Anda di halaman 1dari 29

Syrategi dan Tekhnik

Menemukan Keluarga
Dhuafa
Kelompok 7
Pina Lepiana 1905025043
Risa Salsabila 1905025169
Alika Noviana S. 1905025109
Pengertian

✘ Dalam KBBI keluarga diartikan sebagai ibu dan bapak


beserta anak anaknya; seisi rumah yang menjadi tanggung
jawabnya, sanak saudara; kaum kerabat, atau satuan
kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.
✘ Dhu’afa diartikan sebagai orang yang lemah (ekonomi, dsb)
sering disandingkan dengan kata miskin.
✘ Keluarga dhu’afa dimaknai sebagai kumpulan sanak saudara
yang berada dalam satu tanggungan yang secara ekonomi
lemah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
sehari harinya dengan layak.

2
✘ Dalam islam terminologi kemiskinan ada dalam kata
faqir dan miskin yang berarti orang yang
membutuhkan dan berhak mendapatkan santunan
serta menerima zakat dan shodaqoh
✘ Ada istilah lain yakni dhuafa atau mustad’afin yang
dapat dimaknai sebagai kaum lemah dan tertindas
karena faktor yang bersifat struktural dan politik yang
tidak berkeadilan,

3
Fakta Kemiskinan

✘ Data BPS tahun 2016 jumlah penduduk 245,9 juta


✘ Potensi sumberda ya alam melimpah
✘ Angka kemiskinan 27,76 juta (10,70%)
✘ Penduduk miskin di perkotaan 7.79 %
✘ Penduduk miskin di pedesaan 13.6% (17,28 juta)

4
Filantropi
Filantropi Menurut KBBI adalah : Cinta kasih(kedermawanan)
kepada sesama

Filantrofi adalah usaha untuk membantu mengentaskan


kemiskinan, memeratakan kesejahteraan, dan mengadvokasi
perubahan sosial dengan memberdayakan kelompok masyarakat
yang tidak beruntung dengan membangun relasi yang lebih
dekat antara pemberi (giver) dengan penerima (reciever)

5
Kapitaliasi Kemiskinan
Di luar kemiskinan ada sebagian orang yang mengkapitalisasi kemiskinan,
artinya mereka mencari keuntungan finansial dengan mengubah penampilan
layaknya orang miskin supaya dikasihani. Modus-modus licik seperti (stroke,
ngesot,anggota badan buntung, gendong anak bayi, dll)
Contoh kasus :
Seorang pemulung di kolong jembatan tugu Pancoran, Walang (54), dalam 15
hari mendapat uang Rp 25 juta dalam gerobaknya. Pura-pura mendorong
gerobak berisi rekannya yang sakit, ia mengais belas kasih warga Jakarta.
Walang ternyata memiliki sebuah brangkas untuk meletakkan uang hasil
mengemisnya. Brangkas ini diletakkan di dalam gerobak yang senantiasa
digunakannya untuk mengemis bersama Sa'aran. Brangkas ini berupa laci yang
melekat pada badan gerobaknya dan di gembok. Laci ini tersembunyi di antara
tumpukan barang rongsokan yang ada di dalam gerobaknya. Rp 25 juta yang
ada dalam brangkas tersebut dibaginya di beberapa kantong plastik. Ada plastik
yang berisi uang Rp 7 juta sedangkan kantong lain berisi uang sebesar Rp 2 juta
rupiah

6
Kapitalisasi Kemiskinan
Walang sudah mengemis di Jakarta sejak 5 tahun yang lalu. Di Jakarta, Walang
adalah satu di antara ratusan pengemis yang tak memiliki tempat tinggal. Namun
kondisi sebaliknya justru terjadi di kampung halamannya, Subang, Jawa Barat.
Di Subang, Walang cukup terkenal meski belum pernah melaksanakan haji
pengemis tajir ini dipanggil dengan sebutan "Haji Walang“
Di Subang, Jawa Barat, "Haji Walang" memiliki bisnis ternak kambing. Dari
pengakuan Walang, ia mengemis untuk bisa naik haji. Rencananya, uang yang
ada saat ini untuk tambahan biaya naik haji. ‘’Walang itu sudah membayar
ongkos naik haji dan uang mengemis yang sekarang buat tambahan dana naik
haji," kata Miftahul. Namun sayang, ia sudah lebih dulu diamankan petugas
Dinas Sosial sebelum melaksanakan niatnya tersebut.

7
isi Pasal 40 Perda DKI Jakarta no 8/2007

✘ Setiap orang atau badan dilarang:


a. Menyuruh orang lain untuk menjadi pengemis, pengamen, pedagang
asongan, dan pengelap mobil;
b. Menjadi pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan pengelap mobil;
c. Membeli kepada pedagang asongan atau memberikan sejumlah uang
atau barang kepada pengemis, pengamen, dan pengelap mobil.

✘ Pelanggaran Pasal 40 huruf a Perda DKI Jakarta 8/2007 diancam dengan


pidana kurungan paling singkat 20 hari dan paling lama 90 hari atau
denda paling sedikit Rp 500 ribu dan paling banyak Rp 30 juta (Pasal 61
ayat (2) Perda DKI 8/2007).

8
✘Menyikapi ini ada perda DKI no 8 tahun 2007 melarang untuk memberi
uang atau barang terhadap orang orang tersebut. Perda ini bukan melarang
orang bershodaqoh, tapi mengingatkan beberapa hal penting
1. Sebagian orang mengkapitalisasi kemiskinan sebagai mata pencaharian
2. Bisa jadi di antara mereka ada yang benar faqir tapi pemberian
semacam itu tidak efektif dan tdk terukur sebagai upaya pengentasan
kemiskinan
3. Hendaknya kepedualian untuk mengatasi kemiskinan disalurkan
melalui kegiatan yang terorganisir dan terencana, seperti lembaga zakat
dll

9
Indikator Kemiskinan
✘ Penyebab kemiskinan itu umumnya disebabkan 2 hal,

1. Kemiskinan sebagai dampak dari politik, yakni absennya


negara dalam menyediakan infrastruktur dasar seperti
akses terhadap kesehatan dan pendidikan yang buruk bagi
warga negara

2. Kemiskinan sebagai produk kebudayaan, mereka memiliki


pola fikir dan nilai tertentu yang membuatnya tetap miskin,
yeng menyebabkan mereka tdk mampu beradabtasi,
mentalitas kemiskinan, perasaan termarjinalkan, tdk
berdaya, mudah menyerah, dll

10
Indikator Kemiskinan
✘ Menurut BPS
1. Luas lantai bangunan kurang dari 8 m2
2. Jenis lantai dari tanah
3. Dinding dari bambu
4. Tidak memiliki fasilitas MCK sendiri
5. Penerangan rumah tdk pakai listrik
6. Sumber air minum dari sumur
7. Bahan bakar untuk masah minyak tanah
8. Hanya menkonsumsi daging 1 kali dalam seminggu
9. Hanya membeli 1 stel pakaian dalam 1 tahun
10. Hanya sanggup makan ½ kali dalam sehari
11. Tdak sangggup membayar biaya kesehatan
12. Penghasilan 600 rb per bulan
13. Pendidikan SD
14. Tidak memiliki tabungan

11
Menemukan
Keluarga
Dhuafa
Partisipatory Rural Appraisal (PRA)

Metoda PRA (Partisipatory Rural Appraisal) adalah


teknik kajian masyarakat dengan cara
mengembangkan partisipasi masyarakat itu sendiri
untuk meningkatkan dan menganalisa pengetahuan
mereka mengenai hidup dan kondisinya agar neeka
dapat membuat rencana dan tindakan.

13
Prinsip PRA Compet
itor
Competitor
HIGH VALUE 2

• Mengutamakan atau keberpihakan kepada kelompok


yang terabaikan
• Menguatkan atau memberdayakan masyarakat
• Mesyarakat sebagai pelaku sedang orang lain sebagai

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

fasilitator
• Prinsip saling belajar dan menghargai Santai dan
informal, sehingga menimbulkan suasana akrab
• Mengumpukan informasi sebanyak banyaknya

Competitor

Competitor

14
LOW VALUE 2
Langkah Pencarian Keluarga Dhuafa
Competitor

Competito
1. Menyepakati indikator keluarga dhu’afa minimal 5 indikator r

2. Pencarian dan penelusuran lokasi, masing masing anggota kelompok


minimal mencari 3 keluarga. Pengamatan lokasi dengan berjalan
sambil mengamati kondisi lingkungan, sarana umum, sumberdaya
alam, potensi usaha dll

3. Observasi untuk penjajagan dan pengenalan kebutuhan. Dilakukan


dengan wawancara dan pengamatan terhadap keluarga duafa,
dilakukan dengan semi terstruktur dengan menyiapkan outline
pertanyaan dan dikembangkan saat wawancara

Compet
itor
15
Contoh Pedoman Wawancara

1. Nama .......
2. Jenis kelamin.....
3. Umur....
4. Pendidikan terakhir....
5. Suami..... Istri.....
6. Pekerjaan suami....... Istri......
7. Aktivitas sehari hari......
8. Jumlah anak.....
9. Jumlah tanggungan.....
10. Keadaan rumah (pengamatan)........
11. Perabot rumah tangga (pengamatan),,,,,
12. Utang.....
13. Aktifitas keagamaan....
14. Aktifitas lingkungan sosial.....
15. Harta yang terlihat .............dlll

16
Langkah Pencarian Keluarga Dhu’afa

4. Pelaksanaan wawancara 5. Menyusun profil keluarga duafa, berdasarkan


a. Awal wawancara mhs menjelaskan maksud hasil wawancara dan pengamatan
kedatangan dengan jelas dan sederhana 6. Identifikasi dan batasan masalah, bedasarkan
b. Mengamati keadaan sekitar seperti kondisi rumah wawancara dan pengamatan identifikasi
untuk membantu memahami tarap kesejarteraan dan batasi masalah agar fokus dalam
c. Melakukan obrolan tentang berbagai kegiatan pemberdayaan
keluarga 7. Persiapan perencanaan kegiatan,
d. Lanjutkan satu topik ke topik lainnya dengan dicantumkan dengan jelas dalam proposal
menggunakan pedoman wawancara mengenai kegiatan atau program yang
e. Gunakan jawaban keluarga duafa untuk akan dijalankan, siapa yang melakukan
mengembangkan topik pembicaraan dan kapan akan dilaksanakan
f. Gunakan pertanyaan yang terbuka (bukan
pertanyaan yang butuh jawaban ya atau tidak)
g. Untuk pengamatan, lihat dan catat seluruh detail
tempat kediaman keluarga dan lingkungan (foto
dan vidio)

17
Menuju Keluarga Sakinah

 Tujuan dari menemukan dan pemberdayaan keluarga duafa adalah


membantu mereka agar bertransprmasi menjadi keluarga sakinah.
 Tuntunan menuju keluarga sakinah merupakan program utama
Aisyiyah yang disahkan dalam musyawarah nasional Tarjih ke 28
di palembang.
 Keluarga sakinah didefinisikan sebagai bangunan keluarga yang
dibentuk berdasarkan pernikahan yang sah dan tercatat di KUA
yang dilandasi rasa saling mengasihi dan menghargai dengan
penuh rasa tanggung jawab dalam menghadirkan rasa damai,
tentam dan bahagia dunia akherah yang diridhoi Allah SWT

18
Implementasi Keluarga Sakinah
Konsep keluarga sakinah mengharuskan berjalannya fungsi fungsi
sebagai berikut:
1. Fungsi keagamaan, keluarga yang menjadi wahana pembinaan
kehidupan beragama
2. Fungsi biologis dan reproduksi
3. Fungsi peradaban, sebagai tempat menyemai nilai budaya yang
luhur dengan spirit keislaman
4. Fungsi cinta kasih, sebagai wahana membangun ikatan batin,
cinta kasih
5. Fungsi perlindungan, melindungi keluarga dalam hal fisik, mental
dan moral
6. Fungsi kemasyarakatan, mengantarkan keluarga agar mampu
hidup harmonis dan aktif dalam kehidupan sosial

19
Calon Keluarga Dhuafa

Penyebab termasuk dalam golongan dhuafa adalah:


1. karena lemah ekonomi
2. hidup mereka bergantung dari belas kasihan orang lain.
3. tidak memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan.
4. karena menderita atau mendapat musibah yang menimpa
diri atau keluarga mereka.
5. karena tidak mampu lagi mencari rezeki.
6. karena tidak memiliki tempat menetap atau yang permanen.
7. karena berada dalam tahanan sementara keluarganya dalam
keadaan sulit.

20
8. karena sudah uzur dan lemah.
9. karena kehilangan mata pencaharian.
10. karena penghasilannya rendah sehingga tidak
mencukupi kebutuhan keluarganya.
11. karena hidupnya bergantung pada alam dan tidak
setiap hari mereka mendapatkan hasil dari alam
tersebut.
12. karena kehabisan bekal dalam perjalanan
13. karena hidupnya terlantar atau ditelantarkan oleh
orang tua atau keluarganya.
14. karena di PHK dan lain-lain.

21
Kaum duafa yang terdapat dalam masyarakat terbagi dalam
beberapa ragam yakni sebagai berikut:

1. Anak Yatim, yakni anak yang masih kecil namun sudah


menderita karena ditinggalkan oleh orang tuanya.
2. Fakir Miskin, yakni dua subjek dari kaum duafa yang dua-
duanya berada dalam keadaan tidak mampu dan
tergolong dalam ekonomi lemah.
3. Pengemis, yankni orang yang meminta-minta atau orang
yang mengharap bantuan dari orang lain yang benar-
benar lemah ekonominya.
4. Tunanetra, yakni orang yang mengalami cacat kebutaan
yang disebabkan kecelakaan atau bawaan dari lahir
sehingga mereka tidak dapat berusaha.
5. Kaum Cacat, yakni mereka yang mengalami cacat fisik
lainnya baik fisik maupun mental walaupun mereka masih
dapat berusaha namun memerlukan bantuan orang lain.

22
6. Ibnu Sabil, yakni orang yang kehabisan bekal dalam
perjalannya.
7. Manula, yakni orang-orang yang lanjut usia atau lebih dikenal
dengan kaum jompo
8. Mualaf, yakni orang yang baru masuk islam dan membutuhkan
bimbingan secara mental dan termnasuk golongan yang
menerima zakat.
9. Orang sakit, yakni orang yang terkena musibah atau penyakit
dan ujian dari Allah
10. Buruh, yakni kaum yang sehari-hari mengarapkan upah untuk
memenuhi kebutuhan hidup
11. Petani. Yakni orang yang menggantungkan hidup dari hasil
bumi atau pertanian mereka terutama mereka yang tinggal
diperdesaan
12. Nelayan, yakni golongan orang yang juga bergantung pada
alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.

23
Profile
Keluarga
Dhuafa
Profile Keluarga Dhuafa

Sasaran Kegiatan Berikut kami lampirkan satu profil


Kaum Dhuafa yang akan kami targetkan kegiatan dan
yang akan kami berdayakan:
Alamat : Jalan Sukarela, Gg.H. Batu, Paninggilan
Mencong, Ciledug Paninggilan Selatan, Tangerang.
Nama Anggota Keluarga
1. Kepala Keluarga : Sarif (Lahir di Tangerang, asli
betawi. Lahir pada tahun 1953 pendidikan tidak ada)
2. Istri : Syifa (Lahir di Tangerang, asli betawi. Lahir
pada tahun 1954 pendidikan tidak ada)
3. Anak ada 4 (3 sudah menikah 1 belum menikah)
Agama : Islam
Makanan Sehari-hari :Nasi + Sambal + Garam + Tempe
(Jika Ada)
Pendapatan Sehari-hari : Rp. 0- Rp. 25.000 (Sementara)

25
Gambaran Rumah

Dikenal baik oleh warga


masyarakat sekitar sebagai
orang yang baik, penyabar, dan
ikhlas. Karena dengan. fisik
yang dimiliki oleh keduanya
(Matanya Hampir Buta) mereka
tetap kuat dan tangguh dalam
menghadapi kehidupan yang
keras di dunia ini. Kehidupan
Sosial Status Tempat Tinggal
Status Rumah adalah milik
sendiri.

26
Gambaran Rumah

Dinding sudah rapuh, atapnya bocor.


Hanya berukuran 6x4 meter. Dapur
dan Toiletnya mengkhawatirkan

27
Daftar Pustaka
Widjajanti Isdijoso, dkk. (2016). Penetapan Kriteria dan Variabel
Pendataan Penduduk Miskin yang Komprehensif dalam Rangka
Perlindungan Penduduk Miskin di Kabupaten atau kota . The SMERU
Research Institute.
Farhan, Ahmad. (2013). Al-Quran Dan Keberpihakan Kepada Kaum
Duafa. Bengkulu :E-Journal IAIN
Andri Gunawan, dkk. (2018). Kemuhammadiyahan. Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah.
Dedi. (2013). Program Pemberdayaan Kaum Dhuafa Di Badan Amil
Zakat Provinsi Riau. Riau : UIN SUSKA RIAU
Riki dwi yulianto, dkk. (2015) pemberdayaan kaum dhuafa. Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Detik News. 2013. Pengemis Tajir Rp 25 Juta Ini Aturan yang melarang
Pengemis di Jakarta

28
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai