahun dan sedang
ber-KB

18
Indikator Ibu Melakukan Persalinan
di Fasilitas Kesehatan
Indikator Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Jika di DO: ibu bersalin yang mendapat
keluarga terdapat ibu pasca bersalin (usia bayi 0-11 bulan) dan persalinan ibu pertolongan persalinan oleh tenaga
tersebut, dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, kesehatan yang memiliki kompetensi
bidan praktek swasta). kebidanan di fasilitas pelayanan
kesehatan di suatu wilayah kerja dalam
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: ibu yang mempunyai anggota keluarga (AK) kurun waktu tertentu
berumur < 12 bulan

PENILAIAN INDIKATOR:
• Jika ibu yang mempunyai ak berumur < 12 bulan melakukan persalinan di rumah
sakit atau puskesmas atau klinik atau praktek mandiri bidan maka diberi simbol “Y”
• Jika ibu yang mempunyai ak berumur < 12 bulan tidak melakukan persalinan di
rumah sakit atau puskesmas atau klinik atau praktek mandiri bidan maka diberi
simbol “T”

20
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

1. Data Keluarga • Memberi KIE pentingnya persalinan di faskes, • Melakukan pemeriksaan rutin, • KIE gizi ibu hamil
yang memiliki gizi ibu hamil pentingnya imunisasi, IMD, IDL, dan pemantauan kesehatan dan • KIE imunisasi anak
Ibu hamil ASI, KB perkembangan ibu dan janin • KIE ASI
• Menganjurkan pemeriksaan kehamilan rutin, • Pengawasan kehamilan beresiko
Menganjurkan senam hamil • Koordinasi dengan bidan desa • Berkoordinasi dengan lintas
• Berkoordinasi dengan tim Puskesmas untuk untuk pengawasan kesehatan program terkait hasil
pemantauan kesehatan Ibu dan janin • Koordinasi dengan FKRTL untuk intervensi yang telah
• Mencatat informasi ibu hamil melalui penyiapan rujukan jika dilakukan
Aplikasi PIS-PK (yang belum terdata) pada diperlukan berhubungan dengan kondisi
tahun yang sama kehamilannya
• Pemanfaatan buku KIA dan memberikan • Memberikan • Memberikan
informasi tentang tanda bahaya (kehamilan, pelayanan pemeriksaan informasi operator data
persalinan dan nifas), mengikuti kelas ibu kehamilan PISPK Puskesmas,terkait
hamil • Melakukan kunjungan rumah perubahan informasi
• Menganjurkan kunjungan ke UKBM atau untuk ibu hamil dan ibu nifas kesehatan keluarga setelah
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan yang tidak melakukan dilakukan intervensi
kehamilan minimal 6 x selama kehamilan kunjungan ulang • Berkoordinasi
• Perencanaan tempat persalinan, penyediaan dengan pengelola program
calon pendonor darah, peyiapan pembiayaan terkait di Puskesmas sesuai
• Pemantauan minum TTD dan kecukupan gizi dengan permasalahan
pada makanan yang dikonsumsi oleh ibu kesehatan yang ditemukan
hamil di tiap keluarga binaan

21
Indikator Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Data ibu yang • Menanyakan kemungkinan untuk • Melakukan pencatatan riwayat • Menerbitkan peraturan
tidak melakukan menambah anggota anak persalinan di dalam medical daerah/perbup/perwali
persalinan di record untuk bersalin di faskes
faskes pada tahun • Mencatat informasi ibu yang tidak • Memberikan dukungan
yang sama bersalin di faskes pada tahun yang • Melakukan pemantauan pemenuhan sarana dan
sama melalui Aplikasi PISPK (yang kesehatan prasarana kesehatan
belum terdata) • Memberikan dukungan
• Menganjurkan pemasangan tanggungan biaya persalinan
• Memberikan KIE/Penyuluhan bagi alkon jika belum
oleh pemerintah daerah
ibu yang belum mau bersalin di
faskes tentang manfaatnya bersalin • Memastikan bayi di IDL dan • Punishment and reward bagi
di faskes mendapatkan ASI eksklusif tenaga kesehatan

• Melakukan KIE pentingnya ber KB • Memberikan konseling dan


pelayanan KB

3. Data ibu • Melakukan KIE pentingnya ber-KB • Memberikan konseling dan • Punishment and reward bagi
yang melakukan • Mencatat persalinan di Faskes pelayanan KB tenaga kesehatan
persalinan di termasuk di luar wilayah kerja • Melakukan pemeriksaan ibu dan • Memberikan dukungan
faskes Puskesmas bayi pasca persalinan (kunjungan tanggungan biaya persalinan
nifas, neonatal berkelanjutan) oleh pemerintah daerah
• Melakukan harmonisasi data • Melakukan harmonisasi data
dengan lintas program lain.

22
Indikator Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
4. Data Bayi Baru Lahir • KIE tentang Pemanfaatan • Perawatan Neonatal esensial, Lintas Program:
buku KIA , pemberian ASI IMD, pemberian imunisasi, SHK • KIE neonatal berisiko (P2P,
Eksklusif, imunisasi dasar (screening hypotiroid Gizi)
lengkap kongenital) • Harmonisasi data bayi
• Pemberian buku KIA baru
• Harmonisasi data bayi baru lahir
lahir dengan program lain Pemda:
(contoh: program imunisasi) • Dukungan pembiayaan bagi
bayi beresiko
• Memastikan bayi baru lahir
memiliki NIK (Dukcapil)
• Memastikan kepesertaan JKN
(BPJS)

23
Indikator Bayi Mendapat
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
Indikator Bayi Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Bayi mendapat ASI eksklusif adalah jika di A. Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6
keluarga terdapat bayi usia 7 – 23 bulan dan bayi tersebut selama 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
bulan (usia 0-6 bulan) hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif) Definisi Operasional: Bayi usia 0 bulan sampai
5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpa
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: anggota keluarga yang berusia 7-23 makanan atau cairan lain kecuali obat,
bulan vitamin dan mineral berdasarkan recall 24
jam.
PENILAIAN INDIKATOR :
• Jika ak selama usia 0-5 bulan 29 hari hanya diberi asi saja, tanpa B.Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI
diberikan makanan/minuman lain, termasuk air putih kecuali (obat- Eksklusif
obatan dan vitamin atau mineral tetes; asi perah juga diperbolehkan Definisi Operasional: Bayi yang sampai usia 6
baik dari ibu kandung maupun dari donor) maka diberi simbol “Y” bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa
• Jika ak selama usia 0-5 bulan 29 hari sudah diberi minuman makanan atau cairan lain kecuali obat,
/makanan lain selain asi kecuali obat-obatan dan vitamin atau vitamin dan mineral sejak lahir.
mineral tetes; asi perah, baik dari ibu kandung maupun dari donor
maka diberi simbol “T”

25
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Bayi Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

1. Data bayi usia 7 – 23 • Koordinasi dengan Program • Memastikan anggota keluarga • Lintas Sektor: Promosi dan edukasi
bulan dan bayi dan UKBM memiliki kriteria untuk ASI ekslusif untuk wanita usia
tersebut selama 6 • Menanyakan kemungkinan dilakukan edukasi ASI reproduksi dan pasangan usia subur
bulan (usia 0-6 untuk menambah anak dan eksklusif, jika ya melakukan • Promosi GP2SP (Gerakan pekerja
bulan) tidak diberi KB advokasi dan tatalaksana perempuan sehat produktif) untuk
ASI eksklusif. • KIE tentang pentingnya ASI sesuai program KIA ibu yang bekerja di sektor informal
Eksklusif • Keluarga diberikan konseling agar bisa melanjutkan ASI eksklusif
PMBA dengan memanfaatkan ruang
• Konseling ASI Eksklusif menyusui untuk memerah ASI
• BKB (Bina Keluarga Balita)

2 Data bayi usia 7 – 23 Data PISPK (-), data program Data PISPK (+), data program (-)
bulan mendapat ASI (+) • Cek data program,
eksklusif, tidak sama • Cek data PISPK, • Memastikan anggota keluarga
dengan data • Melakukan kunjungan memenuhi kriteria ASI
program keluarga (jika belum), eksklusif
• Melakukan updating data • Melakukan updating data
PIS-PK program

26
Indikator Bayi Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

3. Data bayi usia 0-6 • Koordinasi dengan Cek data di e-ppgbm Lintas Sektor: Promosi dan edukasi ASI
bulan yang Program dan UKBM Memastikan keluarga yang memiliki ekslusif untuk semua ibu hamil.
mendapatkan ASI bayi di bawah 6 bulan memberikan Promosi GP2SP (Gerakan pekerja
eksklusif ASI eksklusif perempuan sehat produktif) untuk ibu
Keluarga diberikan konseling PMBA yang bekerja di sektor informal.

4. Data ibu hamil • Koordinasi dengan Memastikan anggota keluarga yang • Lintas Sektor: Promosi dan edukasi
Program dan UKBM sedang hamil mendapat edukasi ASI ASI ekslusif untuk semua ibu hamil
ekslusif selama 6 bulan pertama, • Promosi GP2SP (Gerakan pekerja
tanpa diberikan makanan/ minuman perempuan sehat produktif) untuk
lain, termasuk air putih kecuali obat- ibu yang bekerja di sektor informal
obatan dan vitamin atau mineral
tetes; ASI perah juga diperbolehkan
baik dari ibu kandung maupun dari
donor.
Edukasi/konseling pentingnya
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
kolostrum

27
Indikator Bayi Mendapatkan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Indikator Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap adalah jika di keluarga • Bayi mendapat imunisasi dasar
terdapat bayi (usia 12-23 bulan), bayi tersebut telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, lengkap apabila telah mendapatkan 1
DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, Campak. dosis Hep B0/HB0 (0-7 hari), 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA : anggota keluarga yang berusia 12-23 bulan Polio tetes/Polio Oral/bOPV* , 1 dosis
Polio suntik/IPV**, dan 1 dosis
PENILAIAN INDIKATOR: Campak Rubela sebelum berusia 1
• Jika ak berusia 12-23 bulan tersebut diberikan imunisasi lengkap (imunisasi HB0, BCG, tahun
DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, dan Campak) maka diberi
simbol “Y” • Keterangan :
• Jika ak berusia 12-23 bulan tersebut tidak diberikan imunisasi lengkap (imunisasi HB0, • * : di seluruh provinsi di
BCG, DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, DAN Campak) maka Indonesia, kecuali Prov DIY yaitu 3
diberi simbol “T dosis Polio suntik/IPV
• ** : di seluruh provinsi di
Indonesia, kecuali Prov DIY

29
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas
Sektor
1. Data keluarga yang • Pemantauan status imunisasi pada • Digunakan sebagai sasaran • Advokasi, Kampanye
memiliki bayi di buku KIA program dan Promosi
bawah 12 bulan (0- • Memberikan edukasi pentingnya IDL • Memberikan Pelayanan pentingnya IDL oleh
11 bulan) dengan menggunakan Pinkesga Imunisasi, Surveilans KIPI dan pemuka agama,
• menganjurkan keluarga yang punya Surveilans PD3I (yang datang kader Kesehatan, dll
bayi 0-11 bulan datang ke UKBM/ ke UKBM dan Puskesmas) • Pemantauan status
Puskesmas untuk • Melakukan sweeping untuk imunisasi oleh kader
melengkapi imunisasi dasar menjangkau sasaran yang tidak • Pemberian edukasi
• Berkoordinasi dengan datang ke UKBM/ Puskesmas terkait IDL oleh Lintas
Tim Puskesmas untuk • Berkoordinasi dengan FKTP Program
Pelayanan Imunisasi dan pembinaan Lainnya dalam Pelayanan
UKBM Imunisasi/ Pembinaan Cold chain,
• Melakukan editing data pada saat Pencatatan dan pelaporan dll
bayi menjadi sasaran indikator IDL termasuk KIPI
pada aplikasi KS • Melakukan Rujukan Kasus KIPI dan
PD3I lainnya yang memerlukan
pelayanan Lanjutan

30
Indikator Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program

2. Data keluarga yang • Menganjurkan untuk melengkapi IDL • Memberikan Pelayanan Advokasi, Kampanye
memiliki bayi yang • Menganjurkan keluarga untuk imunisasi Imunisasi, Surveilans KIPI dan dan Promosi pentingnya
berusia 12-23 bulan lanjutan Surveilans PD3I (yang datang IDL oleh pemuka agama,
tidak diberi IDL • Melakukan kunjungan ulang dan ke UKBM dan Puskesmas) kader Kesehatan, dll
updating data PISPK bila ada anggota • Melakukan sweeping untuk
keluarga yang menjadi sasaran kembali menjangkau sasaran yang tidak
• Menanyakan kepada Ibu kemungkinan datang ke UKBM/ Puskesmas
untuk menambah anak • Berkoordinasi dengan FKTP
• KIE tentang pentingnya IDL Lainnya dalam Pelayanan
Imunisasi/ Pembinaan Cold
chain, Pencatatan dan
pelaporan dll termasuk KIPI
• Melakukan Rujukan Kasus KIPI
dan PD3I lainnya yang
memerlukan pelayanan
Lanjutan

3. Data ibu hamil di • Menganjurkan untuk melakukan Penyuluhan terkait IDL


Puskesmas persalinan di faskes dan Edukasi terkait
IDL untuk bayi

31
Indikator Balita Mendapatkan
Pemantauan Pertumbuhan
Indikator Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan adalah jika di keluarga Cakupan Balita yang ditimbang
terdapat balita (usia 2 – 59 Bulan 29 hari) dan bulan yang lalu ditimbang berat badannya di Berat Badannya (D/S)
Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya dan dicatat pada KMS/buku KIA. • Definisi Operasional: Anak
yang berusia 0 bulan sampai
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA : anggota keluarga yang berusia 2-59 bulan 59 bulan yang ditimbang
berat badannya (D/S)
PENILAIAN INDIKATOR:
Dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan ? 1. ya 2.
Tidak
• Dikatakan “ya” dilakukan pemantauan pertumbuhan jika ak berusia 2-59 BULAN 29 hari,
bulan lalu telah dilakukan penimbangan berat badan pada 1 bulan dan dicatat dan diplot
pada kms pada 1 bulan terakhir maka diberi simbol “y”
• Dikatakan “tidak” dilakukan pemantauan pertumbuhan jika ak berusia 2-59 bulan 29 hari
tidak dilakukan penimbangan berat badan pada 1 bulan terakhir atau dilakukan
penimbangan berat badan tetapi tidak dicatat dan diplot pada kms maka diberi simbol “T”

33
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
1 Data keluarga yang • Menganjurkan ke • Cek data e-PPGBM • Intervensi spesifik bersama
memiliki balita tidak UKBM/Puskesmas • melakukan updating data program linprog/linsek terkait
mendapat pemantauan untuk penimbangan, • Melakukan pengkajian balita bgm, bb ketersediaan pangan, muatan
pertumbuhuan mendapatkan kurang, bb sangat kurang dan tidak naik. gizi pada BKB/PAUD/TK,
penyuluhan dan • Melakukan pengukuran antropometri (bb sanitasi dan JKN
pemberian dan tb) melalui kunjungan rumah • Advokasi ke pemerintah desa
suplementasi gizi • monev melalui pencatatan dan pelaporan untuk mendukung UKBM
• Koordinasi dengan gizi (e-PPGBM) (biaya operasional posyandu,
program dan UKBM • Menilai pertumbuhan dan perkembangan pembelian alat antropometri
• Melakukan kunjungan balita untuk Posyandu)
ulang dan updating • Merujuk pada pedoman pemantauan
data PISPK pertumbuhan balita

2. Data status gizi dari hasil • Menganjurkan • Cek data e-PPGBM Intervensi spesifik bersama
pengukuran ke UKBM/Puskesmas • melakukan updating data program linprog/linsek terkait
antropomentri untuk penimbangan, • Pengkajian lab, fisik/klinis, riwayat gizi, ketersediaan pangan, muatan gizi
(TB/U) : Pendek/Sangat mendapatkan riwayat klien pada BKB/PAUD/TK, sanitasi dan
pendek penyuluhan dan • Asuhan gizi JKN
(BB/U) : Kurus/sangat pemberian • Pengkajian faktor determinan stunting
kurus suplementasi gizi • monev melalui pencatatan dan pelaporan
(BB/TB) atau (BB/PB) : • Koordinasi dengan gizi (e–ppgbm)
Gizi kurang/Gizi buruk program dan UKBM
• Melakukan kunjungan
ulang dan updating
data PISPK 34
Indikator Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
3 Data Bayi 0-12 bulan dan Data PISPK (-), data program (+) Data PISPK (+), data program (-) melakukan pelaporan data dari
data balita 12-59 bulan • Cek data PISPK, • Cek data program, hasil pemantauan
tidak sama antara data • Melakukan kunjungan • Memastikan anggota keluarga pertumbuhan di PAUD ke
PIS-PK dengan data keluarga (jika belum), memenuhi kriteria Puskesmas
Program • Melakukan editing data PISPK • Melakukan updating data
(jika data tidak valid) program

4. Data Bayi dan balita • Menganjurkan keluarga untuk • Menggunakan NIK Dummy Mendorong kepala desa untuk
yang tidak memiliki NIK pengurusan NIK untuk penginputan dalam memfasilitasi masyarakat yang
ePPGBM belum memiliki NIK

35
Indikator Penderita TB Paru Mendapatkan
Pengobatan Sesuai Standar
Indikator Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program

DEFINISI OPERASIONAL: Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar • Terduga TBC: batuk selama 2 minggu atau
adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga berusia ≥15 tahun yang menderita lebih dimana yang dapat diikuti dengan
batuk dan sudah 2 minggu berturut-turut belum sembuh atau didiagnogsis sebagai gejala tambahan yaitu dahak bercampur
penderita tuberkulosis (TB) paru dan penderita tersebut berobat sesuai dengan darah, batuk darah, sesak nafas, badan
petunjuk dokter/ petugas kesehatan. lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: anggota keluarga yang berusia ≥ 15 tahun tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih
dari satu bulan
PENILAIAN INDIKATOR • Terdiagnosa TBC berdasarkan hasil
a. pernah didiagnosis menderita tubercolosis (TB) paru ? 1. Ya 2. pemeriksaan laboratorium
Tidak • Pasien TBC berobat sesuai standar adalah
b. Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6 bulan) ? 1. pasien tuberkulosis yang mendapatkan
Ya 2. pengobatan dengan obat anti tuberkulosis
Tidak (OAT) atau rejimen standar dan
c. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak ≥ 2 minggu disertai satu atau menyelesaikan pengobatan serta dilakukan
lebih gejala : dahak bercampur darah, berat badan menurun, berkeringat malam pemeriksaan laboratorium untuk
hari tanpa kegiatan fisik, demam > 1 bulan? 1. Ya 2. Tidak pemantauan pengobatan
Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya” maka diberi simbol Y • Semua usia dapat dipilah untuk usia >=15
Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol T tahun
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Ya” maka diberi simbol T
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Tidak” maka diberi
simbol N

37
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas
Sektor
1. Data terduga TBC • Berkoordinasi dengan Pengelola • Menyandingkan data PISPK dengan data terduga • Peran
pada PIS-PK Program TBC Puskesmas TBC pada Buku Register Terduga TBC (TBC.06) pemerintah
• Menganjurkan keluarga untuk • Melakukan pengecekan pada Buku Register daerah
melakukan kunjungan ke Terduga TBC (TBC.06) peran komunitas,
Puskesmas • Melakukan penegakkan diagnosa pemangku kepentingan,
• Updating data program (jika • Jika terdiagnosa: dan multi sektor
telah ditegakkan diagnosa) - lakukan updating data program lainnya dalam
- Lakukan tata laksana pengobatan TB sesuai penanggulangan TBC
standar (jika terdiagnosa), lakukan investigasi (mulai
kontak serumah, kontak erat TB penemuan terduga sd
• Jika tidak terdiagnosa: pengobatan)
- Updating data PIS PK oleh tim Pembina • Jejaring Puskesmas
Keluarga melakukan pelaporan
- Edukasi pencegahan diri sendiri dan keluarga kasus TB secara berkala

2. Data PIS-PK yang Data PISPK (-), data program (+) Data PISPK (+), data program (-) • Bekerjasama dengan
pernah • Cek data PIS-PK, lintas sektor (pemuka
terdiagnosis • Cek data program TBC pada Kartu Pengobatan agama, kewilayahan,
• Melakukan kunjungan keluarga TBC (TB.01) atau Register Pasien TBC
TBC tidak sama (jika belum), LSM, dll) dalam
dengan data Fasyankes (TBC.03 Fasyankes) atau SITB penyuluhan TBC dan
• Berkoordinasi dengan pengelola
program Program TB dalam investigasi • Melakukan penegakkan diagnosa pada penemuan sasaran
kontak pasien TBC sasaran
• Melakukan updating data PIS-PK • Melakukan updating data program
38
Indikator Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
3. Data PIS-PK • Berkoordinasi dengan • Cek data program TBC pada Kartu • Perkesmas : askep keluarga
yang pernah Pengelola Program TBC dalam Pengobatan TBC (TB.01) atau untuk meningkatkan
terdiagnosis peningkatan keteraturan Register Pasien TBC Fasyankes kemandirian keluarga dalam
TBC, tidak pengobatan TBC dan UKBM (TBC.03 Fasyankes) atau SITB pencegahan dan pengobatan TB
berobat teratur • Melakukan follow up dan • Memastikan diagnosa (jika tidak • Kesling: pemantauan lingkungan
updating data setelah masuk dalam data program) rumah,
pengobatan selesai • Jika terdiagnosis TB:: dilakukan • gizi : pemantauan dan rencana
tata terapi gizi
laksana pengobatan sesuai • Farmasi: memastikan
standar. ketersediaan obat TB
• Mengidentifikasi anggota keluarga • Lab: melakukan pemeriksaan lab
yang disegani untuk sebagai PMO TB secara periodik
• Memberdayakan mantan pasien TB • PMO dan komunitas di
untuk berperan sebagai PMO lingkungan masyarakat untuk
melakukan pengawasan minum
obat

39
Indikator Penderita Hipertensi
Melakukan Pengobatan Secara Teratur
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur adalah jika di dalam • Orang dengan peningkatan
keluarga terdapat anggota keluarga berusia ≥15 tahun yang didiagnogsis sebagai penderita tekanan darah tinggi tekanan darah
(hipertensi) dan berobat teratur sesuai dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan.

INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: anggota keluarga yang berusia ≥ 15 tahun • Didiagnosa hipertensi oleh
dokter dengan tekanan darah
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN DINYATAKAN: >=140/90 mmhg
a. Pernah di diagnosis menderita hipertensi: 1. Ya 2. Tidak • Didiagnosa hipertensi tapi
b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak tidak berobat selama 6 hari
c. Hasil Pengukuran tekanan darah dinyatakan dalam 1 bulan
• Tidak menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik <
140 mm Hg dan tekanan darah diastolik < 90 mm Hg .
• Menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg .
• Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya” maka diberi simbol : Y
• Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol : T
• Jika (a) jawabannya “Ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran tekanan darah
• Jika (a) jawabannya “Tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran adalah tidak menderita darah tinggi maka diberi
simbol : N
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran tekanan darah adalah menderita darah tinggi
maka
diberi simbol : T
• Jika (a) jawabannya “Tidak” dan TIDAK dilakukan pengukuran tekanan darah maka diberi simbol N

41
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Keluarga
1. Data • Koordinasi dengan • Klarifikasi tekanan darah oleh tenaga medis • Promkes memberikan penyuluhan dan
Anggota program dan UKBM • Penegakan diagnosis hipertensi konseling terkait pola hidup sehat dan
keluarga • Menganjurkan data Jika terdiagnosa hipertensi: upaya berhenti merokok bila penyandang
Tidak ada ng ke Puskesmas ⁻ Diberikan tatalaksana sesuai standard hipertensi memiliki kebiasaan merokok
Riwayat untuk penegakan melalui • Program Gizi memberikan intervensi terkait
Hipertensi diagnosis PANDU PTM pola diet bagi penderita hipertensi dan
sebelumnya, • Melakukan editing ⁻ melakukan pembinaan keluarga untuk memonitor pengelolaan berat badan berlebih/
namun data bila hasil modifikasi gaya hidup penyandang hipertensi obesitas.
pada diagnosis bukan ⁻ Melakukan Pengukuran tekanan darah secara • Program Kesjaor memberikan intervensi
pemeriksaan hipertensi. berkala secara mandiri atau di UKBM/fasyankes terkait jenis aktivitas fisik bagi penyandang
ditemukan • Melakukan updating ⁻ Memastikan keteraturan minum obat selama 1 bulan hipertensi
tekanan darah data bila intervensi pertama, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi • Kesehatan Jiwa memberikan konseling
sistole telah dilakukan. ⁻ Updating data pada aplikasi sesuai dengan hasil yang terkait pengelolaan stress
≥140 • Menganjurkan ditemukan setelah intervensi selama 1 bulan. • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan
mmHg keluarga untuk Jika tidak terdiagnosa hipertensi: tekanan darah dan memberikan
dan melakukan ⁻ Diberikan edukasi pencegahan hipertensi tatalaksana hipertensi pada ibu hamil
diastole pemeriksaan ⁻ Editing data pada aplikasi KS • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada
≥90 rutin ke UKBM kasus hipertensi anak ke FKRTL untuk
mmHg dan atau Puskesmas • Mengelola dan memanfaatkan sandingan data PIS-PK dan menyingkirkan kemungkinan hipertensi
belum minum program terkait determinan/faktor risiko untuk sekunder pada anak.
obat perencanaan intervensi lanjut. • Jejaring Puskesmas melakukan pelaporan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan surveilans faktor kasus hipertensi secara berkala
risiko PTM bagi penyandang hipertensi melalui SI PTM • Tenaga kefarmasian
memastikan
• Dapat memberikan kartu kontrol untuk pemantauan ketersediaan obat hipertensi di Puskesmas
minum obat rutin 42
• Memberikan obat hipertensi untuk pemenuhan
kebutuhan 2 bulan (bagi anggota JKN)
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Terdiagnosa • Melakukan • Melakukan pencatatan dan • Promkes memberikan penyuluhan dan
hipertensi intervensi pelaporan surveilans faktor risiko konseling terkait pola hidup sehat dan upaya
langsung/edukasi PTM bagi penyandang hipertensi berhenti merokok bila penyandang hipertensi
• Melakukan serta melakukan pemantauan memiliki kebiasaan merokok
sinkronisasi data pencapaian Hipertensi melalui SI • Program Gizi memberikan intervensi terkait
dengan data PTM pola diet bagi penderita hipertensi dan
program PTM • Memberikan edukasi kepada pegelolaan berat badan berlebih/ obesitas.
khususnya yang penyandang hipertensi dan • Program Kesjaor memberikan intervensi terkait
terkait dengan keluarga: jenis aktivitas fisik bagi penyandang hipertensi
hipertensi - memonitor kepatuhan minum obat, • Kesehatan Jiwa memberikan konseling terkait
• Melakukan updating - melakukan pengukuran pengelolaan stress
data bila intervensi tekanan • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan
telah dilakukan darah secara berkala secara mandiri tekanan darah dan memberikan tatalaksana
, di UKBM atau ke fasyankes dan hipertensi pada ibu hamil
- modifikasi gaya hidup agar tekanan • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada kasus
darah terkontrol hipertensi anak ke FKRTL untuk menyingkirkan
• Mengelola dan memanfaatkan kemungkinan hipertensi sekunder pada anak.
sandingan data PIS-PK dan program • IDI: panduan tata laksana hipertensi
terkait determinan/faktor risiko • Pelibatan lintas sektor (LPM/PKK/LSM dll)
untuk perencanaan intervensi dalam sosialisasi dan deteksi dini hipertensi
• Tenaga kefarmasian memastikan ketersediaan
lanjut. obat hipertensi di Puskesmas
43
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur
No. Hasil Analisis Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Keluarga
3. Memiiki • Melakukan rujukan • Melakukan updating definisi minum • Promkes memberikan penyuluhan dan konseling
Riwayat ke Puskesmas untuk obat tidak teratur yaitu bila penyandang terkait pola hidup sehat dan upaya berhenti
didiagnosis evaluasi pengobatan hipertensi total dalam sebulan terakhir merokok bila penyandang hipertensi memiliki
hipertensi dan mendapatkan tidak minum obat selama 6 hari. kebiasaan merokok
dan tidak pelayanan deteksi • Melakukan pencatatan dan pelaporan • Program Gizi memberikan intervensi terkait pola
berobat teratur dini hipertensi serta surveilans factor risiko PTM bagi diet bagi penderita hipertensi dan pengelolaan
rujukan penyandang hipertensi melalui SI PTM berat badan berlebih/ obesitas.
jika diperlukan • Melakukan pengolahan dan Analisa data • Program Kesjaor memberikan intervensi terkait
• Melakukan updating PIS-PK dan data program untuk jenis aktivitas fisik bagi penyandang hipertensi
data bila intervensi mendapatkan determinan yang • Kesehatan Jiwa memberikan konseling terkait
telah dilakukan mempengaruhi kejadian hipertensi dan pengelolaan stress
menggunakannya sebagai dasar • Kesehatan ibu, melakukan pemantauan tekanan
pendekatan intervensi lanjut. darah dan memberikan tatalaksana hipertensi
• Memberikan edukasi pada ibu hamil
kepada penyandang hipertensi dan • Kesehatan anak, melakukan rujukan pada kasus
keluarga untuk memonitor kepatuhan hipertensi anak ke FKRTL untuk menyingkirkan
minum obat , melakukan pengukuran kemungkinan hipertensi sekunder pada anak.
tekanan darah secara berkala secara
mandiri , di UKBM atau ke fasyankes • Pelibatan lintas sektor (LPM/PKK/LSM, dll) dalam
dan modifikasi gaya hidup agar pelaksanaan Germas untuk pencegahan dan
tekanan darah terkontrol pengendalian hipertensi
• Tenaga kefarmasian memastikan ketersediaan
obat hipertensi di Puskesmas
44
Indikator Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur

No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

4. Anggota keluarga • Memberikan pembinaan • Memberikan edukasi


penyandang kepada penyandang hipertensi kepada penyandang hipertensi dan
hipertensi berobat dan keluarganya agar tetap keluarga untuk memonitor kepatuhan
teratur melakukan modifikasi gaya minum obat, melakukan pengukuran
hidup, patuh berobat, tekanan darah secara berkala secara
mengukur tekanan darah mandiri , di UKBM atau ke fasyankes
secara minimal 1 kali per bulan dan modifikasi gaya hidup agar
serta melakukan deteksi dini tekanan darah terkontrol
komplikasi hipertensi minimal • Melakukan pencatatan dan pelaporan
1 tahun sekali surveilans faktor risiko PTM bagi
penyandang hipertensi melalui SI PTM
• Melakukan monitoring pelayanan
minimal sesuai standard diterima oleh
penyandang hipertensi minimal 1 kali
per bulan

45
Indikator Penderita Gangguan Jiwa Berat (ODGJ)
Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Penderita gangguan jiwa berat mendapatkan pengobatan dan tidak • Terdiagnosa Skizofrenia dan
diterlantarkan adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa Psikotik Akut
berat dan penderita tersebut tidak ditelantarkan dan/atau dipasung serta diupayakan
kesembuhannya • Minum obat teratur dalam
kurun waktu 1 bulan
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: Seluruh anggota keluarga (ditanyakan Kepala keluarga terakhir
mengenai kemungkinan adanya anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa)
• Definisi Pemasungan sesuai
PENILAIAN INDIKATOR: Permenkes No. 54 tahun
a. pernah didiagnosis menderita Schizoprenia ? 1. Ya 2. Tidak 2017
b. Bila ya, apakah meminum obat gangguan jiwa berat secara teratur ? 1. Ya 2.
Tidak
c. Apakah ada anggota keluarga yang di pasung? 1. Ya 2. Tidak
Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya” maka diberi simbol Y
Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol T
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Ya” maka diberi simbol T
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan (c) jawabannya “Tidak” maka diberi
simbol N

47
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan

No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
1. Data adanya • Melakukan KIE kepada keluarga • Melakukan pemantauan • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
anggota terkait ODJG Berat rutin Melakukan rujukan • Gizi untuk memantau asupan gizi
keluarga yang • Menganjurkan untuk melakukan untuk terapi lanjutan jika • Gigi dan Mulut, untuk
terdiagnosa pemeriksaan dan diperlukan memastikan
ODGJ berat pengobata • Melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut tidak terganggu
tidak minum teratur kepada anggota keluarga • Perkesmas, untuk kemandirian dan
obat secara Memastikan tidak lain dalam hal pemantauan
teratur dilakukan pemasungan kemandirian • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan
• Memastikan obat pasien tersedia • Melakukan pemantauan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dengan lintas
di keluarga ketersediaan obat di sektor sesuai dengan KMK No. 220 Tahun
• Melakukan koordinasi dengan Tim Puskesmas 2002
Program Kesehatan Jiwa • P2M untuk memantau penyakit penyerta
• Melakukan updating data setelah pada ODGJ berat
dilakukan intervensi

48
Indikator Penderita ODGJ Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Diterlantarkan
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Data ART • Melakukan edukasi terkait • Melakukan penegakan • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
dipasung, tapi ODGJ Berat dan diganosa • Gizi untuk memantau asupan gizi
belum pencegahannya • Melakukan pencatatan • Gigi dan Mulut, untuk memastikan kesehatan gigi
terdiagnosa • Menganjurkan untuk dan pelaporan dan mulut tidak terganggu
ODGJ Berat melakukan pemeriksaan • Melakukan pemantauan • Perkesmas, untuk kemandirian dan pemantauan
lebih lanjut rutin bagi yang • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
• Melakukan koordinasi terdiagnosa ODGJ Berat Masyarakat (TPKJM) dengan lintas sektor sesuai
dengan Tim Program • Melakukan dengan KMK No. 220 Tahun 2002
Kesehatan Jiwa rujukan untuk terapi • P2M untuk memantau penyakit penyerta pada
• Melakukan updating lanjutan jika diperlukan ODGJ Berat
data • Melakukan edukasi

3. Terdiagnosa • Melakukan edukasi terkait • Melakukan sinkronisasi • Kesling untuk kesehatan lingkungannya
ODGJ Berat ODGJ Berat data program • Gizi untuk memantau asupan gizi
dan pencegahannya • Melakukan pencatatan • Gigi dan Mulut, untuk memastikan kesehatan gigi
• Menganjurkan dan pelaporan dan mulut tidak terganggu
untuk melakukan • Melakukan pemantauan • Perkesmas, untuk kemandirian dan pemantauan
pemeriksaan lebih lanjut rutin • Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
• Melakukan • Melakukan rujukan Masyarakat (TPKJM) dengan lintas sektor sesuai
koordinasi dengan Tim untuk terapi lanjutan dengan KMK No. 220 Tahun 2002
Program Kesehatan Jiwa jika diperlukan • P2M untuk memantau penyakit penyerta pada
• Melakukan updating data • Melakukan edukasi ODGJ Berat 49
Indikator Keluarga Tidak
Ada yang Merokok
Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Anggota keluarga tidak ada yang merokok adalah jika tidak • Tidak ada anggota keluarga yang
ada seorang pun dari anggota keluarga tersebut yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau Hasil Produk
menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota Tembakau Lainnya (HPTL) setiap
keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau hari atau kadang-kadang
produk lain dari tembakau • Orang yang sudah berhenti
merokok adalah yang sama sekali
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: semua anggota keluarga tidak menghisap rokok atau HPTL
dalam 1 tahun
PENILAIAN INDIKATOR:
• jika tidak ada ak yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk
lain dari tembakau termasuk yang tidak pernah atau sudah berhenti merokok
maka diberi simbol “Y”
• Jika ada ak yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain
dari tembakau maka diberi simbol “T”

51
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
No. Hasil Tim Pembina Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
Analisis Keluarga
1. Data anggota • Memastikan anggota • Memberikan tatalaksana kepada anggota • Pem. kecamatan :
keluarga keluarga keluarga yang berkeinginan mengikuti program - Advokasi LP/LS dalam penerapan KTR,
(semua sesuai memenuhi UBM kampanye bahaya merokok, edukasi
umur) yang • Melakukan edukasi bahaya merokok, Smoke Free berhenti merokok.
mempunyai kriteria merokok; jika Home dan Upaya Berhenti Merokok (UBM) pada
ya melakukan - Pengembangan peraturan KTR jika
perilaku saat kunjungan keluarga belum ada.
menghisap tatalaksana sesuai • Melakukan pembinaan keluarga untuk mengikuti
rokok/temba program dan • Pemerintah desa dan perangkat desa
advokasi lintas sektor layanan UBM di Puskesmas jika ada anggota (TW/RW) bersama Toma dan Toga
kau dengan keluarga yang merokok
frekuensi • Koord dengan mengembangkan Desa Tanpa Rokok
setiap hari, Program, UKBM, dan • Melakukan pembinaan komitmen bagi anggota melalui Perdes KTR (Ada tanda dilarang
sering, atau pemerintah desa keluarga perokok yang sedang dan telh merokok di setiap rumah, tidak ada
kadang- mengikuti program UBM warga yang merokok di 7 tatanan KTR,
• Memberikan warung/toko tidak mendisplay atau iklan
kadang. informasi terkait • Monitoring perubahan perilaku merokok rokok, tidak ada iklan rokok di media luar
Smoke Free Home, • Mengembangkan program layanan UBM di ruang)
dan Upaya Berhenti Puskesmas yang terintegrasi dengan PANDU • SKPD terkait 7 tatanan KTR (Dinkes,
Merokok (UBM) pada PTM Satpol PP, Dinas Pendidikan, Kanwil
saat kunjungan • Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan Agama, Dishub, Dinas Pariwisata)
keluarga layanan UBM melalui SI PTM menerapkan aturan KTR sesuai dengan
• Melakukan rujukan • Melaporkan data anggota keluarga yang telah wilayah binaanya dan melakukan
ke Puskesmas untuk monitoring.
mengikuti Program berhenti merokok kepada surveyor • Melakukan pemantauan faktor risiko
UBM untuk dilakukan updating data PIS-PK. dan edukasi kelompok bagi perokok
• Melakukan pemantauan faktor risiko dan melalui Posbindu PTM
edukasi kelompok bagi perokok
melalui
Posbindu PTM
52
Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor
2. Data anggota keluarga
(semua umur) yang • Cek data PISPK wilayah • Melakukan updating data program • Menyamakan DO indikator
mempunyai perilaku Puskesmas • Memastikan anggota keluarga merokok menggunakan
menghisap rokok/ • Melakukan kunjungan sesuai kriteria merokok; jika ya indikator PIS-PK
tembakau dengan keluarga (jika belum) melakukan tatalaksana sesuai program
frekuensi setiap hari, • Melakukan • Melakukan advokasi lintas sektor
sering atau kadang- editing/updating data • Melakukan pencatatan dan pelaporan
kadang yang tidak sama PIS-PK faktor risiko merokok dan kegiatan
dengan data program • Melakukan intervensi layanan UBM melalui SI PTM
lanjutan bagi anggota • Menyamakan DO indikator merokok
Data PISPK (-), data keluarga yang merokok menggunakan indikator PIS-PK
program (+), atau
Data PISPK (+), data
program (-)

53
Indikator Keluarga Sudah menjadi
Anggota JKN
Indikator Keluarga Sudah menjadi Anggota JKN

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program


DEFINISI OPERASIONAL: Keluarga sudah menjadi anggota JKN adalah jika seluruh anggota Anggota /Peserta JKN adalah setiap
keluarga tersebut memiliki kartu keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) orang, termasuk orang asing yang
Kesehatan dan/atau kartu kepesertaan asuransi kesehatan lainnya. bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, yang telah membayar iuran
Jaminan Kesehatan
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: semua anggota keluarga (Perpres 82 tahun 2018)

PENILAIAN INDIKATOR:
• Jika Seluruh AK memiliki kartu keanggotaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan dan/atau kartu kepesertaan asuransi
kesehatan lainnya maka
diberi simbol “Y”
• Jika ada salah satu atau seluruh AK tidak memiliki kartu keanggotaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan/atau kartu kepesertaan asuransi
kesehatan lainnya maka diberi simbol “T”

55
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Keluarga Sudah menjadi Anggota JKN
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

1. Data kepesertaan JKN Data PISPK (-), data Pcare (+) Data PISPK (+), data program (-) • Melakukan koordinasi dengan
tidak sama antara hasil • Memastikan BPJS Kesehatan terkait daftar
• Cek data Pcare
kunjungan keluarga dan Mengidentifikasi • Melakukan crosscek data P- kepesertaan secara berkala
dengan data di Pcare data kepesertaan JKN Care di Puskesmas dengan • Pemanfaatan NIK untuk
• Melakukan menggunakan NIK penentuan kepesertaan JKN
kunjungan keluarga (jika • Memastikan pendistribusian
belum) kartu JKN sampai ke keluarga
• Melakukan updating data tepat sasaran
PIS-PK

2. Data keluarga/individu • Edukasi terkait manfaat dan • Memastikan • Pemerintah desa mengusulkan
yang belum menjadi kepesertaan JKN kepesertaan daftar nama calon PBI yang
peserta JKN • Memberikan informasi tata individu di PCare konkrit.
cara pendaftaran JKN • Jika terdaftar, pastikan apakah • Validasi calon PBI oleh Dinsos
individu sudah menerima • Percepatan pembuatan dan
kartu (cek melalui JKN Mobile) distribusi kartu
• Jika belum terdaftar:
- edukasi untuk menjadi
peserta mandiri/pengajuan
PBI jika memenuhi kriteria,
- Menyediakan
informasi terkait
pendaftaran dan manfaat
kepesertaan JKN 56
Indikator Keluarga Mempunyai Akses
Sarana Air Bersih
Indikator Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Keluarga mempunyai akses sarana air bersih adalah AKSES RUMAH TANGGA DENGAN AIR MINUM
adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan menggunakan air leding PDAM LAYAK: Rumah tangga yang menggunakan sumber
atau sumur pompa, atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan air minum yang terlindung, meliputi: (i) ledeng
sehari-hari. perpipaan (keran individual);
(ii) ledeng eceran;
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA: (iii) keran umum/hydrant umum;
• tingkat keluarga : Ketersediaan/ Kepemilikan sarana air bersih (iv) terminal air;
• Semua anggota keluarga : Perilaku penggunaan air bersih (v) penjual eceran;
(vi) penampungan air hujan (PAH);
PENILAIAN INDIKATOR: (vii) mata air terlindungi;
A. KETERSEDIAAN SARANA AIR BERSIH DI TINGKAT KELUARGA (KETERSEDIAAN (viii) sumur terlindung; dan
SARANA AIR BERSIH DAN JENIS SUMBER AIR TERLINDUNG) : (ix) sumur bor atau sumur pompa.
a.Apa tersedia sarana air bersih dilingkungan rumah? 1. Ya 2.
Tidak b.Jenis sumber air terlindung? 1. Ya 2. Tidak AKSES RUMAH TANGGA DENGAN AIR MINUM
• Jika (a) jawabannya “Tidak”  N AMAN: Rumah tangga menggunakan sumber air
• Jika (a) jawabannya ‘Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y minum layak, lokasi sumber air minum berada di
dalam atau di halam rumah (on premises), tersedia
• Jika (a) jawabannya ‘Ya” dan (b) jawabannya “Ya”  Y setiap saat dibutuhkan, dan memenuhi syarat
kualitas air minum sebagaimana tercantum pada
B. PERILAKU ANGGOTA KELUARGA MENGGUNAKAN AIR BERSIH PERMENKES Kualitas Air Minum yang sedang
(BIASA MENGGUNAKAN AIR BERSIH) : berlaku
• Jika jawabannya “Ya” maka diberi simbol Y 58
• Jika jawabannya “tidak” maka diberi simbol T
Indikator Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih

Defisinisi Operasional PIS-PK Definisi Program

PENILAIAN AKHIR INDIKATOR

• Jika (A) Indikator ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol N dan (B)
indikator perilaku biasa menggunakan air bersih bersimbol Y maka diberi symbol  Y
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol N dan (B) indikator perilaku
biasa menggunakan air bersih bersimbol T maka diberi symbol  T
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol Y dan (B) indikator perilaku
biasa menggunakan air bersih bersimbol Y maka diberi simbol  Y
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol Y dan (B) indikator perilaku
biasa menggunakan air bersih indikator perilaku biasa menggunakan air bersih bersimbol
T maka diberi simbol  T
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol T dan (B) bersimbol Y maka
diberi simbol  Y
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan sarana air bersih bersimbol T dan (B) indikator perilaku
biasa menggunakan air bersih bersimbol T maka diberi symbol  Y

59
DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
Indikator Akses Sarana Air Bersih
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

1. Data keluarga yang • Edukasi/penyuluhan • melakukan • Kerjasama dengan LS ( Kades)


tidak mempunyai atau dan koordinasi dengan Inspeksi terkait penggunaan dana Desa
memiliki akses sarana program untuk melakukan Kesehatan Lingkungan (IKL) 10% untuk kesehatan.
air bersih pembinaan • Berkoordinasi dengan TPK • Alternatif pembiayaan lainnya
• Update terkait hasil intervensi (wakaf air, mikro kredit)
keluarga memiliki akses lanjut yang telah dilakukan • Pemanfaat dana CSR
sarana air bersih • penyuluhan, perbaikan • Advokasi pembentukan arisan
sarana dan peningkatan kepemilikan Air bersih
kualitas air bersih
• Program menggunakan
data PIS-PK terkait
kepemilikan air bersih.

2. Data perilaku anggota • Edukasi/penyuluhan Penyuluhan dan motivasi • Kerjasama dengan kader (natural
keluarga dan koordinasi dengan keluarga untuk menggunakan leader) untuk promosi pentingnya
tidak menggunakan program untuk melakukan air bersih penggunaan air bersih
air bersih (perilaku) pembinaan • Kerjasama dengan organsasi sipil
• Update data perilaku masyarakat untuk meningkatkan
anggota perlaku penggunaan air bersih.
keluarga menggunakan
sarana air bersih

60
Indikator Keluarga Memiliki Akses atau
Menggunakan Jamban Sehat
Indikator Keluarga Mempunyai Akses atau Menggunakan Jamban Sehat
Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program
DEFINISI OPERASIONAL: Keluarga Mempunyai Akses atau Menggunakan AKSES SANITASI AMAN: Pengguna fasilitas sanitasi rumah tangga milik
Jamban Sehat adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan menggunakan sendiri, menggunakan kloset leher angsa yang memiliki tangki septik
sarana untuk buang air besar berupa kloset leher angsa atau kloset plengsengan. dan disedot setidaknya sekali dalam 3-5 tahun terakhir atau terhubung
ke Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)
INDIKATOR DITANYAKAN KEPADA :
• Tingkat keluarga : Kepemilikan/ akses jamban sehat AKSES SANITASI LAYAK SENDIRI: Pengguna fasilitas sanitasi rumah
• Semua anggota keluarga: Perilaku penggunaan jamban sehat tangga milik sendiri, menggunakan kloset leher angsa dengan tangki
septik yang belum pernah disedot (perkotaan) atau menggunakan leher
PENILAIAN INDIKATOR: angsa dengan lubang tanah/cubluk (perdesaan)
Akses Sanitasi Layak Bersama: Pengguna fasilitas sanitasi bersama
A. KETERSEDIAAN JAMBAN DI TINGKAT KELUARGA rumah tangga lain tertentu yang : 1) menggunakan kloset leher angsa
1. Apa tersedia JAMBAN KELUARGA? 1. Ya 2. Tidak dengan tangki septik yang belum pernah disedot (perkotaan) atau 2)
menggunakan kloset leher angsa dengan lubang tanah/cubluk
2. Bila ya, apa Jenis JAMBANNYA saniter (kloset/leher (perdesaan)
angsa/plengsengan) ?
1. Ya 2. Tidak AKSES SANITASI LAYAK BERSAMA: Pengguna fasilitas sanitasi bersama
• Jika (1) jawabannya “Tidak” N rumah tangga lain tertentu yang : 1) menggunakan kloset leher angsa
• Jika (1) jawabannya “Ya” dan (2) jawabannya “Ya” Y dengan tangki septik yang belum pernah disedot (perkotaan) atau 2)
• Jika (1) jawabannya “Ya” dan (2) jawabannya “Tidak” T menggunakan kloset leher angsa dengan lubang tanah/cubluk
(perdesaan)
B. PERILAKU ANGGOTA KELUARGA BAB DI JAMBAN
Apakah biasa BAB DI JAMBAN ? 1. Ya 2. Tidak
• Jika jawabannya “Ya” maka diberi simbol “Y” 62
• Jika jawabannya “tidak” maka diberi simbol
“T”
Indikator Keluarga Mempunyai Akses atau Menggunakan Jamban Sehat

Definisi Operasional (DO) PIS-PK Definisi Program

PENILAIAN AKHIR INDIKATOR

• Jika (A) Indikator ketersediaan/kepemilikan jamban layak bersimbol N dan (B)


indikator perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol Y maka diberi simbol Y
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan jamban layak bersimbol N dan (B) indikator
perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol T maka diberi simbol T
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan jamban layak bersimbol Y dan (B) indikator
perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol Y maka diberi simbol Y
• Jika (A) ketersediaan/ kepemilikan jamban layak bersimbol Y dan (B) indikator
perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol T maka diberi simbol T
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan jamban layak bersimbol T dan (B) indikator
perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol Y maka diberi simbol Y
• Jika (A) ketersediaan/kepemilikan jamban layak bersimbol T dan (B) indikator
perilaku biasa BAB di jamban layak bersimbol T maka diberi simbol T

DO PIS PK: Sumber Permenkes No. 39/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK

63
Indikator Keluarga Mempunyai Akses atau Menggunakan Jamban Sehat
No. Hasil Analisis Tim Pembina Keluarga Program Terkait Lintas Program/Lintas Sektor

1. Data PISPK keluarga Data PISPK (-), data program (+) Data PISPK (+), data • Keterlibatan aparat desa
mempunyai akses atau program (-) untuk memantau
• Cek data PISPK, dan Data program kepemilikan jamban saniter.
menggunakan jamban • Melakukan kunjungan/ • Cek data
sehat tidak sama dengan intervensi keluarga (jika belum), program,
data program • Melakukan updating data PISPK • Memastikan jumlah
• Sinkronisasi penggunaan data keluarga mempunyai
akses atau
menggunakan jamban
sehat
• Melakukan updating
data program

2. Data PISPK keluarga yang • Koordinasi dengan program untuk • Memastikan jumlah • Kerjasama dengan organisasi
tidak mempunyai akses melakukan pemicuan, monitoring keluarga yang tidak sipil masyarakat dan
jamban sehat pasca pemicuan dan verifikasi mempunyai akses pemdes untuk
• Edukasi/penyuluhan dan koordinasi jamban sehat meningkatkan perlaku dalam
dengan program untuk melakukan • Memastikan jumlah KK penggunaan jamban sehat.
pembinaan akses jamban sehat yang tidak memiliki dan
• Update data perilaku anggota tidak mempunyai akses
keluarga menggunakan jamban jamban sehat
sehat berdasarkan NIK

64
Intervensi Lanjut Terintegrasi
Tingkat Dinas Kesehatan
Indikator Keluarga Berencana
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Keluarga Berencana

No. Analisis Intervensi

1. Data Wanita berstatus menikah usia 10-54 tahun yang tidak • Penyediaan buku KIA
sedang hamil atau AK laki-laki berstatus menikah usia >10 tahun • Sinkronisasi dengan data program sesuai indikator
dan tidak berKB • Koordinasi dengan OPD KB atau BKKBN untuk penyediaan
alokon dan kebijakan yang mengikuti
• Koordinasi dengan OPD KB dan Kemenag untuk
2. Data Wanita berstatus menikah usia 15-49 tahun yang tidak harmonisasi data catin dan kebijakan penyuluhan dan
sedang hamil atau AK laki-laki berstatus menikah usia >15 tahun pemeriksaan kesehatan catin
dan tidak berKB • Advokasi, Kampanye dan Promosi pentingnya KB oleh
pemuka agama, kader Kesehatan, PKK, dll.

3. Data Wanita berstatus menikah usia 15-49 tahun yang tidak • Koordinasi dengan OPD KB untuk harmonisasi data
sedang hamil yang tidak sama dengan data program

4. Data Self-assement kelayakan hamil di aplikasi KESCATIN • Memanfaatkan aplikasi skrining layak hamil yang bisa
diakses di playstore KESCATIN untuk melakukan analisis
perencanaan kebutuhan pelayanan KB dan perencanaan
kehamilan.

67
Indikator Ibu Bersalin di Faskes
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Ibu Bersalin di Faskes
No. Analisis Intervensi

1. Data jumlah Ibu hamil per puskesmas • Koordinasi dengan lintas program untuk sinkronisasi data program dalam e-Cohort
dengan data PIS-PK
• Penyediaan buku KIA berdasarkan sinkronisasi data PIS-PK dengan data program
sesuai dengan data e-Cohort
• Penyediaan RTK (Rumah Tunggu Kelahiran) pada wilayah yang sulit
• Penyediaan PMT bagi ibu hamil KEK
• Melakukan sinkronisasi dengan data JKN dan advokasi pembiayaan persalinan ke
dinas sosial bagi ibu hamil yang tidak memiliki JKN
• Melengkapi sarana, prasarana, alat dan BMHP di Puskesmas agar
dapat
memberikan pelayanan persalinan normal.
• Menyediakan kebijakan alur rujukan bagi ibu hamil berisiko tinggi
• Memastikan rumah sakit rujukan persalinan

2 Cakupan ibu yang tidak • Koordinasi dengan lintas program dalam menggerakkan ibu hamil dapat bersalin
melakukan persalinan di fasyankes di fasyankes
• Berkoordinasi dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat
untuk mendorong persalinan di fasyankes

3. Cakupan ibu yang melakukan • Pemetaan SDM dan SPA di fasyankes yang memberikan pelayanan persalinan
persalinan di fasyankes • Penyediaan sarana, prasarana, alat dan BMHP di Puskesmas dan RS PONEK
• Peningkatan kompetensi nakes di fasyankes
4. Cakupan data bayi baru lahir per • Koordinasi dengan lintas program untuk sikronisasi data program dengan data
puskesmas PISPK
• Sinkronisasi data PIS-PK dengan data program sesuai dengan data e-Cohort
69
Indikator ASI Eksklusif
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator ASI Eksklusif

No. Analisis Intervensi

1. Data bayi usia 6 – 23 bulan dan bayi • Advokasi lintas sektor dalam edukasi ASI eksklusif untuk pasangan usia subur di
tersebut selama 6 bulan tidak diberi ASI lingkup kab/kota dan provinsi
eksklusif. • Advokasi pembuatan dan pengelolaan ruangan menyusui di kantor-kantor maupun
di fasilitas publik lainnya.

2. Data ibu hamil • Advokasi lintas sektor dalam edukasi ASI eksklusif untuk ibu hamil
• Advokasi pembuatan dan pengelolaan ruangan menyusui di kantor-kantor maupun
di fasilitas publik lainnya.

3. Data bayi usia 6 – 23 bulan yang telah • Sinkronisasi data PISPK dengan data program (data lulus ASI Eksklusif)
mendapat ASI eksklusif, tidak sama
dengan data program

4. Data bayi usia 0-6 bulan yang • Kampanye pentingnya pemberian ASI Eksklusif
mendapatkan ASI eksklusif • Advokasi pembuatan dan pengelolaan ruangan menyusui di kantor-kantor maupun
di fasilitas publik lainnya.

71
Indikator Pemantauan Pertumbuhan
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Pemantauan Pertumbuhan

No. Analisis Intervensi

1. Data keluarga yang memiliki balita tidak • Melakukan monitoring dan evaluasi ke puskesmas terkait pencatatan dan
mendapat pemantauan pertumbuhuan pelaporan kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
• Advokasi kepada lintas sektor untuk mendukung kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
• Mendorong fasilitas lain yang melakukan pemantauan pertumbuhan balita
untuk melakukan pelaporan ke Puskesmas

2. Data status gizi dari hasil pengukuran • Melakukan monitoring dan evaluasi ke puskesmas terkait pencatatan dan
antropomentri pelaporan kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
(TB/U) : Pendek/Sangat pendek • Advokasi kepada lintas sektor untuk mendukung kegiatan
(BB/U) : Kurus/sangat kurus pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
(BB/TB) atau (BB/PB) : Gizi kurang/Gizi
buruk

3. Data balita yang tidak memiliki NIK atau • Mendorong proses percepatan mendapatkan NIK dari dukcapil bagi sasaran
memiliki NIK Generate bayi dan balita

73
Indikator Imunisasi Dasar Lengkap
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Imunisasi Dasar Lengkap

No. Analisis Intervensi

1. Cakupan IDL bayi dibawah 12 bulan (0-11 bulan) • Kampanye pentingnya pemberian imunisasi
per Puskesmas • Advokasi kepada lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung kegiatan imunisasi
• Meningkatkan kapasitas petugas Puskesmas
untuk pelaksanaan imunisasi
• Melakukan supervise supportive kepada puskesmas
2. Data sasaran bayi berusia 12-23 bulan tidak diberi IDL per • Memastikan ketersediaan vaksin dan manajemen
Puskesmas rantai dingin vaksin.

75
Indikator TB Paru
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator TB Paru

No. Analisis Intervensi

1. Data terduga TBC pada PISPK • Melakukan mapping hasil IKS di tiap-tiap wilayah
Puskesmas/Kecamatan/Kabupaten/Kota dan melakukan analisis data faktor
risiko di wilayah kerjanya.
• Melakukan pembinaan dan refreshing pengetahuan nakes di
Puskesmas/Dinkes kab/kota terkait tatalaksana TB bersama lintas program
dan organisasi profesi
2. Data PISPK yang pernah terdiagnosis • Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk melakukan intervensi lanjut terhadap
TBC tidak sama dengan data program penyandang TBC
• Melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai data surveilans program dan
capaian SPM bidang Kesehatan
• Memberikan feedback dan rekomendasi intervensi lanjut ke Puskesmas/Dinkes
Kabupaten/Kota terkait hasil analisis masalah TB secara kewilayahan dari data
PIS-PK dan data program
3. Data PISPK yang pernah • Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PIS-PK secara berkala
terdiagnosis TBC, tidak berobat teratur • Melakukan bimbingan teknis pada Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota
• Koordinasi lintas program di Dinkes dalam hal sinkronisasi data dan
penatalaksaan TBC
• Advokasi pemda dan lintas sektor dalam penanggulangan TBC (mulai
penemuan terduga sampai dengan pengobatan) dan melakukan monitoring
hasil advokasi
• Membuat kebijakan terkait pemberian rewards and punishmesnt

77
Indikator Hipertensi
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Hipertensi

No. Analisis Intervensi

1. Data Anggota keluarga Tidak ada • Melakukan mapping hasil IKS di tiap-tiap wilayah Puskesmas di kab/kota dan
Riwayat Hipertensi sebelumnya, namun melakukan analisis data factor risiko di wilayah kerja nya.
pada pemeriksaan di temukan tekanan • Melakukan pembinaan dan updating pengetahuan nakes di Puskesmas terkait
darah systole ≥140 mmHg dan diastole tatalaksana hipertensi Bersama lintas program dan organisasi profesi
≥90 mmHg dan belum minum obat • Memberikan rekomendasi intervensi lanjut bagi keluarga dengan masalah
hipertensi maupun secara kewilayahan berdasarkan hasil analisis data PIS-PK
dan data program
• Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk melakukan intervensi lanjut terhadap
2. Terdiagnosa hipertensi penyandang hipertensi dan melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai data
surveilans program dan capaian SPM bidang Kesehatan
• Melakukan monev pelaksanaan PIS-PK dan PANDU PTM secara berkala
• Koordinasi lintas program di Dinkes
3 Memiliki riwayat didiagnosis hipertensi • Memastikan ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan obat hipertensi di
dan tidak berobat teratur Puskesmas

4 Anggota keluarga penyandang hipertensi


berobat teratur

79
Indikator ODGJ
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator ODGJ

No. Analisis Intervensi

1. Data riwayat atau menunjukkan gejala • Melakukan mapping hasil IKS di tiap-tiap wilayah
gangguan jiwa Puskesmas/Kecamatan/Kabupaten/Kota dan melakukan analisis data faktor
risiko di wilayah kerjanya.
• Melakukan pembinaan dan updating pengetahuan nakes di Puskesmas/Dinkes
Kab/Kota terkait tatalaksana ODGJ bersama lintas program dan organisasi
profesi
2. Data adanya anggota keluarga yang • Memberikan rekomendasi intervensi lanjut bagi keluarga dengan masalah
ODGJ ODGJ maupun secara kewilayahan berdasarkan hasil analisis data PIS-PK dan
data program
• Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk melakukan intervensi lanjut terhadap
penyandang ODGJ dan melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai data
surveilans program dan capaian SPM bidang Kesehatan
• Memberikan feedback ke Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota
• Melakukan monev pelaksanaan PIS-PK secara berkala
• Melakukan bimbingan teknis pada Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota
• Koordinasi lintas program di Dinkes
• Advokasi pemda, lintas sektor dalam penanggulangan ODGJ (mulai penemuan
terduga sd pengobatan) dan melakukan monitoring
• Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dengan lintas
sektor sesuai dengan KMK No. 220 Tahun 2002
• Membuat kebijakan terkait pemberian rewards and punishment

81
Indikator Merokok
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Merokok
No. Analisis Intervensi

1. Data anggota keluarga (semua umur) • Mengembangkan dan meningkatkan program layanan UBM di
yang mempunyai perilaku menghisap FKTP di Kab/Kota
rokok/tembakau dengan frekuensi • Melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas Nakes tentang layanan UBM
setiap hari, sering, atau kadang-kadang. bersama lintas program dan organisasi profesi
Disebut merokok setiap hari, jika • Melibatkan FKTP dan FKRTL untuk intervensi lanjut bagi anggota keluarga yang
responden merokok minimal satu merokok
batang dalam satu hari • Meningkatkan pencatatan dan pelaporan layanan UBM melalui SI PTM sebagai
monitoring data capaian program
• Advokasi Pemerintah Daerah yang belum memiliki Peraturan
KTR,
dan mengeluarkan kebijakan terkait KTR dan UBM.
• Advokasi Pemerintah Daerah untuk penegakkan sanksi bagi daerah yang
memiliki Perda KTR
• Advokasi LP/LS dalam penerapan KTR, kampanye bahaya merokok, pelarangan
iklan rokok di lingkup kab/kota dan provinsi

2 Data anggota keluarga (semua umur) • Meningkatkan pencatatan dan pelaporan faktor risiko merokok dan layanan
yang mempunyai perilaku menghisap UBM di Puskesmas melalui SI PTM
rokok/ tembakau dengan frekuensi • Melakukan validasi pelaporan faktor risiko merokok melalui SI PTM
setiap hari, sering atau kadang-kadang • Melakukan validasi pelaporan kegiatan layanan UBM melalui SI PTM
yang tidak sinkron dengan data program • Membina FKTP dan FKTRL dalam sinkronisasi data dan pelaporan rutin.

