Anda di halaman 1dari 18

Nyeri (pain)

Dosen pembimbing
Apt.Ulfa Syafli Nosa M.Farm
Oleh :
Meiza Putri (19011160)
Nur mayanti lubis(19011166)
Surya nengsih (19011010)
Suci annisa (19011044)
Eci Novrilia (190113034
winnie sri jhonnedi(19011001)
Definisi nyeri
• Nyeri adalah pengalaman subjektif, tidak menyenangkan, sensorik, dan
emosional yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial
atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
 
• Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang
disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual.
Prefalensi

Berdasarkan data yang didapatkan dari World Health Organization


pada tahun 2015, jumlah prevalensi nyeri secara keseluruhan belum pernah
diteliti di Indonesia, namun diperkirakan nyeri kanker dialami oleh sekitar
12,7 juta orang atau sekitar 5% dari penduduk Indonesia. Dari berbagai jenis
nyeri yang ada, salah satu jenis nyeri yang paling sering dirasakan oleh
seseorang adalah nyeri akut
Diagnosis
Rasa sakit selalu subjektif; sehingga nyeri paling baik didiagnosis
berdasarkan deskripsi pasien, riwayat, dan pemeriksaan fisik. Deskripsi
dasar nyeri dapat diperoleh dengan menilai karakteristik PQRST (faktor
paliatif dan provokatif, kualitas, radiasi, keparahan, dan faktor temporal).
Faktor mental dapat menurunkan ambang nyeri (misalnya, kecemasan,
depresi, kelelahan, kemarahan, dan ketakutan). Faktor perilaku, kognitif,
sosial, dan budaya juga dapat mempengaruhi pengalaman nyeri.
Terapi farmakologi
a. Analgesik opioid (narkotik)
Terdiri dari turunan opium, seperti morfin dan kodein.
b. Obat-obatan anti-inflamasi non-opioid/non-steroid (non steroid antiinflamation drugs/NSAID)

Non opioid mencakup asetaminofen dan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) seperti ibuprofen.
Obat-obatan yang biasanya digunakan : ibuprofen, naproxen dan diclofenac .
Lanjutan…
c. Analgesik penyerta
Misalnya, sedatif ringan atau penenang dapat membantu
mengurangi ansietas, stres dan ketegangan sehingga pasien dapat tidur
dengan baik di malam hari.
Antidepresan .
Antikonvulsan
Terapi non farmakologi
• Istirahat total
• Mengurangi/menghindari factor pencetus
• Kompres dingin
• Latihan pengendoran otot-otot misalnya latihan relaksasi, psikoterapi,
yoga, semedi, “biofeedback‟, manipulasi servikal, tusuk jarum, dll.
Jenis jenis nyeri
• Nyeri akut
beberapa penyebab umum terjadinya nyeri akut.
Patah tulang, Pasca-operasi, MelahirkanLuka dan luka bakar
• Nyeri kkronis
jenis nyeri yang satu ini bisa saja Anda rasakan karena beberapa kondisi berikut:
Sakit kepala, Menderita kanker, Radang sendi, nyeri kronis termasuk jenis nyeri
yang bisa meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Lanjutan…
• Nyeri nosiseptif
Nyeri nosiseptif terbagi atas dua macam, yaitu nyeri viseral dan somatik.
• Nyeri viseral
Cedera pada organ tubuh bagian dalam akan menyebabkan nyeri yang disebut sebagai
nyeri viseral.
• Somatik
Berbeda dengan nyeri viseral yang menyerang organ internal, somatik lebih sering
muncul pada jaringan tubuh luar. Jaringan tersebut meliputi kulit, otot, tulang, sendi, dan
jaringan ikat.
Lanjtann…
• Nyeri neuropati
Nyeri neuropati merupakan jenis sakit yang sering terjadi akibat adanya
kerusakan pada sistem saraf Anda. Rasa sakit yang satu ini menyebabkan
sensasi terbakar.
• Phantom pain
Phantom pain merupakan rasa sakit yang terus berlangsung, yang
biasanya dialami oleh orang yang baru saja menjalani proses amputasi.
Faktor resiko nyeri

 Usia
 Jenis kelamin
 Keletihan
Gejala nyeri
• Nyeri akut
terbakar, kesemutan, asi, dan terjadi dalam hubungan temporal kapal dengan
stimulus berbahaya yang jelas.
• Nyeri kronis juga dapat muncul dengan cara yg sama
• Nyeri neuropatik
Seringkali kronis, tidak dijelaskan dengan baik, dan tidak mudah diobati dengan
analgesik konvensional.
 
Fatofisiologi nyeri
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah seperti perennggangan dan
suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi
mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan / inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga
bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan terjadi
iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin,
bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor terangsang
maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses
inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh
serotonin), diikuti oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain . Peransangan nosiseptor
inilah yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl & Lang, 2000)
Lanjtann…
Etiologi nyeri
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik,
thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan (inflamasi),
gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir
adalah trauma psikologis
Lanjutan…
lanjtann
Daftar pustaka
Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare Lima Langkah Tuntaskan Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Dipiro, JT, Barbara G.Wells, Terry L. Schwingmmer, Cecily V. Dipiro . Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) Profl kesehatan indonesia tahun 2019. Jakarta: Departemen Kesehatan
RIKozier, et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Volume 1. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai