Anda di halaman 1dari 14

Pembangunan

ekonomi lokal
Kelompok 5
Team Presentation

Amelia Putri Salwa Fitri Nurhasanah Heri Agung W. M. Agung Irsyad


NIM NIM NIM NIM
41033402200044 41033402200053 41033402200027 410334022000059

Puspa Pitaliani
NIM
41033402200043
2
1. Pengembangan ekonomi lokal dalam sektor pertanian di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.

Kecamatan Pagelaran merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan konsep pengembangan ekonomi
lokal untuk mengembangkan wilayahnya. Pengembangan ini difokuskan pada sektor pertanian dimana sektor
pertanian merupakan sektor basis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Pagelaran.
Namun dalam pengembangannya konsep pengembangan ekonomi lokal ini menghadapi hambatan dan
tantangan dalam pengembangannya dimana para petani masih bersifat tradisional sehingga di sini peran dari
pemerintah sangat dibutuhkan.
Pihak yang terlibat dalam program pengembangan ekonomi local ini adalah :
▸ Masyarakat di Kecamatan Pagelaran
▸ Petani
▸ Pemerintah
Program kegiatan yang di lakukan adalah :
▸ Pemerintah bersama masyarakat bekerjasama untuk mengembangkan sektor-sektor pertanian tersebut
guna meningkatkan perekonomian masyarakat di Kecamatan Pagelaran juga dapat membuat produk-
produk baru sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga dapat meningkatkan
sektor industri pengolahan khususnya pada pengolahan makanan dan minuman. Meningkatkan inovasi
teknologi, membuat lapangan pekerjaan dan memberdayakan jaringan kelembagaan kerja dengan
kemitraan, pemerintah, swasta, dan masyarakat local.

3
Faktor pendukung dan penghambat

Pendukung
▸ tersedianya sumber daya alam yang melimpah
▸ Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Pagelaran membuat peluang pengembangan ekonomi lokal
ini semakin besar karena banyak yang akan mengembangkan ekonomi lokal ini pada daerahnya masing-
masing
Penghambat
▸ Rendahnya pengetahuan petani mengenai teknologi pertanian
▸ kelompok tani merasa kesulitan dalam memasarkan hasil produk yang mereka kembangkan
Kelompok sasaran

4
2. Pengembangan ekonomi lokal Wisata Budaya Dusun Sejo Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan memiliki banyak potensi wisata yang dapat di kembangkan dan mempunyai prospek yang menjanjikan
apabila Pemerintah Kabupaten Pasuruan dapat mengelola wisata tersebut secara profesional dan berkelanjutan.
Berdasarkan dari salah satu misi Bupati Pasuruan untuk mewujudkan tata kehidupan sosial-masyarakat yang aman,
tenteram, religius, harmonis, serta berkebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pasuruan dengan masyarakat pada
saat ini sedang menggarap salah satu wisata lokal yaitu wisata budaya sejo yang berada di Dusun Sejo, Desa Karangrejo
Kabupaten Pasuruan.
a) Pihak yang terlibat dan Keterlibatannya Dalam Pengembangan Kampung Budaya Dusun Sejo

5
b) Program Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

c. Faktor Pendukung dan Penghambat


Faktor Pendukung : Faktor Penghambat :
▸ Masyarakat mempunyai semangat untuk ▸ kurangnya komunikasi antara pemerintah
mengembangkan kampung budaya dengan masyarakat dalam pengembangan
kampung budaya
▸ Ketelibatan Perusahaan Asing dalam
pengembangan kampung budaya ▸ Kualitas sumber daya manusia yang belum
optimal serta mayoritas masyarakat kelas
▸ Infrastruktur yang memadai
menengah kebawah
▸ Tempat yang strategis, mudah untuk ▸ Keterbatasan dana untuk mengembangkan
dikunjungi
kampung budaya
▸ Keterlibatan Dinas Perindustrian dan ▸ Pembangunan yang tidak berkelanjutan
Perdagangan dalam peningkatan SDM
kampung budaya Dusun Sejo ▸ Birokrasi dirasa menyulitkan masyarakat

6
3.Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Sektor Pariwisata di di Desa Serang, Kecamatan
Karangreja Kabupaten Purbalingga.

Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu desa yang telah menerapkan konsep PEL untuk
pembangunan wilayahnya. Berdasarkan data yang diperoleh penulis hingga tahun 2010, Desa Serang masih masuk pada kategori desa
tertinggal dengan lebih dari separuh penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, sebagian masyarakatnya bahkan harus keluar kota
untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, tidak seperti desa pada umumnya di Kabupaten Purbalingga, Desa Serang juga tercatat sebagai
desa yang tidak memiliki tanah bengkok (lahan garapan pemerintah desa) sebagai hak pamong, atau tanah kas desa untuk menunjang
kegiatan dalam menjalankan aktivitas pemerintahan desa. Hal tersebut berpengaruh pada jalannya layanan publik di Desa Serang karena
tidak memiliki sumber dana yang cukup.
1) Pihak yang terlibat dalam program ini
▸ Pemerintah pusat
▸ Pemerintah desa
▸ Masyarakat
2) Program kegiatan yang dilakukan
Faktor-faktor pendukung pariwisata di Desa Serang adalah sebagai berikut: Faktor Penghambat :

▸ Memiliki banyak objek pariwisata.. ▸ Minimnya transportasi yang ada.

▸ Memiliki alam yang sangat indah. ▸ Belum ada banyak fasilitas di tempat wisata.

▸ Memiliki berbagai peninggalan sejarah pada masa lalu. ▸ Jarak yang cukup jauh utk ditempuh.

▸ Memiliki berbagai budaya yang unik. ▸ Medan yg harus dilalui.

▸ Masyarakat yang ramah tamah. ▸ Banyaknya polusi udara.


▸ Sampah berserakan yang belum terkontrol dan
menyebabkan daya tarik wisatawan menurun.
7
4.Hexagonal PEL
GRAFIK WISATA LEMBAH ASRI DESA SERANG

A.Faktor lokasi
B.Kesinergian dan focus kebijakan
C.Pembangunan berkelanjutan
D.Tata kepemerintahan
E.Proses management

8
4. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KECAMATAN
BANJARAN, KABUPATEN BANDUNG

Berdasarkan data diatas terlihat secara produksi dan lahan yang ditanami komoditas ubi jalar mengalami
penurunan. Akan tetapi secara produktivitas setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
secara produktivitas komoditas ubi jalar di Kabupaten Bandung setiap tahun meningkat. Dengan lahan
yangsemakin berkurang tetapi secara produksi ubi jalar dari Kabupaten Bandung relative tetapi setiap
tahunnya. Berdasarkan data tersebut, komoditas yang dihasilkan per tahun terbanyak ditempati oleh ubi kayu
yang pada tahun 2015 produktivitasnya mencapai 109.091 ton.

9
Kemudian produksi ubi jalar di Kabupaten Bandung berdasarkan kecamatan yang ada menunjukkan data sebagai berikut :

▸ Data di atas menunjukkan, bahwa Kecamatan Banjaran sendiri merupakan penghasil ubi jalar yang utama di Kabupaten Bandung.
Penghasil ubi jalar di Kabupaten Bandung diarahkan pada wilayah Bandung selatan. Sementara itu daerah utara Kabupaten Bandung
lebih banyak sebagai penghasil ubi kayu. Dengan demikian Kabupaten Bandung sudah menerapkan wilayah dengan penghasil
komoditas tertentu.
▸ Kecamatan Banjaran sebagai salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung juga mempunyai potensi lahn yang baik. Lahan
pertanian yang berupa sawah seluas 1.303 Ha, dan lahan pertanian bukan sawah seluas 1.534 Ha. Berdasarkan data tersebut terlihat
bahwa di Kecamatan Banjaran luas lahan pertanian bukan pertanian lebih luas dibandingkan dengan lahan pertanian sawah. Lahan
pertanian bukan sawah atau tegal/kebun pada umumnya ditanami palawija, hortikultura dan tanaman obat.

10
Hasil dan pembahasan pengembangan ekonomi local di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung

Pengembangan ekonomi lokal yang sesuai berdasarkan potensi daerah Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung adalah produksi opak singkong. Berdasarkan 6 komponen utama pengembangan ekonomi lokal
(PEL), berikut penjabaran pengembangan ekonomi lokal produk opak singkong di Desa, Sindangpanon,
Kecamatan Banjaran

11
5. Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan Ekonomi Lokal Berwawasan Lingkungan di Desa
Ngrancah Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

1) Pemberdayaan Masyarakat
▸ Pemberdayaan di Ngrancah telah dilakukan sejak 27 tahun yang lalu. Pemberdayaan masyarakat petani yang dilakukan
berfokus pada penguatan sumberdaya manusia dan modal.
▸ Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penguatan Sumberdaya Manusia
▸ Pemberdayaan Masyarakat dalam Penguatan Modal
2) Pengembangan Ekonomi Lokal
▸ Pengembangan ekonomi lokal di Desa Ngrancah merupakan pemanfaatan hasil tanaman konservasi yang mereka budidayakan.
Awalnya masyarakat membudidayakan jagung dan ketela, kemudian mereka mengubah pola budidayanya menjadi tanaman
tahunan dan kopi. Pengambangan ekonomi yang dilakukan juga tidak terlepas dari pemberdayaan yang selama ini dilakukan.
Pengembangan ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja.
▸ Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 42 responden (84%) menyatakan bahwa mengalami peningkatan
pendapatan. Pada 1 ha lahan yang ditanami jagung hanya menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000
setiap kali panen. Sedangkan pada 1 ha lahan yang sekarang ditanami kopi masyarakat mampu memperoleh pedapatan Rp
3.029.000 per bulan.
▸ Pada sisi lainnya pengembangan ekonomi lokal tersebut juga memperluas kesempatan kerja. Diketahui sebanyak 32 responden
(64%) menyatakan kemudahan dalam pekerjaan. Selain itu perluasan kesempatan kerja ini juga terlihat dari keinginan
masyarakat untuk melakukan urbanisasi, dimana sebanyak 38 responden (78%) menyatakan tidak pernah berpikir untuk
urbanisasi.

12
3) Pengembangan Potensi Kopi
Usaha pengembangan potensi kopi di Desa Ngrancah dilakukan melalui pembentukan Kelompok Usaha
Bersama (KUB) Mandiri Sejahterah. KUB tersebut merupakan kelompok usaha yang dibentuk oleh gabungan
kelompok tani Desa Ngrancah. Kelompok ini telah memiliki merek produksi kopi sendiri yaitu Tri Tunggal.
Selain itu KUB ini juga mengayomi industri-industri rumah dengan berbagai merek yang muncul antara lain,
Foresta, Cah Ngopi, Lesung, dan Kopi Ngrancah.

4) Dampak Pengembangan Ekonomi Lokal Berwawasan Lingkungan di Desa Ngracah


Pengembangan ekonomi lokal berwawasan lingkungan yang terjadi di Desa Ngrancah berdampak terhadap
ekonomi masyarakat dan juga lingkungan. manfaat tersebut antara lain:
▸ Perluasan Kesempatan Kerja
▸ Peningkatan Pendapatan Masyarakat
▸ Mengurangi Banjir dan Tanah Longsor
▸ Bertambahnya sumberdaya air.

13
Thanks!

any
questions
?

14

Anda mungkin juga menyukai