Anda di halaman 1dari 21

INOVASI PEMANFAATAN TANAH WAKAF NTB

BERBASIS PROFIT-CENTER SEBAGAI


INSTRUMEN PENGEMBANGAN HALAL
TOURISM DALAM RANGKA MENINGKATKAN
DAYA SAING BANGSA

Raden Khaerul Peratama


A1b014122
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Semester 4 ( Empat )
Badan Pusat Statistik
Penduduk Miskin ( Pengeluaran Perkapita
Dibawah Garis Kemiskinan )
2014 : 27,73 Juta Orang ( 10,96 % )
2015 : 28,59 Juta Orang ( 11,22 % )
Populasi Distribusi
Penduduk

Sumber
Daya
Alam Kemiskinan
KEADILAN
( PEMERATAAN PEMBANGUNAN )
KEMENTRIAN AGAMA RI 2014

Tanah Waqaf : 80.824.725 M2

Tempat Ibadah ( Masjid, Mushalla Dan


Pesantren ) 54,056 % = 43.690.952 M2

Umumnya Pemanfaatannya Masih Bersifat


Konsumtif Belum Dikelola Secara Produktif
Direktori Tanah Waqaf NTB 2015
Tanah Waqaf : 25.552.201 M2
Penduduk Miskin
2014 : 816.621 Orang ( 17,05 % )
2015 : 823.886 Orang ( 17,10 % )
Peningkatan : 7.269 Orang
Dipandang Secara Pribadatan
Sangat Baik.
Tetapi
Secara Ekonomi Kurang
Berpengaruh langsung terhadap
percepatan Pertumbuhan
Ekonomi
Sehingga Harus Dikelola Secara
Produktif ( Profit-center )
PADAHAL DISAMPING ITU NTB SUDAH MERAIH PREDIKAT
World’s Best Halal Honeymoon Destination
World’s Best Halal Tourism Destination

Jadi Tugas Kita Sekarang Adalah Mengarahkan Motivasi Masyarakat Untuk


Akherat Bukan Saja Kepada Pembangunan Pribadatan Yg bisa dilihat Secara
Langsung Tetapi Ibadah Yg Mengarah Langsung Pada Peningkatan Prekonomian
Masyarakat
Metode Penelitian
Jenis Data
Jenis Data Yang Digunakan Adalah Data Sekunder. Data Sekunder Umumnya Berupa
Bukti, Catatan, Atau Laporan Historis Yang Telah Tersusun Dalam Arsip (Data
Dokumenter), Baik Yang Dipublikasikan Maupun Tidak Dipublikasikan .
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Yang Digunakan Untuk Mengumpulkan Data Dalam Penulisan Ini Adalah : (1)
Studi Pustaka, (2) Dokumenter, (3) Diskusi Dan (4) Intuitif-subjektif.
Teknik Analisa Data
Metode Analisa Deskriptif Yang Dilakukan Dalam Penulisan Ini Terjadi Secara Bolak
Balik Dan Berinteraktif, Yang Terdiri Dari: 1) Pengumpulan Data (Data Collection), 2)
Reduksi Data (Data Reduction), 3) Penyajian Data (Data Display), 4) Pemaparan Dan
Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing And Verification)
Bolehkah Penggunaan Tanah Waqaf Untuk Pembangunan
Sektor-sektor Yang Produktif, ( Profit-center ) ?

Landasan hukum : Al Imran ayat 92 yg artinya :


Kamu sekali-kali tidak smpai kepada kebajikan (yg
sempurna), sebelum kamu nafkahkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya ( QS. 3 : 92 )
Selain Itu Berdasarkan Sabda Nabi Muhammad Saw Yg Diriwayatkan
Ibnu Umar R.A : Ia Berkata Kepada Nabi Muhammad SAW., “ Saya
Mempunyai Seratus Saham ( Tanah, Kebun ) Dikhaibar, Belum Pernah
Saya Mendapatkan Harta Yg Lebih Saya Kagumi Melebihi Tanah Itu;
“Saya Bermaksud Menyedekahkannya.”
Nabi Muhammad Saw Bersabda “ Tahanlah Pokoknya Dan Sedekahkan
Buahnya Pada Sabilillah” ( HR. Al-nasa’i )

Maka Dalam Hal Ini, Prinsip Ajaran Wakaf Menganjurkan Masyarakat


Yang Mampu Untuk Membantu Yg Kurang Mampu Dengan Cara
Mendermakan Dana Abadi Yang Dikelola, Dan Hasilnya Dimanfaatkan
Untuk Membantu Kebutuhan, Dan Membina masyarakat
Apa Manfaat Dari Pemanfaatan Tanah Wakaf Sebagai Profit-center
Bagi Masyarakat ?

Bagaimana Strategi Pengimplementasian Inovasi Pemanfaatan


Tanah Waqaf Sebgai Pengembangan Halal Tourism Dalam Rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat?
Menari Minat Investor Dalam
Negeri Maupun Luar Negeri Untuk
Berinvestasi Di NTB dalam
Pembangunan dan
Pengembangan Halal Tourism
Contoh :
Pembangunan Hotel-hotel Syari’ah
( Hotel zam-zam di mekah )
Tanah Waqaf Memberikan Kontribusi
Kepada Bidang Pendidikan Dalam
Menciptakan Sumber Daya Manusia
Yang Berkualitas Dan Komfetitif
Sebgai Perbandingan Universitas Al-
azhar Kairo ( Masir ), Universitas
Zaituniyyahdi Tunis
Sanggup Memberikan Beasiswa Dalam
Kurun Waktu Yang Sangat Panjang

inilah yang perlu dilakukan oleh NTB


mengingat indeks pembangunan MSDM
kita sangat rendah
Membantu Kepentingan Dan Pengmbangan Umum,
Contoh Sarana Kesehatan, Taman Edukasi, Perpustakaan
dll
ARUS EMANFAATAN TANAH WAKAF

Pewakaf
Masyarakat

Nazir
Nasional
Tanah
wakaf

Investor
Pengembangan Wakaf Produktif
1. Model Pembiayaan Murabahah
Pengelola Harta Wakaf ( Nazir ) menjadi penghutang atau debitor kepada
perbankan syari’ah, Sedangkan perbankkan jadi pengelola proyek dengan
pengelola waqaf sebgai pengusaha.
2. Model Istisnaa
Model Istisnaa Memungkinkan Pengelola Harta Wakaf
Untuk Memesan Pengembangan Harta Wakaf Yang
Diperlukan Kepada Lembaga Pembiayaan Melalui Suatu
Kontrak Istisnaa. Lembaga Pembiayaan Atau Bank Kemudian
Membuat Kontrak Dengan Kontraktor Untuk Memenuhi
Pesanan Pengelola Harta Wakaf Atas Nama Lembaga
Pembiayaan Itu.
3. Model Ijarah ( Penyewaan )
Pengelola Masih Memiliki Kendali Penuh Atas Proyek.
Jenis Ijarah Ini, Ijarah Yang Berakhir Dengan Penyewa Memikili
Bangunan Dengan Kebaikan Menjadi Pemilik Tanah Yang
Dibangun.

Pihak B
Pengelola (Tanah )Pihak menyewakan
harta wakaf B bangunan itu
( nazir ) A membangun kpada pihak C
bangunan
4. Model Mudharabah Oleh Pengelola
Waqaf Dengan Penyedia Dana

Dalam Hal Ini Adalah Bagi Hasil Dimana


Pengelola Harta Waqaf Dan Penyedia
Dana Sama-sama Memiliki Hak Dan
Campurtangan Dalam Pengembangan
Harta Waqaf
Kesimpulan
Berdasarkan Penjelasan Tadi Bahwa Harusnya Waqaf Bisa
Dijadikan Sebagai Lembaga Ekonomi Yang Potensial Untuk
Dikembangkan. Untuk Itu, Kondisi Wakaf Di Indonesia Khususnya Di
NTB Saat Ini Perlu Mendapat Perhatian Ekstra, Khususnya Asset
Benda Tidak Bergerak Agar Didorong Untuk Diberdayakan Produktif.
REKOMENDASI
Untuk Keberlangsungan Dan Menjamin
Gagasan Ini Terlaksana Sebagaimana Mestinya
Maka Sinergitas Antara Pemerintah, Badan
Wakaf Indonesia, Investor, Akademis Dan
Masyarakat Harus Berjalan Dengan Baik. Yang
Di Senandingkan Unsur Yaitu Regulasi, Dan
Pemberdayaan Masyarakat Lokal ( Community
Development )

Anda mungkin juga menyukai