Data PISPK (-), data program (+)


Data PISPK (+), data program (-)
83
Indikator JKN
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator JKN

No. Analisis Intervensi

1. Data kepesertaan JKN tidak sama antara • Melakukan koordinasi dengan BPJS setempat terkait kepesertaaan JKN
hasil kunjungan keluarga dengan data di • Memanfaat NIK sebagai pelacak kepesertaan JKN
Pcare • Advokasi ke BPJS kesehatan untuk sinkronisasi data kepesertaan JKN antara data
BPJS dengan data hasil kunjungan keluarga
• Menginformasikan ke petugas P-Care Puskesmas terkait pemanfaatan NIK

2. Data keluarga/individu • Melakukan identifikasi kepesertaan JKN yang memenuhi kriteria PBI namun
terkonfirmasi belum menjadi peserta JKN belum terdaftar
• Koordinasi dengan Dinsos dan Disdukcapil terkait data calon peserta PBI- JKN

85
Indikator Air Bersih
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Air Bersih

No. Analisis Intervensi

1. Data keluarga yang tidak mempunyai atau • Advokasi kepada lintas sektor dan program untuk pengembangan alternatif
memiliki akses sarana air bersih pembiayaan air bersih
• Advokasi dan Koordinasi dengan Dinas PUPR terkait pemanfaatan untuk SAB.
• Pemda menginstruksikan tentang penggunaan dana desa dan dana
lainnya untuk pembiayaan SAB.
2. Data perilaku anggoata keluarga • Melakukan promosi pemtingnya penggunaan air bersih
tidak menggunakan air bersih (perilaku) • Mengadvokasi Diskominfo untuk pembuatan media KIE ttg
pentingnya penggunaan air bersih.

87
Indikator Jamban Sehat
Intervensi Tingkat Dinas Kesehatan: Indikator Jamban Sehat

No. Analisis Intervensi

1. Data PIS-PK mempunyai akses atau • Penetapan jumlah KK yang digunakan oleh semua program sebagai dasar
menggunakan jamban sehat tidak sama perhitungan sasaran
dengan data program • Bimbingan teknis monitoring dan evaluasi data program

2. keluarga yang tidak mempunyai • Advokasi kepada lintas sektor dan program untuk pengembangan alternatif
akses jamban sehat dari hasil PIS-PK pembiayaan sanitasi dan wirausaha sanitasi
• Advokasi kepada Diskominfo untuk pembuatan media KIE ttg pentingnya
penggunaan Jamban sehat .

89
Integrasi Data
Integrasi Antara Data PIS-PK dengan Data Program/Lintas Sektor

Dalam rangka melihat hubungan antar variabel, data antar indikator PIS-PK yang terkait dapat
disandingkan, demikian juga penyandingan dengan data terkait di luar indikator PIS-PK. Misalnya data
cakupan imunisasi yang terdapat pada data PIS-PK dengan data kelahiran bayi. Dengan
menyandingkan data tersebut, Puskesmas dapat mengetahui adanya gap capaian dan sasaran
imunisasi yang perlu ditindaklanjuti dengan intervensi lanjut.

Berikut beberapa contoh data-data yang dapat saling disandingkan baik antar indikator PIS-PK
maupun antara data PIS-PK dan data lain. Puskesmas dan dinas kesehatan dapat menggali lebih jauh
data-data lainnya untuk penyandingan data dengan data PIS-PK.

91
Data Antar Indikator PIS-PK yang terkait

Indikator PIS-PK Indikator PIS-PK

Data Ibu Hamil • Data Kepemilikan JKN


• Data Hipertensi
• Data Perilaku Merokok
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data ODGJ
• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih

Data pemantauan pertumbuhan • Data Perilaku Merokok


• Data akses dan perilaku jamban dan air bersih
• Data suspek TB
• Data TB berobat teratur (level keluarga)
• Data kepemilikan JKN

Data persalinan di fasyankes • Data kepemilikan JKN

Data Hipertensi • Data Kepemilikan JKN


• Data Merokok
• Data ODGJ

92
Data PIS-PK dengan Data Program/Lintas Sektor yang Terkait
Indikator PIS-PK Indikator Non PIS-PK

Data Ibu Hamil • Data TB (agregat keluarga) (Formulir TB.01)


• Data HIV program (agregat keluarga) SIHA
• Data Hipertensi (P2PTM) (eCohort ibu)
• Data DM (P2PTM)
• Data COVID-19
• Data BBLR
• Data SI PTM (data faktor risiko :merokok, tingkat metabolic, dsb)

Data ASI Eksklusif • Data stunting ePPBGM


• Data wasting ePPBGM
• Data underweight ePPBGM

Data IDL • Data kelahiran bayi,


• Data kunjungan neonatal
• Data surveilen PD3I (untuk kasus difteri, dsb)
Data pemantauan pertumbuhan • Data TB (agregat keluarga) (Formulir T)
• Data eCohort anak

93
Penutup
Intervensi lanjut PIS-PK merupakan bagian dari kegiatan program di Puskesmas yang dapat meningkatkan jangkauan
dan capaian target program sekaligus sebagai perwujudan implementasi Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan demikian diperlukan integrasi pelayanan lintas program di Puskesmas agar
intervensi lanjut ini menghasilkan perubahan status kesehatan keluarga menjadi keluarga sehat.

Data-data kesehatan keluarga yang telah dikumpulkan dan dianalisis di tingkat Puskesmas kiranya dimanfaatkan
sebagai dasar perencanaan intervensi lanjut yang komprehensif dan tepat sasaran. Integrasi dalam perencanan dan
pelaksanaan intervensi lanjut oleh lintas program di Puskesmas akan sangat menentukan output dan dampak
intervensi tersebut. Pembinaan dan fasilitasi dari dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam penerapan intervensi lanjut berbasis data PIS-PK menjadi hal penting untuk dilakukan secara konsisten.
Demikian juga keterlibatan klinik pratama, praktik mandiri dokter dan bidan, posyandu, serta jejaring pelayanan
Puskesmas lainnya akan sangat berarti untuk mendukung Puskesmas dalam meningkatkan satus keluarga menjadi
keluarga sehat.
TIM PENYUSUN

BUKU PANDUAN INTERVENSI TERINTEGRASI BERBASIS ANALISIS DATA KESEHATAN


KELUARGA PADA PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
Diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Pengarah
Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), MARS (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Pembina
Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer

Ketua Tim Penyusun


dr. Monika Saraswati Sitepu, M.Sc.
Tim Penyusun
dr. Monika Saraswati Sitepu, M.Sc, drg. Naneu Retna Arfani, dr. Wing Irawati, drg. Aditia Putri, Wulan Sridamayanti, S.Kep., Ners., dr. Imelda,
MPH, dr. Melirina Romauli Simanjuntak
Kontributor
Dr. dr. Trihono, MSc, dr. Eva Sulistiowati, M.Biomed dan dr. Made Dewi, M.Epid (Puslitbang SDPK), Rudi Kurniawan, MKes (Pusdatin), dr.
Dwi Diyanti (PADK), Merly Indira, ST dan dr. Resi Natalia Turnip, M.K.M (P2JK), dr. Wisnu Trisnonggono, MPH, Sri Hasti, SKM, Evasari
Ginting, SKM (Direktorat Kesehatan Keluarga), Dahlan Choeron, SKM, MKM dan dr. Fembriana Syarifah (Dit. Gizi Keluarga), Ni Nengah
Yustina Tutuanita, SKM, MKM (Dit. Kesling), dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA dan Sulistyo, SKM, M.Epid. (Dit. P2PML), dr. Prihandriyo Sri Hijranti,
M.Epid, Ridho Ichsan Syaini, SKM, M.Epid dan Rindu Rachmiaty, SKM, M.Epid (Dit. P2PTM), dr. Leon Muhammad (Dit. P2KJPN), Lelyana
Lolok, SKM, M.Kes, dr. Anandini Umar, Hendro Nurcahyo, SKM, Yuli Nazlia Sidy, S.Kep, MKM, drg. Idawatylina, M.Kes, (Dit. Yankes Primer),
Ernawati, S.Kep.Ners.,M.AP (Dinkes Prov Jabar), Muhamad Natsir, S.Kep, Ns, M.Kep (Dinkes Prov Jateng), drg. Agus Salim (Dinkes Prov
Jatim) Sija Tiku, SKM, M.Kes (Dinkes Prov Sultra), Robby Nugraha (Dinkes Kota Bandung, Jabar), dr. Ichsan Nur Hamdan (Dinkes Kab Musi
Banyuasin, Sumsel), Fivi Yanti, SKM (Dinkes Kab Kulon Progro, DIY), Hasan Rahim, S.Kep, Ns, MARS, Septianus Bunga, SKM, M.Kes
(Dinkes Kab Maros, Sulsel), Erika Hidayanti, Yuanita Yuningsih, Nola Riftriana (Puskesmas Kopo, Dinkes Kota Bandung, Jabar).
Direktorat Yankes Primer Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai