Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS TAHUN 2022

KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM


MENGEMBANGKAN KURIKULUM. PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN YANG
MENGAKOMODASI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SATUAN
PENDIDIKAN KHUSUS ATAU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Konsep Dasar
Pendidikan Khusus
dan Pendidikan
Inklusif

:: Tim Fasilitator Direktorat Guru Dikmensus, Ditjen GTK


Kemendikbudristek
:: Skenario Pembelajaran

Penyampaian
Diskusi Materi Penyimpulan
Interaktif Keseluruhan/ Materi dan
5’ Tayangan PPT Penutup 5’
20’
:: TUJUAN PEMBELAJARAN
o Peserta memahami pengertian pendidikan khusus dan
pendidikan inklusif
o Peserta memahami tujuan pendidikan khusus dan
pendidikan inklusif
o Peserta memahami penyelenggaraan pendidikan khusus
dan pendidikan inklusif
o Peserta memahami tujuan dan tugas SLB sebagai pusat
sumber (resource centre) dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan inklusif pada satuan
pendidikan umum dan kejuruan
:: Diskusi Interaktif
Apakah pernyataan yang ditebalkan (bold) berikut ini termasuk jenis pendidikan,
jalur pendidikan, atau jenjang Pendidikan?

No Pernyataan Jalur Jenjang Jenis


Pendidikan Pendidikan Pendidikan
1 SD dan SMP termasuk Pendidikan dasar a
Telaah
2 Pendidikan vokasi mengembangkan kemampuan SDM a pasal 13,
3 Homeschooling pendidikan berbasis keluarga a 14, dan 15
4 PDBK berhak mendapatkan layanan pendidikan khusus a UU No. 20
Tahun 2003
5 Pendidikan formal dilaksanakan terstruktur a tentang
 Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu
Sistem
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan Pendidikan (formal, nonformal & informal) Pendidikan
Nasional
 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (dikdas, dikmen, dikti)
 Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan
Pendidikan (pendidikan umum, pendidikan khusus, pendidikan kejuruan, pendidikan vokasi, pendidikan
akademik, Pendidikan profesi, pendidikan keagamaan)
:: Pengertian Pendidikan Khusus

 “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.” (Ps. 32 ayat (1)
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional))

 Pendidikan secara khusus adalah pendidikan yang hanya memberikan layanan kepada
peserta didik penyandang disabilitas dengan menggunakan kurikulum khusus, proses
pembelajaran khusus, bimbingan, dan/atau pengasuhan dengan tenaga pendidik khusus
dan tempat pelaksanaannya di tempat belajar khusus. (Penjelasan Ps. 10 huruf a UU No. 8
Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas)
:: Tujuan Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan berfungsi memberikan pelayanan pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. Pendidikan khusus bagi peserta didik
berkelainan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai
kemampuannya. (Pasal 129 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyeenggaraan Pendidikan).

Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan
karakteristik keistimewaannya. Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi
keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual,
intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain. (Pasal 134 ayat (1) dan (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan).
:: Penyelenggaraan Pendidikan Khusus

 Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.” Pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa:” Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan
untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah. (Pasal 16 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (Pasal 130 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan)
 Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan
umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. (Pasal 130 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010)
 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jalur formal diselenggarakan melalui satuan
pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah (Pasal 132 Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan)
:: Penyelenggaraan Pendidikan Khusus

 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat
diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat (Ps. 135 ayat 1 PP No. 17 Tahun 2010)
 Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
dapat berupa:
• Program percepatan, dan/atau
• Program pengayaan (Ps. 135 ayat 2 PP No. 17 Tahun 2010)

Program percepatan adalah program pembelajaran yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan dalam waktu yang lebih singkat dari waktu belajar yang
ditetapkan. Misalnya, lama belajar 3 (tiga) tahun pada SMA dapat diselesaikan kurang dari 3 (tiga) tahun.
Program pengayaan adalah program pembelajaran yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik guna mencapai kompetensi lebih luas dan/atau lebih dalam dari pada standar isi dan standar kompetensi
lulusan. Misalnya, cakupan dan urutan mata pelajaran tertentu diperluas atau diperdalam dengan menambahkan
aspek lain seperti moral, etika, aplikasi, dan saling keterkaitan dengan materi lain yang memperluas dan/atau
memperdalam bidang ilmu yang menaungi mata pelajaran tersebut.
:: Bentuk Satuan Pendidikan Khusus

 Bentuk satuan pendidikan khusus formal bagi peserta didik berkelainan untuk pendidikan anak usia dini
berbentuk taman kanak-kanak luar biasa (TKLB) atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan
sederajat.
 Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas sekolah
dasar luar biasa (SDLB) atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat, dan sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB) atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat.
 Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan menengah adalah sekolah
menengah atas luar biasa SMALB), sekolah menengah kejuruan luar biasa (SMKLB), atau sebutan lain
untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat. Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat
dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan. Pendidikan khusus
bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan pada jalur pendidikan
nonformal
:: Pengertian Satuan Pendidikan Khusus
Pasal 1 Permendikbud No. 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah

 Sekolah Dasar Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SDLB adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan
khusus bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, dan/atau sosial.
 Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SMPLB adalah salah satu bentuk Satuan
Pendidikan khusus bagi peserta didik sebagai lanjutan dari SDLB atau bentuk lain yang sederajat
 Sekolah Menengah Atas Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SMALB adalah salah satu bentuk Satuan
Pendidikan khusus bagi peserta didik yang telah lulus dari SMPLB atau bentuk lain yang sederajat
 Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SLB adalah bentuk Satuan Pendidikan khusus yang
terintegrasi pada jalur formal untuk jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah dalam
satu manajemen pengelolaan
SD/MI

Secara Inklusif SMP/MTs

SMA/
MA/
SMK/MAK
PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN KHUSUS

TKLB

SDLB
Berupa Satuan
Pendidikan Khusus
SMPLB

SMALB
:: Diskusi Interaktif
Apakah hal-hal berikut ini merupakan cerminan praktik baik Pendidikan inklusif?
No Uraian Ya Tidak
1 Membelajarkan peserta didik sesuai kompetensi pada kurikulum a
2 Memetakan kemampuan peserta didik sebelum merancang pembelajaran a
3 Menuntaskan target kurikulum sebagai indikator hasil pembelajaran a
4 Melaksanakan asesmen formatif dan sumatif secara klasikal a
5 PPDB diselenggarakan tanpa diskriminasi/mengakomodasi semua anak a
6 Melaksanakan pembelajaran secara terpisah bagi PDBK a
7 Mengikutsertakan PDBK berkursi roda pada permainan bola basket adaptif a
8 Nilai KKM PDBK sama dengan peserta didik lain, kriteria KKMnya berbeda a
9 Melakukan tes untuk mencari kompetensi yang sudah dikuasai PDBK a
10 Menerima PDBK tanpa melibatkannya dalam kegiatan non akademik a
:: Pengertian Pendidikan Inklusif
o Pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik,
intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau kondisi-kondisi lain, termasuk anak-anak
penyandang disabilitas, anak-anak berbakat, pekerja anak dan anak jalanan, anak di
daerah terpencil, anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas dan anak-anak
yang tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat.
(Salamanca Statement, 1994 dalam Stubbs, 2003)

o Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua


peserta didik yang memiliki kelainan, dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009)
:: Tujuan Umum Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif dikembangkan untuk mencapai fungsi dan tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu:
o mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa
o berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
:: Tujuan Umum Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif dilaksanakan untuk mencapai misi Pendidikan Nasional,
yaitu:
o Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu
o Memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
o Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
o Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
o Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan
:: Tantangan
Tantangan Terhadap Pencapaian Fungsi, Tujuan, dan Misi
Pendidikan Nasional

SEGI PARTISIPASI SEGI KUALITAS PROSES


o Terjadi diskriminasi o Belajar di sekolah kurang
o Sekolah belum ramah bagi semua menyenangkan
anak o Pembelajaran di sekolah semata-
o Terjadi pemisahan pendidikan mata untuk menyelesaikan
yang ekstrim berdasarkan identitas kurikulum
tertentu o Perbedaan dan keberagaman
o Banyak anak yang belum kurang diperhatikan
terakomodasi di sekolah karena
berbagai alasan
:: Diskusi Interaktif
Apa yang harus dilakukan agar terjadi akselerasi dalam
pencapaian fungsi, tujuan, dan misi pendidikan nasional?

Ubah pola pikir dari pendekatan


pendidikan ekslusif ke pendekatan
pendidikan inklusif
:: Konsep Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Keberagaman dan Sistem Pendidikan Anak
Sumber Daya
Diskriminasi di Sekolah
• Memanfaatkan • Menghilangkan • Pendidikan lebih • Individu dengan
sumber daya lokal diskriminasi dan luas dari pada hak dasar
yang tersedia pengucilan pendidikan formal • Warga negara
• Mendistribusikan • Memandang di sekolah
• Fleksibel dan • Warga masyarakat
sumber daya yang keberagaman
tersedia sebagai sumber sistem pendidikan • Anggota keluarga
daya, bukan bersifat responsif
• Memandang
sebagai masalah • Lingkunngan
manusia sebagai
sumberdaya kunci • Pendidikan inklusif pendidikan ramah
(anak, orang tua, menyiapkan siswa terhadap anak
guru, kelompok menjadi toleran dan • Sistem
orang yang menghargai mengakomodasi
termarginalkan dll) perbedaan. setiap anak yang
beragam dan bukan
anak yang
menyesuaian
dengan sistem
• Kolaboratif antar
mitra dan bukan
kompetitif
Semua anak
mampu belajar
Mencegah Mengajar
Pandangan Semua Anak
buruk

Prinsip
Pendidikan Mendorong
Menyesuaikan
dan
Inklusif Keadilan secara
Sosial
mengintegrasikan
Pembelajaran
secara tepat

Membelajarkan Menggali
Budaya dan identitas yang
Perbedaan Agama beragam
Pendidikan
Segregasi, Integrasi & Inklusif
:: Elemen Pendidikan Inklusif
Bagaimana Sikap Guru?
Ingat PAPA dalam memberikan layanan kepada
Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
 Hadir (Present)
 Diterima (Acceptance)
 Berpartisipasi (Partisipation)
 Berprestasi (Achievement)
Kebijakan Pendidikan Khusus dan Inklusif 2002 - 2014

o UU No. 23 Th 2014 ; UU No. 09 Th 2015


o UU No. 35 Th 2014 ttg UU Perubahan No.
 Permendiknas No. 32 Tahun 2008 Tahun 23 Tahun 2002 Perlindungan Anak
tentang Standar Kualifikasi dan 2014 o Melanjutkan Penganugerahan Inclusive
Kompetensi Guru Pendidikan Khusus Award
Tahun  PP. No.74 Tahun 2008
2008
Tahun
 PP. No. 19 Tahun 2005 tentang SNP, Pasal 41 Melanjutkan Penganugerahan Provinsi/ Kabupaten/Kota
2013
 Seminar Internasional PI di Bukitinggi Penerima Inclusive Award
Tahun  Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005
2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –
Mulai Penganugerahan Provinsi/Kabupaten/Kota Penerima Inclusive
Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Tahun
2012 Award
Gedung
Tahun
Deklarasi Bandung “Indonesia Menuju UU No. 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The
2004 Pendidikan Inklusif.
Tahun Right Of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak
2011 Penyandang Disabilitas)
Tahun  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas
2003
 Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor Tahun  PP.No.17 Tahun 2010 - PP. No. 66 Tahun 2010
380/C.C6/MN/2003. 2010  Permendiknas No. 35 Tahun 2010
Tahun
2002 Undang – Undang R.I No. 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung Tahun  Permendiknas No.70 Tahun 2009 ttentang Pendidikan Inklusif ….
2009  Permeneg PAN RB No. 16/2009
 Permendiknas No.39/2009-30/2011
Kebijakan Pendidikan Khusus danInklusif 2015 - 2019

• PP No 2 Tahun 2018 tentang SPM


Tahun • Permendikbud No. 32 Tahun 2018 tentang Standar
2019 Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan
 Permendikbud NO. 4/2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
Tahun  Permendikbud No 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, KS,
dan PS
2018  Permendikbud No 14/2018 dan no. 51/2018 tentang PPDB
 SE Dirjen Dikdasmen No 1730/0.06/PD/2018 tentang PHB PDBK pada SPPPI
 PP.19 tahun 2017 ttg Perubahan PP. 74/2008
 Permendikkbud No. 3 Tahun 2017 ttg Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil
Tahun Belajar oleh Satuan Pendidkan
2017  Permendikbud No. 14 Tahun 2017 ttg Ijazah dan SHUN
 Permendikbud No. 17 Tahun 2017 ttg PPDB
 Perdirjen No 2951/D.D6/HK/2017 tentang Ijazah bagi PDBK di Satuan Pendidikan Umum
UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
Tahun Bantuan Pemerintan Provinsi/ Kabupaten/Kota Penyelenggara Pendidikan Inklusif
2016

Bantuan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Penyelenggara Pendidikan Inklusif


Tahun
2015
Kebijakan Pendidikan Khusus dan Inklusif 2020 - 2022

 PP No 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan
 Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan
 Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 Stadar Isi
Tahun  Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 Standar Proses
 Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
2022 Rangka Pemulihan Belajar

PP No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan


Tahun Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru …..
2021 Kepmendikbud Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak

 PP Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas
 PP Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas terhadap Pemukiman Pelayanan Publik dari Bencana bagi
Tahun Penyandang Disabilitas
2020  Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksnaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus
PETA JALAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

TAHAP
1. Pemerataah PI di seluruh Kab/kota
III 2. Penguatan mutu PI nasional
2024 3. Penguatan aksesibilitas dan budaya
inklusi di sekolah
TAHAP
1. Pemerataah PI di seluruh Kab/kota
III
PENGUATAN 2. Peningkatan mutu PI
2023 3. Peningkatan aksesibilitas
MUTU DAN
3. Aktualisasi budaya inklusi di sekolah
BUDAYA TAHAP
INKLUSI III 1. Pemerataan penyelenggaraan PI tingkat provinsi
2022 2. Pemetaan indikator peningkatan mutu dan aksesibilitas sekolah
3. Aktualisasi budaya inklusi di sekolah dan peran lembaga mitra

TAHAP
II 1. Perluasan akses penyelenggaraan PI
2. Penguatan strategi penyelenggaraan PI
2021 3. Penguatan regulasi tingkat kabupaten/Kota

PEMANTAPAN TAHAP
STRATEGI DAN II 1. Perluasan penyelenggaraan pend. Inklusif nasional
2. Pemetaan indikator kendala perluasan akses
IMPLEMENTASI 2020
3. Penguatan regulasi tingkat provinsi dan Kab/kota
TAHA
LK B1 (TUGAS MANDIRI)
1. Jelaskan pengertian pendidikan khusus dan
pendidikan inklusif!
2. Jelaskan tujuan pendidikan khusus dan
LEMBAR pendidikan inklusif!
3. Jelaskan penyelenggaraan pendidikan khusus
KERJA B1 dan pendidikan inklusif
4. Jelaskan tujuan dan tugas SLB sebagai pusat
sumber (resource centre) pendukung layanan
pendidikan inklusif.
Agar dapat memahami isi modul ajar mandiri ini dengan baik,
perhatikanlah petunjuk mempelajari modul ajar mandiri ini
sebagai berikut:

PETUNJUK 1. Bacalah keseluruhan materi dalam modul ajar mandiri ini


secara cepat dan tepat, berusaha mengerti secara

BELAJAR DAN keseluruhan materi modul ajar mandiri ini.


2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan modul
ajar secara lebih teliti dengan berusaha memahami,
MENGERJAKAN mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan.
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang dimengerti maka

LEMBAR KERJA
berilah tanda dan catat dalam buku catatan untuk dapat
ditanyakan pada waktu tatap muka
4. Setelah dipelajari dengan hati-hati setiap bagian dari
bahan belajar mandiri ini, cobalah lakukan evaluasi
sendiri hasil modul ajar yang dipelajari dengan cara
membuat pertanyaan sendiri dan berusaha menjawab
sendiri.
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata sendiri dari
keseluruhan bahan yang dibaca dalam modul ajar mandiri
ini.
6. Kerjakan lembar kerja B.1 agar bisa memahami dan
membedakan pengertian, tujuan, penyelenggaraan
pendidikan khusus dan pendidikan inklusif serta tujuan
dan tugas SLB sebagai pusat dukungan pendiidkan
inklusif (Resource Centre).

Anda mungkin juga menyukai