Anda di halaman 1dari 8

Khutbah jumat 18 02 2022

Iman aryadi
Jihad harta
• Tantangan
• Media Cetak dan Elektronik
• Media Sosial
• Perusahaan keuangan
• Teknologi
• Bahan baku kedelei
• Vaksin
ِ ِ‫ين آ َمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوا َو َجاهَ ُدوا بَِأ ْم َوا ِل ِه ْم َوَأنفُ ِس ِه ْم فِي َسب‬
ِ ‫يل هَّللا‬ َ ُ‫• ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمن‬
َ ‫ون الَّ ِذ‬
َ ُ‫ك هُ ُم الصَّا ِدق‬
‫ون‬ َ ‫ُأ ْولَِئ‬
• “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar” (QS. Al-Hujurat [49]: 15).
Empat Alasan Mengapa Jihad Harta Menjadi Keharusan

• Pertama, menjalankan perintah Allah Ta’ala


• Kedua, berharap meraih keutamaan jihad di jalan Allah dengan harta
ً ‫ون َو ْعداً َعلَ ْي ِه َحقّا‬ َ ُ‫ون َويُ ْقتَل‬ َ ُ‫يل هّللا ِ فَيَ ْقتُل‬
ِ ِ‫ون فِي َسب‬ َ ‫ين َأنفُ َسهُ ْم َوَأ ْم َوالَهُم بَِأ َّن لَهُ ُم‬
َ ُ‫الجنَّةَ يُقَاتِل‬ َ ِ‫• ِإ َّن هّللا َ ا ْشتَ َرى ِم َن ْال ُمْؤ ِمن‬
‫ُوا بِبَ ْي ِع ُك ُم الَّ ِذي بَايَ ْعتُم بِ ِه َو َذ ِل َك هُ َو ْالفَ ْو ُز ْال َع ِظي ُم‬
ْ ‫آن َو َم ْن َأ ْوفَى بِ َع ْه ِد ِه ِم َن هّللا ِ فَا ْستَب ِْشر‬
ِ ْ‫يل َو ْالقُر‬
ِ ‫نج‬ِ ‫فِي التَّ ْو َرا ِة َواِإل‬
• “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” (QS. At-Taubah [9]: 111)
‫‪Ketiga, menghindari dampak buruk keengganan berjihad dengan harta‬‬
‫‪di jalan Allah. Ancaman Allah terhadap Muslim yang enggan‬‬
‫‪mengamalkan perintah jihad harta sungguh tidak main-main.‬‬

‫ان لَيَْأ ُكلُ ْو َن اَ ْم َوا َل‬


‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬‫ه‬‫ْ‬ ‫الر‬
‫ُّ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫َ‬
‫هّٰللا ِ‬ ‫ب‬‫ح‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫م‬
‫ِّ‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫ً‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ث‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ن‬‫َّ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ٓ‬
‫و‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ٰ‬
‫ا‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ذ‬
‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ا‬‫ٓ‬ ‫• ٰي‬
‫سبِ ْي ِل ِ ۗ َوالَّ ِذ ْي َن يَ ْكنِ ُز ْو َن َّ‬
‫الذ َه َب‬ ‫ص ُّد ْو َن َعنْ َ‬ ‫اط ِل َويَ ُ‬ ‫س بِا ْلبَ ِ‬ ‫ِ‬ ‫النَّا‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫هّٰللا‬
‫ب اَلِ ْي ۙ ٍم ‪ ٣٤‬يَّ ْو َم‬ ‫سبِ ْي ِل ِ ۙفبَش ِّْر ُه ْم بِ َعذا ٍ‬ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُ ْونَ َها فِ ْي َ‬ ‫َوا ْلفِ َّ‬
‫يُ ْح ٰمى َعلَ ْي َها فِ ْي نَا ِر َج َهنَّ َم فَتُ ْك ٰوى بِ َها ِجبَا ُه ُه ْم َو ُجنُ ْوبُ ُه ْم‬
‫س ُك ْم فَ ُذ ْوقُ ْوا َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكنِ ُز ْو َن‬ ‫َوظُ ُه ْو ُر ُه ۗ ْم ٰه َذا َما َكنَ ْزتُ ْم اِل َ ْنفُ ِ‬
• “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada
hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu.” (QS. At-Taubah [9]: 34, 35).
• Keempat, merealisasikan niat tulus untuk menjalani jihad nyawa
• Mukmin yang mau berjihad dengan hartanya sebenarnya telah
memiliki bukti ketulusan hasrat untuk berjihad dengan nyawa ketika
kesempatan terbuka. Dengan demikian dia telah berbuat sesuai
peluang jihad yang tersedia.
• Akan tetapi, jika enggan menunaikan kewajiban jihad yang mampu
dikerjakan, lalu mengaku mendambakan dan merindukan jihad yang
lain, maka hal itu membuktikan bahw a pengakuannya kosong belaka
dan kerinduannya tidak tulus karena yang disanggupinya saja tidak dia
kerjakan.
• Nabi Muhammad saw bersabda:
‫ك اُأْل َم ُم َأ ْن تَ َدا َعى َعلَ ْي ُك ْم َك َما تَ َدا َعى اَأْل َكلَةُ ِإلَى قَصْ َعتِهَا‬ ِ ‫•ي‬
ُ ‫ُوش‬
• “Hampir saja beberapa bangsa berkumpul menyerangmu sebagaimana
para undangan menyantap (makanan) yang ada di piring.” Lalu ada
seorang yang bertanya, “Apakah ketika itu karena kita sedikit?” Beliau
menjawab,
‫ َولَيَ ْق ِذفَ َّن‬،‫ور َع ُد ِّو ُك ُم ْال َمهَابَةَ ِم ْن ُك ْم‬ ُ ‫ َولَيَ ْن َز َع َّن هَّللا ُ ِم ْن‬،‫ َولَ ِكنَّ ُك ْم ُغثَا ٌء َك ُغثَا ِء ال َّسي ِْل‬،ٌ‫• بَلْ َأ ْنتُ ْم يَ ْو َمِئ ٍذ َكثِير‬
ِ ‫ص ُد‬
‫هَّللا ُ فِي قُلُو ِب ُك ُم ْال َو ْه َن‬
• “Bahkan kalian ketika itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih
yang ada di aliran air. Allah akan mencabut dari dada musuh kalian rasa
takut kepada kalian, dan melemparkan ke dalam hati kalian wahn.”
Kemudian ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu wahn?” Beliau
menjawab,
ِ ‫ َو َك َرا ِهيَةُ ْال َم ْو‬،‫• حُبُّ ال ُّد ْنيَا‬
‫ت‬
• “Cinta dunia dan takut mati.”

Anda mungkin juga menyukai